Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Sintasan Pasca Penangkapan Hasil Tangkapan Perikanan Glass Eels Di Estuari Sungai Cikaso, Sukabumi Shafira Bilqis Annida; Zulkarnain Zulkarnain; Ronny Irawan Wahju; Charles P.H. Simanjuntak; Ari Purbayanto
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.37483

Abstract

Estuari Sungai Cikaso merupakan satu di antara beberapa daerah penangkapan glass eels dengan hasil tangkapan tertinggi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Usaha perikanan tangkap glass eels pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi pasokan benih untuk kegiatan pembesaran ikan sidat. Nelayan menggunakan dua alat dalam melakukan penangkapan glass eels yaitu bubu dan sirib. Terdapat perbedaan konstruksi dan teknis pengoperasian kedua alat tangkap ini, yang mengindikasikan adanya perbedaan tingkat stres yang dialami oleh ikan hasil tangkapan. Tingkat stres pasca penangkapan akan berujung pada rendahnya sintasan dan kualitas benih untuk kegiatan pembesaran ikan sidat. Kajian mengenai kelangsungan hidup pasca penangkapan ini sangat penting untuk diketahui karena berkaitan dengan penilaian alat tangkap. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup pasca penangkapan terhadap hasil tangkapan alat tangkap bubu dan sirib dilakukan setiap bulan dari Februari hingga April 2021. Ikan yang tertangkap dipelihara dalam akuarium selama empat hari pengamatan pasca penangkapannya. Terdapat perbedaan sintasan glass eels yang tertangkap dengan dua alat tangkap yang berbeda. Tingkat kelangsungan hidup glass eels pada alat tangkap bubu (~63%) lebih rendah dibandingkan dengan alat tangkap sirib (~68%). Hal serupa juga ditemukan pada ikan hasil tangkapan sampingan untuk kedua alat tangkap tersebut. Ikan hasil tangkapan sampingan yang tertangkap dengan bubu umumnya memiliki luka pada beberapa bagian tubuhnya, sedangkan ikan tangkapan sampingan yang tertangkap dengan sirib umumnya tanpa luka pasca penangkapan. Tingkat kematian ikan pasca penangkapan berkaitan erat dengan persentase luka yang dialami oleh ikan.
CAPTURE FISHERIES BUSINESS ANALYSIS OF THE TROLL LINE FISHING FLEET AT THE PALABUHANRATU ARCHIPELAGO FISHING PORT, SUKABUMI, INDONESIA Faqih Baihaqi; Shafira Bilqis Annida
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 4 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i4.1302

Abstract

The troll line fishing fleet is one of several capture fisheries business units often found at the Palabuhanratu Archipelago Fishing Port, Sukabumi, Indonesia. The Sukabumi Central Capture Fisheries Statistics Agency noted a decrease in trolling boats catching and landing fish at the Palabuhanratu Archipelago Fishing Port in the last ten years. This condition allegedly indicates a decline in income for the capture fisheries business players. This research evaluated the net income value of the catch fisheries business unit of the troll line fishing fleet at the Palabuhanratu Archipelago Fishing Port. Data was collected using survey and interview methods from January to March 2023. The purposive sampling method highlighted that 15 respondents consisting of ship owners, captains, and crew members of fishing boats were appointed as sources for this research. Analysis of the fishing business of the Troll Line fishing fleet evaluates the average net income value as 636,496,667 IDR/vessel/year. This net income value is distributed among seven business actors consisting of ship owners (317,596,429 IDR/year), a captain (95,278,929 IDR/year), and four crew members (55,579,375 IDR/person/year). The evaluation value of net income indicates that the fisheries business unit caught by the troll line fishing fleet at the Palabuhanratu Archipelago Fishing Port still has quite promising profits for all business actors.
Fishing season estimation for tuna troll line fishing fleet at Palabuhanratu Nusantara Fishing Port, Sukabumi, Indonesia Annida, Shafira Bilqis; Baihaqi, Faqih
Journal Omni-Akuatika Vol 20, No 2 (2024): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2024.20.2.1151

Abstract

Indonesia covers over 15% of global tuna production. This has placed Indonesia as the top tuna-producing country in the world. Troll line is one of the fishing fleets that targets tuna as main catch, operates in many areas in Indonesia, including those bases at Palabuhanratu Nusantara Fishing Port in Sukabumi. Fishermen complained about uncertain changes of the fishing season in recent years. This causes fishermen unable to determine the right time for fishing. Some trolling fishermen suffer losses and even bankruptcy. This study tried to estimate fishing season for trolling fleets based on three main catch commodities: skipjack tuna, yellowfin tuna, and bigeye tuna. Data on catches and fishing trips are collected monthly from 2018 to 2022 from the Sukabumi Regency Central Capture Fisheries Statistics Agency. Data was processed using a catch-per-unit effort approach followed by a fishing season index analysis. Results show that the three main catch commodities have similar fishing season patterns. Peak fishing season is from the beginning of the east season in June to the middle of the second transition season in October. Productivity of the three commodities reached its lowest point in the lean season in January and February, in the middle and end of the west season.Keywords: catch composition, fishing season, productivity, tuna
Comparison of the Length-Size Structure of the Glass Eels Anguilla Bicolor Bicolor in the Cikaso Estuary and River Areas, Sukabumi, Indonesia Baihaqi, Faqih; Annida, Shafira Bilqis
International Journal of Contemporary Sciences (IJCS) Vol. 2 No. 3 (2025): January 2025
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ijcs.v2i3.13316

Abstract

Cikaso is one of several areas in Sukabumi Regency has the highest glass eel catch production. Glass eel catch in the Cikaso area occurs in two areas, around the estuary and river. One of the most dominant glass eel catch species is Anguilla bicolor bicolor. This study compared the length structure of glass eels A. bicolor bicolor caught in the Cikaso Estuary and River areas. Glass eels were caught using a push net with a mesh size of 0.48 mm every month from December 2020 to April 2021. The study revealed that the average length of glass eels A. bicolor bicolor, caught in the river area, was longer (98.0 mm) than those caught in the estuary area (91.2 mm). This is thought to be due to growth factors and the natural selection of glass eels A. bicolor bicolor during their movement in the recruitment process to the Cikaso River area.
Rancangan Paket Wisata Mangrove Seeds Expedition Sebagai Edukasi Konservasi di Taman Wisata Alam Angke Kapuk Elwie, Madu Maybelle Von; Pamungkas, Wahyuniar; Junirahma, Nur Sakinah; Prihadi, Donny Juliandri; Annida, Shafira Bilqis
Juvenil Vol 6, No 3: Agustus (2025)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v6i3.31477

Abstract

ABSTRAKEkowisata merupakan suatu perjalanan berwisata ke suatu tempat dengan konsep pariwisata berkelanjutan yang memiliki tujuan menjaga kelestarian alam dan fungsi sosial budaya dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya, serta aspek pendidikan. Ekowisata mangrove menjadi salah satu contoh bentuk wisata yang mengkolaborasikan antara rekreasi, edukasi, dan konservasi lingkungan. Dengan adanya ekowisata mangrove dapat meningkatkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan sambil berekreasi. Penelitian ini memanfaatkan data yang diperoleh selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik observasi, dokumentasi, studi literatur, serta kuesioner kepada wisatawan sebagai data pendukung perancangan paket wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aspek atraksi memiliki daya tarik utama berupa pengalaman langsung dalam pembibitan mangrove yang bersifat partisipatif dan edukatif; (2) aspek aksesibilitas dinilai cukup memadai meskipun terdapat hambatan berupa kemacetan dan keterbatasan transportasi umum; dan (3) aspek amenitas mendukung kegiatan wisata dengan ketersediaan fasilitas dasar. Konsep paket wisata mangrove seeds expedition ini mengadopsi dari paket wisata yang telah ada di TWA Angke Kapuk yang kegiatannya menekankan pada menancapkan bibit mangrove. Paket mangrove seeds expedition menghadirkan tahapan yang lebih partisipatif mulai dari pencarian bibit, penyiapan media tanam, serta dilengkapi dengan pemberian sertifikat, snack, dan merchandise sebagai penambah daya tarik wisatawan Dengan demikian, penelitian ini merekomendasikan pengembangan atraksi pembibitan yang lebih beragam dan untuk mendukung konservasi ekosistem mangrove melalui kegiatan pembibitan mangrove.Kata Kunci: Ekowisata, Konservasi, 3A, TWA Angke Kapuk, Paket WisataABSTRACTEcotourism is a journey to a place with a sustainable tourism concept that aims to preserve nature and socio-cultural functions by prioritizing aspects of nature conservation, socio-cultural empowerment, and education. Mangrove ecotourism is one example of a form of tourism that collaborates between recreation, education, and environmental conservation. Mangrove ecotourism can raise public awareness about the importance of environmental conservation while enjoying recreation. This study utilizes data obtained during the Field Work Practice activities carried out at Angke Kapuk Nature Tourism Park. The research method used is qualitative with observation techniques, documentation, literature studies, and questionnaires to tourists as supporting data for designing tour packages. The results of the study show that: (1) The attraction aspect has a main attraction in the form of direct experience in mangrove nurseries that are participatory and educational; (2) the accessibility aspect is considered quite adequate even though there are obstacles in the form of traffic jams and limited public transportation; and (3) the amenity aspect supports tourism activities with the availability of basic facilities. The concept of the mangrove seeds expedition tour package is adopted from the existing tour package  at TWA Angke Kapuk whose activities emphasize planting mangrove seeds. The  mangrove seeds expedition package presents more participatory stages starting from searching for seeds, preparing planting media, and is equipped with the provision of certificates, snacks, and merchandise as an additional attraction for tourists. Thus, this study recommends the development of more diverse nursery attractions and to support the conservation of the mangrove ecosystem through mangrove nursery activities.Keywords: Ecotourism, Conservation, 3A, TWA Angke Kapuk, Tour Packages
Hubungan Panjang-Berat dan Faktor Kondisi Ikan Payangga (Giuris margaritacea Valenciennes, 1837) di Sungai Cikaso, Sukabumi: Length-Weight Relationship and Condition Factors of Snakehead gudgeon (Giuris margaritacea Valenciennes, 1837) in the Cikaso River, Sukabumi Baihaqi, Faqih; Annida, Shafira Bilqis; Pratama, Gilar Budi
FISHIANA Journal of Marine and Fisheries Vol. 4 No. 2 (2025): November
Publisher : Fakultas Perikanan UCM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61169/fishiana.v4i2.324

Abstract

Sungai Cikaso merupakan sebuah ekosistem perairan yang mengalir sepanjang sekitar 60 km di bagian tenggara Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Sungai ini dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai salah satu sumber perairan utama yang memiliki keragaman hayati perikanan yang melimpah. Salah satu spesies ikan yang dapat ditemukan di wilayah ini adalah Giuris margaritacea, yang oleh penduduk lokal disebut sebagai ikan Payangga. Ikan Payangga menjadi salah satu ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Namun, penelitian ilmiah terkait aspek biologi ikan Payangga, terutama mengenai pertumbuhannya dan faktor kondisinya, masih sangat terbatas hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan panjang-berat dan faktor kondisi ikan Payangga di Sungai Cikaso, Sukabumi. Data diperoleh dari 502 ikan yang berhasil terkoleksi menggunakan alat tangkap bubu selama periode penelitian sejak Januari hingga Desember 2021. Panjang total ikan Payangga terukur antara 98–238 mm dengan bobo tantara 28-244 gram. Hubungan panjang-berat ikan Payangga mengikuti persamaan kurva logistik W = 0,0008 L2,3048 dengan nilai determinasi sebesar 98,2%, yang menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara panjang dan berat ikan. Faktor kondisi ikan Payangga bervariasi antara 0,87 hingga 1,26, dengan nilai tertinggi terjadi pada awal musim kemarau pada bulan Mei dan nilai terendah pada awal musim penghujan di bulan Agustus. Hasil penelitian ini memberikan informasi yang berguna terkait aspek biologi ikan Payangga, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan dan konservasi spesies ini di perairan Sungai Cikaso.
Development Strategy of Madasari Beach Marine Tourism, Pangandaran Regency, Indonesia Prihadi, Donny Juliandri; Annida, Shafira Bilqis; Kristiadhi, Fanny; Dhahiyat, Ahmad Prawira; Junirahma, Nur Sakinah
Formosa Journal of Multidisciplinary Research Vol. 3 No. 1 (2024): January 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjmr.v3i1.7954

Abstract

Madasari Beach has an advantage with its beautiful natural panorama. Madasari Beach is a marine tourism that was only developed in 2018 and is relatively new. So, it is necessary to develop marine tourism on Madasari Beach. This study aims to identify and determine the potential on Madasari Beach. The method used in this study is the SWOT method analyzing the internal and external factors of marine tourism on Madasari Beach through the IFAS and EFAS matrix, SWOT Diagram, and SWOT Analysis Table. The results indicate that marine tourism on Madasari Beach supports aggressive strategies where there are 9 alternative strategies in the development of marine tourism on Madasari Beach.
The 'Tri Hita Karana' Ecotourism Approach For Sustainable Marine Resource Management And Tourism in Bali Prihadi, Donny Juliandri; Shalahuddin, Muhammad Raihan; Novianti, Evi; Junirahma, Nur Sakinah; Pamungkas, Wahyuniar; Dhahiyat, Ahmad Prawira; Annida, Shafira Bilqis; M. Lahbar, Ghulam
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 9, No 4 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v9i4.22012

Abstract

Marine ecotourism in Bali is vital for integrating environmental conservation, cultural preservation, and community empowerment. Despite its potential, sustainability efforts face significant challenges, including coral reef degradation, coastal erosion, marine pollution, and gaps in policy implementation. This study aims to evaluate the application of the Tri Hita Karana philosophy as a holistic framework to address these challenges in Bali’s marine ecotourism sector. A literature review method was used, synthesizing peer-reviewed studies, government reports, and case examples from major ecotourism sites such as Nusa Penida and Perancak Mangrove Forest. The results demonstrate that the Tri Hita Karana philosophy effectively integrates ecological, social, and cultural dimensions. Successful initiatives include coral reef restoration and community-based conservation programs that enhance biodiversity and support local economies. However, challenges such as inconsistent policy enforcement, visitor overcapacity, and infrastructure pressures remain significant. This study concludes that adaptive management strategies, including capacity assessments, collaborative governance, and technology integration, are essential to ensure the long-term sustainability of marine ecotourism in Bali. The findings contribute to the global discourse on sustainable tourism, offering Tri Hita Karana as a model adaptable to other culturally rich and ecologically sensitive regions.
Produktivitas dan Komposisi Hasil Tangkapan Armada Penangkapan Rawai Tuna di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhan Ratu, Sukabumi, Indonesia Annida, Shafira Bilqis; Baihaqi, Faqih; Yanuar, Fahd Sjarifain
Gorontalo Fisheries Journal Vol 6, No 2 (2023): Volume 6 Nomor 2 2023
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gfj.v6i2.3347

Abstract

Rawai tuna merupakan salah satu armada perikanan tangkap yang paling banyak dioperasikan secara umum dalam menangkap berbagai jenis ikan tuna dan ikan-ikan pelagis besar lainnya. Rawai tuna dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan dapat ditemui di berbagai pelabuhan perikanan seperti Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi, Indonesia. Pada penelitian ini, kami mencoba mengkaji produktivitas perikanan tangkap armada rawai tuna yang dihitung berdasarkan jumlah tangkapan yang didaratkan pada setiap trip penangkapan. Data hasil tangkapan dan jumlah trip penangkapan selama 10 tahun dikumpulkan sejak 2013 hingga 2022. Kami menemukan bahwa nilai produktivitas hasil tangkapan armada rawai tuna mengalami fluktuasi pada 10 tahun terakhir dengan terendah di tahun 2018 (7,02 ton/trip) dan trend meningkat hingga di tahun 2022 (28,78 ton/trip). Hasil tangkapan armada tuna longline terdiri atas hasil tangkapan utama (64,9%) dan hasil tangkapan lain (35,1%). Target tangkapan utama armada tuna longline terdiri atas tuna albakora (Thunnus alalunga), tuna mata besar (T. obesus), tuna sirip kuning (T. albacares), dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Sementara itu, terdapat lebih dari 16 spesies ikan hasil tangkapan lain yang tertangkap dan memiliki nilai ekonomis seperti ikan layaran (Istiophorus platypterus), lemadang (Coryphaena hippurus), pedang-pedang (Xiphias gladius), setuhuk loreng (Kajikia audax), tenggiri (Scomberomorus commerson), dan berbagai jenis tangkapan lainnya.
TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP PASCA PENANGKAPAN GLASS EELS (ANGUILLA SPP.) DARI WILAYAH MUARA DAN SUNGAI CIKASO, SUKABUMI, JAWA BARAT Baihaqi, Faqih; Annida, Shafira Bilqis
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 13 No 1 (2025): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v13i1.7424

Abstract

Glass eels merupakan bagian dari stadia awal hidupan ikan sidat (Anguilla spp.) yang juga menjadi input utama dalam penyediaan bibit budidaya ikan sidat. Dewasa ini, tingginya tingkat kematian glass eels pasca penangkapan menjadi isu permasalahan yang sering dijumpai oleh nelayan sidat. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan sintasan glass eels yang ditangkap di wilayah muara dan sungai Cikaso, Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian dilakukan sejak bulan Februari hingga April 2021. Penangkapan glass eels di wilayah muara dan sungai dilakukan dengan dua jenis alat tangkap tradisional yang umum digunakan oleh nelayan lokal, yaitu bubu glass eels dan sirib segi empat dengan mesh size 0,2 – 0,48 mm. Sebanyak 300 individu glass eels yang berhasil ditangkap di setiap bulannya oleh masing-masing alat tangkap di wilayah muara dan sungai Cikaso diamati dalam akuarium berukuran 100 x 50 x 40 cm3. Pengamatan kematian pasca penangkapan dilakukan selama 96 jam dengan interval pengecekan kematian setiap 6 jam. Hasil perbandingan menunjukkan adanya perbedaan secara nyata dalam komparasi spasial dimana glass eels yang ditangkap di wilayah sungai memiliki sintasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang ditangkap di wilayah muara Cikaso (P