Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

REKONSTRUKSI PINTU MASUK BUBU LIPAT LOBSTER DAN PENGARUH PENGGUNAAN TUTUPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN Edy Miswar; Gondo Puspito; Roza Yusfiandayani; Zulkarnain Zulkarnain
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10141.955 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.7.99-106

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konstruksi bubu lipat yang memberikan jumlah tangkapan lobster terbanyak dan membuktikan bahwa tutupan dapat meningkatkan jumlah tangkapan lobster. Penelitian dilakukan di laboratorium menggunakan metode percobaan. Satu bubu lipat nelayan atau bubu lipat standar (BS) dan 2 konstruksi bubu yang dimodifikasi dibandingkan. Bubu modifikasi terdiri atas bubu lipat modifikasi 1 (BM-1) dan bubu lipat modifikasi 2 (BM-2). Ketiga bubu berbentuk balok dengan dimensi 50 × 33 × 18 (p × l × t) (cm). Celah masuk BS berbentuk celah sempit, sedangkan BM-1 dan BM-2 adalah 4 persegi panjang dengan ukuran 33 × 6 (p × t) (cm) yang dilengkapi dengan deretan jeruji besi. Dalam penelitian ini, ketiga bubu dan 20 lobster dimasukkan ke dalam tangki air. Bubu diangkat setelah direndam selama 30 menit. Aktivitas lobster diamati dan jumlah lobster yang terperangkap dihitung. Ujicoba penangkapan lobster dilakukan sebanyak 20 ulangan. Pengaruh tutupan pada bubu yang menghasilkan tangkapan terbanyak juga diujicoba. Hasilnya menunjukkan bahwa BM-2 menangkap 470 individu, atau lebih banyak dibandingkan dengan BM-1 (221 individu), dan BS (109 individu). Penggunaan tutupan menghasilkan jumlah tangkapan sebanyak 227 individu, sedangkan tanpa tutupan hanya 123 individu.
ADAPTASI RETINA IKAN SELAR (SELAROIDES LEPTOLEPSIS) TERHADAP INTENSITAS CAHAYA LAMPU Nur Lina M Nabiu; Mulyono S Baskoro; Zulkarnain Zulkarnain; Roza Yusfiandayani
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 9 No 1 (2018): MEI 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1327.014 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.9.97-102

Abstract

Potensi ikan selar merupakan salah satu potensi ikan pelagis yang cukup besar di Indonesia. Nelayan banyak menangkap ikan selar melalui light fishing yang hingga saat ini masih terus dikembangkan teknologinya. Penggunaan cahaya tidak dapat terlepas dari sifat fototaksis positif yang dimiliki ikan. Peranan retina pada mata ikan menjadi penting dalam melihat kemampuan adaptasi ikan, sehingga diperlukan penelitian yang lebih banyak mengenai adaptasi retina ikan pada ikan hasil tangkapan light fishing guna menunjang pengembangan teknologi penangkapan. Penelitian ikan selar ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perikanan, IPB untuk pengamatan retina ikan melalui metode histologi sehingga dapat dilihat rasio penjuluran sel kon mata ikan pada setiap intensitas cahaya, yaitu 10 lux, 20 lux, 35 lux dan 50 lux dengan dua warna cahaya, yaitu putih dan biru. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pergerakan sel kon tetap terjadi seiring dengan peningkatan intensitas cahaya yang dipaparkan. Akan tetapi peningkatan pergerakan sel kon menuju membran pembatas luar untuk tiap warna cahaya berbeda. Pengaruh warna cahaya pada intensitas yang berbeda didapatkan bahwa ikan selar ini sensitif terhadap warna cahaya putih dan biru pada hampir semua intensitas yang diujicoba dengan kisaran penjuluran antara 79%-90%. Ikan selar lebih cepat bereaksi pada cahaya dengan iluminasi rendah karena penjuluran ikan lebih maksimal terjadi pada pemaparan 10 lux hingga 35 lux. Hal ini dapat disebabkan oleh tempat hidup ikan selar yang tergolong pelagik sehingga ikan selar tidak memerlukan iluminasi dan cahaya dengan panjang gelombang yang tinggi.
PEMBUATAN DAN PENGEMBANGAN LAMPU LED CELUP (SUPER BRIGHT BLUE) UNTUK PERIKANAN BAGAN APUNG DI PERAIRAN PATEK KABUPATEN ACEH JAYA PROPINSI ACEH Taufiq Taufiq; Wazir Mawardi; Mulyono S Baskoro; Zulkarnain Zulkarnain
JURNAL PERIKANAN TROPIS Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.078 KB) | DOI: 10.35308/jpt.v3i2.47

Abstract

Fishery potential utilization in the waters of Aceh Jaya was dependent on fishing technology and still limited.The type of fishing gears which used in Aceh Jaya were beach seine, line fishing, gillnet, and liftnet. Liftnet used by Patek fishermen was floating liftnet. Bagan was classified in light fishing. The type of lamps which used by fishermen was fluorescent and set on the surface, whereas the surface lamp was less effective for use. This research used underwater lamp. The aims of this research were to get underwater lamp construction and determine the LED effectiveness. Construction of underwater lamp designed an innovation, that was the dimmed, so that fish which have aggregated by the light would more focus to the liftnet. The research methods were descriptive, fishing gear construction design, experiment or experimental fishing. Underwater lamp lights could help Patek fishermen for fishing and  got maximum catches. Total catches by using fluorescent light were 2343 kg. Meanwhile, total catches with underwater lamp were 3779 kg. Fish species that were caught by lift net were anchovy, peperek, tembang, mackerel, selar, japuh, and layur for 10 trip, 5 trip in the dark and the bright moon. Seen that there were differences of catches amount and composition by using fluorescent lamps and underwater lamp. The results of research it was concluded effective underwater lamp as a tool in fisheries liftnet.
ASOSIASI IKAN KARANG PADA ATRAKTOR CUMI-CUMI BERBAHAN PIPA PVC Danu Sudrajat; Mulyono S. Baskoro; Zulkarnain; Roza Yusfiandayani
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.532 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v11i2.21738

Abstract

Atraktor cumi-cumi berbahan pipa PVC terbukti sangat efektif sebagai sarana menempelnya telur cumi-cumi, dan sebagai artificial reef yang menjadi daerah baru bagi tempat ikan, karang lunak dan makroalga sehingga menjadi suatu ekosistem baru di suatu perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah ikan yang berasosiasi dengan atraktor cumi-cumi serta mengetahui tipe atraktor yang memiliki kinerja yang paling baik. Penelitian ini menggunakan 2 buah tipe atraktor yaitu Tipe 1 (T1), dan Tipe 2 (T2). Metode pengumpulan data ikan yang berasosiasi dengan atraktor cumi-cumi menggunakan metode sensus dengan menggunakan televisi sirkuit tertutup (CCTV) bawah air “SENU”. Individu yang diamati adalah yang berada di dalam dan di sekitar atraktor cumi-cumi dalam setiap jamnya, dengan jarak terluar yang diamati dari atraktor cumi-cumi sekitar 50 cm. Rata-rata ikan yang berasosiasi setiap jamnya dengan atraktor cumi-cumi T1 sebanyak 298 individu dan atraktor cumi-cumi T2 sebanyak 281 individu dari 67 spesies dari 25 Famili. Kelompok ikan target (target species) yang memiliki nilai persentase terbesar yang berasosiasi dengan atraktor cumi-cumi, dan kelompok ikan indikator (incdicator species) memiliki nilai persentase yang cukup besar pada atraktor T1 dibandingkan dengan atraktor T2.
Pemberdayaan Masyarakat Nelayan melalui Pengembangan Perikanan Tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat Roisul Ma’arif; . Zulkarnain; Thomas Nugroho; . Sulistiono
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2016): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.2.1.17-24

Abstract

Majakerta is one of the village in Indramayu which has high potential of capture fishery resources. Community empowerment through capture fishery had been done for two years and two months, since 2011-2013. The activity focused on two groups consisting of big group of fishermen (boat size more than 5 GT, 19 people) and small group one (boat size 2-5 GT, 58 people). Objective of the activity was to increase skill and knowledge of the fishermen, as a base to improve their income. From the result of activity, it was known that fishermen could increase their knowledge, skill, and income. Nevertheless, they still need assistance more intensively.
Sintasan Pasca Penangkapan Hasil Tangkapan Perikanan Glass Eels Di Estuari Sungai Cikaso, Sukabumi Shafira Bilqis Annida; Zulkarnain Zulkarnain; Ronny Irawan Wahju; Charles P.H. Simanjuntak; Ari Purbayanto
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.37483

Abstract

Estuari Sungai Cikaso merupakan satu di antara beberapa daerah penangkapan glass eels dengan hasil tangkapan tertinggi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Usaha perikanan tangkap glass eels pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi pasokan benih untuk kegiatan pembesaran ikan sidat. Nelayan menggunakan dua alat dalam melakukan penangkapan glass eels yaitu bubu dan sirib. Terdapat perbedaan konstruksi dan teknis pengoperasian kedua alat tangkap ini, yang mengindikasikan adanya perbedaan tingkat stres yang dialami oleh ikan hasil tangkapan. Tingkat stres pasca penangkapan akan berujung pada rendahnya sintasan dan kualitas benih untuk kegiatan pembesaran ikan sidat. Kajian mengenai kelangsungan hidup pasca penangkapan ini sangat penting untuk diketahui karena berkaitan dengan penilaian alat tangkap. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup pasca penangkapan terhadap hasil tangkapan alat tangkap bubu dan sirib dilakukan setiap bulan dari Februari hingga April 2021. Ikan yang tertangkap dipelihara dalam akuarium selama empat hari pengamatan pasca penangkapannya. Terdapat perbedaan sintasan glass eels yang tertangkap dengan dua alat tangkap yang berbeda. Tingkat kelangsungan hidup glass eels pada alat tangkap bubu (~63%) lebih rendah dibandingkan dengan alat tangkap sirib (~68%). Hal serupa juga ditemukan pada ikan hasil tangkapan sampingan untuk kedua alat tangkap tersebut. Ikan hasil tangkapan sampingan yang tertangkap dengan bubu umumnya memiliki luka pada beberapa bagian tubuhnya, sedangkan ikan tangkapan sampingan yang tertangkap dengan sirib umumnya tanpa luka pasca penangkapan. Tingkat kematian ikan pasca penangkapan berkaitan erat dengan persentase luka yang dialami oleh ikan.
Penggunaan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai Umpan Alternatif pada Pancing Ulur yang Dioperasikan Malam Hari di Teluk Palabuhanratu Mas Fariz Fitriyana; Zulkarnain Zulkarnain; Roza Yusfiandayani; Izza Mahdiana Apriliani
Akuatika Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.671 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i2.23399

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan total, tangkapan ikan dominan, menganalisis pengaruh umpan cacing tanah yang dioperasikan malam hari dengan umpan yang biasa nelayan gunakan di Teluk Palabuhanratu dan menganalisis pengaruh perbedaan waktu penangkapan perjenis ikan dominan. Penelitian ini menggunakan metode uji coba penangkapan (experimental fishing) dengan 20 kali ulangan (trip). Komposisi hasil tangkapan terdiri atas 9 jenis ikan dengan jumlah total 201 ekor yang didominasi oleh  ikan kuwe (Caranx sp) sebanyak 67 ekor atau 33.3%, kakap (Lutjanus sp) sebanyak 26 ekor atau 12.9%, kerapu (Epinephelus pachycentru) sebanyak 20 ekor atau 10.0% dan terapon (Terapon jarbua) sebanyak 29 ekor. Perbandingan hasil tangkapan pancing ulur berbeda pada setiap perlakuan dengan menggunakan kedua jenis umpan. Pancing ulur dengan menggunakan umpan ikan tembang memberikan jumlah hasil tangkapan sebanyak  115 ekor atau 57.2% dan menggunakan umpan cacing tanah sebanyak 86 ekor atau 42.8%. kedua jenis umpan memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah total hasil tangkapan dengan selang kepercayaan 95%.
Penggunaan Umpan Cacing Wak-Wak (Xenosiphon sp.) pada Pancing Ulur yang Dioperasikan Siang Hari di Kecamatan Manggar Pulau Belitung Deta Oryzae Saputra; Zulkarnain Zulkarnain; Fis Purwangka; Izza Mahdiana Apriliani
Akuatika Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.2 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i2.23397

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan, menganalisis pengaruh umpan wak-wak yang dioperasikan siang hari dengan umpan yang biasa nelayan gunakan di Kecamatan Manggar dan menganalisis pengaruh perbedaan waktu penangkapan perjenis ikan dominan. Penelitian ini menggunakan metode uji coba penangkapan (experimental fishing)  dengan 20 kali ulangan. Komposisi hasil tangkapan terdiri atas 11 jenis ikan dengan jumlah total 272 ekor yang didominasi oleh ikan kuwe kuning (Caranx bartholomei) sebanyak 68 ekor atau 25%, kunyit (Lutjanus vita) sebanyak 39 ekor atau 14,3%, kurisi (Nemipterus hexodon) sebanyak 36 ekor atau 13,2% dan timun (Lutjanus carponotatus) sebanyak 31 ekor atau 11,4%. Perbandingan hasil tangkapan pancing ulur berbeda pada setiap perlakuan. Pancing ulur dengan menggunakan umpan wak-wak memberikan jumlah hasil tangkapan sebanyak 107 ekor atau 39,34%, umpan cumi-cumi sebanyak 83 ekor atau 30,51% dan umpan ikan juwi sebanyak 82 ekor atau 30,15%. Jenis umpan memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah total hasil tangkapan dengan selang kepercayaan 95%.
PENGARUH PENGGUNAAN RUMPON PORTABLE DAN JENIS LAMPU SETTING TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU, JAWA BARAT Yadudin .; M. Fedi A Sondita; Zulkarnain .; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 3 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.888 KB) | DOI: 10.29244/core.2.3.253-262

Abstract

Semakin berkembangnya teknologi, penggunaan lampu sebagai alat bantu penangkapan pada perikanan bagan di Palabuhanratu banyak mengalami perubahan, yaitu semua bagan baik bagan apung maupun bagan tancap yang sebelumnya menggunakan lampu petromaks pada saat ini sudah menggunakan lampu listrik.  Jenis lampu yang digunakan pada penelitian ini adalah light emitting diode (LED) yang memiliki keunggulan hemat energi dan memiliki umur teknis yang tahan lama.  Alat bantu lainnya yang sering digunakan pada perikanan tangkap adalah rumpon.  Rumpon sudah lama digunakan pada perikanan tangkap sebagai alat pemikat ikan.  Penggunaan rumpon pada bagan tancap bertujuan untuk mengumpulkan ikan pada siang hari sehingga pada malam hari nelayan bisa melakukan kegiatan penangkapan.  Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Membandingkan hasil tangkapan di antara dua unit bagan yang masing-masing dilengkapi dengan 4 unit rumpon portable namun dengan jenis lampu yang berbeda, yaitu lampu LED (Bagan A) dan lampu standar (bagan B). (2) Membandingkan hasil tangkapan di antara dua unit bagan yang masing-masing dilengkapi dengan lampu standar namun dengan jumlah rumpon portable yang berbeda, yaitu 4 unit rumpon (Bagan B) dan 2 unit rumpon (Bagan C).  Penelitian ini menggunakan metode experimental fishing dengan ulangan sebanyak 20 kali (trip). Uji t statistik menyimpulkan perbedaan hasil tangkapan signifikan di antara bagan A dan B untuk ikan udang rebon, layur, dan teri (α = 0,05).  Uji t statistik juga menyimpulkan perbedaan pada hasil tangkapan yang signifikan di antara  bagan B dan C untuk ikan teri, tembang, layur dan udang rebon (α = 0,05).Kata kunci: hasil tangkapan, LED (light emitting diode), rumpon portable.
PENGGUNAAN WARNA LAMPU BAWAH AIR YANG BERBEDA PADA BUBU LIPAT MODIFIKASI SATU PINTU TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus spp) Khairil Ibaad; Zulkarnain; Sulaeman Martasuganda; Tri Nanda Citra Bangun
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 3 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.3.271-282

Abstract

Bubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal nelayan sebagai alat tangkap yang biasa dioperasikan pada dasar perairan menggunakan sistem rawai serta memiliki karakteristik pasif, selektif, dan ramah lingkungan. Lampu bawah air untuk alat tangkap bubu belum pernah dipraktekkan oleh nelayan khususnya pada pengoperasian bubu lipat rajungan. Penelitian ini bertujuan menentukan komposisi hasil tangkapan dan pengaruh penggunaan lampu bawah air yang berbeda pada bubu lipat penelitian terhadap hasil tangkapan serta menghitung produktivitas bubu lipat penelitian terhadap hasil tangkapan dan persentase kelayakan hasil tangkapan bubu lipat penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental fishing dengan total bubu yang digunakan adalah 30 buah (masing-masing 10 unit bubu setiap perlakuan) dan dilakukan sebanyak 20 kali ulangan (trip). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji normalitas, uji T dan uji Wilcoxon. Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh pada bubu kontrol (bubu nelayan) 9 jenis dengan total 248 ekor seberat 23,39 kg, bubu modifikasi lampu putih mendapatkan 10 jenis dengan total 224 ekor seberat 25,94 kg, bubu modifikasi lampu biru juga mendapatkan 10 jenis hasil tangkapan dengan total 167 ekor seberat 17,42 kg. Penggunaan lampu LED berwarna putih dinyatakan berpengaruh nyata dalam hasil tangkapan bernilai ekonomis baik dilihat dari jumlah (ekor) dan berat (kg) apabila dibandingkan dengan bubu kontrol dan bubu modifikasi lampu biru. Kata kunci: bubu lipat, lampu LED, rajungan, warna lampu