Glass eels merupakan bagian dari stadia awal hidupan ikan sidat (Anguilla spp.) yang juga menjadi input utama dalam penyediaan bibit budidaya ikan sidat. Dewasa ini, tingginya tingkat kematian glass eels pasca penangkapan menjadi isu permasalahan yang sering dijumpai oleh nelayan sidat. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan sintasan glass eels yang ditangkap di wilayah muara dan sungai Cikaso, Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian dilakukan sejak bulan Februari hingga April 2021. Penangkapan glass eels di wilayah muara dan sungai dilakukan dengan dua jenis alat tangkap tradisional yang umum digunakan oleh nelayan lokal, yaitu bubu glass eels dan sirib segi empat dengan mesh size 0,2 – 0,48 mm. Sebanyak 300 individu glass eels yang berhasil ditangkap di setiap bulannya oleh masing-masing alat tangkap di wilayah muara dan sungai Cikaso diamati dalam akuarium berukuran 100 x 50 x 40 cm3. Pengamatan kematian pasca penangkapan dilakukan selama 96 jam dengan interval pengecekan kematian setiap 6 jam. Hasil perbandingan menunjukkan adanya perbedaan secara nyata dalam komparasi spasial dimana glass eels yang ditangkap di wilayah sungai memiliki sintasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang ditangkap di wilayah muara Cikaso (P