Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Eksplanatori dan Konfirmatori Pengajaran Rasul Paulus Tentang Manusia Baru Berdasarkan Surat Kolose 3:1-17 Bagi Jemaat GPdI Budi, Budi; Suharto, Daniel; Purwoko, Paulus Sentot
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/juteolog.v5i1.205

Abstract

Setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sangat penting mengetahui bahwa Yesus Kristus telah membebaskan setiap pribadi dari kehidupan lama ke kehidupan yang baru. Peneliti menemukan beberapa kesalahpahaman mengenai manusia baru seperti yang terdapat dalam Injil Yohanes 3 : 4 dan 7  "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"  Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Ayat diatas menunjukan bahwa tidak semua orang memahami kehidupan baru, lahir baru atau manusia baru. Dalam kitab Kolose ini khususnya pasal 3: 1-17 Rasul Paulus berusaha menjelaskan dalam suratnya dan meneguhkan iman orang percaya kepada Yesus Kristus di Jemaat Kolose dan Rasul Paulus mendorong untuk berusaha mendapatkan hal-hal yang sama dengan pikiran Yesus. Oleh karena itu ada beberapa hal yang menjadi tantangan yaitu di jaman yang serba canggih ini, seperti perkembangan teknologi, meluasnya dan berkembangnya sosial media. Jemaat-jemaat diperhadapkan situasi dan kondisi yang membahayakan pikiran dan tindakan tidak sesuai dengan kehidupan yang baru yaitu manusia baru, karena segala sesuatu dapat di akses secara mudah oleh generasi zaman ini. Alasan inilah yang perlu dipahami, bahwa orang percaya harus berusaha terus menerus untuk memiliki pikiran seperti yang Yesus pikirkan, sehinga orang percaya ini hidup sebagai manusia baru serta benar benar merdeka dari manusia lamanya. 
KAJIAN HUKUMAN MATI BERDASARKAN ALKITAB Purba, Afrilyana; Andrian, Tony; Suharto, Daniel
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 No 3 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.30191

Abstract

Pertentangan terhadap hukuman mati tidak saja terjadi di kalangan para ahli hukum, melainkan dari kalangan teolog Kristen sendiri terdapat perbedaan konsepsi tentang hal ini. Sehingga wajar saja jika banyak umat Kristen atau orang percaya ada yang setuju dan tidak setuju tentang penerapan hukuman mati tersebut. Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan memberikan kajian secara mendalam berdasarkan data-data alkitabiah tentang hukuman mati seperti yang juga berlaku di Indonesia. Kajian penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menganalisa literatur-literatur dan artikel-artikel yang berhubungan dengan topik yang dibahas guna menjawab setiap permasalahan yang ada. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru tidak menolak dan bahkan memberikan dukungan terhadap hukuman mati atas kejahatan-kejahatan tertentu. Perjanjian Lama secara jelas dan tegas mendukung hal tersebut, dan sedangkan Perjanjian Baru memberikan penjelasan bahwa pemerintah merupakan wakil Allah di dunia yang bertugas menyandang pedang untuk kebaikan rakyatnya, serta adanya bukti-bukti lain bahwa hukuman mati juga diterapkan.
PERAN KAUM AWAM SEBAGAI KUNCI PERTUMBUHAN GEREJA DI GBIA JAKARTA BERDASARKAN SURAT EFESUS 4:11-16 Kadimin, Lukas; Sukarna, Timotius; Suharto, Daniel
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 4 (2024): Special Issue Vol. 7 No. 4 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i4.36793

Abstract

Pertumbuhan gereja sering dikaitkan dengan jumlah anggota, kualitas rohani, pelayanan, serta jumlah gereja yang didirikan. Namun, pertumbuhan seperti apa yang sesuai dengan kehendak Tuhan? Artikel ini mengeksplorasi peran kaum awam dalam pertumbuhan gereja lokal, khususnya di GBIA Jakarta, dengan menganalisis Efesus 4:11-16. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini menunjukkan bahwa memberdayakan kaum awam adalah kunci dalam pertumbuhan gereja, baik secara kualitas maupun kuantitas. Temuan menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemimpin dan jemaat dalam menciptakan sinergi pertumbuhan gereja.
KORELASI PEMBINAAN WARGA GEREJA DAN MATERI PEMBINAAN BAGI PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT DI GEREJA GERAKAN PENTAKOSTA IMMANUEL BOGOR BERDASARKAN EFESUS 4:11-16 Benaja, Semuel; Suharto, Daniel; Lontoh, Julien
Jurnal Silih Asuh : Teologi dan Misi Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI : Jurnal Silih Asuh : Teologi dan Misi
Publisher : LPPM - STT Kadesi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54765/silihasuh.v2i1.70

Abstract

Penelitian ini meneliti peran pemuridan gereja dalam mendorong pertumbuhan dan kedewasaan rohani jemaat, dengan menggunakan Gereja Gerakan Pentakosta Immanuel Bogor sebagai studi kasus. Gereja dipanggil untuk berfungsi sebagai sekolah rohani, memperlengkapi jemaat untuk menerapkan iman mereka dalam kehidupan sehari-hari dan bertumbuh dalam karakter yang selaras dengan ajaran Kristen. Meskipun telah melakukan ibadah rutin dan berbagai kegiatan pastoral, jemaat sering kali tidak mengalami pertumbuhan rohani yang signifikan, yang disebabkan oleh kurangnya fokus pada program pemuridan yang terstruktur.Dengan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif yang didasarkan pada prinsip-prinsip alkitabiah, penelitian ini mengungkapkan korelasi yang signifikan antara upaya pemuridan dan pertumbuhan rohani jemaat. Temuan-temuan menyoroti bahwa materi pemuridan yang sistematis dan relevan secara kontekstual secara efektif meningkatkan pertumbuhan rohani. Lebih lanjut, Efesus 4:11-16 menggarisbawahi pentingnya memperlengkapi jemaat untuk pelayanan, mencapai kesatuan dalam iman, dan menjadi dewasa di dalam Kristus.Studi ini menekankan perlunya pemuridan strategis yang disesuaikan dengan kebutuhan jemaat, yang mencakup anak-anak, remaja, wanita, dan orang dewasa. Penelitian ini menyerukan pergeseran prioritas gereja dari infrastruktur fisik ke pendidikan rohani para anggota. Selain memberikan wawasan yang berharga, penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan rohani dalam konteks gereja yang berbeda, untuk memastikan keberlanjutan dampak pemuridan.