Steven Jacub Soenjono
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado, Indonesia

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pemetaan Resistensi Nyamuk Aedes sp Terhadap Malation dan Kepadatan Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Utara Steven Jacub Soenjono; Suwarja Suwarja; Joy Victor Imanuel Sambuaga
Jurnal Sehat Mandiri Vol 15 No 1 (2020): Jurnal Sehat Mandiri, Volume 15, No.1 Juni 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.226 KB) | DOI: 10.33761/jsm.v15i1.139

Abstract

The event of mosquito immunity or resistance to malation is one of the main inhibitors of chemical eradication of vectors with insecticides. Vector resistance to insecticides is a global phenomenon, especially for managers of vector-borne control programs in Indonesia. The aims of this study was to map the resistance of Aedes sp mosquitoes to the malation and vector density of Dengue Hemorrhagic Fever (Aedes sp) in North Sulawesi Province in 2019. This research was descriptive in order to obtain a description of pre-adult vector density and to map the status of Dengue Hemorrhagic Fever vector resistance (Aedes sp) against malation. Resistance status data using data from 2015-2018 research. The population in this study are houses in North Minahasa Regency, Minahasa Regency, Tomohon City, Bitung City and Manado City. The sample for vector density is a larva survey of 100 resident houses which includes case houses and houses around DHF cases. North Minahasa Regency (Wautumou Village), Minahasa Regency (Papakelan Village), Tomohon City (Rurukan Village), Bitung City (Girian Permai Village), Manado City (Malalayang Village 2). Determination of the sample based on the highest case in each district in the city during the DHF vector resistance test in 2015-2018. The results showed that the average density of HI vectors (31.%), BI (17.5) and CI (34.8%) with resistance status in the four districts of the mosquito vector city of DHF were resistant and one district (North Minahasa) with a vulnerable status. Resistance and density vectors are digitally mapped.
STATUS KERENTANAN NYAMUK Aedes sp. (DIPTERA:CULICIDAE) TERHADAP MALATION DAN AKTIVITAS ENZIM ESTERASE NON SPESIFIK DI WILAYAH KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Steven J. Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 1 No 1 (2011): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.99 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v1i1.285

Abstract

The aim of this study were determine the susceptibility status of Aedes sp. to malathion insecticide, the elevated to non-specific esterase enzyme activity of Aedes sp, the differences susceptibility status in the Port Health Office working area of Sam Ratulangi Airports Manado. The sample of Aedes sp. eggs was collected from four village in the Port Health Office Working Area of Sam Ratulangi Airport Manado. The research method used was biochemical assay for elevated non-specific esterase enzyme activity and susceptibility testing using the impregnated paper (malathion 0.8%) WHO standard.The results showed the elevated of non-specific esterase enzyme that hydrolyzes the substrate α-naphthyl acetate Aedes sp. in four village In the Port Health Office Working Area of Sam Ratulangi Airport Manado. The percentage of Ae. aegypti resistant to each village is Mapanget Barat 96.7%; Wusa 83.3%; Winetin 73.3%; Lapangan 63.3%. The percentage of Ae.albopictus resistant to each village is Wusa 100%; Mapanget Barat 93.4%; Lapangan 73.3%, Winetin 66.7%. Susceptibility test with WHO standard to Ae.aegypti showing are resistance to malathion with the percentage of death each village 0% (resistant 100%). There are significant differences susceptibility status from the resulting of biochemical test of Aedes sp. in the fourth village.
TINJAUAN BAKTERIOLOGIS AIR KOLAM RENANG TOAR LUMIMUT DI TAMAN EMAN KECAMATAN SONDER TAHUN 2011 Steven Jacub Soenjono; Elne V. Rambi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.965 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.542

Abstract

Kolam renang adalah pelayanan penunjang pariwisata, biasanya terdapat di hotel dan tempat objek wisata. Untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit maka perlu pengawasan dan pemeriksaan kualitas air yang digunakan di kolam renang dengan baik, benar dan terus menerus. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas bakteriologis (coliform dan jumlah total bakteri) di air kolam renang Toar Lumimuut di taman Eman Kecamatan Sonder. Ini merupakan penelitian deskriptif, sampel adalah k air kolam diambil 2 kali sebelum digunakan dan setelah digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bakteri coliform dan angka kuman sebelum digunakan dan setelah yang digunakan tidak memenuhi syarat berdasarkan Permenkes RI 416 1990.
ANALISIS SPASIAL KEPADATAN VEKTOR DENGAN ANGKA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Joy V.I. Sambuaga; Yozua T. Kawatu; Steven Jacub Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.547

Abstract

Dengue Haemorrhagic Fever(DHF) to be one ofthe moreserioushealthprobleminIndonesiaandoften createsanExtraordinary Incident(KLB). The disease isa public health probleminIndonesiabecause ofits highprevalenceandspreadmore widely. Untilnow there is noeffective vaccinetopreventdengueinfection.The study wasobservationalanalytic, with across-sectionalstudy design. The purposeof this studywas tomap thedensity ofthe vectorfordengue fever(House Index, Container Index,BreteauIndex), tomap the spreadof dengue casesandto analyzethe influence ofthe vectordensityDBD(House Index, Container Index,Indexand FiguresBreteauFreeFlick) on the incidencedenguein the districtMalalayangManado. Samples were takenateach housecasesrecordedeveryneighborhoodin the VillageMalalayangIpresentthe case ofDBDandretrievedthe coordinates, the following 15 housesthat surroundthecases(15cases ofthis houseincluding the case house) using GPS. The results showedthere is astrong relationship betweenthe density oflarvaewith the incidenceof dengue casesin the VillageMalalayangI andthe density ofdenguevectorsanddengue casescanspasial
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOBELO KAB. HALMAHERA UTARA Adrensi J. Maabuat; Suwarja Suwarja; Steven Jacub Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.551

Abstract

Penyakit malaria sebagai penyakit endemis di daerah Provinsi Maluku Utara sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit, jumlah kasus baru malaria berdasarkan laporan puskesmas pada tahun 2000 sebanyak 13.602 sementara pada tahun 2001 sebanyak 8028 kasus. Pada tahun 2003 sesuai dengan data PCD (Passive Case Detection) yang dikumpulkan angka incidensi malaria sebesar 81,34% dengan jumlah kasus sebanyak 72.000 orang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian Malaria di wilayah kerja Puskesmas Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional dengan rancangan cross sectional studi, populasi dalam penelitian ini adalah penderita malaria klinis dan malaria positif yang tersebar di 19 desa di Wilayah Puskemas Tobelo yang diambil dari laporan triwulan sebesar 175 populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi sebesar 175 yang diambil secara purposive sampling, analisis data dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil analisis data dimana kebiasaan diluar rumah pada malam hari berhubungan dengan kejadian malaria dengan nilai p= 0,029 dan kebiasaan di luar rumah merupakan faktor risiko terhadap kejadian malaria dan berisiko sebesar 4,766. Penggunaan kelambu saat beristirahat tidur berhubungan dengan kejadian malaria, memperoleh nilai p= 0, 028 dan tidak menggunakan kelambu merupakan faktor risiko terhadap kejadian penyakit malaria dan berisiko sebesar 5,605 kali. Penggunaan obat anti nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian malaria, yang memperoleh nilai p > 0,05, dan penggunaan obat nyamuk tidak menjadi faktor risiko terhadap kejadian malaria. Breeding place berhubungan dengan kejadian penyakit malaria, yang memperoleh nilai p= 0,004, breeding place merupakan faktor risiko terhadap kejadian penyakit malaria dan berisiko sebesar 7,582 kali. Bagi masyarakat agar memperhatikan tempat-tempat penampungan air sebagai tempat unutk nyamuk berkembang biak/bertelur dari nyamuk Anopheles (Breeding Places)
TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA ORGANOFOSFAT PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA LIBERIA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR TAHUN 2013 Ika Rahmawati; Suwarja Suwarja; Steven Jacub Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 3 No 2 (2014): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v3i2.566

Abstract

A class of organophosphate pesticides used by farmers to disinfect because they have the power Exterminate strong and fast and have properties that easily decompose in nature. Nevertheless pesticide compounds organophosphate poisoning in humans can cause both acute and chronic. Class of organophosphate pesticides is inhibiting the enzyme activity kolinestrase in the body. This study aims to determine the level of pesticide poisoning organophosphate class of farmers vegetable spray. This study is descriptive done by using proportional random sampling (15 respondents). The data collection is done by observation and direct interviews and measurements of blood kolinestrase respondents using Cholinestrase Test Kit. The results showed that 8 (53.3%) did not experience poisoning (normal category), 7 (46.7%) mild poisoning, and no farmers poisoned moderate and evere categories. Parmers who suffered mild poisoning are advised to take a break from all the work relating to pesticides for two weeks.
HUBUNGAN TINGKAT KEPADATAN VEKTOR PRADEWASA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA TOMOHON TAHUN 2013 Santi Trosye Watung; Steven Jacub Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 1 (2014): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v4i1.578

Abstract

Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah virus dengue (virDen). Serangga yang diketahui menjadi vektor utama adalah nyamuk Aedes aegypti (Linn.) dan nyamuk kebun Aedes albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae). Tujuan Penelitian ini secara umum untuk mengetahui tingkat kepadatan vektor pradewasa dan hubungannya dengan kejadian DBD di Kota Tomohon. Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol.Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kepadatan vektor DBD pradewasa (Container Index(CI), House Index (HI) Breteau Index (BI), Angka bebas jentik(ABJ)) dengan menggunakan parameter density figure sebagai kepadatannya dan untuk mengetahui vektor dominan di lokasi penelitian serta kejadian DBD di Kota Tomohon.Jumlah sampel diperoleh berdasarkan kejadian DBD yangberjumlah 32 kasus sehingga survei dilakukan pada 5 rumah di sekitar lokasi kasus dan ditentukan pula 5 rumah pada kontrol, total rumah yang disurvei sebanyak 320 rumah. Hasil Penelitian menunjukan Kepadatan vektor di Kota Tomohon tinggi (House Index(41,6%), Container Index,(21,4%),Breteau Index (138,1) dan Angka Bebas Jentik (58,4%)), vektor dominan Di Kota Tomohon adalah Ae. aegypti (60,63%) dan Ae. albopictus (39,37%) serta ada hubungan antara kepadatan vektor dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) Di Kota Tomohon (p value = 0,008 (p < 0,05)).Kepada pihak-pihak terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Tomohon untuk lebih meningkatkan pelaksanaan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) pada masyarakat sebagai tindakan pencegahan penyakit DBD yang paling baik,dengan mengintensifkan tindakan pernberantasan pada semua stadium nyamuk mulaitelur sampai nyamuk dewasa
UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAGING BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt) SEBAGAI ZAT PENOLAK (Repellent) TERHADAP Aedes aegypti. Debby Feybe Mekutika; Joy V. I. Sambuaga; Steven Jacub Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 2 (2015): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.482 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v4i2.582

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang hingga kini masih menjadi masalah di Indonesia.Vektor utama penyebab DBD adalah nyamuk Aedes aegypti, oleh karenanya menjadi penting untuk mencegah gigitan nyamuk Aedesa egypti. Salah satu cara pencegahan gigitan Aedes aegypti yaitu menggunakan ekstrak daging buah pala sebagai repellent, sebab daging buah pala mengandung bau yang berfungsi sebagai penolak gigitan. Mekanisme repellant adalah bau yang terkandung dalam minyak atsiri. Bau ini akan terdeteksi oleh reseptor kimia yang terdapat pada antena nyamuk dan diteruskan keimpuls saraf, direspon kedalam otak sehingga nyamuk akan mengekspresikan diri untuk menghindar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak daging buah pala sebagai repellent terhadap Aedes aegypti.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Konsentrasi yang dipakai dalam uji ini adalah 10%, 15%, 20%. Uji repellent menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus). Pengamatan daya repellent dilakukan setiap jam sampai jam ke enam. Untuk mengetahui potensi daya repellent digunakan perhitungan dengan standar WHO. Daging buah pala dikatakan memiliki daya repellent bila daya proteksinya > 90%.Hasil menunjukkan pada konsentrasi 20% ekstrak daging buah pala pala memiliki daya proteksi sebesar 92% dan efektif sampai jam ke empat. Ekstrak daging buah pala ini bisa digunakan sebagai alternatif lain repellent, mengingat daging buah pala banyak dibuang sebagai sampah.
PERBANDINGAN CAMPURAN EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM4) DENGAN KOTORAN KUDA SERTA CAMPURAN EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM4) DENGAN KOTORAN AYAM DALAM PROSES KOMPOSTING Zulkifli Bawode; Poltje D. Rumajar; Steven Jacub Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 5 No 1 (2015): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v5i1.592

Abstract

Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup.Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.Pengomposan juga dapat dilakukan dengan menambahkan kotoran ternak seperti kotoran sapi, kuda, ayam, babi dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu, kelembapan, pH, lama waktu pengomposan dan kualitas fisik serta kandungan kimia, dan uji pada tanaman. Dalam penelitian ini sampah organik di olah menjadi kompos menggunakan campuran effective microorganism 4 (EM4) dengan kotoran kuda serta campuran effective microorganism 4 (EM4) dengan kotoran ayam. Jenis penelitian ini adalah Eksperimen semu (quasi experiment). Cara pengumpulan data dengan observasi dan pengukuran suhu, kelembapan, pH dan tinggi tunas serta analisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkankompos campuran effective microorganism 4 (EM4) dengan kotoran ayam lebih efektif dibandingkan dengan kompos campuran effective microorganism 4 (EM4) dengan kotoran kuda yang diukur dari suhu, kelembapan, pH, kualitas fisik, lama waktu, kualitas kimia serta uji pada tanaman jagung.
KEBERADAAN TIKUS, PINJAL, DAN SPESIESNYA DI RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA Debora A. Tamahaeng; Suwarja Suwarja; Steven J. Soenjono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 6 No 1 (2016): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.787 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v6i1.603

Abstract

Tikus dan mencit merupakan hewan mengerat yang dapat menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit penting yang dapat ditularkan ke manusia antara lain, pes, salmonelosis, leptospirosis, murin typhus. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan tikus, pinjal dan spesiesnya di RSUD Noongan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif di mana penulis ingin mengetahui keberadaan tikus, pinjal, dan spesiesnya yang tertangkap. Lokasi penelitian ini di 7 tempat yaitu Ruangan interna, ruangan bedah ruangan instalasi gizi gudang, Tempat pembuangan sampah (TPS), got/selokan, gang-gang/lorong-lorong yang sering di lewati, dengan menggunakan 18 perangkap. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepadatan tikus di RSUD Noongan yaitu 1,22, Indeks pinjal Xenopshylla cheopis 0,09. dengan spesies tikus Rattus norvegicus 20 ekor (90%) dan rattus-rattus 2 ekor (10%) dari 22 ekor tikus yang tertangkap selama 2 hari pemasangan perangkap. Untuk itu penulis menyarankan kepada pihak rumah sakit khususnya tenaga sanitasi untuk lebih memperhatikan kebersihan rumah sakit, guna mencegah tikus untuk mencari makan.