Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi dan Seksual pada Calon Pengantin di Kota Bukittinggi Tahun 2019 Darmayanti Darmayanti; Supiyah Supiyah; Rosa Mesalina
Jurnal Sehat Mandiri Vol 15 No 1 (2020): Jurnal Sehat Mandiri, Volume 15, No.1 Juni 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.323 KB) | DOI: 10.33761/jsm.v15i1.204

Abstract

The reproductive and Sexual health information Communication (KIE) program for bride couple is a program that is implemented to prepare for family life. However, the implementation of KIE reproductive and sexual health for bride couple has not been carried out wording the standards caused by various factors in both the input, process, output aspects. The purpose of this research is to know the implementation of the program KIE Reproductive health and sexual bride couple. This type of research is qualitative research with a phenomenological approach. Research conducted in Bukittinggi with 48 informants. Sampling technique with purposive sampling. The instrument used guided interview guidelines conducted with In-depth interview and focus group discussion covering aspects of input, process, the output of the program KIE Reproductive and sexual health. Data is analyzed by textual analysis and thematic analysis. The thematic analysis relates to the absence of local policies, limited use of media, availability and limited Human Resources qualification, unstandardized implementation mechanisms, coverage of bride couple that accept the unmeasured KIE services. Required a regulation governing the implementation of the reproductive and sexual health of the bride couple for more positive impact on both short and long-term maternal and child health.
SOSIO DEMOGRAFI PEREMPUAN DALAM PEMANFAATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE IVA DI BUKITTINGGI Rosa "" Mesalina
HUMAN CARE JOURNAL Vol 4, No 2 (2019): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.251 KB) | DOI: 10.32883/hcj.v4i2.233

Abstract

Kejadian kanker serviks mencapai 530.000 kasus, 90% terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Deteksi dini kanker serviks merupakan salah satu upaya untuk mengurangi prevalensi kasus baru dan kematian akibat kanker servik. Namun, partisipasi perempuan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks masih sangat rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sosio demografi dengan pemanfaatan deteksi dini IVA. Penelitian ini adalah penelitian analitik, desain cross sectional. Tempat penelitian di Bukittinggi, bulan Agustus - November 2018. Populasi penelitian adalah 13.602, sampel diambil secara cluster sampling sebanyak 191 responden. Data dianalisis secara bivariat dengan Chi-Square. Dari 191 responden. 70.2% tidak memeriksakan diri dengan IVA, 72.3% dengan umur berisiko tinggi, 52.4% berpendidikan menengah, 55.5% responden tidak bekerja dan 51.3% dengan paritas berisko tinggi. Hasil uji statistik tidak ada variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan deteksi dini tidak bekerja, dan 51.3% responden dengan kelompok paritas berisiko tinggi. Hasil uji statistik dengan kanker serviks metode IVA yaitu umur (0.112, OR 0.524 CI 95%  0.247 – 1.111, pendidikan (0.415), pekerjaan (1.000,OR  0.964 CI 95% 0.516 – 1.799 dan paritas (1.000, OR 0.976 CI 95% 0.525 – 1.814. Karakter sosio demografi tidak lagi menjadi satu-satunya tolok ukur dalam melihat keterkaitan responden dengan penggunaan pelayanan kesehatan. Banyak faktor lain yang mempengaruhi pemanfaatan deteksi dini kanker serviks IVA seperti nilai-nilai budaya, hambatan dalam akses pelayanan kesehatan termasuk hambatan psikologis yang dialami oleh wanita usia subur.
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Penerimaan KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin Darma yanti; Supiyah Supiyah; Rosa Mesalina
Jurnal Sehat Mandiri Vol 17 No 2 (2022): Jurnal Sehat Mandiri, Volume 17, No.2 Desember 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33761/jsm.v17i2.607

Abstract

Knowledge and attitudes of bride and groom are still lack toward reproductive health. Research in Pemalang (2019), 70% of respondents have low knowledge and 30% of respondents with attitudes do not support reproductive health. This is influenced by acceptance of an object. The implementation of pre marital counseling is a solution to this problem with the aim bridge increase their knowledge and attitudes about sexual reproductive health. The purpose of this study was to determine the relationship between sociodemography, knowledge, attitudes and income with the acceptance of pre marital counseling. The research with a cross sectional design. 87 respondents taken by cluster sampling. Data analysis was univariate, bivariate using Chi Square test and logistic regression for multivariate analysis. Results showed 85.1% of respondents were of the right age, 50.6% were male, 54% had secondary education and 88.5% were employed. Most of the material in pre marital counseling has not been received optimally by the respondents. There is a significant relationship between knowledge (0.000) and attitude (0.007) with acceptance of IEC material. The result of multivariate analysis of knowledge is the main predictor for it (p=0.001, Exp 0.187) with a correlation strength of 30.8%. Conclusion is recommended that good knowledge about sexual reproductive health supports the acceptance of pre marital counseling. It means a supporting structure for the implementation program is needed by taking the capabilities facilitator, methods and media used.
Pelatihan Pelayanan Kebidanan Komplementer Bagi Bidan Sebagai Upaya Inovasi Enterpreneur di Kota Bukittinggi Lili Dariani; Siti Khadijah; Sania Lailatu Rahmi; Rosa Mesalina
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 1 (2023): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v5i1.423

Abstract

Pelayanan komplementer menjadi peluang bagi bidan untuk mengembangkan profesionalisme dalam pelaksanaan praktik kebidanan secara lebih komprehensif. Pelayanan kebidanan komplementer dan pelayanan kesehatan tradisional integrasi belum ada, demikian pula dengan regulasi yang mengatur pelayanan kebidanan komplementer. Hasil wawancara dengan pengurus organisasi profesi, jumlah bidan yang terdaftar adalah 263 orang dan 30 orang diantranya memiliki praktek mandiri bidan. Hanya 3.3% bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan komplementer. Dari paparan diatas diperlukan upaya integrasi pelayanan kebidanan konvesional dengan pelayanan kebidanan komplementer untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Bidan sebagai pelaksana diharapkan dapat meningkatkan inovasi entrepreneur di PMB Kota Bukittinggi sehingga mampu memberdayakan potensi diri. Salah satu upaya pemecahan masalah yang dilakukan pada kegiatan pengabdian masyarakat adalah meningkatkan keterampilan pelayananan komplementer bidan di PMB Kota Bukittinggi dengan melaksanakan pelatihan kebidanan komplementer. Kegiatan pelatihan bermitra dengan organisasi profesi IBI Kota Bukittinggi.
Pemberdayaan Ibu dan Masyarakat Melalui Pelatihan Konselor ASI Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Yosi Sefrina; Hasrah Murni; Rosa Mesalina
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v6i1.815

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan kronis yang disebabkan oleh asupan gizi dan penyakit infeksi. Stunting menjadi permasalahan global dan nasional, di Indonesia prevalensi stunting 21.6% pada tahun 2022. Determinan penting stunting adalah tidak ASI eksklusif yang disebabkan oleh terbatasnya tenaga konselor ASI dan belum maksimalnya edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye tentang ASI. Solusi permasalahan adalah penyelenggaraan pelatihan konselor ASI dengan tujuan terjadinya alih pengetahuan dan keterampilan sehingga berdampak pada pencegahan stunting. Metode PkM adalah kerjasama lintas sektoral dengan puskesmas dan poskeskel menyelenggarakan pelatihan konselor ASI yang diikuti oleh bidan dan kader berjumlah 19 orang. Pengumpulan data primer dengan instrumen kuesioner dan lembar observasi. Data diolah dengan analisis univariat pada variabel pengetahuan dan analisis teks pada variabel keterampilan. Hasil analisis 84.2% peserta berpengetahuan rendah sebelum pelatihan dan 94.7% peserta berpengetahuan tinggi sesudah pelatihan. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang materi pelatihan konselor ASI sebesar 37.7%. Sebagian besar peserta dapat melakukan praktik dengan baik.