This Author published in this journals
All Journal Kultivasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh berbagai jenis surfaktan pada herbisida glufosinat terhadap pengendalian gulma dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) di jatinangor Denny Kurniadie; Yayan Sumekar; Intan Buana
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.62 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.12211

Abstract

Penambahan surfaktan diduga dapat mengoptimalkan pengendalian gulma menggunakan herbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi surfaktan pada pengendalian kimia menggunakan herbisida Glufosinat terhadap gulma di pertanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje Unpad. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan yaitu : Glufosinate + surfaktan nonionik 15% ; Glufosinate + surfaktan anionik 15% ; Glufosinate + surfaktan kationik 15% ; Glufosinate ; Glufosinate + surfaktan nonionik 20% ; Glufosinate + surfaktan anionik 20% ; Glufosinate + surfaktan kationik 20% ; Penyiangan Mekanis ; Kontrol (tanpa perlakuan) ; diulang 3 kali untuk setiap perlakuan. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F, sedangkan menguji perbedaan nilai rata-rata perlakuan digunakan uji Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Glufosinat tanpa surfaktan dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga menunjukkan hasil tanaman terbaik dengan bobot rata-rata sebesar 12,41 ton/ha pipilan kering. Kata Kunci : jagung, glufosinat, surfaktan
Pengaruh campuran herbisida berbahan aktif atrazin 500 g/L dan mesotrion 50 g/L terhadap gulma dominan pada tanaman jagung (Zea mays L.) Denny Kurniadie; Uum Umiyati; Sarah Shabirah
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.06 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.22558

Abstract

Sari. Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida tunggal bila dilakukan terus menerus akan menimbulkan gulma resisten. Pencampuran herbisida perlu dilakukan untuk menanggulanginya. Campuran herbisida dengan dua atau lebih jenis bahan aktif dapat bersifat sinergis, aditif, atau antagonis. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui sifat campuran herbisida Atrazin 500 g/L + Mesutrion 50 g/L terhadap beberapa jenis gulma dominan pada tanaman jagung. Percobaan dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai Januari 2019, di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Unpad,  Jatinangor. Perlakuan terdiri dari tiga jenis herbisida dengan enam tingkat dosis, yaitu herbisida tunggal Atrazin (1200, 600, 300, 150, 75, 0 g/ha), Mesotrion (120, 60, 30, 15, 7,5, 0 g/ha) dan campuran herbisida dari Atrazin 500g/L dan Mesotrion 50 g/L (1056, 528, 264, 132, 66, 0 g/ha) dengan empat ulangan. Gulma target adalah gulma A. conyzoides, S. nodiflora, C. rotundus, dan E. indica. Analisis data menggunakan analisis regresi linear dan metode MSM untuk menentukan LD50 perlakuan dan LD50 harapan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pencampuran herbisida berbahan aktif Atrazin 500 g/L dan Mesotrion 50 g/L memiliki nilai LD50 perlakuan (85,11 g/ha) lebih kecil dari nilai LD50 harapan (86,9 g/ha) sehingga dapat disimpulkan sifat campuran herbisida tersebut bersifat sinergis.Kata kunci : Atrazin, Mesotrion, Herbisida campuran, Gulma dominan tanaman jagung  Abstract. Weed control by using a single herbicide continuously will cause weeds resistant, so it is necessary to mix herbicides. Mixture of herbicide with two or more types of active ingredient can be synergistic, additive, or antagonistic. The objective of this research is to know the effect of herbicide mixture of Atrazin 500 g/L and Mesotrion 50 g/L to several types of dominant weeds. The research was conducted from November 2018 until January 2019, at the Green house of Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor. The treatment was consisted of three types of herbicide with six level of doses. There were herbicide Atrazine 500 g/L (1200, 600, 300, 150, 75,0 g /ha), Mesotrion 50 g/L (120, 60, 30, 15, 7.5, 0 g/ha) and herbicide mixtures Atrazine 500 g/L and Mesotrion 50 g/L (1056, 528, 264, 132, 66, 0 g/ha) with four replications. The target weeds were A. conyzoides, S. nodiflora, C. rotundus and E. indica. Data was analyzed by linear regression and MSM method to determine the value of LD50 treatment and  LD50 expectation. The results showed that herbicides mixture of Atrazine 500 g/L and Mesotrion 50 g/L had a value of LD50 treatment 85.11 g/ha which is smaller than the value of LD50 expectation (86.9 g/ha), this  indicating that the herbicide mixtures was synergistic.Keywords: Atrazine, Mesotrion, Mixed herbicides, dominant weeds of corn
Herbisida campuran Imazapic 262,5 G.L-1 dan Imazapir 87,5 G.L-1 sebagai pengendali gulma umum pada budidaya tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) Uum Umiyati; Denny Kurniadie; A. F. Pratama
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.262 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i1.12096

Abstract

Tebu adalah tanaman yang menghasilkan bahan pemanis berupa gula pasir.Hasil gula pasir dapat menurun akibat kompetisi gulma. Pengendalian menggunakan herbisida dapat menekan gulma dan meningkatkan pertum-buhan tanaman tebu. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan dosis aplikasi herbisida campuran Imazapic 262,5 g.L-1 dan Imazapir 87,5 g.L-1 yang terbaik dalam mengendalikan gulma umum di lahan budidaya tebu. Perco-baan dilakukan di PG. Rajawali, Cirebon, Jawa Barat pada bulan Maret - Mei 2014. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Sederhana yang terdiri dari tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari A) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,75 l.ha-1, B) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,625 l.ha-1, C) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,5 l.ha-1, D) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,375 l.ha-1, E) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,25 l.ha-1, F) penyiangan manual 1x, dan G) kontrol. Hasil percobaan menun-jukkan bahwa aplikasi herbi-sida campuran Imazapic 262,5 g.L-1 dan Imazapir 87,5 g.L-1 dapat mengendalikan gulma Digitaria ciliaris (retz.) koel dari 4 MSA sampai 12 MSA, Digitaria sanguinaslis (L.) Scop dari 8 MSA sampai 12 MSA dan gulma total pada 4 MSA dan 12 MSA dengan dosis 0,5 l.ha-1. Aplikasi herbisida campuran Imazapic dan Imazapir tidak berpe-ngaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan pada tanaman tebu. Campuran herbisida Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,25 l.ha-1 sampai 0,75 l.ha-1 tidak menyebabkan fitotok-sisitas pada tanaman tebu. Kata kunci : Tebu ∙ Herbisida ∙ Imazapic ∙ Imazapir
Efikasi campuran tienkarbazon metil dan tembotrion sebagai herbisida purna tumbuh terhadap gulma berdaun lebar dan sempit pada budidaya tanaman jagung Denny Kurniadie; Uum Umiyati; Devina Alifia Ardhianty
Kultivasi Vol 20, No 3 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i3.34110

Abstract

Sari. Kompetisi nutrisi akibat kehadiran gulma di area pertanaman jagung (Zea mays L.) dapat menyebabkan kehilangan hasil yang signifikan pada tanaman jagung. Penggunaan campuran herbisida merupakan salah satu upaya dalam mengendalikan gulma setelah tanaman tumbuh serta menghindari pembentukan gulma yang resisten. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh herbisida Tienkarbazon Metil 68 g/L dan Tembotrion 345 g/L dalam mengendalikan gulma berdaun lebar dan gulma rumput pada pertanaman jagung. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2020 hingga Januari 2021 di Lahan Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Tempat penelitian terletak pada ketinggian ± 752 m di atas permukaan laut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan percobaan terdiri dari herbisida Tienkarbazon Metil 68 g/L dan Tembotrion 345 g/L dosis 150, 225, 300, 375, 450 mL/ha, penyiangan manual, dan tanpa perlakuan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa herbisida berbahan aktif Tienkarbazon Metil 68 g/L dan Tembotrion 345 g/L dimulai dari dosis 150 hingga 450 mL/ha efektif mengendalikan gulma berdaun lebar (Alternanthera sessilis, Cleome rutidosperma, Portulaca oleracea, dan Eleusina indica), gulma rumput (Digitaria ciliaris, Paspalum conjugatum, dan Amaranthus sp.), dan gulma total hingga 6 minggu setelah aplikasi tanpa menimbulkan efek keracunan pada pertanaman jagung.Kata kunci: Gulma ∙ Jagung ∙ Tembotrion 345 g/L ∙ Tienkarbazon Metil 68 g/L AbstractNutrition competition due to the presence of weeds in the cropping area can cause a significant yield losses in maize (Zea mays L.). The use of herbicide mixtures is an effort to control weeds that have already grown (post emergence herbicide) and avoid the formation of resistant weeds. The aims of this study was to determine the efficacy of the herbicides mixture of Thiencarbazone Methyl 68 g L-1 and Tembotrione 345 g  L-1 in controlling broadleaf and grass weeds in maize. The research was conducted from October 2020 until January 2021 at the Ciparanje experimental field, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. The study site was located at ± 752 m above sea level. The experiment design was randomized block design (RBD) with 7 treatments and 4 replications. The treatments consisted of the Thiencarbazone Methyl 68 g L-1 and Tembotrione 345 g L-1 with the dose of 150, 225, 300, 375, 450 mL ha-1, manual weeding, and without herbicide treatment as a control. The result showed that the herbicides with active ingredients in form of Thiencarbazone Methyl 68  g L-1 and Tembotrione 345 g L-1 starting from a dose of 150 to 450 mL ha-1 were effective in controlling broadleaf weeds (Alternanthera sessilis, Cleome rutidosperma, Portulaca oleracea, and Eleusina indica), grass weeds (Digitaria ciliaris, Paspalum conjugatum, and Amaranthus sp.), and total weeds for up to 6 weeks after application without causing toxic effects on maize crops.Keywords: Weed ∙ Corn ∙ Tembotrione 345 g  L-1 ∙ Thiencarbazone methyl 68 g  L-1 
Hubungan kualitas air tercemar dengan keragaman gulma air di daerah aliran sungai Cikeruh dan Cikapundung Provinsi Jawa Barat Denny Kurniadie; D. V. Putri; Uum Umiyati
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.612 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i3.11763

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus dengan tujuan untuk mengetahui keragaman gulma air  dan hubungan keberadaan gulma air yang tumbuh pada DAS Cikeruh dan DAS Cikapundung Propinsi Jawa Barat dengan kualitas air yang tercemar limbah pertanian, limbah pemukiman, dan limbah industri.  Metode penelitian metode weed survey dengan cluster sampling  diletakkan pada komunitas vegetasi di daerah hulu, tengah, dan hilir  sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma dominan tumbuh di sungai Cikeruh adalah : Drymaria cordata (L), daerah tengah dan hilir adalah: Eleusine indica (L), sedangkan gulma di DAS  Cikapundung bagian hulu adalah Drymaria cordata (L), daerah tengah dan hilir  adalah Ageratum conyzoides (L), dan Cyperus difformis (L). Nilai C sungai Cikeruh dan sungai Cikapundung menunjukkan lebih kecil dari 75% atau tidak terdapat kesamaan populasi, sedangkan nilai H’ termasuk dalam kategori rendah, dan nilai E termasuk dalam kategori sedang. Tidak terdapat korelasi antara keragaman jenis gulma dengan kualitas air di DAS Cikeruh dan DAS Cikapundung. Kata Kunci : dominasi gulma, pencemaran, keragaman gulma air
Pergesaran populiasi gulma pada olah tanah dan pengendalian gulma yang berbeda pada tanaman Uum Umiyati; Denny Kurniadie
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.741 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.11761

Abstract

Tujuan dari perobaan ini adalah mengetahui pergeseran populasi gulma pada olah tanah dan pengendalian gulma yang berbeda. Percobaan dilakukan dari bulan Juni – Agustus 2016 di UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija (BPBP) Desa Barepan Kabupaten Cirebon.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak dengan 6 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan tersebut adalah A     = Tanpa Olah Tanah dan pengendalian gulma dengan herbisida , B            = Tanpa Olah Tanah dan pengendalian gulma secara mekanis, C           = Tanpa Olah Tanah dan tanpa pengendalian gulma, D  = Olah Tanah Sempurna dan pengendalian gulma dengan herbisida, E    = Olah Tanah Sempurna dan pengendalian gulma secara mekanis dan F   = Olah Tanah Sempurna dan tanpa pengendalian gulma.  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 9 jenis gulma sebelum perlakuan, yang didominasi oleh gulma Ludwegia octovalvis dengan SDR sebesar 19,02%, gulma codominan terdiri dari Fimbristylis miliace  SDR 15,55 %, Echinocloa crusgali dengan SDR 13,42 %, Monochoria vaginalis dengan SDR 12,39 %, Cyperus iria SDR 10,03 %.  Setelah perlakuan gulma yang selalu muncul pada setiap perlakuan terdiri dari 3 spesies, yaitu Echinocloa colona L. Cyperus iria L, Cynodon dactylon L dan Althernanthera  piliodes  L.  Dominasi gulma Ludwegia perennis L setelah perlakuan digantikan oleh adanya kegiatan pengendalian dan pengolahan tanah. Perubahan spektrum gulma cukup besar kemungkinannya disebabkan oleh adanya tekanan selektivitas yang cukup tinggi dari herbisida yang digunakan.  Akibat penggunakan satu jenis herbisida secara terus menerus pada satu lahan, maka akan terjadi perubahan dominasi gulma dari komunitas gulma yang peka menjadi gulma yang toleran. Gulma Echinocloa colona L dan Cyperus iria ditemui pada seluruh petak percobaan, hal ini karena kedua gulma tersebut memperbanyak diri dengan biji dan stolon. Kata Kunci : pergeseran gulma,  olah tanah, pengendalian gulma.