Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengukuran Ego Depletion Berbasis Indigenous Psychology Undarwati, Anna; Mahabati, Aini; Khaerani, Andewi Cahaya; Hapsari, Ayu Dyah; Kristanto, Andreas Agung; Stephany, ndah Sasmitohening; Prawitasari, Johana Endang
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Ego Depletion adalah kondisi individu merasa tertekan, terlalu lelah dan terbatas. Penelitian ini mengeksplorasi dan mengembangkan skala ego depletion berdasarkan konsep indigenous psychology. Data dikumpulkan melalui focus group discussion (FGD) untuk mengeksplorasi aspek ego depletion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ego depletion didefinisikan sebagai kelelahan psikologis (41%), kelelahan fisik (20%), dan berdaya (13%). dapat disimpulkan bahwa ego depletion adalah kondisi ketika orang memiliki kelelahan psikologis dan fisik, energi yang terbatas yang mempengaruhi masalah kognitif, pasif, tugas menjadi tidak optimal dan menyebabkan reaksi negatif dan masalah sikap. 60 aitem skala ego depletion diberikan kepada 60 mahasiswa. Hasil menunjukkan, validitas dan reliabilitas ynag cukup tinggi, dengan kisaran skor rix = 0111 - rix = 0.700 dan Alpha-Cronbach = 0.939. Hanya 8 aitems tidak valid. Selanjutnya, aitem disederhanakan, dari 60 menjadi 30 aitem saja, dan hasi analisis statistik menunjukkan keandalan sebesar 0.918 dengan validitas rix = 0310 - rix = 0.700.Abstract. Ego Depletion is condition feel underpressured, overly tired and limited  resources. In these research, we explore and develop ego depletion scale based on indigenous psychology. We collect data by focus group discussion  (FGD) to explore ego depletion aspects. Finding research has shown that ego depletion is defined as psychological exhaustion ( 41%), phisical exhaustion (20%), and powerless (13%). Participants conclude  than ego depletion is condition when people have psychological and physical exhaustion ,  limited energy that influence cognitive problem, passive, inoptimal task and cause negative reaction and attitude problem. Sixty aitems of ego depletion scale were given to 60 students. Result indicate that scale has high validity and reliability, with corrected aitem total corelation range are rix = 0,111 – rix = 0,700 and Alpha-Cronbach = 0,939. Only 8 aitems invalid . We summarize the aitems into 30 aitems and statistical result shown that reliability are 0,918 with corrected aitem total corelation range are rix = 0,310 – rix = 0,700.
Pengukuran Ego Depletion Berbasis Indigenous Psychology Undarwati, Anna; Mahabati, Aini; Khaerani, Andewi Cahaya; Hapsari, Ayu Dyah; Kristanto, Andreas Agung; Stephany, ndah Sasmitohening; Prawitasari, Johana Endang
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v9i1.9574

Abstract

Abstrak. Ego Depletion adalah kondisi individu merasa tertekan, terlalu lelah dan terbatas. Penelitian ini mengeksplorasi dan mengembangkan skala ego depletion berdasarkan konsep indigenous psychology. Data dikumpulkan melalui focus group discussion (FGD) untuk mengeksplorasi aspek ego depletion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ego depletion didefinisikan sebagai kelelahan psikologis (41%), kelelahan fisik (20%), dan berdaya (13%). dapat disimpulkan bahwa ego depletion adalah kondisi ketika orang memiliki kelelahan psikologis dan fisik, energi yang terbatas yang mempengaruhi masalah kognitif, pasif, tugas menjadi tidak optimal dan menyebabkan reaksi negatif dan masalah sikap. 60 aitem skala ego depletion diberikan kepada 60 mahasiswa. Hasil menunjukkan, validitas dan reliabilitas ynag cukup tinggi, dengan kisaran skor rix = 0111 - rix = 0.700 dan Alpha-Cronbach = 0.939. Hanya 8 aitems tidak valid. Selanjutnya, aitem disederhanakan, dari 60 menjadi 30 aitem saja, dan hasi analisis statistik menunjukkan keandalan sebesar 0.918 dengan validitas rix = 0310 - rix = 0.700.Abstract. Ego Depletion is condition feel underpressured, overly tired and limited  resources. In these research, we explore and develop ego depletion scale based on indigenous psychology. We collect data by focus group discussion  (FGD) to explore ego depletion aspects. Finding research has shown that ego depletion is defined as psychological exhaustion ( 41%), phisical exhaustion (20%), and powerless (13%). Participants conclude  than ego depletion is condition when people have psychological and physical exhaustion ,  limited energy that influence cognitive problem, passive, inoptimal task and cause negative reaction and attitude problem. Sixty aitems of ego depletion scale were given to 60 students. Result indicate that scale has high validity and reliability, with corrected aitem total corelation range are rix = 0,111 – rix = 0,700 and Alpha-Cronbach = 0,939. Only 8 aitems invalid . We summarize the aitems into 30 aitems and statistical result shown that reliability are 0,918 with corrected aitem total corelation range are rix = 0,310 – rix = 0,700.
The Effect of Expressive Writing Programs on Post-Traumatic Stress Disorders Symptoms in Female Victims of Domestic Violence Ayu Dyah Hapsari; Sofia Retnowati
Jurnal Sains Psikologi Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.148 KB) | DOI: 10.17977/um023v9i12020p57-63

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of expressive writing on the symptoms of posttraumatic stress disorder in female victims of domestic violence. This research uses quasi-experimental methods (using the untreated control group design). Participants in this study were 10 women who are victims of domestic violence. Participants were assigned into two groups, experimental and control groups. The results showed that there was a significant effect between experimental group posttest scores with the control group (p=0,043), which means that the research hypothesis was accepted. From the results of this study also found that there is a decrease in scores of symptoms of posttraumatic stress disorder which measured using the Impact of Events Scale-Revised (IES-R) in participants in the experimental group.Keywords: expressive writing; symptoms of posttraumatic stress disorder; domestic violence. 
ANALISIS SEGMENTASI PASAR FASHION WANITA BERDASARKAN MOTIF PEMBELIAN DAN SHOPPING LIFESTYLE (Survei pada Konsumen Fashion Item Wanita di Kota Surabaya dan Malang) Ayu Dyah Hapsari; Mohammad Iqbal
Jurnal Administrasi Bisnis Vol 64, No 2 (2018): NOVEMBER
Publisher : Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The globalization era shifted the function of fashion to meet the demands of consumer’s lifestyle. This showed that the buying motive paradigm has changed. It needed market groupings or market homogenity that was called market segmentation to simplify companies to target its consumers. In terms of fashion market potential, Women’s Fashion market segment was more stable and vast compared to men’s. Therefore, researcher interested in conducting research entitled “Analisis Segmentasi Pasar Fashion Wanita Berdasarkan MotifPembelian dan Shopping Lifestyle”. The type of research used was descriptive research with quantitative approach. The sample used was as much as 183 respondents who were women in productive ages, ever made a purchase of fashion items, and was living in Surabaya or Malang. Sampling technique in this research was using nonprobability sampling technique by taking samples using purposive sampling. Data collection method in this research was by spreading questionnaires and using literature study. Data analysis in this research was descriptive analysis, factor analysis, and cluster analysis. The results of this study resulted in five different segments, namely 1)Powered Early Adulthood,2)Proffessionals,3)High End Early Adulthood,4)Mid-Income Mature, and 5)Progressive Youth. Each segment has different characteristics, profiles, and behaviors. This can affect consumer choice on purchasing fashion items. Keywords: Market Segmentation,  Women’s  Fashion,  Buying  Motive, Shopping Lifestyle АBSTRАK Kemajuan zaman membuat fungsi fashion bergeser menjadi tuntutan terpenuhinya gaya hidup (lifestyle) konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan paradigma motif pembelian. Dibutuhkan pengelompokan pasar atau homogenitas pasar yang disebut segmentasi pasar untuk memudahkan perusahaan menyasar konsumennya. Ditinjau dari potensionalitas pasar fashion, maka segmen pasar fashion wanita lebih luas dan lebih stabil dibandingkan dengan segmen pasar fashion laki- laki. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Segmentasi Pasar Fashion Wanita Berdasarkan Motif Pembelian dan Shopping Lifestyle”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel sebanyak 183 orang responden yang merupakan wanita berusia produktif, pernah melakukan pembelian fashion item, dan berada di Surabaya atau Malang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling dengan cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menyebar kuesioner dan studi kepustakaan. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis faktor, dan analisis cluster. Hasil penelitian ini menghasilkan lima segmen yang berbeda, yakni Powered Early Adulthood, 2) Proffessionals, 3) High End Early Adulthood, 4) Mid-Income Mature, dan 5) Progressive Youth. Masing-masing segmen mempunyai karakteristik, profil, dan perilaku berbeda. Hal ini dapat berpengaruh terhadap pilihan konsumen pada pembelian fashion item. KataKunci: Segmentasi Pasar, Fashion Wanita, Motif Pembelian, Shopping Lifestyle.
DINAMIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PERILAKU BERESIKO (KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN) REMAJA Dwi Nikmah Puspitasari; Ayu Dyah Hapsari; Hetti Rahmawati; Rizky Adi Saputro
Jurnal PPI Dunia Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : OISAA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52162/jie.2022.005.02.5

Abstract

Unwanted pregnancies that occur outside of marriage in adolescents are problematic because they have wider after-effects academically, financially, and socially. The occurrence of unwanted pregnancy outside of marriage is certainly based on a psychological condition such as decision making at the first time an adolescent engages in risky sexual behavior. This study aims to explore cognitive considerations such as what factors are considered for risky sexual acts and also the cognitive process of risky behavior. The participants in this study were three people consisting of one male and two female who were taken by purposive sampling technique. This study used a qualitative research design with a phenomenological approach, while the data collection techniques used interviews and observations. The results of this study indicate that the factors that cause risky behavior (unwanted pregnancy) are 1) the experience of watching pornographic videos, 2) an environment that is accustomed to promiscuity, and 3) trust and comfort when interacting with partners. While systematic decision-making through several stages does not occur, because the risk behavior of individuals is more dominated by emotional states, memories of previous experiences, and the people around them, so that decision-making is more heuristic.
Studi Fenomenologi: Gambaran Harapan Individu dengan Diagnosis Gangguan Bipolar Tipe II Widi Annisa Kurniadi; Dwi Nikmah Puspitasari; Ayu Dyah Hapsari; Rakhmaditya Dewi Noorrizki
Jurnal Penelitian Kualitatif Ilmu Perilaku Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59428/jpkip.v4i2.57

Abstract

Harapan merupakan suatu kognisi positif yang didasari oleh tekad dan perencanaan dalam mencapai tujuan tertentu, dimana tekad serta perencanaan tersebut berorientasi pada tujuan yang berhasil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini adalah tiga orang wanita dewasa berusia 18, 26, dan 35 tahun dengan diagnosis gangguan bipolar tipe II, yang dipilih secara purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam semi terstruktur dan dokumentasi pribadi dari partisipan mengenai gambaran harapan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa goal partisipan adalah hasil yang penting untuk dicapai, pengalaman untuk menerima diri serta menjadi mindful dan bermanfaat bagi orang lain. Willpower yang dimiliki oleh partisipan dapat muncul dari dalam diri mereka, berupa kesadaran akan kondisi mereka, tetapi juga dapat muncul karena kondisi eksternal, seperti keberadaan orang-orang berharga atau kalimat-kalimat motivasi, apabila terdapat hambatan. Dukungan sosial merupakan bagian penting dalam menjaga willpower agar partisipan tetap dapat mempertahankan dorongan untuk maju dalam mencapai tujuan. Ketiga partisipan juga memiliki waypower untuk mencapai goal yang tidak hanya berupa terapi bersama psikiater, tetapi juga berupa rutinitas sehari-hari seperti bekerja atau sekedar menyiapkan menu masakan, serta sarana untuk melepaskan perasaan dan pikirannya seperti menulis. Hal ini menjadi cara mengatasi atau mencegah kekambuhan yang dapat menghambat pencapaian goal mereka.
Analisis Kesiapan Implementasi Rekam Medis Elektronik Menggunakan Instrumen CAFP (California Academy of Family Physicians) di Puskesmas Kartasura Hapsari, Dyah Ayu; Andriani, Rika; Igiany, Prita Devy
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI) Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Edisi Agustus
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jipiki.v8i2.1342

Abstract

Ministry of Health Indonesia Regulation No. 24 of 2022 about Medical Records confirms that all health service facilities are required to maintain Electronic Medical Records (EMR) no later than December 31, 2023. The Kartasura Health Center is one of the health centers in Sukoharjo Regency which has not yet implemented EMR. The CAFP instrument is used for evaluating First Level Health Facilities in transitioning to EMR so as to improve service quality and workflow efficiency. The purpose of this study is to determine the readiness of implementing EMR on management capacity, finance & budgeting, operations, technology, and organizational alignment. This research is descriptive quantitative research. The population is 108 people with a sample of 9 people selected by stratified random sampling. Collecting data using interviews and documentation studies. The results showed that management capacity was in range II with a value of 9.3; financial capacity and budget are in range III with a value of 5.2; operational capacity is in range III with a value of 3.5; technology capacity is in range III with a value of 9.4; and organizational alignment capacity is in range II with a value of 17.3. Overall readiness for EMR implementation at the Kartasura Health Center is in range II. Increasing financial & budgetary, operational, and technological capacity needs to be improved with the IT team, EMR training, and EMR outreach to all potential users.
Kesejahteraan Psikologis pada Ibu Bekerja: Pengaruh Regulasi Emosi dan Self-Compassion Hapsari, Ayu Dyah; Puspitasari, Dwi Nikmah
Jurnal Sains Psikologi Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v11i22022p165-171

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang melibatkan seratus orang ibu bekerja. Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri atas tiga, yaitu: (1) skala self-compassion yang diadaptasi oleh Sugianto et al. (2020) yang memiliki reliabilitas 0,872; (2) skala regulasi emosi, yakni Cognitive Emotion Regulation Questionnaire (CERQ) yang di adaptasi oleh Prastuti et al. (2020) yang memiliki reliabilitas 0,92; dan (3) skala kesejahteraan psikologis menggunakan skala psychological well-being milik Ryff & Singer yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Eva et al. (2020) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,856. Dari hasil analisis regresi liner berganda, diketahui bahwa regulasi diri dan self-compassion tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan psikologis pada ibu bekerja (F sama dengan 2,477; signifikansi sebesar p lebih dari sama dengan 0,089, p lebih dari 0,01).