Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PELATIHAN KETERAMPILAN LAS UNTUK MASYARAKAT USIA PRODUKTIF DI KELURAHAN SUKAJADI KEC. SUKAJADI KOTA PEKANBARU Sunaryo Sunaryo; Abrar Ridwan; Legisnal Hakim; Ahmad Kafrawi Nasution; Budi Istana
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 1 No 1 (2017): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.133 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v1i1.26

Abstract

Jumlah angkatan kerja di Riau pada Februari 2015 mencapai 2.974.014 orang, atau naik 172,849 orang (6,17 persen) dibandingkan jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 sebesar 2.801.165 orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Riau pada Februari 2015 sebesar 2,774,245 orang atau bertambah 112,918 orang (4,2 persen) dibandingkan dengan keadaan pada Februari 2014. Tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2015 sebesar 6,72 persen, lebih tinggi dibandingkan keadaan pada Februari 2014 (4,99 persen). Sebagian besar para remaja putus sekolah usia produktif tidak memiliki keterampilan berwirausaha sehingga tidak bisa mendapatkan atau menciptakan lapangan kerja. Jumlah bengkel las di kecamatan Sukajadi khususnya kelurahan sukajadi relatif masih kurang dibandingkan dengan jumlah pengguna jasa las. Masih kurangnya pembinaan terhadap Sebagian besar Para remaja putus sekolah usia produktif untuk mendapatkan/menciptakan lapangan pekerjaan khususnya dibidang teknik pengelasan. Teknik mesin fakultas teknik UMRI,menyelenggarakan pengabdian dalam bentuk kegiatan pelatihan keterampilan las pada remaja putus sekolah usia produktif di kelurahan Sukajadi Kecamatan Sukajadi kota Pekanbaru , pelatihan dilaksanakan selama lima hari dengan jumlah peserta 10 orang. Para peserta secara langsung praktek dibawah bimbingan dan pengawasan pelaksana pelatihan yang bertindak sebagai instruktur. Metode demontrasi dan peragaan ini sangat efektif untuk pelatihan las , peserta pelatihan menerapkan modul yang telah didiskusikan dengan tim pelaksana, secara langsung pada peralatan las yang telah disiapkan oleh panitia.
PELATIHAN HEAT TREATMENT SEDERHANA UNTUK SISWA SMK SE-PEKANBARU Budi Istana; Sunaryo Sunaryo; Ahmad Kafrawi Nasution; Abrar Ridwan; Legisnal Hakim; Lega Putri Utami
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 1 No 2 (2017): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.271 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v1i2.224

Abstract

Industri pengecoran logam umumnya menggunakan baja karbon sebagai bahan baku utama. Hal ini disebabkan oleh besarnya kebutuhan industri terutama industri pengolahan kelapa sawit, kertas dan industri lainnya terhadap komponen mesin yang diproduksi dengan teknik pengecoran logam. Banyak dipakainya baja karbon pada industri tersebut mengakibatkan bahan tersebut harus mengalami penyesuaian pada sifat mekanis yang diinginkan oleh pemakainya, salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan melakukan proses perlakuan panas, proses ini akan sangat bergantung pada komposisi kimia bahan, suhu pemanasan, waktu penahanan (hold time) dan kecepatan pendinginan (cooling rates). Kegiatan Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa SMK di lingkungan kampus tentang pengaruh proses pendinginan paska perlakuan panas terhadap sifat mekanik logam terutama nilai kekerasannya. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi siswa dalam mempelajari ilmu metalurgi.
PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAGI GURU SMKN 1 KECAMATAN MEMPURA KABUPATEN SIAK Lega Putri Utami; Legisnal Hakim; Ahmad Kafrawi Nasution; Sunaryo Sunaryo; Abrar Ridwan; Budi Istana; Afdhal Afdhal; Ridwan Abdurahman
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 3 No 1 (2019): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.392 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v3i1.1108

Abstract

Classroom Action Research (CAR) is research conducted by teachers in their own class by planning, implementing and reflecting actions collaboratively and participatively with the aim of improving performance as a teacher so that student learning outcomes can improve. Thus PTK can facilitate teachers to develop an understanding of pedagogy in order to improve their learning. This training also invites teacher friends to step into various records that after being processed can manifest into a quality study. Carry out research on what is done daily by a teacher who can finally produce a work called PTK. This can happen if a general sequence of procedures, which starts from the identification of research problems encountered until the final report is recorded. So, it is very important that this procedure is understood and adhered to by the teacher who is researching. The overall service activities are quite good in terms of the target number of participants and enthusiasm in receiving the material provided.
Corrosion monitoring of friction welded joints results between low carbon steel-SS 202 Ahmad Kafrawi Nasution; M Arif Fadillah; Legisnal Hakim
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 5, No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v5i2.14110

Abstract

Pada penelitian ini, pemantauan korosi dilakukan pada sambungan las gesekan baja karbon rendah dan baja tahan karat austenitik (SS 202) yang disimulasikan dalam larutan biologis. Penelitian ini bertujuan menghitung laju korosi sambungan las gesek baja karbon rendah dan SS 202 serta mengevaluasi kekasaran permukaan yang terjadi pada zona pengelasan. Dari hasil sambungan las, dibuat sampel uji korosi dengan mewakili zona pengelasan. Sebelum perendaman, permukaan sampel dibersihkan dan dipoles sebelum perendaman menggunakan larutan elektrolit NaCl 0,9wt.%. Percobaan dijalankan pada 2, 4, 6, dan 8 minggu masing-masing sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju korosi sambungan las gesek baja karbon rendah dan SS 202 tertinggi sebesar 0,0167 mm/tahun, dan terendah 0,0127 mm/tahun. Pada saat yang sama, area sambungan las yang memiliki kekasaran permukaan tertinggi terjadi pada zona plastis. Disimpulkan bahwa seluruh zona pengelasan menunjukkan potensi korosi yang seragam kecuali zona plastis yang menunjukkan perilaku korosi galvanik.   ABSTRACT In this study, corrosion monitoring was carried out in the friction welded joint of low carbon steel and austenitic stainless steel (SS 202) simulated in a biological solution. This study aims to calculate the corrosion rate of friction welding joints of low carbon steel and SS 202 and evaluate the surface roughness that occurs in the welding zone. From the results of welded joints, corrosion test samples were made by representing the welding zone. Prior to immersion, the surface of the sample was cleaned and polished before immersion using a 0.9wt.% NaCl electrolyte solution. Experiments were run at 2, 4, 6, and 8 weeks of each sample. The results showed that the corrosion rate of friction welding joints for low carbon steel and SS 202, the highest was 0.0167 mm/year, and the lowest was 0.0127 mm/year. At the same time, the welded joint area that has the highest surface roughness occurs in the plasticized zone. It was concluded that the entire welding zone showed uniform corrosion potential except for the plasticized zone, which showed galvanic corrosion behavior.
PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA MESIN RIPPLE MILL Denur Denur; Legisnal Hakim; Indra Hasan; Syahrul Rahmad
JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri Vol 4, No 1 (2017): JISI UMJ
Publisher : Fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jisi.4.1.27-34

Abstract

Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan suatu proses untuk bisa menentukan jenis pemeliharaan yang sesuai dalam konteks operasi dan konsekuensi kegagalan untuk masing-masing asset pada mesin produksi. mesin Ripple Mill adalah salah satu mesin produksi yang berfungsi sebagai pemecah biji sawit untuk memisahkan cangkang dengan inti sawit. Kegagalan pada mesin Ripple Mill menghambat jalannya proses produksi yang berdampak pada penurunan kapasitas produksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Logic Tree Analysis (LTA) dan menghitung failure rate dari mesin Ripple Mill. Berdasarkan analisis Failure Mode Effect Analysis (FMEA) mengidentifikasi 17 Failure mode dengan kegagalan mechanical sebesar 35,30 %, Electrical 29,40 % dan Instrumentation 35,30 %. Hasil Logic Tree Analysis dari total 17 failure mode menunjukkan bahwa 0% kategori A, 11,76 % diantaranya adalah kategori B, 35,29 % kategori C, 23,52 % kategori D/B dan 29,41 % kategori D/C. Hasil regression interval waktu kerusakan dari masing-masing mesin Ripple Mill, Ripple Mill 3 tahun 2014 nilai bheta adalah 0,32057658 dan Ripple Mill 3 tahun 2015 nilai bheta sebesar 0,149883 < 1 dan nilai betha Ripple Mill 4 tahun 2014 adalah 0,0286688 sedangkan Ripple Mill 4 tahun 2015 adalah sebesar 0,065800367 < 1, maka laju kegagalan akan berkurang seiring bertambahnya waktu, Jadi pemeliharaan yang di gunakan adalah Predictive maintenance yang merupakan perawatan tingkat sedang dilaksanakan untuk mengembalikan dan memulihkan sistem dalam keadaan siap dengan memberikan perbaikan atas kerusakan yang telah menyebabkan merosotnya tingkat keandalan.
Simulasi Perhitungan Unjuk Kerja / Performansi Boiler Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batu Bara abrar ridwan; legisnal hakim; budi istana; lobertus gunawan hasugian
Jurnal Surya Teknika Vol 1 No 04 (2016): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jst.v1i04.1185

Abstract

Perencanaan operasional yang tepat perlu dilakukan untuk meningkatkan efektifitas kerja PLTU Tanjung Balai Karimun karena berpengaruh langsung pada biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan. Performance setiap peralatan utama di PLTU khususnya Boiler perlu menjadi perhatian karena dari nilai efesiensi ini dapat dilihat langsung apakah sebuah pembangkit dapat dikatakan layak atau tidak untuk beroperasi. Semakin tinggi nilai efesiensi dari sebuah boiler maka unjuk kerjanya di lapangan juga bagus. Tujuan penelitian ini adalah Menghitung performance boiler dengan metode tidak langsung sesuai standar ASME PTC-4-1 Power Test Code Steam Generating Units sehingga dapat mengetahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap aliran, yang dapat memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk meningkatkan efisiensi boiler dan untuk memudahkan perhitungan efesiensi boiler dibuat software perhitungan yang dibangun berbasis macromedia flash. Dengan memasukkan data yang diambil langsung dari hasil pengujian performance di PLTU Tanjung Balai Karimun dihasilkan efisiensi boiler sebesar 82,7 %, dan Hasil perhitungan menggunakan aplikasi simulasi perhitungan ditemukan losses pada gas buang sebesar 5,14 %, loosses pada hidrogen in fuel sebesar 5,34 %, losses akibat moisture in fuel sebesar 5,47 %, losses pada moisture in air sebesar 0,21 %, losses akibat pembakaran tidak sempurna sebesar 0,07 %, losses akibat radiasi dan konveksi sebesar 1,05 % dan losses akibat batu bara tidak terbakar pada fly ash sebesar 0,00008% dan losses akibat batu bara tidak terbakar pada bottom ash sebesar 0,00021%
Analisa Teoritis Laju Aliran Kalor Pada Ketel Uap Pipa Api Mini Industri Tahu Di Tinjau Dari Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh legisnal hakim
Jurnal Surya Teknika Vol 1 No 04 (2016): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.274 KB) | DOI: 10.37859/jst.v1i04.1188

Abstract

Ketel uap pada industry Tahu merupakan alat pendukung dalam proses pengolahan tahu, yang secara tidak langsung menjadi bagian yang terpenting untuk meningkatkan produktivitas pengolahan Tahu di dunia industry kecil, menengah dan besar pada pabrik Tahu. Pada rancangan ketel uap pipa api mini dari PDP 1 (2014) bahwa laju aliran kalor pada pipa api belum dilakukan analisa teoritis, untuk itu perlu dilakukan penghitungan laju aliran kalor berdasarkan panjang pipa, diameter pipa atau tebal pipa, serta konduktivitas thermal pada bahan pipa dan juga koefisien perpindahan panas, dari ketel uap pipa api mini ini bahwa terjadi perpindahan panas secara radiasi, konduksi dan konveksi. Dari PDP 1 sudah dihasilkan spesifikasi ketel dan modelnya, yaitu ketel uap pipa api dan berbentuk horizontal, yang memiliki spesifikasi diameter drum 1000 mm, panjang drum 1200 mm, tebal plat drum 5 mm, diameter pipa api 125 mm, tebal 2,5 mm, tebal tubesheet 5 mm, jarak antara pipa api 203,2 mm, diameter pipa nosel 25,4 dan 50,8 mm, tebal pipa nosel 1,1 mm dan 1,24 mm. untuk sumber kalor yang di gunakan adalah sumber kalor yang dihasilkan oleh dapur dari hasil rancangan PDP 2 ( 2016 dengan temperature dalam dapur diambil 980 0C, laju perpindahan panas dalam dapur adalah 44 kW
PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA MESIN RIPPLE MILL Indra Hasan; Denur; Legisnal Hakim
Jurnal Surya Teknika Vol 6 No 1 (2019): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.81 KB) | DOI: 10.37859/jst.v6i1.1866

Abstract

Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan suatu proses untuk bisa menentukan jenis pemeliharaan yang sesuai dalam konteks operasi dan konsekuensi kegagalan untuk masing-masing asset pada mesin produksi. mesin Ripple Mill adalah salah satu mesin produksi yang berfungsi sebagai pemecah biji sawit untuk memisahkan cangkang dengan inti sawit. Kegagalan pada mesin Ripple Mill menghambat jalannya proses produksi yang berdampak pada penurunan kapasitas produksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Logic Tree Analysis (LTA) dan menghitung failure rate dari mesin Ripple Mill. Berdasarkan analisis Failure Mode Effect Analysis (FMEA) mengidentifikasi 17 Failure mode dengan kegagalan mechanical sebesar 35,30 %, Electrical 29,40 % dan Instrumentation 35,30 %. Hasil Logic Tree Analysis dari total 17 failure mode menunjukkan bahwa 0% kategori A, 11,76 % diantaranya adalah kategori B, 35,29 % kategori C, 23,52 % kategori D/B dan 29,41 % kategori D/C. Hasil regression interval waktu kerusakan dari masing-masing mesin Ripple Mill, Ripple Mill 3 tahun 2014 nilai bheta adalah 0,32057658 dan Ripple Mill 3 tahun 2015 nilai bheta sebesar 0,149883 < 1 dan nilai betha Ripple Mill 4 tahun 2014 adalah 0,0286688 sedangkan Ripple Mill 4 tahun 2015 adalah sebesar 0,065800367 < 1, maka laju kegagalan akan berkurang seiring bertambahnya waktu, Jadi pemeliharaan yang di gunakan adalah Predictive maintenance yang merupakan perawatan tingkat sedang dilaksanakan untuk mengembalikan dan memulihkan sistem dalam keadaan siap dengan memberikan perbaikan atas kerusakan yang telah menyebabkan merosotnya tingkat keandalan.
Perancangan Mesin Penghalus Tempurung Biji Buah Kelapa Sawit(Endocarp Crusher Hammer Mill) Untuk Komposisi Bahan Bakar Alternatif Legisnal Hakim; Japri; Abrar Ridwan
Jurnal Surya Teknika Vol 6 No 1 (2019): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.432 KB) | DOI: 10.37859/jst.v6i1.1868

Abstract

Pellet biomassa adalah suatu batangan yang mudah terbakar serta dapat mempertahankan nyala api dan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk penyalaan ketel uap mini. Dalam pembuatan pellet biomassa yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh komposisi bahan yang terdiri atas campuran 80% fiber kelapa sawit dan 20% hancuran kulit tempurung buah kelapa sawit yang dipress dengan menggunakan screw press. Kendala yang didapatkan pada saat memproduksi pellet biomassa adalah partikel size untuk pecahan kulit tempurung buah kelapa sawit yang masih memiliki ukuran yang besar sehingga tidak menghasilkan kriteria pellet biomassa yang diharapkan, maka dilakukan perancangan untuk unit mesin yang dapat memperkecil ukuran pecahan kulit tempurung buah kelapa sawit, alat ini dinamai dengan endocarp crusher hammer mill. Mesin ini menggunakan gaya impact dari hammer mill untuk memukul pecahan kulit tempurung buah kelapa sawit menggunakan energy dari elektrik motor kapasitas 0,5 HP putaran rotor untuk hammer mill adalah 800 rpm dengan nilai hancuran kulit tempurung kelapa sawit adalah 7 mesh
KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PELLET BIOMASSA CAMPURAN PELEPAH KELAPA SAWIT DAN GETAH POHON PULAI YANG DI APLIKASIKAN PADA KOMPOR BIOMASSA Sunaryo Sunaryo; Masarius Laia; Legisnal Hakim
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 7, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.916 KB) | DOI: 10.24127/trb.v7i2.785

Abstract

Di Provinsi Riau ada banyak perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan pelepah sebagai limbah masih belum maksimal pemanfaatannya. Sebagian masyarakat hanya membiarkan saja hingga membusuk, sementara luas perkebunan kelapa sawit provinsi riau berdasarkan data Direktorat Jendral Perkebunan pada tahun 2017, total luas perkebunan sawit mencapai 2.776.500 Ha. Pulai merupakan pohon serbaguna, artinya hampir setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan, mulai dari bagian batang (kulit dan kayu), daun, akar dan getah. Kayu pulai mempunyai kelas awet V dan kelas kuat IV-V dengan berat jenis berkisar dari 0,27 – 0,49 g/cm³ dan banyak digunakan untuk pembuatan peti, korek api, hak sepatu, barang kerajinan seperti wayang golek dan topeng, cetakan beton, pensil “slate” dan bubur kertas (pulp). Metode pada pengujian nilai kalor American Society for Testing and Material (ASTM) Standar D5865-07a, Pengujian kadar abu dengan menggunakan metode Association of Official Analytical Chemist (AOAC) Official method, 2009. Alat yang digunakan adalah furnace, krus porselin dan timbangan digital, Pengujian kerapatan dilakukan setelah pellet biomassa keluar dari cetakan (initial density) dan Pengujian dilakukan menurut standar American Society of Automotive Engineers (ASAE) S269.4 DEC 96 menggunakan metode pengukuran langsung dengan alat jangka sorong (vernier caliper). Berdasarkan dari hasil beberapa pengujian yang telah dilakukan diantaranya yaitu uji nilai kalor, uji kerapatan, uji kadar abu, dan uji kadar air, sesuai pada tujuan dari penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh variasi pencampuran pelepah kelapa sawit yang sudah ditumbuk dengan getah pada pohon pulai sebagai pellet biomassa terhadap mutu yang dihasilkan. Pengujian nilai kalor dengan nilai rata-rata sebesar 5452,6 Cal/g, kerapatan dengan nilai rata-rata sebesar 0,84 g/cm³, pengujiaan kadar air dengan nilai rata-rata sebesar 5,74 %. Sementara pengujian kadar abu tidak memenuhi standar dimana nilai rata-rata sebesar 2,47 %.Kata Kunci: Getah pulai, nilai kalor, pelepah sawit, dan pellet biomassa.