Sumampouw, Joseph E. R.
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN TRAS PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR Walewangko, Bill Yohanes; Sompie, Oktovian B. A.; Sumampouw, Joseph E. R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 1 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah dasar memiliki peran yang sangat  penting, karena tanah dasar akan memikul seluruh beban lalu lintas yang berada diatas suatu perkerasan. Lempung merupakan jenis tanah yang sangat dipengaruhi oleh kadar air dan mempunyai sifat yang cukup kompleks. Kadar air mempengaruhi sifat kembang susut dan kohesinya, Oleh karena itu, diperlukan stabilisasi untuk memperbaiki sifat –sifat tanah tersebut. Parameter yang dapat diketahui apakah tanah tersebut daya dukungnya baik atau tidak bisa dilihat dari nilai CBR.Penelitian ini menggunakan fly ash dan tras sebagai bahan stabilisasi, yaitu dengan menambahkan fly ash dan tras dengan variasi campuran 5%, 10%, 15%, dan 20% fly ash dan tras terhadap berat contoh tanah. Tujuannya untuk meningkatkan nilai CBR tanah lempung. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium, Analisis Hasil Penelitian Dengan Teori Formula, Tabel dan Grafik untuk memudahkan dalam memberi kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian, tanah lempung yang distabilisasi dengan fly ash 2.5% + Tras 2.5% nilai CBR = 1,72%, fly ash 5%  +  tras 5%  nilai CBR = 2,00%, fly ash 7,5%  + tras 7,5%  nilai CBR = 2,52% dan fly ash 10% + tras 10% nilai CBR = 3,24%. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai CBR rendaman pada   penambahan fly ash 2.5% + Tras 2.5% sampai dengan fly ash 10% + tras 10% mengikuti persamaan y = 0,0037x2 + 0,0113x + 1,5342, dapat disimpulkan bahwa semakin besar (%) penambahan Fly Ash dan tras  maka semakin besar pula nilai CBR (daya dukung tanah). Kata kunci: CBR , fly ash, tras , tanah lempung , stabilitas
PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN SEMEN, TRAS DAN BATU APUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG Mukramin, Suci Cahyani; Sompie, Oktovian B. A.; Sumampouw, Joseph E. R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 7 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting dalam mendukung beban konstruksi. Seringkali tanah belum tentu langsung dapat digunakan. Masalah tersebut biasanya terdapat pada tanah lempung yang umumnya memiliki kuat geser yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan stabilisasi untuk memperbaiki sifat–sifat tanah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan campur semen, tras dan batu apung terhadap kuat geser tanah lempung dengan perbandingan variasi semen: tanah: tras dan batu apung yaitu 1:3:4, 1:4:3, 1:5:2 dan 1:6:1. Hasil dari penelitian pemadatan yang dilakukan, menunjukan bahwa penambahan bahan campur terjadi peningkatan ɣdmax  menjadi 1.378 gr/cm3 pada campuran 1:6:1. Nilai maksimum tegangan geser dan sudut geser dalam terjadi pada campuran 1:3:4 dengan nilai τ = 15.938 t/m2 dan sudut geser dalam φ = 38°. Nilai kohesi tanah mencapai maksimum pada campuran 1:6:1 dengan c = 2.3990 t/m2. Semakin besar nilai kadar air optimum maka semakin besar pula nilai kohesi sedangkan nilai sudut geser dalam dan tegangan geser semakin kecil. Nilai kadar air optimum terbesar berada pada campuran 1:5:2. Analisis kestabilan menggunakan metode Janbu dengan program Rocsience Slide 6.0 didapatkan pada keadaan tanah asli menunjukkan kondisi stabil menengah. Kemudian, setelah penambahan bahan campur, Faktor Keamanan meningkat menjadi 2.621 pada campuran 1:5:2. Hal ini dikarenakan semakin besar nilai berat isi kering dan kohesi maka semakin besar pula faktor keamanan dan semakin besar nilai sudut geser dalam maka semakin kecil faktor keamanan. Dengan demikian terjadi peningkatan kuat geser dari kondisi tanah asli. Kata Kunci : Stabilisasi Tanah, Semen, Tras, Batu Apung, Kuat Geser, Faktor Keamanan
Kajian Potensi Likuifaksi Pada Sekitar Pondasi Jembatan Prategang Di Sawangan Ariandi, Emora Sesaro; Manoppo, Fabian J; Sumampouw, Joseph E. R.
TEKNO Vol 17, No 71 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu dampak yang disebabkan oleh gempa bumi adalah fenomena hilangnya kekuatan atau kemampuan tanah untuk menahan beban akibat getaran yang disebut dengan likuifaksi. Peristiwa Likuifaksi yang dikarenakan gempa bumi dapat mengakibatkan kerusakan dan kerugian yang besar pada infrastruktur. Dalam hal ini jembatan Sawangan menjadi lokasi evaluasi potensi likuifaksi, dengan menggunakan data Standard Penetration Test (SPT). Analisis potensi likuifaksi ini bertujuan untuk mengetahui nilai factor keamanan (SF) di daerah tersebut, yang dilakukan dengan membadingkan nilai Cyclic Stress Ratio (CSR) yang merupakan tegangan geser yang timbul akibat gempa dan Cyclic Resistance Ratio (CRR) yang merupakan tahanan tanah terhadap likuifaksi. Dan peristiwa likuifaksi akan terjadi untuk angka keamanan (SF) lebih kecil dari satu. Berdasarkan analisa terhadap perhitungan yang dilakukan, didapatkan adanya potensi likuifaksi pada lapisan permukaan tanah, dimana likuifaksi terjadi pada kedalaman 0 m - 3 m untuk magnitude gempa 7.5 SR. Setelah dilakukan analisa terhadap daya dukung pondasi akibat dampak likuifaksi baik dengan menggunakan cara statis maupun dengan menggunakan Program AllPile ditemukan terjadinya pengurangan kekuatan yang sangat kecil. Dimana setelah likuifaksi, kapasitas dukung pondasi berkurang sebesar 1157 kN dan penurunan pondasi bertambah sebesar 0.0154 cm. hal ini dikarenakan tiang sudah mencapai lapisan tanah keras sehingga lapisan tanah permukaan yang terlikuifaksi tidak banyak berpengaruh terhadap daya dukung pondasi tiang yang sudah ada.
PENGARUH JENIS TANAH DAN BENTUK TIANG PANCANG TERHADAP KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG GRUP AKIBAT BEBAN VERTIKAL Hasrudin, .; Balamba, Sjachrul; Sumampouw, Joseph E. R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 5 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penurunan tanah biasanya dihitung menggunakan rumus yang telah ada dan perhitungan antara tiang pancang tunggal dan grup memiliki perbedaan. Adapun untuk menghitung penurunan akibat beban bisa juga dilakukan dengan cara membuat pemodelan dengan skala yang diperkecil dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Pengujian skala kecil dengan pemodelan daya dukung pondasi tiang kelompok pada tanah berpasir dan berlempung akan memberikan gambaran bagaimana sebenarnya perilaku tanah dan bagaimana pengaruhnya terhadap daya dukung pondasi tiang. Penelitian ini merupakan penelitian skala kecil uji model laboratorium yang dilakukan yaitu dengan uji pembebanan (load test) terhadap model pondasi tiang kelompok ujung tertutup dengan model tiang pancang berbentuk bulat dan kotak. Setelah hasil uji laboratorium didapatkan, dilakukan control analisis dengan menggunakan PLAXIS 3D dan perhitungan manual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiang pancang berbentuk kotak memiliki kapasitas dukung lebih besar dari pada tiang penampang bulat dimana untuk tiang pancang penampang persegi pada tanah lempung diketahui memiliki Qult sebesar 108 kg dan pada tanah pasir sebesar 98 kg, sedang untuk tiang penampang bulat pada tanah lempung sebesar 82 kg dan pada tanah pasir sebesar 75 kg. Secara umum perbedaan antara hasil plaxis dengan hasil laboratorium sebesar 30%. Hasil perhitungan manual memperlihatkan bahwa bentuk pemodelan yang memiliki efisiensi yang sangat kecil adalah model tiang penampang bulat pada tanah lempung dan yang memiliki efisiensi sangat besar adalah tiang pancang penampang kotak pada tanah lempung dengan nilai sebesar 87% dengan nilai penyimpangan 14% dari nilai yang didapatkan dari hasil laboratorium. Terlihat bahwa bentuk fondasi tidak berpengaruh terhadap Qult jika beban yang diberikan berupa beban vertikal, namun jenis tanah sangat berpengaruh pada kapasitas dukung tiang pancang. Kata Kunci: Pondasi Tiang Pancang, Daya Dukung, Penurunan, Jenis tanah
ANALISIS GEOTEKNIK TANAH LEMPUNG TERHADAP PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM Landangkasiang, Febiola Nasrani; Sompie, Oktovian B. A.; Sumampouw, Joseph E. R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 2 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lempung merupakan merupakan jenis tanah dengan kondisi daya dukung dan kuat geser yang rendah, diperlukan stabilitas perbaikan tanah secara kimiawi. Parameter yang dapat diketahui apakah tanah tersebut daya dukungnya baik atau tidak bisa dilihat dari nilai CBR dan nilai kuat geser. Penelitian ini menggunakan limbah gypsum sebagai bahan stabilisasi, yaitu dengan menambahkan limbah gypsum dengan variasi campuran 5%, 10%, 15%, dan 20% gypsum terhadap berat contoh tanah. Tujuannya untuk meningkatkan nilai CBR dan kuat geser pada tanah lempung. Berdasarkan hasil penelitian, untuk nilai CBR pada kondisi tanah asli sebesar 1,52% dan terus mengalami peningkatan hingga pada campuran 10% sebesar 3.05% kemudian kembali turun pada campuran 15% menjadi 2.38% dan pada campuran 20% menjadi 1.91%. Untuk nilai tegangan geser pada kondisi tanah asli sebesar 3.152 t/m2 dan terus mengalami peningkatan hingga pada campuran 15% sebesar 6.174 t/m2 kemudian kembali turun pada campuran 20% menjadi 5.088 t/m2. Dapat disimpulkan bahwa untuk nilai CBR maksimum terjadi pada sampel tanah yang dicampur dengan limbah gypsum dengan kadar campuran 10%, sedangkan untuk nilai tegangan geser maksimum berada pada kadar campuran 15%. Kata kunci: CBR, gypsum, lempung, stabilitas, tegangan geser
ANALISIS KONSOLIDASI TANAH DI BAWAH BENDUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKAR WAKTU DAN METODE HYPERBOLA Luntungan, Teresa Nadia; Sumampouw, Joseph E. R.; Rondonuwu, Steeva G.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 4 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konstruksi bendungan seringkali mengalami keretakan pada dinding atau penurunan. Faktor penyebab masalah tersebut salah satunya adalah proses konsolidasi atau perubahan volume tanah yang terjadi akibat keluarnya air pori. Hal inilah yang diamati untuk mengetahui besarnya penurunan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar penurunan yang akan terjadi pada konstruksi bendungan tersebut. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan parameter dan pengujian konsolidasi yang dimana untuk nilai Cv akan dibandingkan dan dihitung menggunakan Metode Akar Waktu dan Metode Hyperbola. Analisis koefisien konsolidasi memperlihatkan bahwa Metode Akar Waktu memberikan nilai Cv yang relatif lebih besar dibandingkan Metode Hyperbola yang diuji dalam tiga sampel tanah. Untuk jenis tanah dalam penelitian ini Metode Hyperbola lebih baik digunakan karena memberikan nilai perhitungan Cv yang kecil dimana lebih cenderung kejenis tanah lempung dan Metode Akar Waktu akan lebih cenderung kejenis tanah yang berpasir (cohesionless soil). Kedua metode tersebut dapat digunakan pada penelitian ini sedangkan untuk metode lain seperti Logaritma Waktu tidak dapat digunakan karena tidak sesuai dengan bentuk grafik yang ditentukan. Untuk penurunan konsolidasi diketahui pada sampel satu sebesar 68.074 cm, sampel dua sebesar 23.834 cm, sampel tiga sebesar 67.202 cm dan daya dukung tanah untuk sampel satu sebesar 19.587 kg/cm2, sampel dua sebesar 23.834 kg/cm2, dan sampel 3 sabesar 21.265 kg/cm2. Dari hasil perhitungan kapasitas daya dukung tanah dan penurunan dapat disimpulkan bahwa semakin kecil daya dukung tanah akan semakin besar penurunan, sedangkan semakin besar daya dukung tanah maka semakin kecil penurunan tersebut. Kata Kunci : Konsolidasi, Metode Akar Waktu, Metode Hyperbola, Penurunan
PENGARUH TEKANAN AIR PORI TANAH TERHADAP PERKUATAN TEMBOK PENAHAN DAN GEOTEXTILE Dandel, Randy; Sumampouw, Joseph E. R.; Sompie, Oktavian B. A.
TEKNO Vol 15, No 67 (2017): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan tekanan air pori di dalam tanah sangat berpengaruh pada pembangunan konstruksi dan kestabilan tanah, hal ini disebabkan kekuatan geser sangat tergantung keberadaan air dalam tanah itu sendiri. Kejadian longsoran biasanya pada musim penghujan. Salah satu perkuatan yang digunakan untuk menstabilkannya yaitu dengan menggunakan tembok penahan dan geotextile. Tembok penahan merupakan komponen struktur bangunan penting yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas struktur atau bangunan sedangkan geotextil umumnya terdiri dari 2 jenis yaitu geotextil woven dan geotextil non woven. Fungsi dari geotextil yaitu sebagai filtrasi, drainase, proteksi, saparator, dan perkuatan. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kenaikan tekanan air pori tanah, perhitungan stabilitas tembok penahan, kekuatan tanah sebelum dan setelah menggunakan perkuatan tembok penahan dan geotextile. Parameter tanah yang diperoleh dari laboratorium dimodelkan kedalam program PLAXIS 2D v.8.2 untuk mendapatkan tekanan air pori, faktor keamanan (Msf), penurunan (Utotal) dan pembebanan. Dari pemodelan pada program PLAXIS 2D v.8.2 diperoleh pengaruh tekanan air pori pada tanah asli dengan perkuatan tembok penahan (gravitasi) dan geotextile “PET WOVEN GEOTEXTIL”, di Kawasan Mission Center Manado, menunjukan di ketinggian MAT 6,0 m adalah tanah mengalami tekanan air pori terbesarnya dan di ketinggian MAT 2,0 m tanah mengalami tekanan air pori terkecilnya. Sedangkan dengan variasi pembebanan dan MAT menunjukan faktor keamanan pada tanah asli dengan perkuatan tembok penahan (gravitasi) diperoleh faktor keamanan Msf (dengan nilai terbesar 3,668 dan terus menurun sampai 2,759). Sedangkan faktor keamanan pada tanah asli dengan geotextile “PET WOVEN GEOTEXTIL”, diperoleh faktor keamanan Msf (dengan nilai terbesar 2,513 dan terus menurun sampai 1,693). Dan penurunan total pada tanah asli dengan perkuatan tembok penahan (gravitasi) diperoleh Utotal (dengan nilai terkecil 0,0349 m dan terus bertambah sampai 0,1720 m). Sedangkan penurunan total pada tanah asli dengan geotextile “PET WOVEN GEOTEXTIL”, diperoleh Utotal (dengan nilai terkecil 0,0152 dan terus bertambah sampai 0,2744). Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Kawasan Mission Center Manado, artinya hasil penelitian diharapkan bisa meninimalisir bencana longsor yang terjadi pada daerah tersebut.
Analisis Pengaruh Penambahan Campuran Belerang Dan Arang Tempurung Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung Ekspansif Tulung, Brigita Aranza; Sarajar, Alva N.; Sumampouw, Joseph E. R.
TEKNO Vol 19, No 77 (2021)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki sifat kembang susut yang sangat besar dimana kadar air tanah sangat mempengaruhi kondisi tanah tersebut. Dengan keadaan tanah yang kembang susut maka sangat beresiko jika ada konstruksi bangunan yang ada diatas tanah lempung ekspansif. Cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menstabilkan tanah agar daya dukung meningkat dan bisa mengurangi kembang susutnya. Bahan stabilisasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu belerang dan arang tempurung. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran bahan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif menggunakan belerang dan arang tempurung dengan persentase 6% belerang yang konstan dicampur dengan persentase arang tempurung 4%, 6%, 8%, 10%. Penelitian ini juga untuk mengetahui pengaruh bahan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif terhadap nilai kuat tekan bebas. Hasil Penelitian menunjukan bahwa tanah tersebut memenuhi syarat tanah lempung ekspansif dilihat dari Indeks Plastisitas yaitu 30,37%. Untuk tanah itu sendiri berdasarkan klasifikasi USCS termasuk jenis CH (Clay- High Plasticity) lempung anorganik dengan plastisitas tinggi. Pada pengujian kuat tekan bebas, nilai qu tanah asli yaitu 1,3474 kg/cm2. Nilai qu terbesar didapat pada tanah campuran 6% belerang + 10% arang tempurung yaitu 2.7372 kg/cm2. Untuk tanah asli didapatkan nilai kohesi undrained (Cu) sebesar 0.6737 kg/cm2.. Nilai kohesi undrained (Cu) terbaik pada penelitian ini didapat pada tanah campuran 6% belerang + 10% arang tempurung yaitu 1.3686 kg/cm2. Sedangkan hasil pengujian pemadatan didapatkan hasil grafik berat isi kering yang meningkat dan kadar air yang menurun. Dari hasil yang didapat, maka untuk pengujian kuat tekan bebas dengan bertambahnya presentase bahan stabilisasi terlihat meningkatnya nilai tegangan runtuh (qu) dan kohesi undrained (Cu) pada setiap sampel.  Kata kunci – lempung ekspansif, belerang, arang tempurung, kuat tekan bebas, stabilisasi tanah.
PENGARUH PENGGUNAAN JERAMI PADI DAN GYPSUM SEBAGAI BAHAN STABILISASI PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Untu, Meylita Anastasya; Mandagi, Agnes T.; Sumampouw, Joseph E. R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 6 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki sifat kembang susut yang sangat besar dimana kadar air tanah  sangat mempengaruhi kondisi tanah tersebut. Dengan keadaan tanah yang kembang susut maka sangat beresiko jika ada konstruksi bangunan yang ada diatas tanah lempung ekspansif. Cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menstabilkan tanah agar meningkatnya daya dukung dan bisa mengurangi kembang susutnya. Bahan stabilisasi yang digunakan  dalam penelitian ini yaitu abu jerami padi dan gypsum.Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran bahan stabilisasi pada  tanah lempung ekspansif menggunakan jerami padi dan gypsum dengan presentase 1%, 3%, 5%, 7% jerami padi dicampur dengan presentase gypsum yang konstan yaitu 5%. Penelitian ini juga untuk mengetahui pengaruh bahan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif terhadap nilai kuat tekan bebas. Hasil Penelitian menunjukan bahwa tanah tersebut memenuhi syarat tanah lempung ekspansif dilihat dari IP = 30,33%. Untuk tanah itu sendiri berdasarkan klasifikasi USCS termasuk jenis CH (Clay- High Plasticity) atau tanah lempung berplastisitas tinggi. Nilai qu tanah asli 9,4606 kg/cm2 dan untuk variasi campuran 1% Jerami Padi + 5% Gypsum 14,4858 kg/cm2 ,  3% Jerami Padi + 5% Gypsum 17,6240 kg/cm2 , 5% Jerami Padi + 5% Gypsum 23,9958 kg/cm2 , 7% Jerami Padi + 5% Gypsum 24,5187 kg/cm2. Maka, dengan bertambahnya presentase jerami padi yang ada dan prsentase gypsum yang konstan terlihat meningkatnya nilai tegangan runtuh (qu) pada setiap sampel. Kata Kunci : Lempung Ekspansif, Gypsum, Jerami Padi, Kuat Tekan Bebas, Stabilisasi Tanah
Studi Eksperimental Pengaruh Sampah Plastik Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung Lumi, Angeli F.; Mandagi, Agnes T.; Sumampouw, Joseph E. R.
TEKNO Vol 19, No 79 (2021)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki ciri ciri kembang susut yang sangat besar dimana kadar air tanah sangat mempengaruhi kondisi tanah tersebut. Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang banyak menimbulkan masalah dalam konstruksi sipil, karena memiliki daya dukung rendah, plastisitas tinggi, dan kembang susut yang tinggi pada saat tanah tersebut mengandung air. Cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menstabilkan tanah agar meningkatnya daya digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan sampah plastik dengan jenis polyethylene terephthalate. Oleh karena itu penelitian kali ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh campuran bahan pada tanah lempung ekspansif menggunakan sampah plastic jenis polyethylene terephthalate dengan unkuran 0.5 cm x 1 cm dan terdapat tiga rasio campuran dengan persentase 0,5% , 1%, dan 2%. pada penelitian ini di ambil sampel di daerah kairagi jl. Ring Road. Hasil Penelitian menunjukan bahwa tanah tersebut memenuhi syarat tanah lempung ekspansif dilihat dari IP = 31,30%. Untuk tanah itu sendiri berdasarkan klasifikasi tanah ASTM 2487 versi USCS, sampel termasuk jenis CH (Clay-High Plasticity) lempung anorganik dengan plastisitas tinggi. Pada pengujian kuat tekan bebas, nilai qu tanah asli yaitu 18 kg/cm2. Nilai qu terbesar didapat pada tanah campuran variasi 0.5 % yaitu 18.66 kg/cm2. Untuk tanah asli didapatkan nilai kohesi undrained (Cu) sebesar 9 kg/cm2. Nilai kohesi undrained (Cu) terbaik pada penelitian ini didapat pada tanah campuran 0.5% yaitu 9.33 kg/cm2. Sedangkan hasil pengujian pemadatan didapatkan hasil grafik berat isi kering yang meningkat hanya pada variasi 0.5% seiring bertambanya variasi berat isi kering semakin menurun dan kadar air yang semakin naik seiring bertambanya variasi. Kata kunci – stabilisasi tanah, sampah plastik, lempung ekspansif, kuat geser tanah