Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FORMULASI dan PENGUJIAN SALEP EKSTRAK BONGGOL PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)) TERHADAP LUKA TERBUKA PADA KULIT TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) Pongsipulung, Grace Riani; Yamlean, Paulina V. Y.; Banne, Yos
PHARMACON Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.1.2012.462

Abstract

Ambon banana weevil contains medicinal properties that are useful in the process ofwound healing. The purpose of this study is to formulate an ointment of Ambon banana(Musa paradisiaca var. sapientum) weevil extract and to test the ointment to heal open woundon the skin of male rat (Rattus norvegicus). This study is experimental descriptive in thelaboratory. Ambon banana weevil extracts used in the manufacture of ointment formulation.The number of tested animals used was 18, with 6 treatment groups, ie injuries withoutointment application, negative control, positive control, banana weevil ointment 10%, bananaweevil ointment 15%, and the banana weevil ointment 20%. All mice were injured with a8wound of 1.5 cm long. The wounds were applied with ointment three times daily. Observationwas conducted everyday from day 0 to day 8. All data was tested statistically using ANOVA(Analysis of Variant) followed bay LSD (Least Significant Difference) test. Qualitative datawere presented descriptively. The results showed that the banana weevil formulation meetsthe ointment test requirement according to Famakope Indonesia Edition III, i.e wounds werenarrowed, scabs were formed, and then wounds were closed. Statistical tests showed thatthere were significant effects on wound healing in white male rats, ie 4.004 > 2.45. Based onthe results of the study it can be concluded that the preparation of an ointment made frombanana weevil met the requirement, and concentration of 10%, 15%, and 20% gave effect tothe healing of open wounds on the skin of white male rats.Keywords: ointment, extract, Ambon banana weevil, wound healing, white male rats.
PENGARUH DOSIS INFUS RIMPANG TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB ) TERHADAP EFEK ANTIINFLAMASI PADA MENCIT (MUS MUSCULUS L). Dumanauw, E.N. Barung; Banne, Yos
Sainstek Vol 3, No 3, 2008
Publisher : Sainstek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.783 KB)

Abstract

Kasus inflamasi pada usia di atas 18 tahun diperkirakan 0,1% sampai 0,3 % dari jumlah penduduk mengalami inflamasi, dan untuk anak dan remaja di bawah 18 tahun sekitar 1 banding 100.000. Walaupun jumlah kasus inflamasi sangat rendah yang terjadi di masyarakat, Penyakit ini paling sering menyebabkan kesakitan dan kecacatan. pengobatan secara tradisional dengan menggunakan rimpang temulawak yang memiliki zat warna curcumin, yang tanaman ini mudah di dapatkan dan diolah serta dijadikan obat inflamasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antiinflamasi infus rimpang temulawak pada mencit, mengetahui onset dari infus rimpang temulawak sebagai antiinflamasi pada mencit dan untuk mengetahui adanya pengaruh dosis infus rimpang temulawak 1x, 10x dan 100x dosis lazim manusia terhadap efek antiinflamasi pada mencit. Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium dengan design post test with control group. Sampel penelitian adalah rimpang temulawak, rimpang temulawak dibuat dalam infus. Infus rimpang temulawak dibuat 1x dosis lazim manusia, 10x dosis lazim manusia dan 100x dosis lazim manusia. Kemudian diujikan pada mencit yang setiap perlakuan dikelompokan 5 mencit, yang sebelumnya telapak kaki mencit diinduksi dengan formalin sehingga terjadi peradangan. Dan kemudiaan di amati dan di ukur serta dianalisis. Hasil pengujian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program statistik komputer versi SPSS 13 melalui uji one way anova. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa infus rimpang temulawak memiliki efek antiinflamasi pada mencit dan dapat dilihat dengan nilai signifikasi < 0.05 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh dosis infus rimpang temulawak 1x, 10x dan 100x dosis lazim manusia terhadap efek antiinflamasi pada mencit.
Community Empowerment Through Training On Processing Turmeric And Red Ginger Into Instant Powder Preparations Banne, Yos; Ulaen, Selfie Petronela Joice; Nahor, Evelina Maria; Rintjap, Djois Sugiaty; Kalonio, Donald Emilio; Maramis, Rilyn Novita; Gurning, Sri Handayani
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KOMUNITAS KESEHATAN Vol 2 No 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Poltekkes Kemenkes Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jb.v2i2.2267

Abstract

Diare merupakan penyakit yang sering dialami oleh mayarakat daerah pesisir. Hal ini terutama berhubungan dengan ketersediaan air besih, air minum, jamban, dan pengolahan sampah. Diare dapat diobati dengan pengobatan tradisional menggunakan bahan-bahan alam, salah satunya adalah kunyit dan jahe merah. Bahan alam dapat dibuat menjadi sediaan serbuk instan sehingga tahan dalam penyimpanan dan praktis penggunaannya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam pembuatan serbuk instan kunyit dan jahe merah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen dan mahasiswa Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado meliputi pelatihan pengolahan kunyit dan jahe merah menjadi sediaan serbuk instan dan penyuluhan tentang pemanfaatan obat tradisional, serta evaluasi kegiatan dengan mengisi kuisioner. Kegiatan dilaksanakan di balai desa Desa Lansa Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang pemanfaatan dan pengolahan obat tradisional dari data kuisioner yang sebelumnya sebesar 50 % menjadi 90 % setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai pembuatan serbuk instan kunyit dan jahe merah serta pemanfaatan obat tradisional.
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pelatihan Pengolahan dan Pemanfaatan Bawang Putih Fermentasi untuk Pengobatan Penyakit Degeneratif: Community Empowerment through Training on the Processing and Utilization of Fermented Garlic for the Treatment of Degenerative Diseases Banne, Yos; Ulaen, Selfie Petronela Joice; Nahor, Evelina Maria
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 3 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i3.6515

Abstract

People in Silian I Village have a relatively high level of meat consumption, which can trigger various degenerative diseases. To treat their illnesses, people use more modern medicines than traditional medicines. Garlic helps treat various diseases and has been used as a traditional medicine. Fermented Garlic (Black Garlic) has been developed in several countries. The secondary metabolite content in Fermented Garlic is higher than in regular Garlic, so the resulting properties are also more potent. This activity aims to provide training to the public regarding the processing and use of Fermented Garlic (Black Garlic) to treat degenerative diseases. Activities include training on processing Garlic into Fermented Garlic (Black Garlic) and its use in making processed food preparations and counseling regarding licensing procedures for producing processed food. Evaluation of the activity showed increased community knowledge about the processing and use of Black Garlic for treating degenerative diseases after the activity. The community enthusiastically participated in the activity and was interested in making and using it to help treat the degenerative diseases they suffered.
Pelatihan Pengolahan Limbah Ampas Kelapa menjadi Tepung Kelapa sebagai Alternatif Pengganti Tepung Terigu dalam Pembuatan Kue di Desa Utaurano Kabupaten Kepulauan Sangihe: Training on Processing Coconut Waste into Coconut Flour as an Alternative to Substitute Wheat Flour in Making Cookies in Utaurano Village, Sangihe Islands Regency Banne, Yos; Dumanauw, Jovie Mien; Maramis, Rilyn Novita; Rindengan, Elvie Rifke; Ulaen, Selfie Petronela Joice; Nahor, Evelina Maria; Gurning, Sri Handayani
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 5 (2025): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v10i5.8677

Abstract

Coconut flour is obtained from the processing of coconut waste and can be used as a substitute for wheat flour or as additional flour in making bread and cakes. Coconut flour has the advantages of a fairly high protein content, being gluten-free, low digestible carbohydrate content, and higher fiber (cellulose) content compared to other types of flour. Hence, it is very suitable for people who are hypersensitive to gluten or for those who are on a diet. This activity aimed to train the community on processing coconut pulp into coconut flour and its use in making cookies. Utaurano Village in Sangihe Islands Regency is known as one of the centers for making coconut oil. Coconut waste has so far only been thrown away or used as a mixture of animal feed. Community service activities by lecturers and students of the Pharmacy Department of the Manado Ministry of Health Polytechnic include training in processing coconut pulp into coconut flour and its use for making cookies. The implementation of the activity was carried out in several stages, namely preparation, implementation, and evaluation. The results showed that in Utaurano village in Sangihe Islands Regency, coconut waste was produced from the VCO manufacturing process by local UMKM. The waste can be processed into coconut flour and used as a substitute for wheat flour for making cookies. The evaluation results show that counseling and training activities can increase knowledge and skills to utilize coconut waste into products with economic value.
PEMBERDAYAAN IBU-IBU PKK MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN BAWANG PUTIH FERMENTASI SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL UNTUK MEMBANTU PENGOBATAN PENYAKIT HIPERTENSI Banne, Yos; Maria Nahor, Evelina; Yunita, Resi; Petronela Joice Ulaen, Selfie; Rifke Rindengan, Elvie; Handayani Gurning, Sri
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 7 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i7.2629-2636

Abstract

Kebiasaan mengkonsumsi daging dan gorengan oleh masyarakat di Kelurahan Malendeng cukup tinggi, kondisi ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit degeneratif seperti hipertensi. Bahan-bahan alam telah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, salah satu contohnya adalah Bawang Putih. Bawang Putih Fermentasi (Black Garlic) merupakan hasil olahan Bawang Putih. Khasiat Bawang Putih Fermentasi lebih baik jika dibandingkan dengan Bawang Putih biasa karena proses fermentasi menyebabkan peningkatan kadar senyawa bioaktif di dalamnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu PKK tentang cara pengolahan dan pemanfaatan Bawang Putih Fermentasi (Black Garlic) sebagai pangan fungsional untuk membantu mengobati penyakit hipertensi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen dan mahasiswa Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Manado meliputi pelatihan pengolahan Bawang Putih menjadi Bawang Putih Fermentasi (Black Garlic) dan pemanfaatannya sebagai pangan fungsional yang dapat digunakan untuk membantu pengobatan penyakit hipertensi. Pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan terpenuhinya target capaian kegiatan yang terlihat pada peningkatan pengetahuan masyarakat terkait materi Pengabmas, dan peserta pelatihan tertarik dan mau membuat dan menggunakan Bawang Putih Fermentasi (Black Garlic) untuk membantu mengobati hipertensi.