Bahrul Ulum
STAI Darul Hikmah Bangkalan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTATION OF JIBRIL METHOD IN INCREASING THE ABILITY TO READ THE KORAN CLASS C 2 TAKHASSUSUL KORAN INSTITUTIONS OF DARUL HIKMAH Mufaizin; Bahrul Ulum
Edupedia : Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam Vol. 5 No. 1 (2020): Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam
Publisher : Fakultas Tarbiyah Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.905 KB) | DOI: 10.35316/edupedia.v5i1.870

Abstract

This research is a Classroom Action Research (CAR), which is research based onproblems that arise in the learning process. The basis of this class action research departs from the beginning of the study of learning the Koran in class, the results are discussed with the homeroom teacher, class and group of teachers to diagnose the situation in the classroom, then planned, and systematically reflect with various alternative actions to overcome the problems of students in order to improve and enhance the ability to read the Koran. While the purpose of this study is intended: first to find out whether the method of Jibril is an appropriate learning method in improving the ability to read Al Koran for students of takhassusul koran Darul Hikmah. And secondly, to find out whether the method of Jibril can improve the ability to read Al-Koran students tahsin children takhassusul koran institute Darul Hikmah. From this research it can be seen that the Jibril method is an appropriate learning method in improving the ability to read the Koran tahsin students children takhassusul koran institute darul hikmah, the Jibril method can improve the reading ability of the Koran tahsin students children of the superstitious koran darul hikmah.
ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM LAMA PACARAN SEBAGAI ALASAN MENDESAK MENGABULKAN PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DINI Study Putusan Nomor: 354/Pdt.P/2022/Pa Bangkalan Bahrul Ulum; Ahmad Muzawwir
AL - IBRAH Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v8i2.283

Abstract

Pembaruan undang-undang perkawinan Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan telah mengubah batas usia minimal perkawinan dari usia 16 (enam belas) Tahun bagi perempuan menjadi 19 (Sembilan belas) Tahun bagi perempuan ataupun laki-laki. Perubahan ketentuan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perkawinan dini yang dinilai memiki dampak buruk bagi Kesehatan juga berpotensi memicu kekerasan seksual dan pelanggaran hak asasi manusia, Namun ketentuan tersebut tidak bersifat mutlak adanya karena undang-undang tersebut masih memberikan kesempatan untuk diajukannya dispensasi nikah melalui Pengadilan Agama. Pengadilan Agama Bangkalan pernah melakukan pemeriksaan perkara permohonan dispensasi kawin dengan nomor perkara 354/Pdt.P/2022/PA Bangkalan , dan pada tanggal 22 juni 2022 majelis Hakim pemeriksa mengabulkan permohonan tersebut dengan dasar pertimbangan pemohon (calon suami) dan termohon (calon isteri) telah berpacaran lama sehingga kondisi tersebut dianggap sebagai alasan mendesak untuk segera dilaksanakan perkawinan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti perzinahan. jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian theoretical reseach,[1]dengan Pendekatan conseptual dan case approach. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa pengabulan permohonan dispensasi kawin dengan pertimbangan telah berpacaran lama oleh majelis hakim PA. Bangkalan, telah sesuai dengan prinsip dan kaedah hukum Islam karena mensegerakan perkawinan yang memiliki potensi terjadinya perzinahan dianggap kebutuhan (al hajah) yang berada pada posisi mendesak atau genting (darurat) sehingga wajib didahulukan daripada menunda perkawinan karena batasan usia yg belum terpenuhi secara undang-undang.