Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Ilmu Sosial Model Fenomenologi dan Hermeneutika Mohammad Muslih; Abdul Rohman; Yusuf Al Manaanu; Abdul Aziz
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/hermeneutika.v7i1.10160

Abstract

Penerapan metodologi yang digunakan dalam paradigma positivisme kepada ranah ilmu sosial menjadikan problem tersendiri. Karena metodologi yang digunakan sebagai alat mengukur ilmu-ilmu alam diterapkan pula kepada ilmu-ilmu sosial. Hal ini tentu saja bertolak-belakang dengan karakteristik manusia sebagai subjek dari ilmu sosial. Dampaknya adalah hilangnya subjektifitas dalam penerapan penelitian terhadap ilmu sosial. Dari sini kemudian muncullah beberapa tawaran baru mengenai metodologi penelitian ilmu sosial seperti fenomenologi dan hermeneutika. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menganalisis pengembangan ilmu sosial yang dilakukan melalui model fenomenologi dan hermeneutika, yang pada prinsipnya mengembalikan peran subjek dalam ilmu sosial yaitu manusia. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan fenomenologi dan hermeneutika berikut beberapa tokohnya. Agar data yang diperoleh tersebut dapat diungkap secara jelas, karenanya peneliti menggunakan metode analisa isi teks yang menginterpretasikan tema-tema yang dibahas dalam buku-buku yang menjelaskan fenomenologi dan hermeneutika tersebut. Dan setelah dilakukannya penelitian, peneliti mendapatkan hasil bahwa ada kesinambungan alur perkembangan ilmu sosial mulai fenomenologi Husserl, hermeneutika klasik Schleiermacher, Dilthey hingga Gadamer. Dan tentunya mengembalikan manusia sebagai objek penelitian. Karena bagaimanapun ketika berbicara mengenai ilmu sosial tentunya tidak dapat lepas dari manusia sebagai aktor utamanya. Sehingga, peneliti sampai pada kesimpulan bahwa dari fenomenologi hingga hermeneutika, merupakan estafet alur pengembangan ilmu sosial yang pada akhirnya akan memunculkan produktivitas ilmu-ilmu sosial yang baru. 
Islamisasi Metode Penulisan Sejarah Yusuf Al Manaanu
TASAMUH: Jurnal Studi Islam Vol 13 No 1 (2021): Tasamuh: Jurnal Studi Islam
Publisher : LPPM IAIN Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47945/tasamuh.v13i1.328

Abstract

The hegemony of the method of historical analysis by the West has an objective and free influence which exerts a profound influence on people's views on the world. There is a paradigm which considers the separation between history and religion which creates the impression that history runs based on space and time of humans who did in the past based on physical values ​​without any metaphysical values ​​and written subjectively. The historical developments that are most famously used today are Reconstructionism, Constructionism, and Deconstructionism. The method of compiling history which is the stage or period of time achieved in a historical study using the heuristic, criticism, interpretation, and historiographic methods. From this comes an offer that is responsible for the consciousness of some Muslims to reconstruct the historical method through the big project of Islamization. This idea invites pros and cons among academics. The idea of ​​Islamizing the historical analysis method in reality is the idea of ​​finding a historical method but it contains elements of religion and monotheism. This idea has been very popular since the beginning of the declaration and is still a discussion among Muslims, whether they support or reject it. This idea is also very close to raising intellectual awareness for the historical method. This paper aims to integrate historical methods with Islamic thought. Hegemoneni metode penulisan sejarah oleh Barat memiliki pengaruh yang objektif dan bebas nilai memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pandangan masyarakat di dunia. Ada paradigma yang menganggap pemisah antara sejarah dan agama yang menimbulkan kesan bahwa sejarah berjalan berdasarkan ruang dan waktu dengna manusia yang melakukan pada masa lampau yang berdasarkan nilai fisik tanpa adanya nilai metafisik.dan ditulis secara subjektif. Perkembangan penulisan sejarah yang paling terkenal digunkan saat ini adalah Rekonstruksionisme, Konstruksionisme, dan Dekonstruksionisme. Metode penyusunan sejarah yang merupakan tahapan atau priodesasi yang ditempuh dalam suatu penelitian sejarah dengan metode heuristic, kritik, interprestasi, dan historiografi. Dari sini munculah tawaran yang memunculkan kesadaran sebagian Muslim untuk melakukan rekonstruksi metode penulisan sejarah melalui proyek besar Islamisasi. Ide ini mengundang pro dan kontra di kalangan akademisi. Ide Islamisasi metode penulisan sejarah pada dasarnya adalah ide untuk menemukan metode penulisan sejarah tapi mengandung unsur religius dan monoteisme. Ide ini sangat populer sejak awal deklarasi dan sampai saat ini masih menjadi pembicaraan di kalangan umat Islam, apakah mereka mendukung atau menolaknya. Ide ini juga sangat mendesak untuk meningkatkan kesadaran intelektual untuk metode penulisan sejarah. Makalah ini bertujuan untuk mengintegrasi metode penulisan sejarah dengan pemikiran Islam.