Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Processing of Meat With Marination System for Increasing Food Safety and Added Value ., Nurwantoro; Bintoro, V P; Legowo, A M; Purnomoadi, Agung
Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Animal Sciences Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.574 KB) | DOI: 10.14334/wartazoa.v22i2.851

Abstract

In broad perspective, meat contains many essential nutrients such as protein, fat, minerals, carbohydrates (minor amount) and water. The existence of these nutrients render meat not only as a nutritious food, but also potential as a media for bacterial growth, so that it needs to be further processed. One of the methods to process meat is by soaking the meat in a marinade solution (marination). There are three treatments that maybe performed on meat in the marination system. The first method is using phosphate salt solution to enhance the water holding capacity. The second method is utilizing the acidic salt solution or organic acids to soften the meat and control the bacteria growth. The third method is using spicy solution that can be combined with sugar, salt (NaCl) and organic acids to improve the physical performance and taste of meat as well as to control the growth of bacteria. It is concluded that marination of meat could increase physical, chemical, microbiological properties and sensory. Key words: Marination, meat, safety
Processing of Meat With Marination System for Increasing Food Safety and Added Value Nurwantoro .; V P Bintoro; A M Legowo; Agung Purnomoadi
WARTAZOA, Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences Vol 22, No 2 (2012): JUNE 2012
Publisher : Indonesian Center for Animal Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.574 KB) | DOI: 10.14334/wartazoa.v22i2.851

Abstract

In broad perspective, meat contains many essential nutrients such as protein, fat, minerals, carbohydrates (minor amount) and water. The existence of these nutrients render meat not only as a nutritious food, but also potential as a media for bacterial growth, so that it needs to be further processed. One of the methods to process meat is by soaking the meat in a marinade solution (marination). There are three treatments that maybe performed on meat in the marination system. The first method is using phosphate salt solution to enhance the water holding capacity. The second method is utilizing the acidic salt solution or organic acids to soften the meat and control the bacteria growth. The third method is using spicy solution that can be combined with sugar, salt (NaCl) and organic acids to improve the physical performance and taste of meat as well as to control the growth of bacteria. It is concluded that marination of meat could increase physical, chemical, microbiological properties and sensory. Key words: Marination, meat, safety
POTENSI PENERAPAN TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BAKSO SAPI Isye Jean Liur; A F Musfiroh; M Mailoa; R Bremeer; V P Bintoro; Kusrahayu Kusrahayu
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.593 KB)

Abstract

Pengolahan ubi jalar menjadi tepung dapat meningkatkan diversifikasi produk pangan dan dapat memberi nilai tambah dan mengangkat ubi jalar menjadi komoditas yang bernilai tinggi. Selain itu, pengolahan ubi jalar menjadi tepung, diharapkan dapat mengurangi jumlah ubi jalar yang terbuang percuma karena rusak ataupun busuk karena dapat berguna sebagai bahan utama olahan produk pertanian maupun sebagai bahan suplemen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui sifat kimia dari tiga jenis tepung ubi jalar. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari satu faktor yaitu jenis ubi jalar dengan tiga taraf perlakuan yaitu: A1 (Tepung ubi jalar putih), A2 (Tepung ubi jalar kuning), dan A3 (Tepung ubi jalar ungu). Peubah yang diamati berupa kandungan air, abu, karbohidrat dan protein. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, perbedaan jenis ubi jalar menunjukkan sifat kimia tepung yang berbeda antara lain; tepung ubi jalar putih (A1) memiliki kandungan karbohidrat dan kandungan protein tertinggi masing-masing sebesar 98,37 persen dan 1,31 persen. Tepung ubi jalar kuning (A2) memiliki nilai kadar air yang rendah sebesar 11,04 persen, sedangkan tepung ubi jalar ungu (A3) memiliki nilai kadar abu yang tinggi sebesar 2,03 persen. Berdasarkan hal tersebut,  diperoleh bahwa tepung ubi jalar ungu yang terbaik, selanjutnya tepung ubi jalar ungu disubtitusikan ke dalam bakso. Subtitusi terbaik tepung ubi jalar ungu ke dalam bakso sebanyak 40%. Hasil subtitusi menghasilkan bakso yang kenyal. Kekenyalan ini karena terjadi perpaduan yang baik antara ubi jalar ungu dengan tapioka. Menurut Santosa (2006) rasio amilosa dan amilopektin tepung ubi jalar ungu dengan tapioka berbading terbalik.
PENGARUH PAKAN MENGANDUNG DAN TIDAK MENGANDUNG TEPUNG IKAN TERHADAP KANDUNGAN Pb DAN Cd PADA AYAM BROILER Bambang Dwiloka; U Atmomarsono; V P Bintoro; B Widianarko
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 3 (2012): Agustus 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.247 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui kandungan Pb dan Cd pada ayam broiler yang diberi pakan mengandung dan tidak mengandung logam berat. Materi penelitian adalah karkas, jantung, hati, gizard, usus, dan ekskreta yang diperoleh dari ayam broiler yang dipelihara dalam kandung model panggung yang diberi 4 perlakuan yaitu T1 = pakan komersial merk X, T2 = pakan komersial merk Y, T3 = pakan buatan sendiri tanpa tepung ikan, dan T4 = pakan buatan sendiri tanpa tepung ikan tetapi ditambah dengan kadmium (sebagai Cd.Cl2.4H2O), yang kemudian dipotong 5 ekor pada minggu IV untuk setiap perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis dengan anova. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa T1 – T4 tidak memberikan perbedaan signifikan (P > 0,5) terhadap kandungan Pb dan Cd pada karkas, jantung, usus, dan ekskreta, kecuali pada hati dan gizard, kandungan Pb dan Cd pada T4 secara nyata (P < 0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan T1, T2, dan T3. Simpulan penelitian ini  bahwa pakan yang mengandung dan tidak mengandung tepung ikan tidak memberikan perbedaan kandungan Pb dan Cd pada pada karkas, jantung, usus, dan ekskreta, sementara kandungan Pb dan Cd pada hati dan gizard ayam broiler yang diberi pakan buatan sendiri tanpa tepung ikan dengan penambahan Cd.Cl2.4H2O, nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan Pb dan Cd pada hati dan gizard ayam broiler yang diberi pakan komersial merk X dan Y serta pakan buatan sendiri tanpa tepung ikan. Kandungan Pb dan Cd yang ditemukan tersebut, masih berada di bawah ambang batas toksisitas.
THE CORRELATION OF MUSCLE FIBER AND PERIMYSIUM THICKNESS TO THE QUALITY OF TURKEY BREAST MEAT Afrida Fatkhiatul Musfiroh; Sabine Janisch; V P Bintoro; Michael Wicke; Yoyok Budi Pramono
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.139 KB)

Abstract

Turkey meat is one kind of poultry meat which gives contribute for consumer meat demand. Germany as a second exporter of turkey meat has always improving the quality of turkey meat. One of the important attribute which play main role in meat quality is tenderness. The objectives of the research were to measure of muscle fiber and perimysium of two male turkeys in particular amount then makes comparison of the measurement between them. Tracing identifying factors which have strong influence to the tenderness of turkey meat also was done. The data also supported by the values from pH, EC, color, drip loss, grill loss, and shear force. Hybrid XL and Big 6 as two lines of genetically turkeys was used in this study. They lines have different weight in part of carcass where Hybrid XL is bigger than Big 6. Concerning to the diameter of muscle fiber, Hybrid XL has smaller diameter than Big 6. The type of muscle fiber in turkey meat is II B. The analysis of the data was used software Statistic 10.0 ed. The results showed that pH value gives influences to the meat colour. L* would be increasing when pH value was decreasing and meat color turning pale. L* determined by amount of myoglobin inside of meat. The other factors were influenced each other concerning the tenderness of turkey meat. Big 6 breast meat has better tenderness quality and Hybrid XL meat was more profitable because they have heavier part of carcass. Diameter of muscle fiber has strongest factors than others.
PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR DAN METODE PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS DAN TINGKAT KESUKAAN DENDENG SAPI SELAMA PENYIMPANAN S Rahayu; V P Bintoro; Kusrahayu Kusrahayu
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 4 (2012): November 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.173 KB)

Abstract

Penggunaan asap cair pada pembuatan dendeng sapi dapat mempertahankan kualitas, memiliki daya terima pada konsumen serta memiliki masa simpan yang lebih lama. Pengemasan secara vakum ditujukan untuk menambah daya simpan dendeng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dendeng sapi dengan kualitas yang baik dan diterima oleh konsumen serta mengetahui pengaruh interaksi antara pemberian asap cair dan metode pengemasan yang berbeda terhadap aktivitas air, total mikroba, angka TBA, pH, warna dan uji kesukaan dendeng sapi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan 2 faktor (2 x 4 perlakuan) dan 4 ulangan dengan penyimpanan selama 4 bulan pada inkubator climacell (metode ASLT). Faktor A adalah pemberian asap cair (tanpa asap cair, asap cair 2%, 3% dan 5%) dan faktor B adalah metode pengemasan (pengemasan vakum dengan plastik nylon dan dan pengemasan non vakum menggunakan plastik PE). Hasil dari penelitian ini adalah tidak ada interaksi antar perlakuan pada masing-masing variabel dari awal sampai akhir penyimpanan kecuali pada total mikroba pada penyimpanan selama 1 sampai 4 bulan. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian asap cair dan pengemasan secara vakum dapat mempertahankan kualitas dendeng sapi. Pemberian asap pada dendeng sapi dapat diterima oleh konsumen. Hasil terbaik secara keseluruhan adalah penambahan asap cair 3% dan pengemasan secara vakum.
PENGARUH METODE PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KUALITAS SPESIFIK DAGING Nurwantoro Nurwantoro; V P Bintoro; A M Legowo; A Purnomoadi
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 3 (2012): Agustus 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.88 KB)

Abstract

Metode pemberian pakan (pemeliharaan) dapat mempengaruhi kualitas spesifik daging. Kualitas spesifik yang dimiliki daging adalah sifat fisik dan sensori  Pemeliharaan sapi potong sistem indoor dengan pakan konsentrat umumnya dihasilkan   lemak  marbling lebih tinggi, warna daging lebih cerah dan daging lebih empuk dibandingkan sistem  outdoor (pasture).  Pemeliharaan ternak sistem out door umumnya dihasilkan daging dengan kesan jus lebih baik daripada sistem in door.  Nilai pH dan cita rasa daging tidak dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan ternak.  Pemeliharaan ternak babi sistem pasture+biji-bijian menghasilkan daging dengan penampilan, tekstur dan cita rasa lebih baik daripada sistem dikandangkan.
KUALITAS BAKSO BERBAHAN DASAR DAGING AYAM DAN JANTUNG PISANG DENGAN BAHAN PENGIKAT TEPUNG SAGU Meiske Wattimena; V P Bintoro; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.504 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi antara formulasi daging ayam dan jantung pisang dengan menggunakan tepung sagu sebagai bahan pengikat terhadap kualitas bakso ayam. Penelitian ini bermanfaat mengetahui formulasi daging ayam dan jantung pisang dengan konsentrasi tepung sagu yang tepat dalam pembuatan bakso sehingga dapat meningkatkan konsumsi. Rancangan percobaan faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan. Faktor pertama (A) adalah formulasi daging ayam dan jantung pisang,yaitu A0 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (100% : 0%) (Perlakuan   kontrol), A1 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (95% : 5%), A2 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (90% : 10%), A3 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (85% : 15%), A4 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (80% : 20%), dan faktor kedua (B) konsentrasi tepung sagu, yaitu B1 : Kosentrasi Tepung sagu 10%, dan B2 : Kosentrasi Tepung sagu 20. Uji oganoleptik terhadap bakso ayam yang dihasilkan, dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Non Parametrik Kruskal-Wallis menggunakan program SPSS 16, jika berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Gibbon. Kombinasi bakso menggunakan formulasi daging ayam dan jantung pisang (80%:20%) dengan menggunakan tepung sagu 20%, merupakan kombinasi yang optimum, untuk menghasilkan bakso ayam dengan uji organoleptik yang dapat diterima.
PENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (DURIO ZIBETHINUS MURR.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING Oktavia R Puspitarini; V P Bintoro; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 2 (2012): Mei 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.027 KB)

Abstract

Susu kambing merupakan salah satu jenis susu yang tersedia cukup banyak namun kurang termanfaatkan dengan baik karena adanya bau prengus (“goaty flavor”). Oleh karena itu, sangat diperlukan usaha pemanfaatan susu kambing agar lebih disukai masyarakat. Salah satunya adalah mengolah susu kambing menjadi karamel dengan penambahan buah durian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air, tekstur, rasa, bau dan kesukaan karamel susu kambing yang ditambah durian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu karamel susu kambing  tanpa dan dengan penambahan buah durian sebanyak 5%, 10%, 15%, 20%. Variabel yang diamati adalah kadar air, tekstur, rasa, bau dan kesukaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan susu kambing menjadi karamel secara nyata dapat menurunkan intensitas prengus dan meningkatkan nilai kesukaan. Penambahan buah durian dapat secara nyata meningkatkan kadar air (2,96~9,99%), menambah skor tekstur (sangat keras-keras ~ keras-tidak keras), dan meningkatkan kesukaan (dan kesukaan karamel susu kambing. Namun penambahan buah durian ternyata tidak memberi pengaruh terhadap aroma prengus.
NILAI PH, KADAR AIR, DAN TOTAL ESCHERICHIA COLI DAGING SAPI YANG DIMARINASI DALAM JUS BAWANG PUTIH Nurwantoro Nurwantoro; V P Bintoro; A M Legowo; A Purnomoadi; L D Ambara; A Prakoso; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 2 (2012): Mei 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.87 KB)

Abstract

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh marinasi daging sapi dengan metode perendaman dalam jus bawang putih terhadap  nilai pH, kadar air, dan total bakteri Escherichia coli telah dilakukan.  Penelitian  menggunakan rancangan acak lengkap, dengan perlakuan: T0 (tanpa marinasi), T1, T2, T3, dan T4 masing-masing marinasi  selama 5, 10, 15, dan 20 menit dalam jus bawang putih pada suhu ruang (25˚C). Masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Pengujian variabel penelitian dilakukan setelah 8 jam penyimpanan pada suhu ruang. Pengolahan data menggunakan analisis ragam, apabila ada pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan.  Hasil penelitian menunjukkan, bahwa marinasi daging sapi dalam jus bawang putih tidak berpengaruh  (P>0,05) terhadap terhadap nilai pH, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar air, dan total bakteri E. coli.  Kesimpulan,  marinasi daging sapi dalam jus bawang putih dapat menurunkan  kadar air dan total bakteri E. coli, tetapi tidak dapat menurunkan nilai pH.