Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Upaya Optimalisasi Peran Masyarakat Dalam Mencegah Penularan Infeksi Covid-19 Mira Miraturrofi'ah
Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v5i1.2852

Abstract

Sektor kesehatan bukan satu-satunya yang terdampak pandemic covid-19, namun berdampak juga terhadap segala aspek kehidupan sosial ekonomi, spiritual serta budaya secara keseluruhan. Upaya mengatasi pandemi covid-19 pun memerlukan pendekatan multi dan interdisiplin yang sinergis. Peningkatan jumlah infeksi virus tidak berbanding terbalik dengan penambahan wawasan masyarakat terkait covid-19 terutama di awal masa pandemi. Pemberian informasi kesehatan kepada masyarakat menjadi hal penting. Melalui edukasi masyarakat akan memahami bagaimana cara penularan virus covid-19. Dengan begitu diharapkan masyarakat mampu memberdayakan dirinya dalam mencegah tertular ataupun menularkan virus covid-19 kepada orang lain. Metode pemecahan masalah dilakukan melalui pemberian informasi kesehatan kepada masyarakat melalui media sosial. Kegiatan dilaksanakan selama 3 minggu dengan tema dan media berbeda-beda. Hasil Melaui kegiatan yang telah dilakukan nampak antuasias masyarakat tehadap informasi yang dibagikan melalui media sosial. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang menyukai (like) dan membagikan ulang (repost) informasi yang di posting di minggu pertama dan kedua. Keterlibatan masyarakat juga terlihat pada jumlah peserta yang mengikuti seminar web melalui live streaming youtube, yaitu lebih dari 5.000 penonton. Kesimpulan : media sosial dapat digunakan sebagai upaya optimalisasi peran masyarakat dalam mencegah penularan infeksi covid-19.
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI MENGENAI SADARI DI SMAN 1 PARONGPONG 2019 Mira Miraturrofi'ah
Jurnal Kesehatan Rajawali Vol 9 No 2 (2019): September
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54350/jkr.v9i2.36

Abstract

Latar Belakang: Pusat data dan informasi Kementrian kesehatan RI kanker payudara, terdapat 8 sampai 10 kasus kanker payudara terjadi pada remaja. Saat ini tidak ada pengetahuan yang cukup tentang penyebab kanker payudara, karena itu kesadaran deteksi dini dengan SADARI merupakan salah satu cara pengendalian kanker payudara. Hal tersebut merupakan lingkup tugas bidan, sehingga perlunya memberikan penyuluhan.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri kelas X mengenai SADARI di SMAN 1 Parongpong tahun 2019.Metode Penelitian: Menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling sampel yang didapatkan 67 remaja putri.Hasil penelitian: Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X SMA Negeri 1 Parongpong sebagian besar kurang mengenai periksa payudara sendiri (SADARI), sebesar 55,2%. Sebagian besar sikap remaja putri kelas X SMA Negeri 1 Parongpong mendukung terhadap periksa payudara sendiri (SADARI), sebesar 68,7%.Simpulan: Diperlukan program pendidikan untuk menciptakan kesadaran mengenai perilaku skrining kanker payudara yang teratur.
EFEKTIFITAS TERAPI KOMPLEMENTER : TUINA AKUPOIN DAN FACIAL LOVING TOUCH DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI ASI Mira Miraturrofi’ah
Jurnal Asuhan Ibu dan Anak Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Asuhan Ibu dan Anak
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.447 KB) | DOI: 10.33867/jaia.v7i1.311

Abstract

Latar Belakang : Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber gizi dan makanan paling aman serta ideal bagi bayi usia 0-6 bulan. ASI mengandung hampir 200 unsur zat makanan. WHO merekomendasikan pemberian ASI selama minimal 6 bulan. UNICEF memastikan bahwa bayi yang diberi susu formula memiliki kemungkinan meninggal pada bulan pertama sebesar 25 kali lebih besar dibandingkan bayi yang diberi ASI eksklusif. Dalam pelaksanaannya pemberian ASI eksklusif tidak selalu lancar. Penelitian di Australia mengemukakan bahwa 29% ibu nifas berhenti memberikan ASI akibat produksi ASI menurun. Penurunan ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan kurangnya stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin yang berperan penting dalam kelancaran produksi ASI. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan terapi komplementer Tuina Akupoin dan Facial Loving Touch (FLT) dalam meningkatkan produksi ASI. Metode : Penelitian comparative design dengan rancangan two group pretest and posttest design. Pretest dilakukan melalui pengukuran produksi ASI dengan pumping elektrik selama 5 menit. Kemudian dilakukan intervensi. Grup I diberikan intervensi Tuina Akupoint, sementara Grup II diberikan intervensi FLT. Lama intervensi setiap kelompok 20 menit. Pengelompokan didasarkan pada responden mana memenuhi kriteria inklusi terlebih dahulu. Posttest dilakukan dengan mengukur produksi ASI selama 5 menit. Hasil : Kedua intervensi efektif meningkatkan produksi ASI (p-value Grup I = 0.000 < 0.05 & Grup II = 0.000 < 0.05), namun kelompok intervensi Tuina Akupoint memiliki nilai rata-rata produksi ASI lebih besar yaitu 8.0 dibandingkan kelompok intervensi FLT 4.05. Simpulan : Terapi komplementer Tuina Akupoint dapat dijadikan salah satu alternativ dalam meningkatkan produksi ASI.
Hubungan Preeklampsia Dan Anemia Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Efa Megawati; Arie J. Pitono; Mira Miraturrofi’ah
Jurnal Asuhan Ibu dan Anak Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Asuhan Ibu dan Anak
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33867/jaia.v8i2.394

Abstract

Berat badan lahir rendah (BBLR) tetap menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh dunia yang dapat disebabkan oleh faktor preeklampsia dan anemia. Kejadian BBLR dapat meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan, perawakan pendek (stunting), rendahnya IQ, dan kematian. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan preeklampsia dan anemia dengan kejadian BBLR di RSUD Bandung Kiwari Tahun 2022. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 355 subjek dengan teknik simple random sampling menggunakan data sekunder. Data BBLR, preeklampsia dan anemia dianalisis secara univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian memperlihatkan angka kejadian BBLR sebesar 60,6%, ibu yang mengalami preeklampsia sebesar 50,1%, dan ibu yang mengalami anemia sebesar 31,8%. Hasil uji chi-square bahwa ada hubungan preeklampsia dengan kejadian BBLR (p-value <0,001) dan ada hubungan anemia dengan kejadian BBLR (p-value <0,001). Oleh karena terdapat hubungan antara preeklampsia dan anemia dengan kejadian BBLR di RSUD Bandung Kiwari Tahun 2022 maka saran bagi Poli Kebidanan RS agar melakukan edukasi dan langkah-langkah penanganan PE dan anemia sehingga kejadian BBLR saat persalinan dapat dicegah
Pengkajian Kunjungan K4 Antenatal Care Berdasarkan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Sawa Erma Kabupaten Asmat Provinsi Papua Tahun 2021 Karlina, Intan; Miraturrofi'ah, Mira; Palayukan, Katrini
Jurnal Kesehatan Rajawali Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Kesehatan Rajawali
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54350/jkr.v12i2.119

Abstract

Pemeriksaan antenatal yang tidak lengkap dapat menyebabkan komplikasi kehamilan pada ibu tidak terdeteksi dan dapat menyebabkan resiko kematian ibu. kunjungan K4 Provinsi Papua hanya mencapai 37,15 % dari target Renstra nasional 2019 yaitu 80 %. Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kunjungan tersebut salah satunya adalah karakteristik ibu hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karaktertistik ibu hamil trimester III dengan kunjungan K4 di wilayah Kerja Puskesmas Sawa Erma Tahun 2021. Metode Penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan Sample menggunakan accidental sampling, 83 responden. Instrumen menggunakan kuisioner. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil didapatkan Sebagian besar (63,9%) ibu hamil trimester III di Puskesmas Sawa Erma tahun 2021 melakukan kunjungan antenal care tidak lengkap, karakteristik yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care K4 yaitu pengetahuan 52 responden (62,7%), status pekerjaan 69 responden (83,1%), jarak tempuh jauh 50 responden (60,2%), informasi dari Non Nakes 47 responden (56,6%). Analisis bivariat menunjukkan variabel pengetahuan (p= 0,000), status pekerjaan (p= 0,000), jarak tempuh ke fasilitas kesehatan nilai (p = (0.001) dan sumber informasi (p= 0,000). Terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil trimester III dengan kunjungan antenatal care K4. Puskesmas diharapkan dapat membuat program – program yang dapat meningkatkan kunjugan ibu hamil yang sesuai standar, seperti penggalakan promosi kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan Anc dan lain lain.
PENGGUNAAN ALOE BERBADENIS MILLEER (ALOE VERA) DALAM PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POSTPARTUM Miraturrofi'ah, Mira; Darwati, Rita; Irawan, Hengky
coba Vol 12 No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32831/jik.v12i2.570

Abstract

Pendahuluan Luka perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam. Prevalensi wanita yang mengalami robekan perineum pada usia 25-30 tahun (24%) dan wanita usia 32-39 tahun (62%). 26% ibu dengan robekan perineum mengalami penyembuhan luka lambat lebih dari 7 hari. Sejak dahulu aloe vera teridentifikasi sebagai salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat. Aloe vera memiliki senyawa alkaloid, flavonoid, steroid dan saponin yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas aloe vera dalam penyembuhan luka perineum. Metodologi: Merupakan jenis penelitian Quasi Eksperimental dengan desain post test only design with control group, jumlah sampel sebanyak 40 kelompok intervensi aloe vera dan 40 kelompok kontrol perawatan perineum bersih kering. Hasil : Dari penelitian didapatkan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas kelompok aloe vera sebagian besar cepat (75%) sedangkan ibu nifas dengan perawatan bersih kering memiliki penyembuhan luka cepat (55%). Dari hasil uji mann whitney rata-rata penyembuhan luka pada kelompok aloe vera adalah 4 hari sedangkan pada kelompok bersih kering 6 hari. Secara statistic nilai ρ-value 0,028 < 0,05 berarti ada pengaruh pemberian gel aloe vera terhadap lama kesembuhan luka perineum pada ibu nifas. Diskusi: Penggunaan aloe berbadenis milleer (aloe vera) lebih efektif dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mempertimbangkan sifat aloe vera dan senyawanya, dapat digunakan untuk mempertahankan kelembaban dan regenerasi kulit. Penerapan Aloe Vera sebagai salah satu tata laksana dapat mempercepat penyembuhan luka sehingga meminimalisir ketidaknyamanan ibu postpartum akibat luka perineum. Kata Kunci: Luka Perineum, Aloe Berbadenis Milleer, Post Partum
Pemanfaatan Metoda Edukasi Dan Pendampingan Pada Ibu Nifas Dalam Penyembuhan Luka Perineum Miraturrofi'ah, Mira; Darwati, Rita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 6, No 4 (2023): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v6i4.5359

Abstract

Pendahuluan : Luka perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam. Prevalensi wanita yang mengalami robekan perineum pada usia 25-30 tahun (24%) dan wanita usia 32-39 tahun (62%). 26% ibu dengan robekan perineum mengalami penyembuhan luka lambat lebih dari 7 hari. Hal ini diperburuk dengan masih banyak temuan ibu nifas yang belum memahami bagaimana melakukan perawatan luka perineum yang baik. Pemberian informasi kesehatan terkait perawatan luka perineum menjadi hal yang penting sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu. Harapannya dengan meningkatnya pengetahuan dan adanya pendampingan, ibu nifas dapat lebih berdaya untuk melakukan perawtaan luka perineum secara mandiri. Metoda pemecahan masalah dilakukan melalui pemberian edukasi dan pendampingan perawatan luka perineum yang diberikan kepada 40 Ibu Nifas. Hasil melalui kegiatan yang telah dilakukan dapat terlihat dari : 1) terdapat peningkatkan skor evaluasi pemahaman ibu nifas sebelum dan sesudah antara 26 – 46 poin. Hal ini menunjukan pemberian informasi kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu nifas. 2). Melalui serangkaian upaya pendampingan, 75% ibu nifas mendapatkan penyembuhan luka perineum dengan kriteria cepat (kurang dari 6 hari) dengan rata-rata lama penyembuhan seluruh ibu nifas adalah 4 hari. Kesimpulan kombinasi kegiatan melalui pemberian edukasi dan pendampingan ibu nifas dalam perawatan luka perineum efektif dalam mempercepat waktu penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.
MODEL POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 36 – 59 BULAN DI KOTA BANDUNG Miraturrofi’ah, Mira; Pratiwi, Silvia; Ikha Putri, Nidya
coba Vol 13 No 1 (2024): November 2024
Publisher : Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32831/jik.v13i1.715

Abstract

Pendahuluan Pada tahun 2022, terdapat peningkatan gangguan perkembangan pada balita di wilayah kerja Puskesmas Balaikota yaitu 17,5% (2020) menjadi 19,4% (2021) dan 23,7% pada 2022. Salah satu faktor krusial yang memengaruhi perkembangan balita adalah pola asuh orang tua. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji hubungan antara pola asuh orang tua dan perkembangan balita usia 36-59 bulan di Kelurahan Babakan Ciamis, Kota Bandung, pada tahun 2024. Metodologi Penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah 112 balita berusia 36-59 bulan di Kelurahan Babakan Ciamis, dengan teknik cluster sampling menghasilkan sampel sebanyak 88 balita. Pengukuran perkembangan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembanagn (KPSP) Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan Fisher exact. Diskusi: Sebagian kecil (2,3%) balita menunjukkan adanya gangguan perkembangan, dan sebagian kecil (4,5%) orang tua menerapkan pola asuh permisif. Terdapat hubungan signifikan antara pola asuh orang tua (nilai p = 0,000) dan perkembangan balita usia 36-59 bulan. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dan perkembangan balita usia 36-59 bulan di Kelurahan Babakan Ciamis, Kota Bandung, pada tahun 2024 Kata Kunci: Pola Asuh, Perkembangan Balita