Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Response Of Papaya (Carica papaya L.) Seeds Growth To The Gibberellin (GA3) and Cow Biourine Jhon Hardy Purba; Nyoman Srilaba; Putu Sri Wahyuni; Putu Bayu Wahyuda
JURNAL AGRONOMI TANAMAN TROPIKA (JUATIKA) Vol 3 No 2 (2021): Volume 3 No.2 July 2021
Publisher : LPPM UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/juatika.v3i2.1386

Abstract

Papaya propagation from seeds has a major problem, namely seed germination takes a relatively long time. Experiments to determine the effect of gibberellin and cow bio urine concentrations on the growth of papaya seedlings were carried out at the Main Horticultural Seed Center of the Agriculture and Livestock Service Office of Buleleng Regency with an altitude of ± 200 m above sea level. The experiment used a factorial randomized block design consisting of two factors, namely the concentration of gibberellin and the concentration of bovine bio urine. Application of gibberellin significantly affected plant height, root length, root wet weight, root oven-dry weight, leaf wet weight, leaf oven-dry weight, total fresh weight, and total oven-dry weight. Gibberellin with a concentration of 150 ppm gave the highest total fresh weight and oven-dry weight, namely 14.63 g and 1.44 g respectively compared to other treatments. The concentration of cow bio urine had a significant effect on root length, very significantly on plant height 40 DST and 47 dd, stem oven-dry weight, leaf wet weight, leaf oven-dry weight, total fresh weight, and total oven-dry weight. Biourine with a concentration of 200 ml.l-1 gave the highest yield in total oven-dry weight per plant, namely 1.19 g. The combination of the concentration of gibberellin and bovine bio urine significantly affected the root length of the plant.
Pelatihan Budidaya Tabulampot Guna Mendukung Ketahanan Pangan Di Desa Baktiseraga Kabupaten Buleleng Buleleng I Putu Parmila; Putu Shantiawan; Made Suarsana; Putu Suwardike; Jhon Hardy Purba; P Sri Wahyuni
Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat) Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.213 KB) | DOI: 10.55382/jurnalpustakamitra.v2i1.118

Abstract

Desa Baktiseraga yang merupakan daerah urban serta padat permukiman sehingga pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman sangatlah terbatas. Tim Penggerak PKK Desa Baktiseraga dan KWT Lingga Setyawati berkeinginan untuk mengembangkan tanaman buah sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan buah keluarga serta untuk usaha sampingan. Sebagai solusi untuk budidaya tanaman buah pada lahan sempit dipilihlah teknologi budidaya tanaman buah dalam pot (Tabulampot). Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan keterampilan anggota PKK dan KWT dalam budidaya tabulampot. Metode pada program ini adalah kombinasi penyuluhan, pembinaan dan pendampingan serta praktik secara langsung. Kegiatan dilaksanakan di kantor desa Baktiseraga pada tanggal 15 dan 22 November 2021 yang diikuti oleh 20 orang. Pada saat praktik langsung peserta yang terdiri dari anggota PKK dan KWT dapat membuat teknologi tabulampot dengan memanfaatkan irigasi rembesan sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta menerima materi ceramah dengan baik.
IPTEKS BAGI INOVASI DAN KREATIVITAS KAMPUS (IbIKK) BIBIT BUAH-BUAHAN LANGKA BALI Jhon Hardy Purba; Putu Suwardike; I Dewa Nyoman Arta Jiwa
Jurnal Abditani Vol. 2 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.031 KB) | DOI: 10.31970/abditani.v2i0.26

Abstract

Program IbIKK selama tiga tahun (2014-2016) bertujuan untuk: (1) meningkatkan kemandirian pendanaan kampus, (2) pengembangan budaya kewirausahaan, (3) menyediakan tempat magang/penelitian, (4) pelestarian plasma nutfah tanaman buah-buahan langka Bali, dan (5) meningkatkan kesejahteraan. Target luaran: (1) bibit dan tabulampot buah-buahan langka Bali, (2) jasa konsultasi/pelatihan, (3) Magang/penelitian mahasiswa, (4) wirausaha baru, (5) artikel yang dipublikasikan, (6) omzet, dan (7) pelestarian buah-buahan langka Bali. Mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana yang sudah ada dan penggunaan modal kerja yang berasal dari Ditlitabmas Dikti dan Universitas Panji Sakti. Hasil yang dicapai: (1) Bibit buah-buahan langka Bali, (2) Peralatan agronomis untuk keperluan IbIKK dan praktikum mahasiwa, (3) Tempat praktikum mahasiswa dengan sarana pendukungnya; (4) Tanaman buah langka Bali dalam Pot (Tabulampot), (5) Tempat penelitian mahasiswa. Proyeksi kedepan setelah kontrak IbIKK dengan Ditlitabmas Dikti selesai pada akhir tahun 2016, program IbIKK menjadi unit usaha Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti.
PERBANYAKAN GENERATIF DAN STUDI ETNOBOTANI INGU (Boenninghausenia albiflora (Hook.) Rchb. ex Meisn)) I Gede Tirta; Jhon Hardy Purba
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v6i2.5081

Abstract

Tanaman ingu (Boenninghausenia albiflora (Hook.) Rchb. ex Meisn) termasuk dalam keluarga jeruk-jerukan (Rutaceae), memiliki bau menyengat mengandung minyak atsiri. Tanaman ini memiliki potensi obat yang belum tergali secara optimal.  Keberadaan ingu di habitat aslinya semakin berkurang karena dalam pertumbuhan bijinya mengalami kompetensi yang ketat dengan tanaman lainnya. Kebun  Raya Eka Karya Bali sebagai salah satu lembaga konservasi ek-situ  telah mengoleksi tanaman ingu dari Bali dan Nusa Tenggara. Tanaman koleksi ini dicari dengan mengambil anakan/tanaman di habitat aslinya. Dalam eksplorasi belum pernah mengambil material tanaman ingu dalam bentuk biji. Penelitian ini bertujuan untuk memperbanyak tanaman ingu (B. albiflora) secara generatif (biji) dan menggali pemanfaatan etnobotaninya. Perbanyakan generatif dilakukan secara dengan menyemai biji B. albiflora sebanyak 30 biji pada 7 macam media ( M1=Kompenit+pasir, M2=Kompenit+kadaka, , M4=Kompenit, M5=Tanah, M6=Pasir, M7= Kadaka). Perlakuan  media  kadaka yang dicampur dengan pasir (M3)  memberikan hasil terbaik. Dari hasil wawancara di lapangan terhadap 27 responden,  belum ada ditemukan menanam tanaman ingu. Informasi tentang etnobotani  (pemanfaatan) tumbuhan ini juga sangat minim diketahui oleh responden,  hanya responden yang memiliki usia 84 tahun mengetahui dan memanfaatkan tanaman ingu yaitu  sebagai obat ayan/epilepsi dan obat panas pada bayi termasuk gangguan majik. 
ADAPTASI VARIETAS DAN GALUR JAGUNG PADA LAHAN MARGINAL Jhon Hardy Purba
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Agrohita
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v5i1.1778

Abstract

Penelitian bertujuan  untuk mengetahui potensi produksi jagung dan hijauan pakan ternak dari beberapa kultivar yang telah beredar dipasaran, dan beberapa galur yang masih dalam tahap uji adaptasi dari Balai Penelitian Serealia di Maros. Bahan benih jagung yang digunakan adalah benih jagung Sukmaraga, Maros Sintetik-2, Gumarang, TLWD QH Oil C15, Lamuru, Bisma, BK(S1)C2, Bayu, Pop 64 C1 QTLWD, Pop 62 C2 QTLWD, dan Pop 63 C2 QTLWD. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yaitu perbedaan varietas/galur yang terdiri atas 3 ulangan. Analisis data menggunakan sidik ragam dan apabila terjadi signifikansi dilakukan uji lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur Pop 64 C1 QTLWD menghasilkan pakan hijauan ternak berupa berat brangkasan tertinggi yaitu 10,090 ton/ha, hasil biji (kadar air 15%) tertinggi dihasilkan galur Maros Sintetik-2 (5,813 ton/ha).
Effect of Soilless Media (Hydroponic ) on Growth and Yield of Two Varieties of Lettuce Jhon Hardy Purba; I Putu Parmila; Wayan Dadi
Agricultural Science Vol. 4 No. 2 (2021): March
Publisher : Faculty of Agriculture, Merdeka University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of media types, varieties and their combinations on the growth and yield of lettuce with hydroponic wick system cultivation. This research was carried out in the agronet house of the Agrotechnology Study Program, Faculty of Agriculture, Panji Sakti University, Singaraja with an altitude of 39 meters above sea level (above sea level) from May to July 2019. The experimental design used in this study was factorial randomized block design (RBD) which consisted of two factors, the first factor was growing media in a net pot (M) with 3 types, namely rockwool growing media (M1); husk charcoal growing media (M2), and coco peat growing media (M3), and the second factor is the variety (V) which consists of 2 types, namely the frizzy lettuce (V1) and the red lettuce (V2). The results of this study showed that the best medium which gave greater result was husk charcoal medium and compared to rockwool and cocopeat, the frizzy lettuce was better than the red lettuce, and the combination of the husk charcoal medium and the frizzy lettuce variety gave the best growth and yield parameters.
PENGARUH POSISI BUKU SUMBER MATA TEMPEL DAN KONSENTRASI ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT OKULASI JERUK (Citrus sp) VARIETAS KEPROK TEJAKULA Jhon Hardy Purba; Putu Sri Wahyuni; I Gede Suarnaya
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.065 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i1.390

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh posisi buku sumber mata tempel dan konsentrasi Atonik terhadap pertumbuhan bibit okulasi jeruk varietas keprok Tejakula. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Utama Hortikultura Desa Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, dengan ketinggian + 100 m di atas permukaan laut, dari bulan Agustus sampai September 2017. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang tersusun secara faktorial yang terdiri atas 2 faktor yaitu faktor pertama adalah posisi buku sumber mata tempel (P) dengan 3 taraf yaitu bagian ujung ranting sumber mata tempel (Pu); bagian tengah ranting sumber mata tempel (Pt); dan bagian pangkal ranting sumber mata tempel (Pp). Faktor kedua adalah konsentrasi Atonik (A) dengan 4 taraf, yaitu tanpa perlakuan Atonik (kontrol) (A0); Atonik 0.25 ml.l-1 larutan (A1); Atonik 0,50 ml.l-1 larutan (A2); dan Atonik 0,75 ml.l-1 larutan (A3).Hasil analisis ragam menunjukkan posisi buku sumber mata tempel hanya berpengaruh nyata. 
PENGARUH KONSENTRASI GIBERELIN DAN JUMLAH BUAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MELON (Cucumis melo Linn.) Jhon Hardy Purba; Putu Suwardike; I Gede Suwarjata
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.444 KB) | DOI: 10.37637/ab.v2i1.404

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasei giberelin dan jumlah buah terhadap pertumbuhan dan hasil melon dilaksanakan bulan Juli-September 2017 di Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng dengan ketinggian 25 meter dari atas permukaan laut. Penelitian lapang ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas dua faktor yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi Giberelin (GA3) (G) dengan 4 taraf yaitu konsentrasi giberelin 0,00 g.l-1 air (G0), konsentrasi giberelin 0,03 g.l-1 air (G1), konsentrasi giberelin 0,06 g.l-1 air (G2), konsentrasi giberelin 0,09 g.l-1 air (G3). Faktor kedua adalah perlakuan jumlah buah (B) dengan tiga taraf yaitu pemeliharaan satu buah pada satu batang pokok per tanaman (B1), pemeliharaan dua buah pada satu batang pokok per tanaman (B2), dan pemeliharaan dua buah pada dua batang pokok per tanaman (B3). Pemberian giberelin berpengaruh tidak nyata terhadap hasil melon. Perlakuan jumlah buah berpengaruh nyata terhadap berat kering oven buah per tanaman. Perlakuan jumlah buah berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Perlakuan kombinasi pemberian giberelin dengan jumlah buah berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering oven buah per tanaman.
PENGARUH PENGUPASAN KULIT BIJI DAN PEMBERIAN ATONIK TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN BADUNG (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz.) Nyoman Srilaba; Jhon Hardy Purba; Ida Ayu Sri Utami Dewi
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.424 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i1.395

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Agronet Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti, Jalan Bisma No. 22 Singaraja, pada ketinggian ± 100 m diatas permukaan laut pada bulan Juli – Oktober 2014. Penelitian ini memakai Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah berupa pengupasan kulit yang terdiri dari tiga cara yaitu tanpa pengupasan kulit biji (K0), pengupasan kulit biji hanya bagian punggung (bagian cembung) (K1), pengupasan seluruh kulit biji (K2). Faktor kedua adalah konsentrasi atonik yang terdiri dari empat taraf, yaitu tanpa penggunaan atonik (0 ml/l) (A0), perendaman atonik dengan konsentrasi 1,25 ml/l (A1), perendaman atonik dengan konsentrasi 2,50 ml/l (A2), dan perendaman atonik dengan konsentrasi 3,75 ml/l (A3). Terdapat 12 kombinasi perlakuan, masing-masing diulang 3 kali, sehingga terdapat 36 perlakuan kombinasi perlakuan. Setiap unit percobaan terdiri dari 100 benih, sehingga keseluruhan terdiri dari 3600 benih. Pengamatan terhadap perkecambahan dilaksanakan setiap hari, sampai benih berumur 60 hari setelah tanam. Variabel yang diamati meliputi: penyerapan air (ml), benih mulai berkecambah (hst), akhir perkecambahan (hst), benih rusak (%), daya kecambah (%), daya tumbuh (%), tinggi kecambah (cm). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan pengupasan kulit biji dan pemberian atonik serta kombinasi pengupasan kulit biji dan pemberian atonik berpengaruh tidak nyata terhadap variabel penyerapan air, benih mulai berkecambah, akhir perkecambahan, benih rusak, daya kecambah, dan tinggi kecambah. Perlakuan pengupasan kulit biji dan pemberian atonik berpengaruh nyata terhadap daya tumbuh, namun demikian kombinasi pengupasan kulit biji dan pemberian atonik berpengaruh tidak nyata.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI ATONIK TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH JATI (Tectona grandis L.) Nyoman Srilaba; Jhon Hardy Purba; I Ketut Ngurah Arsana
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.677 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i2.400

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dan konsentrasi atonik serta interaksinya terhadap perkecambahan benih jati. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok terdiri dari 2 faktor yaitu lama perendaman (6 hari, 9 hari, dan 12 hari) serta konsentrasi atonik (0 ml/l larutan, 0,5 ml/l larutan, 1 ml/l larutan dan 1,5 ml/l larutan). Variabel yang diamati meliputi benih mulai berkecambah, akhir perkecambahan, lama perkecambahan, benih tidak berkecambah, benih rusah, benih berkecambah, kecepatan tumbuh kecambah, kecambah tumbuh dan tinggi kecambah umur 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan lama perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap benih mulai berkecambah, benih tidak berkecambah, benih rusak, benih berkecambah, kecepatan tumbuh kecambah, kecambah yang tumbuh dan tinggi kecambah umur 60 hari. Sedangkan terhadap variabel yang lain berpengaruh tidak nyata. Lama perendaman benih selama 9 hari menunjukkan hasil yang terbaik terhadap benih mulai berkecambah yang tercepat yaitu 5 hst, benih yang tidak berkecambah terkecil yaitu 12,33%, benih berkecambah terbanyak yaitu 28,83%, kecepatan tumbuh kecambah yaitu 2,57% per etmal dan kecambah yang tumbuh yaitu 23%. Tetapi pada variabel tinggi kecambah umur 60 hari, lama perendaman selama 12 hari memberikan hasil yang paling tinggi yaitu 14,56 cm. Konsentrasi atonik berpengaruh sangat nyata terhadap benih rusak dan benih berkecambah dan berpengaruh nyata terhadap benih mulai berkecambah, benih tidak berkecambah, kecepatan tumbuh kecambah, kecambah yang tumbuh dan tinggi kecambah umur 60 hari. Sedangkan terhadap variabel yang lain berpengaruh tidak nyata. Konsentrasi atonik 1,5 ml/l menunjukkan hasil benih rusak terendah yaitu 12,67%, benih berkecambah tertinggi yaitu 26%. Interaksi antara lama perendaman selama 9 hari dan konsentrasi atonik 1,5 ml/l larutan menunjukkan hasil terbaik dibandingkan dengan interaksi lainnya.