Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

A Literature Review: Parental Needs in The Neonatal Intensive Care Room Sri Hendrawati; Fanny Adistie; Nenden Nur Asriyani Maryam
Journal of Maternity Care and Reproductive Health Vol 1, No 1 (2018): Journal of Maternity Care and Reproductive Health
Publisher : Ikatan Perawat Maternitas Indonesia Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.843 KB) | DOI: 10.36780/jmcrh.v1i1.8

Abstract

Infants’ hospitalization in the neonatal intensive care unit (NICU) adversely affect infants and parents. Many activities have been developed to minimize the negative impact of infants’ hospitalization, one of them is applying the family centered care method. The first step of the method is to identify parent’ needs. This literature review is aimed to identify the needs of parents with critically ill infants in the neonatal intensive care unit. Articles were collected from several databases including Medline, CINAHL, EBSCOhost, Google Scholar, PubMed, and Proquest. The keywords were critically ill infants, family centered care, the needs of parents, and neonatal intensive care unit, qualitative, and quantitative studies. The articles reviewed were only articles with full text, written in English, and published during period 2004 to 2017. The study was criticized by the author using the Critical Appraisal Tool from JBI (Joanna Briggs Institute). 10 articles that related specifically to parental needs were discovered. Needs of parents with critically ill infants, including the needs to (1) have a positive acceptance and caring attitude of nurses towards infant and parents; (2) get an accurate information, effective communication, and parents’ involvement in decision making regarding to the condition of the infant; (3) have confident and believe that infant get the best care; (4) have an adequate contact with infant; (5) have opportunity in caring for the infant with the guidance and supervision of nurses; and (6) obtain comfortable neonatal intensive care unit environment. Each parent has a different priority of their needs. This needs identification would help nurses in integrating parents' need for the family centered care approach.  As a result, parents would meet their needs, feel satisfied, and improved the infants’ quality of life.Keywords: Neonatal Intensive Care Unit, Parental Needs
Pemberdayaan Guru Sekolah dalam Deteksi Dini dan Screening Tuberkulosis pada Anak Sekolah di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Sri Hendrawati; Ikeu Nurhidayah; Ai Mardhiyah; Wiwi Mardiah; Fanny Adistie
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.963 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.17113

Abstract

Saat ini angka kejadian tuberkulosis (TB) dewasa di Indonesia meningkat. Hal ini berimplikasi terhadap peningkatan penularan tuberkulosis pada anak, karena anak merupakan kelompok usia yang sangat rawan tertular TB dan hanya akan mendapatkan tuberkulosis dari orang dewasa. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (PPM) ini bertujuan untuk memberdayakan guru sekolah dalam melakukan deteksi dini dan penemuan kasus tuberkulosis pada anak sekolah. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah guru Sekolah Dasar (SD) dan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Luaran kegiatan ini adalah modul deteksi dini tuberkulosis pada anak sekolah, yang dapat dipakai oleh guru sekolah untuk melakukan deteksi dini rutin tuberkulosis pada anak sekolah, teridentifikasinya penemuan kasus baru tuberkulosis pada anak sekolah melalui deteksi dini, dan sekolah percontohan untuk deteksi tuberkulosis pada anak. Metode kegiatan ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu panel expert untuk pembuatan modul deteksi dini, pelatihan deteksi dini tuberkulosis, simulasi deteksi dini dan screening TB, simulasi penemuan dan pelaporan kasus tuberkulosis, dan pelaksanaan penemuan kasus TB pada anak SD di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan mitra dari SD Negeri Cileles dan MI Al-Falah Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan mitra dari kader kesehatan Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan guru sekolah dan kader kesehatan sebelum dilakukan kegiatan pemberdayaan adalah 63,33 (SD = 20,90); rata-rata skor pengetahuan guru sekolah dan kader kesehatan setelah dilakukan kegiatan adalah 81,00 (SD = 12,96) dengan rata-rata peningkatan skor 17,67 (SD = 20,96); dan kemampuan psikomotor peserta 100% lulus dalam kegiatan praktikum. Hasil kegiatan ini merekomendasikan agar pelaksanaan screening TB pada anak sekolah dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan capaian deteksi dini TB pada anak sekolah.Kata kunci: Anak sekolah, deteksi dini, guru, kader kesehatan, pemberdayaan, screening, tuberkulosis
Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada Anak Usia 0 – 6 Tahun di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Sri Hendrawati; Ai Mardhiyah; Henny Suzana Mediani; Ikeu Nurhidayah; Wiwi Mardiah; Fanny Adistie; Nenden Nur Asriyani Maryam
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.355 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.17263

Abstract

Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita tingkat Provinsi Jawa Barat masih jauh di bawah target yang ditetapkan yaitu 90%, termasuk untuk wilayah Kabupaten Sumedang, khususnya Desa Cileles Kecamatan Jatinangor, memiliki cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak masih rendah. Stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) yang dilakukan di Posyandu tidak lengkap, hanya penimbangan dan pengukuran tinggi badan saja. Kader posyandu belum mampu melakukan deteksi dini dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita secara komprehensif. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberdayakan kader posyandu dalam melakukan SDIDTK pada anak usia 0 – 6 tahun. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah kader posyandu di Desa Cileles. Luaran dari kegiatan PKM ini yaitu tersusunnya modul SDIDTK pada anak usia 0 – 6 tahun yang aplikatif dan handbook praktikum deteksi dini tumbuh kembang anak. Metode kegiatan dilakukan dengan beberapa metode yaitu panel expert untuk pembuatan modul SDIDTK dan pelatihan SDIDTK yang terdiri dari kegiatan penyuluhan, small group discussion, praktikum serta simulasi. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan mitra dari 5 buah posyandu di Desa Cileles yang diikuti oleh 25 kader posyandu. Evaluasi dilaksanakan dengan evaluasi kognitif dan psikomotor. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kader posyandu sangat antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan PKM ini. Sejumlah 25 orang kader lulus mengikuti semua tahapan dalam kegiatan PKM ini dengan indikator terdapat peningkatan pengetahuan tentang SDIDTK dan tumbuh kembang pada anak dari nilai rata-rata pretest 41,6 (SD = 18,9) menjadi nilai rata-rata posttest 65,6 (SD = 17,6), dengan rata-rata peningkatan skor 24,0 (SD = 18,3); dan kemampuan psikomotor peserta 100% lulus dalam kegiatan praktikum. Hasil kegiatan ini merekomendasikan agar pelaksanaan pelatihan SDIDTK pada kader posyandu ini perlu dilanjutkan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang, deteksi dini tumbuh kembang, dan intervensi dini tumbuh kembang.Kata kunci: Anak usia 0-6 tahun, deteksi, intervensi dini, kader posyandu, stimulasi, tumbuh kembang
Upaya Pencegahan Penularan TB dari Dewasa terhadap Anak Eni Noviyani; Sari Fatimah; Ikeu Nurhidayah; Fanny Adistie
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.679 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i2.105

Abstract

TB (TB) pada anak mencerminkan transmisi TB yang terus berlangsung di populasi. Laju penularan TB pada anak tidak terlepas dari penderita TB dewasa Basil Tahan Asam(BTA) positif yang tinggal disekitarnya sebagai sumber penularan utama. Perilaku penderita TB dewasa sangat berpengaruh besar terhadap jumlah penderita TB anak yang semakin meningkat, karena TB merupakan penyakit yang mudah ditularkan melalui udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pencegahan penularan TB dari dewasa terhadap anak di wilayah puskesmas DTP Rancaekek. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan responden 54 orang dan menggunakan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang dikembangkan dari teori J. Gordon mengenai pencegahan penularan TB yang meliputi lingkungan, kepatuhan pengobatan, memutus transmisi serta status nutrisi dengan menggunakan skala guttman. Analisis data yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif kuantitatif melalui distribusi frekuensi. Penelitian dilakukan di Puskesmas DTP Rancaekek. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa pencegahan penularan TB dari dewasa terhadap anak di wilayah Puskesmas DTP Rancaekek seluruh responden 54 orang (100%) tidak mendukung pencegahan penularan TB. Sebelumnya telah ada penyuluhan yang dilakukan oleh puskesmas DTP Rancaekek. Saran peneliti adalah mengevaluasi penyuluhan yang telah dilakukan agar memperoleh metode penyuluhan yang tepat dan menjalankan strategi DOTS.Kata kunci: Pencegahan, penularan, TB, TB anak.Prevention of Tuberculosis Transmission from Adults to Children AbstractTuberculosis (TB) in children reflects the continuing TB transmission in the population. The transmission rate of TB in children cannot be separated from adult TB patients who live near the children and are a major source of transmission. The behavior of adult patients has a big influence on the increasing number of pediatric TB patients because TB is a disease that is easily transmitted through air. The purpose of this study was to describe the prevention of TB transmission from adults to children in the area around Puskesmas (Primay Health Clinic) DTP Rancaekek.  This research used quantitative descriptive method with 54 respondents collected using total sampling technique. Data were collected by distributing questionnaires developed from J. Gordon theory which contained matters concerning the environment, treatment compliance, preventing transmission, and nutritional status using Guttman scale. Data were analysed with descriptive quantitative method using the frequency distribution. The study was conducted at the region of Puskesmas DTP Rancaekek.  The results of the study showed that all 54 respondents (100%) did not support the prevention of tuberculosis transmission from adults to children around the region of Puskesmas DTP Rancaekek. Previously there have been health education sessions carried out by the Puskesmas DTP Rancaekek. However, researchers suggest evaluating the methods of health education in order to find the right TB prevention techniques and effectively implement DOTS strategy.Key words: Transmission prevention, tuberculosis, tuberculosis children.
Kualitas Hidup pada Anak dengan Kanker Ikeu Nurhidayah; Sri Hendrawati; Henny S. Mediani; Fanny Adistie
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 1 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.46 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i1.136

Abstract

Kanker anak merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan dan perawatan berkelanjutan. Pengobatan kemoterapi yang berkelanjutan pada anak dengan kanker, selain memiliki efek terapeutik juga menyebabkan berbagai efek samping. Hal ini dapat berdampak terhadap kualitas hidup anak, meliputi fungsi fisik, emosi, sosial, psikologis, sekolah, dan kognitif. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kualitas hidup pada anak dengan kanker. Penelitian ini menggunakan mixed method dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Sampel penelitian kuantitatif dengan 60 responden. Kualitas hidup pada anak diukur dengan menggunakan instrumen PedsQoL Generic 4.0 dan PedsQoL Cancer Module 3.0. Analisis data dilakukan menggunakan nilai mean. Penelitian kualitatif menggunakan 10 partisipan dan pengumpulan data dengan pedoman wawancara. Analisis data menerapkan teknik analysis interactive model dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil penelitian menunjukkan 32 orang (53,3%) anak kanker memiliki kualitas hidup buruk, dengan nilai terendah pada fungsi sekolah dan kekhawatiran anak dalam menghadapi pengobatan dan penyakit.Kualitas hidup yang buruk ini berpengaruh terhadap fungsi fisik, emosi, sosial, psikologis, sekolah, dan kognitif sehingga tumbuh kembang anakpun terganggu. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pada anak dengan menyediakan kesempatan bagi anak untuk tetap belajar dan saling berinteraksi dan dukungan dari perawat.Kata kunci: Anak, kanker, kualitas hidup. Quality of Life of Children Living with CancerAbstractCancer in children is an illness that needs continuous medication and treatment so that it has to be managed with high quality care. Continuous chemotherapy treatment in children with cancer, besides giving therapeutic effect, it also causes various side effects. These side effects could have negative effect for quality of life of the children, including physical, emotional, social, psychological, school, and cognitive functions. The aim of this study was to identify quality of life of children living with cancer. This study used mixed method design with sequential explanatory strategy. The quantitative study recruited 60 samples of children living with cancer. The quality of life of the children was measured using PedsQol Generic 4.0 and PedsQoL Cancer Module 3.0. Data were analyzed using mean score. The qualitative study recruited 10 participants and the data were collected using semi-structured interview. Qualitative data analysis used interactive analysis model which consisted data collection, data reduction, data presentation, and conclusion phases. Both of the studies were conducted at Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung. The results showed that based on PedsQol Generic 4.0, most of the children (53.3%) has low quality of life, with the school function as the lowest score. Based on PedQoL Cancer Module 3.0, most of children (61.7%) also has low quality of life, particularly in children’s worriedness aspect when dealing with treatment and their illness which has lowest score. This low quality of life would have negative impact towards children’s physical, emotional, social, psychological, school and cognitive function, so that it disturbed the children’s growth and development. One of efforts that can be done is to provide opportunities for children to continue studying and interaction in hospital, as well as an additional schedule for psychology therapies to help children overcome the negative emotion during their treatment.Keywords: Cancer, children, quality of life.
Kualitas Hidup Orang Tua dengan Anak DIisabilitas Ikeu Nurhidayah; Tia Imtihana; Fanny Adistie
Journal of Nursing Care Vol 3, No 3 (2020): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v3i3.22524

Abstract

Saat ini diperkirakan 9,9 juta anak Indonesia hidup menyandang disabilitas. Orang tua sebagai caregiver utama rentan mengalami penurunan kualitas hidup akibat kesulitan merawat anak dengan disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup orang tua dengan anak disabilitas. Penelitian menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan teknik accidental sampling didapatkan 65 sampel yang terdiri dari orang tua dengan anak disabilitas di SLB Negeri Cileunyi. World Health Organization Quality Of Life-BREF (WHOQOL-BREF) adalah instrumen untuk mengukur kualitas hidup, terdiri dari 26 butir pertanyaan, dianalisis menggunakan nilai distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan orang tua rata-rata memiliki kualitas hidup baik pada domain fisik dan psikologis serta sedang pada domain sosial dan lingkungan. Berdasarkan jenis disabilitas, orang tua dengan anak tunadaksa mayoritas memiliki kualitas hidup kategori baik. Berdasarkan faktor yang berkontribusi terhadap kualitas hidup, rata-rata memiliki kategori kualitas hidup sedang hingga baik pada setiap faktor. Kesimpulan dari penelitian ini adalah orang tua dengan anak disabilitas rata-rata memiliki kualitas hidup sedang hingga baik. Upaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup orang tua ke arah yang lebih baik mungkin diperlukan terutama pada domain hubungan sosial dan lingkungan dengan merancang program yang mampu meningkatkan kepuasan orang tua terhadap hubungan sosial dan lingkungan tempat mereka tinggal.
Fatigue In Children With Cancer Who Receive Chemotherapy Sri Hendrawati; Fanny Adistie; Nenden Nur Asriyani Maryam
Journal of Nursing Care Vol 4, No 2 (2021): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v4i2.33158

Abstract

Fatigue in children with cancer is a physical, mental, and emotional experience characterized by reduced energy, decreased physical activity, and increased feelings of fatigue. So far, health workers have assumed that fatigue is a subjective feeling and is not life-threatening. If not handled properly, fatigue can reduce the quality of life. This study aimed to identify the level of fatigue in children with cancer. This research used a descriptive quantitative method. According to the inclusion criteria: 1) the respondents are children with cancer aged 6-18 years; 2) the children is undergoing treatment or medication, and 3) the general condition of the children is good. Technique sampling used consecutive sampling to get 74 children with cancer. The instruments used were the Childhood Fatigue Scale (CFS) to measure the level of fatigue in children and the Fatigue Scale-Adolescent (FSA) to measure the level of fatigue in adolescents. Data analysis using the mean value and frequency distribution. The results showed that based on the fatigue questionnaire of children with cancer who receive chemotherapy, most of them had a severe fatigue scale of 56 people (75.7%). Meanwhile, a small proportion of children had a mild fatigue scale of as many as 18 people (24.3%). In this study, all children with cancer experienced fatigue. It interrupts or limits their daily activities and significantly influences different aspects of personal life. Children can still felt fatigued even after chemotherapy is over. Nurses as health workers who have the most frequent contact with children must provide appropriate nursing interventions for cancer to minimize fatigue.
Optimalisasi Pencegahan Tuberkulosis melalui Peer Group Support pada Remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan Windy Rakhmawati; Siti Yuyun Rahayu Fitri; Fanny Adistie
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12254

Abstract

ABSTRACT Indonesia merupakan negara ketiga sebagai Tuberkulosis (TB) burden countries di dunia. TB pada remaja cenderung lebih menular, namun pengetahuan dan persepsi remaja tentang TB masih kurang sehingga remaja rentan tertular TB. Untuk itu diperlukan sebuah pendekatan komprehensif berupa promosi kesehatan sebagai upaya dalam menurunkan angka kejadian TB pada remaja. Promosi kesehatan dengan melibatkan remaja serta teman sebaya sebagai lingkungan terdekat dapat mengoptimalkan pencegahan TB di kalangan remaja. Oleh karena itu peer group support sangat diperlukan saat ini untuk mengoptimalkan pencegahan TB. Tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan pencegahan Tuberkulosis melalui peer group support pada remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual atau daring (hybrid) bekerja sama dengan mahasiswa dengan melakukan pendidikan kesehatan dan membentuk kader-kader remaja Palang Merah Remaja (PMR) untuk pencegahan Tuberkulosis sekaligus melakukan skrining TB secara online untuk menemukan kasus TB pada remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Pengabdian dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2021. Total remaja yang mengikuti pendidikan kesehatan berjumlah 45 orang. Sementara itu terbentuknya kader-kader peer group support sebanyak 36 orang. Formulir skrining tersebar kepada 105 remaja dan ditemukan 16 remaja yang harus dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kegiatan pengabdian masyarakat terkait optimalisasi pencegahan Tuberkulosis melalui peer group support pada remaja di Jatinagor dan Tangerang Selatan dinilai efektif dan dapat meningkatkan partisipasi remaja dalamupaya pencegahan TB. Diharapkan optimalisasi pencegahan Tuberkulosis melalui peer group support pada remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan dapat menjadi pelopor remaja lainnya dalam mengoptimalkan pencegahan TB di kalangan remaja. Kata Kunci: Peer group supports, Pencegahan, Remaja, Tuberkulosis  ABSTRAK Indonesia has the third rank as Tuberculosis (TB) burden countries in the world. TB in adolescents tends to be more contagious, however knowledge and perceptions of adolescents about TB are still lacking so adolescents are at risk for contracting TB. For this reason, a comprehensive approach is needed in the form of health promotion as an effort to reduce the incidence of TB in adolescents. Health promotion by involving adolescents and their peers as the closest environment can optimize TB prevention among teenagers. Therefore, peer group support is very necessary at this time to optimize TB prevention.  The aim of this research is to optimize the prevention of Tuberculosis through peer group support for adolescents in Jatinangor and South Tangerang. This activity is carried out virtually or online (hybrid) in collaboration with students by conducting health education and forming PMR youth cadres to prevent Tuberculosis as well as conducting online TB screening to find TB cases in teenagers in Jatinangor and South Tangerang. The implementation of this activity is carried out in three stages, namely the preparation stage, implementation, and follow-up stage. The community service program will be carried out from June to August 2021. The total number of teenagers who took part in health education was 45 people. Meanwhile, 36 peer group support cadres were formed. Screening forms were distributed to 105 teenagers and 16 teenagers were found who needed to be referred for further examination. Conclusion: Community service activities related to optimizing Tuberculosis prevention through peer group support for adolescents in Jatinagor and South Tangerang are considered effective and can increase adolescent participation in TB prevention efforts. It is hoped that optimizing Tuberculosis prevention through peer group support for adolescents in Jatinangor and South Tangerang can be a pioneer for other adolescents in optimizing TB prevention among adolescents. Keywords: Adolescents, Peer group supports, Prevention, Tuberculosis
KESIAPAN ANAK DAN PERAN ORANG TUA MUSLIM DALAM MEMPERSIAPKAN MENARCHE Nur Maharani; Restuning Widiasih; Fanny Adistie
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 8, No 2 (2020): EDITION JULY 2020
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.875 KB) | DOI: 10.33366/jc.v8i2.1462

Abstract

Menarche a physiological process in puberty as a sign of the maturity in women’s reproductive organs. For Muslim women, a menarche is also an important event, because it signifies that a woman becomes 'baligh' (adult). Previous research shows that girls feel scared and unprepared when menarche, and limited information about family support for children. The purpose of this study was to examine the readiness of children and the roles of Muslim parents in dealing with menarche. This study applied a quantitative descriptive approach, the samples were selected using the purposive sampling technique, 176 students and parents from SDIT Imam Bukhari school involved in this study. The instrument was a questionnaire that assesses children's readiness and parents’ roles in assisting menarche. Data were analyzed using a frequency distribution.More than half of girls have good readiness (54.5%), and other children in the category moderate or poor. Parents as educators have a good role in preparing girls (52.3%) in component needs, motives, and goals. Most children are ready in dealing with menarche and getting support from parents. Providing menarche information at school would help children readiness especially who are in categories moderate and poor.