Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE ROLE OF COMMUNITY HEALTH CENTRES (PUSKESMAS) IN THE IMPLEMENTATION OF SEXUAL VIOLENCE PREVENTION FOR SCHOOL-AGE CHILDREN IN ELEMENTARY SCHOOLS T Kartilah; sofia februanti; B Sakti; U A Hidayat
Journal of Maternity Care and Reproductive Health Vol 1, No 2 (2018): Journal of Maternity Care and Reproductive Health
Publisher : Ikatan Perawat Maternitas Indonesia Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.784 KB) | DOI: 10.36780/jmcrh.v1i2.39

Abstract

The number of events of sexual violence among school-age children in Indonesia is still high. Community health centres (puskesmas) have established school health centres (UKS). However, the methods implemented by the community health centres for preventing sexual violence among school-age children have not been identified, including primary, secondary, and tertiary preventions. This research aims to examine the prevention practices of sexual violence among school-age children conducted by community health centres. It employs qualitative method. The roles of community health centres in Tasikmalaya and Bandung in implementing the practices of sexual violence were identified through the school health centres (UKS) program. The findings indicate that in the primary prevention, the community health centres do not have specific programs; they perceived the sexual violence prevention as not being part of their responsibility. In terms of secondary prevention, the community health centres do not have the authority to monitor students’ actions; the community health centres take actions based on schools’ reports. In the tertiary prevention, the community health centres only provide health examinations for identifying sexual violence. Generally, the community health centres have not played specific roles in the primary, secondary, and tertiary prevention of sexual violence among school-age children.Keywords: school-age children, sexual violence
KEJADIAN SEKSIO CAESAREA PADA PASIEN RAWAT INAP RSUD DR. SOEKARDJO Gustiani Nur Ruchmayanti; Sofia Februanti; Tetet Kartilah
Media Informasi Vol 12, No 2 (2016): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.694 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v12i2.42

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian seksio caesarea (SC). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sample dalam penelitian ini berjumlah 50 pasien, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pasien berdasarkan jenis SC pada pasien rawat inap di Ruang 1 RSUD dr. Soekardjo di dapatkan data presentase tertinggi adalah Jenis SC Elektif yaitu sebanyak 34 orang (68,0%), umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 38 orang atau (76,0%), Menengah kebawah yaitu sebanyak 29 orang (58,0%), tidak bekerja yaitu sebanyak 33 orang (66,0%), Multipara yaitu sebanyak 32 orang (64,0%), tinggi badan lebih dari 145 cm yaitu sebanyak 38 orang (76,0%) ,dan penyebab SC dengan Riwayat SC, KPD dan faktor bayi masing-masing sebanyak 9 orang (18,0%). RSUD dr. Soekardjo hendaknya melakukan upaya preventif dengan memberikan pelayanan antenatal care sehingga indikasi penyulit kehamilan dapat dikendalikan secara dini, dan meningkatkan dalam pelayanan perawatan pada pre-operasi, intra-operasi dan post-operasi terkait dengan pencegahan infeksi dan komplikasi, serta memberikan edukasi berupa perawatan luka dan perencanaan kehamilan serta persalinan selanjutnya.
PEMBINAAN KELOMPOK KEGIATAN (POKTAN) DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI KOTA TASIKMALAYA Peni Cahyati; Dudi Hartono; Tetet Kartilah; Sofia Februanti
Abdimas Galuh Vol 4, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i2.8012

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 Hari Pertama  Kehidupan (HPK) sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Adapun ciri-ciri stunting yang paling terlihat adalah tubuh anak lebih pendek dari standar  perhitungan  yang di tetapkan oleh Badan Ksehatan Dunia (WHO). Faktor yang menyebabkan stunting di Indonesia adalah praktek pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses ke bahan makanan bergizi, terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan antenatal care, postnatal care dan pembelajaran dini berkualitas serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Angka stunting di Kota Tasikmalaya saat ini mencapai 7.120/38.912 atau diangka 18.37 persen meningkat dari tahun sebelumnya. Melihat fenomena tersebut maka penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya dilakukan oleh Pemerintah, melainkan seluruh masyarakat. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum memahami persoalan stunting termasuk ibu balita yang ada di Kota Tasikmalaya, faktor yang mempengaruhi adalah tingakat pendidikan serta pengetahuan yang rendah. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stunting perlu dibekali pengetahuan melalui kelompok kegiatan, kader, karang taruna dan lain nya. Kegiatan dilaksanakan dalam rangkaian program pengabdian kepada masyarakat IPTEKS bagi masyarakat (IbM) Politeknik Kesehatan Tasikmalaya. Kegiatan  dilaksanakan pada bulan Juni 2022. Hasil pelatihan menunjukkan skor pengetahuan kelompok kegiatan tentang stunting naik sebesar 28 poin dibandingkan sebelumnya. Secara statistik, dengan menggunakan uji Wilcoxon hasilnya menunjukan adanyat perbedaan rata-rata skor pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan, dengan taraf signifikansi  ρ = 0,0001 (ρ < 0,05). Diharapkan setelah diberikan pembekalan maka kelompok kegiatan akan berkontribusi dalam peningkatan pengetahuan masyarakat tentang stunting melalui kegiatan deteksi dini, melakukan penyuluhan dan pemantauan terhadap keluarga yang memiliki anggota stunting.
Gambaran Pelaksanaan Mobilisasi Dini Dalam Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu Post Sectio Caesarea di RSUD Ciamis Tetet Kartilah; Peni Cahyati; Sofia Februanti; Kusmiyati Kusmyiati; Sofiatul Kamila
Jurnal Medika Cendikia Vol 9 No 02 (2022): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : STIKes Karsa Husada Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/medika.v9i02.178

Abstract

SC surgery can help the mother give birth if the mother is unable to give birth pervaginam or normally. But physically, the mother will feel pain due to the tearing of tissues in the walls of the abdomen and uterus. Pain is the most common problem experienced by post partum SC mothers. This form of pain management can be done by early mobilization. The purpose of the study was to provide an overview of the implementation of early mobilization in reducing the scale of pain in post sectio caesarea mothers. This type of research design is descriptive with a case study approach to explore the pain response of post partum SC mothers who get early mobilization interventions. The study was conducted on two post partum sectio caesarea mothers. The results showed that both respondents mobilized well and experienced a decrease in the scale of pain after conducting early mobilization interventions. The high level of motivation is a factor that affects the implementation of early mobilization and affects the decrease in the scale of pain. Meanwhile, the inhibiting factor in reducing the pain scale is the low patient's knowledge about the importance of pain management by conducting early mobilization. To improve services in providing effective nursing care, the health service is expected to increase knowledge, provide motivation and supervise the implementation of mobilization in post partum sectio caesarea mothers to accelerate the reduction of pain scale.
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG DAMPAK SEKS PRANIKAH DI SALAH SATU SMA KOTA TASIKMALAYA Sofia Februanti
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v17i2.252

Abstract

Seks pranikah adalah suatu tindakan melakukan hubungan seks tanpa adanya ikatan pernikahan. Perilaku seks pranikah sebagian besar disebabkan karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya yang mulai memasuki usia remaja dan faktor pergaulan yang kurang baik yang dialami oleh remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang dampak seks pranikah salah satu SMAN di Kota Tasikmalaya. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling yaitu sebanyak 79 responden. Hasil penelitian menunjukan secara keseluruhan tingkat pengetahuan siswa kelas XI tentang dampak seks pranikah dalam kategori cukup 60.8%. Saran diharapkan penelitian ini menjadi masukan bagi pihak sekolah agar lebih meningkatkan pengetahuan siswa-siswi misalnya dengan melalui pemberian informasi terkini dan terbaru (update) mengenai bahaya seks pranikah, dan hendaknya pengawasan pada siswa oleh guru-guru di sekolah tetap dilakukan untuk mengantisipasi perilaku seks yang menyimpang dan diharapkan pentingnya peran orang tua dalam pengawasan terhadap anaknya agar tidak terjebak kedalam arus pergaulan seks pranikah