Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hitung Leukosit pada Inflamasi Kaki Mencit (Mus musculus) Induksi Karagenan dengan Sarang Walet Putih (Collocali fuciphaga) Fitri Nuroini; Zulfikar Husni Faruq
Biomedika Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.916 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v11i2.424

Abstract

Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan diri dari berbagai bahaya sekaligus memperbaiki kerusakan struktur dan gangguan fungsi jaringan yang ditimbulkan oleh bahaya tersebut (Baratawidjaja, 2002). Sel-sel yang berperan dalam inflamasi yaitu eritrosit, neutrofil, basofil, eosinofil, platelet, sel NK (natural killer), limfosit, sel mast, sel dendritik dan antigen presenting cells (Liao dkk, 2011). Apabila penyebab inflamasi tidak dapat disingkirkan, akan terjadi inflamasi kronik yang dapat merusak jaringan dan kehilangan fungsi sama sekali (Baratawidjaja, 2002). Oleh karena itu, inflamasi berlanjut perlu dicegah salah satunya dengan mengkonsumsi obat alternatif salah satunya adalah sarang walet putih (Collocalia fuciphaga). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi EBN burung walet sarang putih (C. fuchipaga) terhadap profil darah mencit (leukosittotal dan leukosit deferensial) pada jam kelima setelah diinduksi karagenan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 kelompok perlakuan, masing-masing 4 ulangan. Kelompok perlakuan terdiri atas kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan pemberian ekstrak akuosa EBN dengan dosis 0,1; 1 dan 10 mg/ 20 g BB. Semua perlakuan diberikan secara peroral kemudian setelah satu jam tiap kelompok diinjeksi 0,05 ml karagenan 1% dalam NaCl 0,9% pada telapak kaki kanan mencit secara subkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EBN secara oral dapat dapat menurunkan secara signifikan (p<0,05) jumlah leukosit total dan leukosit deferensial terutama limfosit dan neutrofil. Kata kunci: Leukosit, Inflamasi, Karagenan, Sarang Walet Putih, EBN
VARIASI KONSENTRASI KOH DAN WAKTU CLEARING TERHADAP KUALITAS PREPARAT AWETAN Pediculus humanus capitis Arya Iswara; Fitri Nuroini
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.978 KB)

Abstract

Pembuatan sediaan permanen entomologi/insekta diawali dengan perendaman dalam KOH, dilanjutkan dengan proses dehidrasi, proses clearing dan proses mounting. Perendaman dalam KOH bertujuan menipiskan lapisan kitin pembentuk eksoskeleton pada insekta. Tahapan Clearing merupakan salah satu tahapan pembuatan awetan permanen yang bertujuan menjadikanstruktur parasit insekta terlihat lebih jelas, jernih, dan transparan. Penelitian dilakukan dengan variasi perendaman dalam larutan KOH 5%, 10%, 15%, dan 20%. selama 24 jam, serta variasi lama waktu clearing 5, 15, 25, dan 60 menit. Pengamatan sediaan awetan permanen dilakukan dengan menilai kualitas sediaan awetan permanen. Kualitas sediaan awetan permanen meliputi kejernihan, kualitas warna, dan keutuhan  sediaan awetan permanen. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang bervariasi, kualitas yang buruk didapatkan pada kombinasi antara variabel waktu clearing 5 menit pada seluruh variasi konsentrasi KOH dan pada variabel waktu clearing 15menit pada konsentrasi KOH 5%. Hasil dengan kualitas baik ditunjukkan pada variabel waktu clearing 15 menit pada konsentrasi KOH 10%, 15%, dan 20%, serta pada variabel vaktu clearing 25 dan 60 menit pada seluruh variasi konsentrasi KOH. Hasil kualitas yang baik disertai dengan peningkatan dan penurunan nilai skoring. Hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin lama waktu clearing akan menghasilkan preparat yang lebih baik dengan nilai skoring yang berbeda berdasarkan persentase KOH yang digunakan.Keywords: KOH, clearing, Pediculus humanus capitis
Perbedaan Kadar Asam Urat Serum Darah Yang Dibekukan Sebelum Dicentrifuge Dan Langsung Dicentrifuge Arti Wahyuni; Fitri Nuroini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan kadar asam urat adalah salah satu pemeriksaan untuk mendukung diagnosis penyakitasam urat/ gout. Sampel pemeriksaan asam urat yang biasa digunakan adalah serum dari darahvena. Serum diperoleh dengan dua cara yaitu darah dibiarkan membeku pada suhu kamar sebelumdicentrifuge dan serum darah yang langsung dicentrifuge dengan tujuan untuk mempersingkat waktu.Hal ini mengakibatkan proses koagulasi yang tidak sempurna sehingga terjadi hemolisis dankontaminasi protein pada serum. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan kadar asamurat serum dari darah yang dibekukan sebelum dicentrifuge dan langsung dicentrifuge. Jenispenelitian adalah penelitian analitik dengaan sampel serum dari 16 responden yang dibekukan dantidak dibekukan kemudian diperiksa kadar asam uratnya. Hasil penelitian menunjukkan rata-ratakadar asam urat serum darah yang dibekukan sebelum dicentrifuge sebesar 3,206 mg/dL sedangkanrata-rata kadar asam urat serum darah yang langsung dicentrifuge sebesar 3,681 mg/dL. Datadianalisis dengan uji statistic Paired t test, nilai p-value yang didapat sebesar 0,000 sehingga lebihkecil dari 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar asam urat serum darah yangdibekukan sebelum dicentrifuge dan langsung dicentrifuge. Kadar asam urat serum darah yanglangsung dicentrifuge cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kadar asam urat serum darah yangdibekukan sebelum dicentrifuge. Kata Kunci : dibekukan, tidak dibekukan, asam urat
Uji Efektifitas Daun Mint Pada Trakea Mencit Yang Terpapar Asap Rokok Relista Bella Syahrawati; Fitri Nuroini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 3 (2020): Optimalisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Menuju Kemandirian di Tengah P
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang dibungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotania tobacum dan Nictoniarustica. Paparan asap rokok dapat menimbulkan respon inflamasi di saluran pernafasa dan juga memperburuk kondisipatologis yaitu inflamasi, proteolisis dan stres oksidatif. Tubuh dapat mengkompensasi stres oksidatif dengan adanyaantioksidan. Antioksidan dapat ditemukan pada tanaman herbal yaitu daun mint.  Penelitian ini bertujuan untukmengetahui efektifitas daun mint pada trakea mencit yang terpapar asap rokok. Jenis penelitian eksperimen denganmenggunakan 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal tidak terpapar asap rokok (K1), terpapar asap rokok(K2), dan setelah terpapar asap diberikan remasan daun mint (K3). Paparan asap rokok diberikan sebanyak 1 batangrokok konvensional selama 1x60 menit/ hari selama 7 hari. Daun mint diberikan dengan cara diremas-remas dandisebarkan di dalam kandang selama 15 menit/ hari selama 7 hari. Preparat trakea dibuat dengan metode parafin dandiwarnai dengan HE. Pengamatan preparat trakea dengan penilaian berdasarkan skoring pada 10 preparat berdasarkan2 parameter yaitu hilangnya silia dan penurunan tinggi epitel. Keberadaan silia dan tinggi epitel diamati secaradiskriptif komperatif. Hasil penelitian menunjukkan secara berturut-turut dari K1, K2, dan K3 untuk skor penurunantinggi epitel yaitu 0, 3 dan 1 dan skor hilangnya silia. Berdasarkan tingkat kerusakan trakea secara berturut-turut, K1tidak terjadi kerusakan, K2 kerusakan sedang, dan K3 kerusakan ringan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa remasandaun mint dapat menurunkan tingkat kerusakan trakea dari tingkat kerusakan sedang ke ringan yang ditunjukkanmelalui penurunan skor pada penuruan tinggi epitel dan hilangnya silia pada mencit yang terpapar asap rokok. Keywords: mouse trachea, free radicals, antioxidants, mint leaves, cigarette smoke
Pengaruh Lama Pembendungan Terhadap Kadar Alkaline Phosphatase (ALP) Puspita Diah Fajarwati; Fitri Nuroini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan kadar Alkaline Phosphatase menggunakan sampel darah vena, pada pengambilan darah venamasih banyak didapati kesalahan dalam proses pengambilan sampel seperti lama waktu pembendungan.CLSI menyarankan pembendungan dilakukan paling lama 1 menit. Pembendungan yang terlalu lama dapatmenimbulkan terjadinya hemokonsentrasi yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan AlkalinePhosphatase. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh lamapembendungan antara pembendungan yang ditunda 1 menit dan pembendungan yang ditunda 3 menit danjenis penelitian yaitu ekspersimen. Sampel diambil secara acak sebanyak 16 mahasiswa semester VI DIIIAnalis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, kemudian dilakukan pengambilan darah denganpembendungan yang ditunda 1 menit dan pembendungan yang ditunda 3 menit. Hasil pemeriksaanmenunjukkan rata-rata hasil kadar Alkaline Phosphatase dengan pembendungan yang ditunda 1 menit 119U/L dan pembendungan yang ditunda 3 menit 129 U/L. Hal ini menunjukkan hasil kadar AlkalinePhosphatase didapatkan perbedaan dengan selisih sebesar 10 U/L. Berdasarkan uji Paired Sample T-Testdengan nilai p (sig) 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar AlkalinePhosphatase pembendungan yang ditunda 1 menit dan pembendungan yang ditunda 3 menit dengan hasilpembendungan yang ditunda 3 menit terukur lebih tinggi dibandingan pembendungan yang ditunda 1 menit. Kata Kunci : Waktu Pembendungan, Kadar Alkaline Phosphatase
Kadar Il-6 Dan Pge2 Pada Ibu Pasca Counter-Pressure Regiosakralis Sebagai Therapi Nyeri Akibat Kontraksi Rahim Sri Rejeki; Achmad Solichan; Fitri Nuroini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Nyeri  merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh hampir semua ibubersalin atau nyeri saat menstruasi (Dismenorhoe). Nyeri menyebabkan takikardi pada ibu,peningkatan konsumsi oksigen, produksi asam laktat (laktat), hiperventilasi dengan risiko alkalosisrespirasi, dan peningkatan ketegangan otot skeletal. Counter Pressure Regiosarkalis merupakan terapiyang efektif menurunkan nyeri akibat kontraksi rahim. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,terapi Counter-Pressure Regiosarkalis dapat menurunkan tingkat nyeri juga terbukti sedikitmenurunkan kadar prostaglandin (PGE-2) dalam jumlah yang tidak signifikan. Perubahan pada PGE2dicurigai  berdampak pada stimulannya hormon Interleukin-6 (IL-6). Penelitian ini bertujuanmelihat pengaruh terapi Counter Pressure Regiosarkalis terhadap kadar IL-6 dan prostaglandin padakala 1 persalinan. Metode: Metode Penelitian menggunakan Quasi Eksperimen, dengan kriteria inklusiibu persalinan kala I, tidak ada kelaian panggul dan kelainan lainya yang menghalangi prosespersalinan pervagina, primipara, kehamilan tunggal, letak kepala  tidak mendapat obat-obatanpenghilang rasa nyeri. Hasil: Hasil penelitian didapatkan 25 responden dengan rata-rata usia 23,72 (±2,89) tahun, rerata konsentrasi IL-6 sebelum terapi 185,159 (± 3,76) pg/ml dan rerata setelah terapi180,782 (± 22,05) pg/ml, Konsentrasi rerata PGE2 sebelum terapi 223,521 (± 72,73) pg/ml dan reratasetelah terapi 179,873 (± 110,61) pg/ml. Kesimpulan: Pemberian terapi counter-pressure regiosacralistidak signifikan menurunkan kadar hormon IL-6 dan prostaglandin pada ibu ang mengalami kontraksirahim. Kata Kunci : Counter-pressure Regiosakralis, Interleukin 6, Prostaglandin E 2, kontraksi rahim
Gambaran Kadar Asam Urat Pada Petani Di Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga Wiwi Yuli Lestari; Fitri Nuroini; Ana Hidayati Mukaromah
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit asam urat berhubungan dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Salah satu faktoryang dapat mempengaruhi kadar asam urat adalah aktifitas fisik. Aktifitas petani yang seringdilakukan adalah mengolah lahan, penanaman, pemupukan dan pemanenan. Hasil penelitian dilapangan menunjukan bahwa petani mempunyai aktifitas fisik yang sangat berat. Tujuan penelitianini adalah mengukur dan menggambarkan kadar asam urat pada petani berdasarkan usia, konsumsimakanan tinggi purin, masa kerja, dan riwayat keturunan. Sampel dalam penelitian ini adalah 20masyarakat petani di Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga yangdiambil secara acak atau random dari populasi. Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan denganmetode POCT (Point Of Care Testing). Berdasarkan usia kadar asam tinggi terdapat pada kelompokusia >60 tahun sebanyak 5 orang (62,5%). Berdasarkan konsumsi makanan tinggi purin  kadar asamuat tinggi sebanyak 8 orang (66,6%) yang mengkonsumsi makanan tinggi purin dan 2 orang (25%)tidak mengkonsumsi makanan tinggi purin. Berdasarkan masa kerja kadar asam urat yang tinggiterdapat pada petani dengan masa kerja >30 tahun sebanyak 5 orang (100%). Berdasarkan riwayatketurunan kadar asam urat tinggi sebanyak 6 orang (85,7%) dengan riwayat keturunan dansebanyak 5 orang (38,4%) tanpa riwayat keturunan. Terdapat 9 orang (45%) memiliki kadar asamurat tinggi sedangkan sebanyak 11 orang (55%) memiliki kadar asam urat normal.Kata Kunci : Asam urat, Petani
Uji Efektifitas Daun Mint Terhadap Struktur Mikroanatomi Paru Mencit Yang Terpapar Asap Rokok Lya Mufida; Fitri Nuroini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 3 (2020): Optimalisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Menuju Kemandirian di Tengah P
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rokok berasal dari olahan tanaman tembakau yang dikonsumsi secara inhalasi. Asap yang dihasilkan dapatmenyebabkan gangguan kesehatan, karena nikotin, tar dan karbonmonoksida yang berasal dari asap arus utama dansamping rokok dapat memperburuk kondisi patologis antara lain inflamasi, proteolisis dan stres oksidatif. Daun mintmerupakan salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan yang dapat menetralisir keberadaan radikal bebasdalam tubuh. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas daun mint terhadap struktur mikroanatomi paru mencityang terpapar asap rokok. Metode penelitian menggunakan eksperimen sederhana dengan 3 kelompok perlakuan yaitu tanpa asap rokok (K1), terpapar asap rokok (K2) dan terpapar asap rokok dan diberikan remasan daun mint (K3).Paparan asap rokok dilakukan dengan memberikan 1 batang rokok konvensional selama 1x60 menit/hari selama 7hari, dilanjutkan dengan pemberian remasan daun mint 15 menit/hari selama 7 hari. Pembuatan preparat menggunakanmetode parafin dan pengecatan menggunakan HE. Pengamatan struktur mikroanatomi paru melalui pengukuranpelebaran lumen alveolus, penebalan dinding alveolus dan infiltrasi sel radang. Hasil penelitian menunjukkan secaraberturut-turut dari K1, K2 dan K3 untuk skor pelebaran lumen alveolus yaitu 0, 3 dan 2; penebalan dinding alveolus0, 3, dan 1; serta infiltrasi sel radang 0, 3 dan 2. Berdasarkan tingkat kerusakan paru secara berturut-turut dari K1 tidakterjadi kerusakan, K2 kerusakan sedang dan K3 kerusakan ringan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa daun mint dapatmenurunkan tingkat kerusakan paru yang ditunjukkan melalui penurunan ukuran pelebaran lumen alveolus, penebalandinding alveolus dan infiltrasi sel radang pada mencit yang terpapar asap rokok. Kata Kunci : struktur mikroanatomi paru, radikal bebas, antioksidan, daun mint, asap rokok.
Gambaran Sitologi Epitel Mukosa Rongga Mulut Pewarnaan Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus Rosa-sinensis L.) Muhammad Naufal Mizan; Maya Damayanti; Fitri Nuroini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bunga Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L.) digunakan sebagai bahan pewarna alami, yaitusebagai bahan pewarna  yang memiliki kandungan antosianin tinggi. Ekstrak bunga sepatudapat dimanfaatkan sebagai pengganti eosin pada pewarnaan giemsa. Prinsip pewarnaangiemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan methylene blue daneosin yang dilarutkan di dalam methanol. Penelitian ini bertujuan untuk menggantikan eosindengan bunga sepatu. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan sampelepitel mukosa rongga mulut. Sampel dicat menggunakan giemsa dengan 2 perlakuan yaitugambir 50% dan 70% sebagai alternatif pengganti eosin dalam giemsa yang akan mewarnaiinti sel dan sitoplasma. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini  dengan konsentrasi 50 %didapatkan hasil tidak baik dimana inti sel terwarnai biru-ungu kurang jelas, sitoplasmaterwarnai biru muda kurang jelas, dengan bentuk sel epitel pipih tidak jelas. Sedangkankonsentrasi 70% didapatkan hasil kurang baik dimana inti sel berwarna biru-ungu terlihatjelas , sitoplasma berwarna biru terlihat jelas dengan bentuk sel terlihat kurang jelas.Kata Kunci: Epitel Mukosa Rongga Mulut, Bunga Sepatu, Pewarnaan Giemsa
Perbandingan Kadar Hemoglobin Pedagang Angkringan Merokok Dan Tidak Merokok Dengan Kebiasaan Tidur Larut Malam Di Kelurahan Sendangmulyo Aldian Eka Ramadhan; Yekti Hediningsih; Fitri Nuroini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hemoglobin merupakan molekul protein yang berfungsi sebagai pembawa zat besi yang mengandung oksigen dalam sel darah merah. Fungsi utama hemoglobin adalah mengikat oksigen, didalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbon dioksida dari semua sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Merokok mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan organ pernafasan. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok adalah kanker paru. Dampak tidur larut malam dapat mengganggukesehatan tubuh, pada  malam hari fungsi fisiologis tubuh terutama yang berkaitan dengan peningkatan fungsi sel dan regenerasi sel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengukur dan menganalisis perbandingan kadar hemoglobin darah pedagang angkringan Merokok dan tidakmerokok dengan kebiasaan tidur larut malam di kelurahan sendangmulyo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel diambil sebanyak 30 sampel pedagang angkringan yang merokok dan tidak merokok dengan kebiasaan tidur larut malam di kelurahan sendangmulyo, kemudian diperiksa kadar hemoglobin menggunakan metode POCT. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin pedagang angkringan yang merokok sebesar 17,2 g/dL sedangkan rata-rata kadar hemoglobin pedagang angkringan yang tidak merokok sebesar 14,4 g/dL. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar hemoglobin pedagang angkringan  merokok dan tidak merokok dengan kebiasaan tidur larut malam di kelurahan sendangmulyo.  Kata Kunci : Kadar Hemoglobin, Pedagang Angkringan