Shandra Amarillis
Departemen Agronomi Dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University), Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Produksi dan Budidaya Umbi Bibit Kentang (Solanum tuberosum L.) di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat Muhamad Roffi Amarullah; . Sudarsono; Shandra Amarillis
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 1 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.039 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i1.24753

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperoleh pengetahuan, melatih kemampuan teknis dalam kegiatan budidaya dan produksi kentang khususnya pada pembibitan kentang. Penelitian berlokasi di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat yang dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2017. Aspek teknis yang dilakukan selama kegiatan penelitian antara lain mengikuti seluruh kegiatan budidaya, yaitu penanaman, pemeliharaan, panen, pascapanen dan pemasaran. Pengamatan dilakukan terhadap pemangkasan buku. Pemangkasan dilakukan pada 80-90 HST dan terdiri atas tanpa pemangkasan, pemangkasan 1 (3 buku) dan pemangkasan 2 (6 buku). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemangkasan 1 menghasilkan bobot umbi 80-120 g dan umbi 50-80 g yang berbeda nyata, sedangkan pemangkasan 2 menunjukkan hasil berbeda nyata pada jumlah umbi 80-120 g.
KAJIAN SISTEM HIDROPONIK MENGGUNAKAN ULTRASONIC ATOMIZER UNTUK PEMBIBITAN TSS (TRUE SHALLOT SEED) BAWANG MERAH Lilis Sucahyo; Mohamad Solahudin; Shandra Amarillis
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.911 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v11i1.488

Abstract

TSS (True Shallot Seed) merupakan benih botani alternatif selain umbi yang sangat potensial untuk digunakan dalam proses budidaya bawang merah. Proses pembibitan di petani umumnya menggunakan metode tebar langsung pada lahan dengan tingkat persentase tumbuh yang rendah. Hal tersebut menjadi permasalahan dalam penerapan TSS di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi pembibitan benih TSS menggunakan metode hidroponik, khususnya sistem aeroponik dengan modul ultrasonic atomizer sebagai pengabutan larutan nutrisi. Percobaan menggunakan 3 jenis varietas TSS yaitu Lokananta, Tuktuk dan Sanren. Proses penyemaian bibit dilakukan selama 7 minggu pada ruangan dengan kisaran suhu 23,5-29 oC serta kelembapan relatif sebesar 54,1-75,7 %. Penyinaran fotosintesis menggunakan cahaya LED White dengan nilai photosynthetic photon flux density (PPFD) rata-rata sebesar144 mmol/m2/s. Diperolah hasil performa performa pengabutan ultrasonic atomizer sebesar 89,71 % pada konsentrasi larutan nutrisi 135-1.048 ppm. Sistem aeropnik mampu menghasilkan bibit bawang merah TSS dengan performa keberhasilan pembibitan rata-rata sebesar 89,29 %. Varietas Lokananta, Tuktuk dan Sanren secara berurutan memiliki tinggi tanaman rata-rata sebesar 32 ± 3,61 cm, 34,47 ± 4,52 cm dan 30,2 ± 3,53 cm dengan jumlah daun rata-rata sebanyak 4,07 helai, 4,33 helai dan 4,01 helai. Keragaan tanaman tersebut sesuai dengan kriteria bibit TSS bawang merah. Penggunaan TSS dapat menjadi alternatif penyediaan bibit berkualitas untuk petani bawang merah di Indonesia.  
Ketepatan Taksasi dan Realisasi Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Aek Nabara, Sumatera Utara Nurjannah Rambe; Shandra Amarillis; Ahmad Junaedi
Buletin Agrohorti Vol. 10 No. 3 (2022): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v10i3.46453

Abstract

Taksasi produksi sebelum panen kelapa sawit diperlukan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja dan fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan panen. Penelitian dilaksanakan di Kebun Aek Nabara, Sumatera Utara yang dimulai dari bulan Januari sampai Mei 2021. Kegiatan bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan taksasi terhadap hasil nyata produksi tandan buah segar. Taksasi produksi dipengruhi oleh populasi tanaman per ha, angka kerapatan panen, dan bobot janjang rata-rata. Hasil taksasi produksi menunjukkan nilai sebesar 27.085 kg dan realisasi produksi sebesar 27.577 kg dengan persentasi ketepatan sebesar 95%. Nilai taksasi yang akurat dipengaruhi oleh ketepatan dalam pengamatan kerapatan panen. Kehilangan hasil dalam kegiatan pemanenan masih dialami oleh perusahaan, yaitu sebesar 1.57 – 5.23 bondolan per pohon dan masih berada di bawah standar ketentuan perusahaan. Kata kunci: estimasi produksi, kehilangan hasil, kerapatan panen
Pengaruh Cekaman Kering terhadap Respon Pertumbuhan Cabai Merah pada Fase Vegetatif Rahmadani Primanindita Airlangga; Sudarsono; Shandra Amarillis
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 2 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i2.46935

Abstract

Cekaman kering dapat menyebabkan berbagai macam perbedaan morfologi dan fisiologi meskipun tanaman berasal dari spesies dan varietas yang sama. Perbedaan ini disebabkan oleh mekanisme tanaman dalam beradaptasi dan bertahan hidup di lingkungan kering. Respon yang paling umum terjadi antara lain penurunan laju pertumbuhan dan jumlah stomata, yang menyebabkan penurunan angka produksi. Studi tentang pengaruh cekaman kering sering dilakukan saat atau setelah periode produksi untuk menentukan pengaruh cekaman pada produksi. Namun, penelitian ini berfokus pada pengaruh cekaman kering terhadap respon pertumbuhan pada vase vegetatif tanaman. Tanaman yang digunakan adalah empat varietas cabai merah, dua varietas merupakan varietas hibrida, dan dua berasal dari varietas bersari bebas (OPV). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh cekaman kering pada varietas cabai merah yang berbeda selama masa vegetatifnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Cabai merah hibrida. Gada dan Panex, serta cabai merah OPV, Anies dan Seloka, ditanam dengan perlakuan penyiraman konstan dan perlakuan kering. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dua kali, mulai usia 3 minggu setelah tanam (MST) hingga 7 dan 11 MST. Pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman secara umum terhambat pada kondisi tercekam kekeringan, kecuali pada bobot basah, akar dan bobot basah total yang justru bertambah pada kondisi cekaman kering. Terdapat interaksi antara bobot kering buah cabai dan perlakuan cekaman yang diberikan. Kata kunci: Anies IPB, Capsicum annuum L., Gada F1, Panex 100 F1, Seloka IPB, varietas hibrida, varietas bersari bebas
Inisiasi Tunas Tin (Ficus carica) Aksesi Blue Giant dengan Penambahan Beberapa Konsentrasi BAP Hanifah, Lulu Siti; Sudarsono; Amarillis, Shandra
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 3 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i3.51582

Abstract

Tanaman tin (Ficus carica) memiliki beraneka ragam aksesi salah satunya yaitu Blue Giant. Buah tin Blue Giant memiliki warna merah dengan garis kebiruan dengan rasa yang sangat manis dan sangat produktif, namun keberadaannya masih sangat terbatas. Inisiasi tunas tin melalui kultur in vitro merupakan salah satu cara untuk memperbanyak tanaman tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui respons pertumbuhan tunas tin aksesi Blue Giant terhadap pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh BAP (benzylaminopurine) secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan 3 AGH pada bulan Desember 2021 sampai Agustus 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu faktor dengan 3 taraf konsentrasi BAP pada media dasar MS0 dengan penambahan arang aktif. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, setiap botol ditanam 1 eksplan tunas, sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media dengan penambahan BAP 5 ppm berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 4 MST, sedangkan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tunas dan jumlah tunas. Media tanpa penambahan BAP mampu menghasilkan tunas berakar pada umur 2 MST. Jumlah tunas tin terbanyak diperoleh pada media dengan perlakuan BAP 2.5 ppm sebanyak 4 buah tunas. Kata kunci: eksplan, kultur jaringan, media MS, moraceae, sitokinin
Pengaruh Pengaplikasian Pupuk Magnesium Sulfat terhadap Pertumbuhan serta Hasil Panen Jagung Manis (Zea mays L. saccharata) Firmansyah, Eriyanto; Kartika, Juang Gema; Amarillis, Shandra
Buletin Agrohorti Vol. 13 No. 1 (2025): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v13i1.55029

Abstract

Jagung manis (Zea mays L. saccharata) merupakan salah satu komoditas pangan yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Pertumbuhan dan produksinya sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara, terutama magnesium (Mg) dan sulfur (S). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian pupuk magnesium sulfat yang optimal bagi pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Juni 2023 dan dilakukan dalam percobaan lapangan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 1 faktor perlakuan yaitu dosis pupuk MgSO4-. Penelitian dilakukan dengan 6 taraf perlakuan dengan 4 ulangan setiap taraf perlakuan. Perlakuan yang digunakan yaitu: kontrol (tanpa pupuk), pupuk standar (300 kg ha-1 Urea, 200 kg ha-1 SP-36, 200 kg ha-1 KCl), pupuk standar + 30 kg ha-1 MgSO4-, pupuk standar + 45 kg ha-1 MgSO4-, pupuk standar + 60 kg ha-1 MgSO4-, dan pupuk standar + 90 kg.ha-1 MgSO4-. Secara umum, dosis pupuk standar + MgSO4- cenderung meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen jagung manis. Perlakuan dosis pupuk standar + 45 MgSO4- memiliki tinggi tanaman, bobot daun, dan luas daun nilai berturut-turut sebesar 140.84 cm; 35.12 g; dan 4292.44 cm2 yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak mendapat pemupukan (kontrol). Perlakuan dosis pupuk standar + 45 MgSO4- cenderung mampu meningkatkan indeks luas daun, jumlah biji per tongkol dan bobot biji per tongkol dengan nilai beturut-turut sebesar 18.40; 320.15; dan 71.57 g. Kata kunci: anorganik, dosis pemupukan, hara makro sekunder, magnesium sulfat, produksi
Larutan Pulsing dengan Penambahan Gula dan Asam Salisilat Mempertahankan kesegaran dan Kualitas Bunga Matahari Potong: Pulsing Solution with Added Sugar and Salicylic Acid Maintains Freshness and Quality of Cut Sunflowers Dewi Sukma; Amarillis, Shandra; Abdullah Bin Arif
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.1.49-56

Abstract

Bunga matahari merupakan tanaman hias penting dari segi ekonomi. Pemanfaatan bunga matahari sebagai bunga potong perlu mendapatkan penanganan pascapanen yang tepat untuk mempertahankan kualitas dan memperpanjang masa kesegaran bunga selama masa pemasaran dan transportasi. Salah satu teknologi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu aplikasi larutan pulsing. Tujuan penelitian yaitu mengetahui jenis larutan pulsing terbaik yang dapat mempertahankan kesegaran dan kualitas bunga matahari potong. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian yaitu rancangan acak lengkap (RAL). Larutan pulsing terdiri atas campuran akuades, gula, asam salisilat dan sodium hypochlorite (5.25%). Parameter pengamatan meliputi: diameter bunga (luar dan dalam), jumlah petal bunga yang layu, jumlah petal bunga yang bercak, jumlah petal bunga yang segar dan ukur penurunan volume akuades dari masing-masing botol. Pengamatan tersebut dilakukan pada awal sebelum dan setiap dua hari setelah periode penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan larutan pulsing yang mengandung akuades + gula 3% + sodium hypochlorite 0.25% + asam salisilat 75 ppm cenderung meningkatkan penyerapan air sehingga dapat mempertahankan kesegaran dan kualitas bunga matahari potong hingga 6 hari setelah dipanen dibandingkan dengan tanaman kontrol. Kata kunci: bunga matahari, bunga potong, larutan pulsing
Aplikasi Dosis Pupuk KCl terhadap Tingkat Kemanisan Wortel (Daucus carota L.) Aksesi Cipanas dan Varietas Kuroda Khaerunnisa, Aisyah; Sudarsono, Sudarsono; Amarillis, Shandra
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 1 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i1.48549

Abstract

Wortel (Daucus carota L.) merupakan komoditas sayur yang dikenal secara umum oleh masyarakat. Kualitas wortel yang baik diharapkan mampu meningkatkan konsumsi masyarakat. Salah satu cara meningkatkan kualitas wortel adalah meningkatkan rasa manis dengan cara meningkatkan dosis pupuk KCl yang diberikan. Penelitian bertujuan menguji hubungan dosis pupuk KCl terhadap tingkat kemanisan wortel. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2019 di Kebun Percobaan Pasir Sarongge IPB, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur dan Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi dengan dua faktor. Faktor pertama adalah varietas (Kuroda dan Cipanas) sebagai petak utama dan faktor kedua adalah dosis pupuk KCl (60, 90, 120, dan 150 kg ha-1) sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berbeda nyata pada semua parameter, kecuali daya berkecambah dan diameter umbi. Perlakuan dosis pupuk KCl pada tanaman wortel tidak meningkatkan kadar padatan terlarut total. Wortel Kuroda memberikan hasil terbaik pada uji tingkat kemanisan, sedangkan wortel Cipanas memberikan hasil terbaik pada produksi dan produktivitas panen. Karakter hasil tanaman yang berkorelasi nyata secara positif terhadap masing-masing karakter adalah produksi, produktivitas, panjang umbi, dan bobot umbi. Kadar padatan terlarut total (PTT) berkorelasi nyata secara negatif terhadap karakter produksi, produktivitas, panjang umbi dan tinggi tanaman. Kata kunci: korelasi, kualitas umbi, padatan terlarut total, produksi