Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Band Pass Filter Combline Untuk Pemancar S-band Satelit Nano Mohammad Andi Pamungkas; Heroe Wijanto; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Satelit Nano adalah satelit yang beroperasi pada orbit LEO dan mempunyai dimensi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan satelit lainnya. Combline Band Pass Filter merupakan salah satu metode perancangan filter yang paling menguntungkan dan dapat diterapkan pada sistem komunikasi satelit yang memancarkan sinyal dengan daya yang sangat besar karena mempunyai ruang hampa yang disebut cavity box. Filter yang akan dirancang bekerja dengan frekuensi tengah 2,35 GHz. Pada filter ini digunakan respon frekuensi chebyshev ripple 0.1 dB dan impedansi terminal input dan terminal output 50 Ohm. Dalam mendesain filter perlu diperhatikan jenis bahan pembuat filter combline, penentuan dimensi yang teliti, dan karakteristik dari masing – masing resonator agar didapatkan hasil filter yang ideal. Hasil dari band pass filter ini dapat meloloskan sinyal pada frekuensi 2.250-2.450 MHz dan memiliki bandwidth sebesar 38 MHz, memiliki VSWR 1,28 , insertion loss sebesar -3,76 dB dan return loss sebesar -28,293 dB.
Power Combiner 3-way Untuk Aplikasi Electronic Support Measures 2-18 Ghz (uwb) Rizal Ritaudin; Heroe Wijanto; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Electronic Support Measures (ESM) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi untuk menerima sinyal gelombang elektromagnetik, kemudian sinyal tersebut diproses dan dianalisa dengan tujuan untuk mendeteksi dan membuat pengukuran terhadap pancaran gelombang elektromagnetik dari sistem radar disekitarnya. Frekuensi kerjanya berada pada 2-4 GHz (S-Band), 4-8 GHz (C Band) dan 8-18 GHz (X Ku-Band).Dalam tugas akhir ini, telah dirancang dan direalisasikan sebuah komponen pasif yang terdapat pada aplikasi Electronic Support Measures (ESM) . Dengan banyaknya antena susunan maka dibutuhkan suatu komponen pasif yaitu power combiner. Frekuensi kerja alat tersebut 2-18 GHz yang mempunyai tiga input dan satu output . Alat tersebut dirancang menggunkan software CST Microwave Studio.Adapun hasil pengukuran dari 3-way power combiner pada 2-18 Ghz yaitu didapatkan nilai untuk parameter S11 pada 2 GHz yaitu -9.184 dB, 10 GHz sebesar -17.374 dB dan 18 GHz sebesar -12.638 dB, nilai untuk parameter S22 pada 2 GHz yaitu -6.864 dB, 10 GHz -20.635 dB, 18 GHz -10.524 dB, nilai untuk parameter S33 2 GHz -8.827 dB, 10 GHz -16.125 dB, 18 GHz -12.480 dB, nilai untuk parameter S44 pada 2 GHz yaitu -6.864 dB, 10 GHz -20.635 dB,  18 GHz -10.524 dB. Nilai untuk parameter S12 pada 2 GHz yaitu -5.003 dB, 10GHz -5.115 dB,  18 GHz -6.184 dB, Nilai untuk parameter S13 pada 2 GHz yaitu -5.259 dB, 10 GHz -5.497 dB,18 GHz -6.269 dB, Nilai untuk parameter S14 pada 2 GHz yaitu -4.901 dB, 10 GHz -4.976 dB, 18 GHz -5.923 dB, Nilai untuk parameter S21 pada 2 GHz yaitu –4.153 dB, 10 GHz -5.274 dB, 18 GHz -5.759 dB, Nilai untuk parameter S31 pada 2 GHz yaitu -5.341 dB, 10 GHz -6.171 dB, 18 GHz -6.613 dB, Nilai untuk parameter S41 pada 2 GHz yaitu -4.178 dB, 10 GHz -5.547 dB, 18 GHz -5.880 dB. Nilai untuk parameter S23 pada 2 GHz yaitu-9.739 dB, 10 GHz -20.033 dB, 18 GHz -24.165 dB, Nilai untuk parameter S34 pada 2 GHz yaitu -10.821 dB, 10GHz -20.932 dB, 18 GHz -46.673 dB, Nilai untuk parameter S24 pada 2 GHz yaitu -6.643 dB, 10 GHz -12.589dB, 18 GHz -25.086 dB, Nilai untuk parameter S32 pada 2 GHz yaitu -10.383 dB, 10 GHz -11.659 dB, 18 GHz-10.995 dB, Nilai untuk parameter S43 pada 2 GHz yaitu -13.636 dB, 10 GHz -11.931 dB, 18 GHz -14.807 dB,dan Nilai untuk parameter S42 pada 2 GHz yaitu -10.305 dB, 10 GHz -11.367 dB, 18 GHz -11.511 dB.
Antena Crossed Bowtie Untuk Penerima Tv Digital 478 - 694 Mhz Stevy Francisca Yolanda Novitasari; Heroe Wijanto; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penyiaran televisi, kini mengalami perkembangan yang awalnya menggunakan sistem siaran analog kini sedang berkembang menggunakan sistem penyiaran digital. Tahun 2018 merupakan tahun perubahan di Indonesia dari Televisi Analog menjadi Televisi Digital. Oleh karena itu, penulis akan merealisasikan sebuah antena yang dapat menerima sinyal dengan sistem digital sehingga dapat digunakan pada saat perpindahan teknologi dari sistem analog ke sistem digital di Indonesia. Pada penelitian tugas akhir ini telah direalisasikan sebuah antena crossed bowtie sebagai antena penerima televisi digital pada frekuensi 478 – 694 MHz. Perhitungan awal penelitian ini menggunakan dimensi yang sesuai dengan spesifikasi antena. Setelah mendapatkan dimensi awal, dilakukan simulasi model dengan menggunakan software untuk mendapatkan hasil optimal dimensi yang direkomendasikan oleh software. Pada simulasi dilakukan perubahan paramenter – parameter seperti tinggi segitiga dari 121.6 mm sampai 129 mm, alas segitiga dari 141.6 mm sampai 160 mm, ketebalan bahan dari 0.5 mm sampai 1.5 mm, dan jarak antenna dan reflector dari 127.5 mm sampai 150 mm. Setelah didapatkan hasil optimasi yang diinginkan, kemudian antena direalisasikan untuk dapat dilakukan pengukuran terhadap antena yang telah dibuat. Setelah dilakukan pengukuran, didapatkan hasil dari tugas akhir ini, yaitu nilai VSWR=1.266 untuk frekuensi 478 MHz, nilai VSWR=1.179 untuk frekuensi 586 MHz, dan nilai VSWR= 1.259 untuk frekuensi 694 MHz. Gain yang didapatkan yaitu 7 dBi. Pola pancar yang didapatkan yaitu berbentuk unidireksional yang berarti pola pancar yang tajam dan terarah.
Antena Mikrostrip Planar Array 2x2 Untuk Wifi 802.11 Ac 5,2 Ghz Yassir Aulia; Heroe Wijanto; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi wireless communication pada masa kini tergolong sangatlah cepat. Meningkatnya perkembangan teknologi pada saat ini sangat berpengaruh pada kecepatan dan cakupan transfer data yang ada salah satunya yang ada pada wireless. Penggunaan wireless pada saat ini sudah hampir ada dimana mana dan dimasa mendatang teknologi wireless tersebut akan membutuhkan peningkatan kualitas karena semakin banyak kuantitas dari teknologi tersebut dibutuhkan pula kualitas yang baik. IEEE sebagai lembaga standarisasi internasional untuk perangkat elektronik telah menetapkan sebuah standar khusus untuk mengatur regulasi penggunaan jaringan nirkabel ini. Pada tahun 1997, IEEE telah menyetujui dan menetapkan IEEE 802.11 sebagai standar regulasi untuk penggunaan jaringan nirkabel secara global. [1] Pada penelitian kali ini merancang antena mikrostrip planar array untuk teknologi 802.11 ac pada frekuensi 5.2 GHz. Perancangan antena dilakukan dengan menggunakan substrat FR-4 (Epoxy) dengan konstanta dielektrik εr= 4.6 dan ketebalan h= 1.6 mm. Antena bekerja pada frekuensi 5 GHz dengan bandwidth diatas 100 Mhz. Antena planar array yang disimulasikan dengan posisi penempatan pada acces point tertentu untuk menganalisa kondisi terbaik dari hasil simulasi. Hasil antena pengukuran menghasilkan antena planar array 2x2 dengan pola radiasi bi-directional, return loss 34.068 dB,, Bandwidth yang didapat 270 Mhz. Nlai VSWR 1,04. Gain 4,06 dBi, nilai impedansi 52.01 –,004 j40 ohm, dan hasil tersebut menunjukkan antena sesuai dengan spesifkasi yang dibutuhkan. 
Antena Log Periodik Mikrostrip Ku-band Untuk Electronic Support Measure Muhammad Denny; Heroe Wijanto; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah negara harus dilengkapi dengan kekuatan militer yang memadai. Peran militer sangat penting untuk melindungi daerah teritorial negara dari serangan luar. Electronic Support Measure (ESM) adalah perangkat teknologi Electronic Warfare (EW) yang berfungsi menerima gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu benda kemudian diproses dan didapatkan titik koordinat dimana lokasi benda berada serta identitas dari pengirim gelombang elektromagnetik tersebut. Perancangan ESM bekerja pada rentang frekuensi KU-Band (12-18 GHz). Metode yang digunakan adalah Log Periodic Dipole Array (LPDA) dengan menggunakan substrat Rodger 5880 yang memiliki tebal 2,2 mm dan konduktor sebagai bahan patch berupa copper (tebal = 0,035mm). Metode Log periodic dipole array menggunakan sembilan elemen. Dengan melakukan optimasi, diperoleh dimensi antena sebesar 13,9x5.02 cm. Hasil pengukuran antena menghasilkan beberapa parameter. VSWR pada frekuensi 12 GHz adalah 1,32, pada 13 GHz sebesar 1,39, pada 14 GHz sebesar 1,43, pada 15 GHz sebesar 1,42, pada 16 GHz sebesar 1,53, pada 17 GHz 1,92, pada 18 GHz sebesar 1,77. Polarisasi yang terbentuk ellips. Gain 7,53 dB. Pola radiasi bidireksional.
Perbandingan Daya Keluaran Rectenna Singleband Dan Multiband Pada Rf Energy Harvesting 900 – 2400 Mhz Achmad Rizal Ridwan Mattulada; Zulfi Zulfi; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelombang radio frekuensi (RF) yang dipancarkan dari sumber-sumber pemancar teknologi GSM, UMTS, LTE, Wifi, televisi analog dan digital. Sumber pemancar gelombang RF yang banyak digunakan pada pita frekuensi 900-2400 MHz, karena banyak Base Transceiver Station (BTS) operator selular tersebar hampir di seluruh kota besar maupun kecil, serta akses poin dari teknologi wifi. Gelombang RF tersebut dapat dipanen secara maksimal sebagai sumber energi alternatif dengan sistem RF Energy Harvesting. Sistem RF Energy Harvesting menggunakan antena dan rectifier yang saling diintegrasikan dinamakan Rectenna. Antena digunakan untuk menangkap gelombang radio di udara, dan rectifier sebagai penyearah gelombang RF menjadi tegangan DC.Pada tugas akhir ini telah dilakukan perancangan dan realisasi rectenna (Rectifier Antena) dengan membandingkan dua tipe antena yang digunakan yaitu antena singleband dan multiband, kemudian menganalisis perbedaan daya dan tegangan keluaran. Antena yang direalisasikan untuk jenis multiband adalah antena PIFA L-slot dan untuk jenis singleband adalah antena mikrostrip patch rectangular.Antena mikrostrip singleband memiliki bandwidth 32 MHz yang bekerja pada rentang frekuensi 1777-1809 MHz dengan gain 0,3479 dB. Antena PIFA multiband memiliki bandwidth 14 MHz yang bekerja pada rentang frekuensi 940-954 MHz dengan gain -0,3498 dB, bandwidth 25 MHz bekerja pada rentang frekuensi 1796-1821 MHz dengan gain 0,1716 dB, dan bandwidth 26 MHz bekerja pada rentang frekuensi 2344-2370 MHz dengan gain 1,8941 dB. Rectifier yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dioda Schottky tipe BAT17 yang bekerja pada rentang frekuensi UHF (300-3000 MHz). Hasil pengukuran rectenna singleband menunjukkan daya keluaran tertinggi mencapai -32,43 dBm dan tegangan keluaran tertinggi mencapai 9,2 mVolt pada jarak 50 cm. Hasil pengukuran rectenna multiband menunjukkan daya keluaran tertinggi mencapai -25,17 dBm dan tegangan keluaran tertinggi mencapai 19,7 mVolt pada jarak 50 cm.