Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS KAJIAN LOKASI BARU RADIO LINK TRANSMISI UNTUK LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL (LPPL) KANDAGA AM DI DAERAH SOREANG, KAB.BANDUNG R.Audio Lesmana; Achmad Ali Muayyadi; Uke Kurniawan Usman
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2019: Peran Sains Data Dari Perspektif Akademisi dan Praktisi
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radio LPPL Kandaga merupakan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Soreang Kabupaten Bandungyang membawa warna baru terhadap masalah informasi lokal. Namun dalam operasionalnya yang dipancarkan melaluigelombang AM 810 Khz, memiliki kendala dikarenakan saat inilokasi pemancar AM berada di halaman Studio Radio LPPLKandaga, dekat dengan perkantoran, dan pemukiman penduduk. Hal tersebut menimbulkan beberapa kondisi yang kurang baik, yaitu timbulnya gangguan interferensi terhadap layanantelekomunikasi lainnya. Dari perihal kondisi saat ini rencana akan diadakanpembangunan tower di lokasi baru untuk penempatan pemancar AM dengan menggunakan radio link sebagai jalur akses sinyalpembawanya yang akan dibangun dititik lokasi yang sesuaikarakteristik tanah lebih layak dan aman bagi lingkungan. Dalam hal ini dilakukan pengalokasian perencanaan Radio LinkTransmission dengan menggunakan beberapa skenario penggunaan frekuensi dan beberapa scenario kandidat lokasiberdasarkan data lapangan dan data perangkat yang digunakan. Berdasarkan hasil pengamatan dan perbandingan terhadappath profile pada lintasan transmisi yang terbaik untuk menghubungkan lokasi Studio Radio LPPL Kandaga eksisting kecalon lokasi pemancar AM baru maka dipilihlah penempatanlokasi di TOL SOROJA dengan asumsi obstacle 20 m yangberjarak 1,15 km diperoleh daerah fresnel dalam keadaan bersihdari obstacle. Dalam perencanaan ini dipilihlah frekuensi yangterbaik adalah pada frekuensi 335 MHz dengan pemancar dayasebesar 30 dBm diperoleh nilai RSL (Received Signal Level) darihasil perhitungan dan simulasi pada pathloss design yaitu - 18,64485295 dBm dengan fading margin 62,36 dB dan tingkatkehandalannya 99,99% serta untuk perhitungan daerahjangkauan radius pemancar Radio LPLL Kandaga AM adalah31,1515 km sehingga mampu mencakup wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya dengan rekomendasi tinggi antena pemancar AM adalah 46,30 m
Perancangan Dan Realisasi High Power Amplifier Untuk Pemancar Dvb-t2 Ega Fibri Larasati; Achmad Ali Muayyadi; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penyelenggaraan TV digital di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2012 sampai waktu terlaksanakannya Analog Switch Off (ASO) dimana ketika itu TV analog di Indonesia sudah tidak dipakai lagi. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kominfo No.32 Tahun 2013 tentang “Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Secara Digital dan Penyiaran Multipleksing Melalui Sistem Terestrial”. Dimana di Indonesia akan ditetapkan teknologi DVB-T2 yang berbasis penyiaran bebas berbayar (free to air). Sistem pemancar televisi terdiri dari exciter, driver, HPA (High Power Amplifier), dan antena. Untuk memperoleh level daya pancar yang diinginkan, dibutuhkan penguat untuk menguatkan sinyal keluaran dari exciter sebelum ditransmisikan oleh antena. Namun sinyal keluaran dari exciter tidak bisa langsung dikuatkan oleh HPA karena level sinyalnya terlalu kecil, sehingga memerlukan beberapa tingkat penguatan untuk mencapai daya output maksimum. Agar kualitas perangkat transmisi dapat terjaga kestabilannya, maka power amplifier ini perlu pengontrolan suhu karena transistor penguat daya RF sangat rentan rusak pada suhu yang tinggi. Pada tugas akhir ini akan dirancang dan direalisasikan HPA (High Power Amplifier) yang akan digunakan pada rentang frekuensi UHF (Ultra High Frekuency). HPA merupakan penguat tingkat akhir yang menentukan daya output secara keseluruhan dari RF (Radio Frekuensi) yang setelah itu akan dihubungkan ke antena pemancar. Hasil dari perancangan dan realisasi HPA pada standar DVB-T2 dapat bekerja pada frekuensi 470-690 MHz dengan penguatan yang digunakan sebesar 7-15 dB, efisiensi yang dipakai 25% pada bandwidth 220 MHz dan yang akan direalisasikan menggunakan FR 4 dengan 𝜀𝑟 sebesar 4.7. Kata kunci : High Power Amplifier, DVB-T2. Abstract The implementation of digital TV in Indonesia has been started since 2012 until the time of execution of Analog Switch Off (ASO) where analog TV in Indonesia is not used anymore. The Government has issued Regulation of Minister of Kominfo No.32 of 2013 on Organizing Digital Television Broadcasting and Multiplexing Broadcasting Through Terrestrial System. Where in Indonesia will be established DVB-T2 technology that is based on free-to-air broadcasting. The television transmitter system consists of exciter, driver, HPA (High Power Amplifier), and antenna. To obtain the desired level of transmit power, an amplifier is needed to amplify the output signal from the exciter before it is transmitted by the antenna. However, the output signal from the exciter cannot be directly amplified by the HPA because the signal level is too small, so it requires several levels of gain to achieve maximum output power. In order to maintain the quality of the transmission device, the power amplifier needs temperature control because the RF power amplifier transistor is very susceptible to damage at high temperatures. In this final project will be designed and realized HPA (High Power Amplifier) which will be used in UHF frequency range (Ultra High Frequency). HPA is the final level amplifier that determines the overall output power of RF (Radio Frequency) which will then be connected to the transmitting antenna. The result of HPA design and realization on DVB-T2 standard can work on 470-690 MHz frequency with 7-15 dB used gain, efficiency is 25% at bandwidth 220 MHz and which will be realized using FR 4 with 𝜀𝑟 is 4.7. Keywords: High Power Amplifier, DVB-T2.
Analisis Perencanaan Jaringan Heterogen Lte-advanced Small Cell Frekuensi 1800 Mhz Studi Kasus Kota Bandung Satriyo Wibowo; Achmad Ali Muayyadi; Desti Madya Saputri
eProceedings of Engineering Vol 3, No 1 (2016): April, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LTE-Advanced merupakan teknologi berbasis IP yang dikeluarkan oleh 3GPP sebagai standar untuk komunikasi data nirkabel berkecepatan tinggi. Mobilitas user yang tinggi, persebaran user yang tidak merata, peningkatan coverage, dan cell throughput menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh operator dalam merencanakan jaringan LTE-Advanced di suatu daerah. Salah satu cara untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan melakukan perencanaan jaringan heterogen. Jaringan heterogen merupakan suatu penerapan suatu jaringan seluler dengan meletakkan small cell di dalam macro cell. Dalam tugas akhir ini dilakukan suatu perencanaan jaringan heterogen LTE-Advanced small cells menggunakan frekuensi 1800 MHz di Kota Bandung. Analisis dilakukan dengan meninjau tiga sel yang mewakili daerah sub urban, urban, dan dense urban dengan jumlah user tertinggi menggunakan dua skenario : sel dengan penambahan small cell Wi-Fi 802.11n pada frekuensi 2.4 GHz serta cell tanpa penambahan small cell Wi-Fi 802.11n sebagai pembanding performansi perencanaan jaringan heterogen. Perencanaan dilakukan menggunakan perhitungan berdasarkan pendekatan coverage planning dan capacity planning. Dalam perencanaan jaringan heterogen daerah sub urban mampu dilayani oleh 4 sel, daerah urban mampu dilayani oleh 6 sel, dan daerah dense urban mampu dilayani oleh 9 sel. Implementasi jaringan heterogen mampu menghasilkan nilai RSRP yang baik dengan nilai RSRP ≥ -100 dBm untuk 90% luas area di seluruh daerah tinjauan. Jaringan heterogen menghasilkan peningkatan nilai throughput sebesar 25 % sehingga mampu meningkatkan kapasitas jaringan yang diakibatkan oleh pengalihan trafik dari jaringan LTE-Advanced ke jaringan Wi-Fi 802.11n, sehingga jaringan heterogen dapat menangani jumlah user yang semakin meningkat. Sementara dari hasil simulasi yang dilakukan, performansi maksimal terjadi saat user saat kondisi diam dengan presentasi user connected 99%. Dari hasil tersebut maka penggunaan small cell Wi-Fi 802.11n pada jaringan heterogen LTE-Advanced layak untuk diimplementasikan Kata kunci : LTE-Advanced, Jaringan Heterogen, Small Cell, Throughput
Perancangan Dan Realisasi Band Pass Filter Frekuensi Tengah 2,35 Ghz Dengan Metoda Pseudo-interdigital Suproborini Caturarum Mahayuningtyas; Achmad Ali Muayyadi; Enceng Sulaeman
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filter merupakan suatu perangkat transmisi yang memiliki fungsi untuk melewatkan frekuensi tertentu dengan meloloskan frekuensi yang diinginkan (bandpass) dan meredam frekuensi yang tidak diinginkan (stopband). Pada Tugas Akhir ini direalisasikan sebuah Bandpass Filter menggunakan metoda Pseudo-Interdigital, mikrostrip PCB jenis Taconic RF 35. Dipilihnya metoda Pseudo-Interdigital merupakan metoda yang baru dalam perancangan filter mikrostrip dan memiliki keunggulan yaitu kinerja pseudo-interdigital pada bandpass filter menunjukkan bahwa pada transmission zero dapat menolak sinyal yang tidak diinginkan dekat passband, sehingga dapat meningkatkan performansi filter tersebut. Band Pass Filter ini dapat bekerja pada frekuensi 2235-2315 MHz. dari hasil pengukuran diperoleh nilai sebagai berikut : frekuensi tengah sebesar 2275 MHz, insertion loss sebesar 0.6987982 dB, bandwidth ± 80 MHz dan return loss sebesar 16.5986 dB. Kata Kunci : Band Pass Filter, Pseudo-Interdigital
Perencanaan Dan Analisis Ieee 802.11n Sebagai Backhaul Untuk Mendukung Jaringan Umts Di Anjungan Minyak Lepas Pantai Hendro Iman Pangestu; Achmad Ali Muayyadi; Doan Perdana
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK 802.11n merupakan teknologi kunci di bidang komunikasi nirkabel bergerak sebagai teknologi akses yang memungkinkan konektivitas banyak perangkat kedalam suatu jaringan yang multi protokol. Satu hal yang paling menarik adalah,WiFi dispesifikasikan untuk bekerja diatas band unlicensed,maka dari itu tidak perlu biaya yang besar untuk membuat sebuah transmitter WiFi mengudara. Jika dikaji lagi, ternyata teknologi ini dapat dijadikan sebagai backhaul jaringan selulerkarena data rate 802.11n hingga 300 Mbps akan sangat mampu untuk membawa trafik dari sebuah sel menuju core network. Namun pengimplementasian WiFi sebagai backhaul memiliki hambatan mengingat tingginya level interferensi terutama di kota besar. Teknik ini hanya memungkinkan untuk dilakukan di daerah yang jauh dari keramaian yaitu daerah remote. Biasanya untuk daerah sejauh itu tak akan tercover oleh jaringan seluler karena terlihat kurang potensial padahal disana banyak juga sumber-sumber keramaian,contoh yang paling umum adalah daerah eksplorasi sumber daya alam. Operator harus mampu menjawab ini dengan penggelaran jaringan di daerah-daerah tersebut karena daerah tersebut juga mempunyai market potential dengan memunculkan user-user aktif baru. Penggunaan point-to-point WiFi akan sangat cocok untuk diterapkan karena level interferensi yang mungkin ada tidak akan tinggi mengingat tidak lazimnya perangkat WiFi mengudara di daerah seperti itu. Pada tugas akhir ini akan dilakukan simulasi jaringan akses UMTS dengan point to point 802.11n sebagai backhaulnya pada sebuah struktur diatas laut yang merupakan akomodasi dari pekerja pengeboran minyak milik sebuah perusahaan swasta Hasil yang telah didapat dari tugas akhir ini adalah mampunya 802.11n membawa trafik dari struktur tersebut di laut menuju RNC di darat dengan memenuhi semua parameter yang telah ditetapkan. Parameter meliputi quality and availability objectives berdasarkan ITU G.828. Hasil simulasi menunjukkan pada availability sebesar 99.99% dan quality berdasarkan kualitas propagasi gelombang mampu terpenuhi dengan baik.
Simulasi Dan Realisasi Antena Millimeterwave Untuk Aplikasi Rfid Reza Pratama; Achmad Ali Muayyadi; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia terhadap teknologi komunikasi juga semakin meningkat. Salah satu teknologinya yaitu adalah antena. Antena sendiri berfungsi sebagai pengirim dan penerima informasi, yaitu sebagai transformator gelombang elektromagnetik di udara. Radio-Frequeny Identication (RFID) pada millimeterwave telah melahirkan aplikasi baru seperti data kecepatan tinggi komunikasi jarak pendek. Teknologi ini dapat dapat mengidentifikasi tanpa membutuhkan kontak langsung. RFID ini sendiri memiliki dua komponen yaitu antena reader dan antena tag RFID. Pada tugas akhir ini akan disimulasikan dan direalisasikan perancangan antena reader untuk aplikasi RFID yang akan berkerja pada frekuensi Ka-Band 35GHz. Tahapan awal akan dimulai dengan menentukan spesifikasi yang diinginkan. Kemudian dilakukan tahap simulasi menggunakan software CST Microwave Studio, setelah itu dilakukan proses pencetakan pada substrat Rogers Duroid 5880. Untuk karakteristik pengujian dan hasil dari rancangan dan realisasi antena RFID reader sesuai dengan yang dispesifikasikan. Kemudian pada tahap akhir dilakukanlah pengukuran agar mendapatkan hasil yang bisa dianalisa. Dari hasil pengukuran, antena yang telah direalisasikan memiliki VSWR ≤1.2 pada frekuensi 34.9 – 35.1 GHz, bandwidth yang dicapai juga lebar yaitu 1200 MHz, gain sebesar 3.22 dB, polarisasi ellips, dan pola radiasi direksional yang mendekati omnidireksional. Kata Kunci : RFID, Rogers Duroid 5880
Perancangan Dan Realisasi Bandpass Filter Dengan Menggunakan Metode Hairpin Line Untuk Frekuensi Kerja 5,800 Ghz – 5,900 Ghz Dicky Saputra Caniago; Achmad Ali Muayyadi; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa sekarang perangkat Wi-Fi sudah menjadi kebutuhan pokok untuk akses internet .Salah satuband frekuensi unlicensed untuk high speed access adalah 5.8 GHZ , menggunakan Wi-Fi dengan standar IEEE 802.11n/ac . Sistem kerja Wi-Fi ditunjang oleh perangkat yang ada disisi AP ( Access Point ) dan sisi client , di setiap sisi masing – masing memiliki transmitter dan receiver .Pada tugas akhir ini di rancang band pass filter (BPF) untuk aplikasi Wi-Fi 5.8 GHZ . Band pass filter ini dirancang menggunakan metode hairpin line dan menggunakan respon frekuensi Chebyshev dengan ripple 0.1 dB, Filter ini dirancang menggunakan Roger 5880.Hasil pengukuran realisasi BPF tersebut menghasilkan BPF dengan nilai return loss : -17.252 dB , insertion loss : -5.117 dB dan impedansi : 53.664 + j42.196 Ohm . Pengukuran parameter-parameter tersebut mendekati target spesifikasi BPF untuk IEEE 802.11 n/ac .
Perancangan Dan Realisasi Penguat Daya Pada Frekuensi S-band Untuk Radar Pengawas Pantai Bilqisthi Mulyadi; Achmad Ali Muayyadi; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radar Coastal S-Band adalah sebuah radar maritim buatan dalam negeri yang dibuat untuk dapat diaplikasikan di kapal dan pantai. Pengembangan radar ini memanfaatkan Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW), yaitu suatu teknologi yang menghasilkan jarak jangkauan radar dengan daya pancar sangat rendah. Subsistem yang mendukung komponen Radar Coastal adalah penguat daya atau High Power Amplifier (HPA). HPA berfungsi untuk menguatkan sinyal keluaran yang dihasilkan oleh transmiter sebelum di kirim ke penerima oleh antena, dimana penerimanya tersebut berupa kapal yang berada di perairan. Pada tugas akhir ini dirancang dan direalisasikan penguat daya yang dapat beroperasi pada frekuensi 2,8 - 3 GHz. Teknik yang digunakan yaitu eksperimental. Penyempadan impedansi menggunakan single stub open circuit. Komponen aktif yang digunakan adalah Monolithic Microwave Integrated Circuit GALI 84+. Pengujian kinerja penguat daya dilakukan dengan membandingkan data hasil pengukuran dengan spesifikasi awal dan simulasi. Dari hasil pengukuran pada frekuensi 2,9 GHz, penguat daya memiliki penguatan sebesar 29,7 dB, sementara pada pengukuran VSWR, didapat nilai VSWR input sebesar 1,476 dan VSWR output sebesar 1,53. Pada pengukuran return loss, didapat nilai return loss input sebesar -14,318 dB dan return loss output sebesar - 13,576 dB. Kata Kunci : Air Surveillance Radar, Coastal, High Power Amplifier, Penguatan, Monolithic Microwave Integrated Circuit
Perancangan Dan Realisasi Antena Mikrostrip Mimo Bowtie 4x4 Pada Frekuensi 1,8 Ghz Untuk Aplikasi Lte Rafelly Jhon; Achmad Ali Muayyadi; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan teknologi telekomunikasi di Indonesia, membuat pemerintah dan operator bekerjasama dalam mewujudkan jaringan LTE yang direalisasikan mulai tahun 2014. Di Indonesia yang umumnya menggunakan teknologi GSM, jaringan LTE juga diimplementasikan pada frekuensi 1,8 GHz. Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas sistem komunikasi LTE digunakan teknologi MIMO. Teknologi MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan sistem komunikasi dengan menggunakan multi antena baik disisi transmitter maupun receiver. Dengan teknologi MIMO, empat antena mikrostrip akan direalisasikan supaya dihasilkan data rate yang lebih tinggi. Pada tugas akhir ini dirancang dan direalisasikan antena mikrostrip MIMO Bowtie 4x4 untuk aplikasi pada teknologi LTE pada frekuensi 1,88 GHz dengan gain ≥ 3 dBi dan bandwith ≥ 50 MHz. Dari hasil pengukuran, didapatkan bandwidth yang memenuhi syarat VSWR < 1,6. Bandwith ≥ 70 MHz pada semua antena. Gain pada antena pertama 3,62 dBi, pada antena kedua 3,67 dBi, pada antena ketiga 3,60 dBi, dan pada antena keempat 3,50 dBi. Pola radiasi yang dihasilkan ketika simulasi dan pengukuran adalah bidireksional. Polarisasi yang dihasilkan ketika simulasi dan pengukuran adalah elips. Berdasarkan frekuensi, bandwidth, gain, dan dimensi antena yang dihasilkan, makan antena ini dapat digunakan sebagai antena mini BTS pada teknologi LTE Kata kunci : Antena Mikrostrip Bowtie, MIMO, LTE
Analisis Perbandingan Kinerja Sistem Mc-cdma Menggunakan Algoritma Maximal Ratio Combining Pada Kanal Rayleigh Dan Rician Gilang Wicahyo; Achmad Ali Muayyadi; Nur Andini
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MC-CDMA (Multi-Carrier Code Division Multiple Access) merupakan salah satu teknologi komunikasi bergerak yang mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang beragam. MC-CDMA adalah salah satu teknik multiple access yang menggunakan kombinasi CDMA dan OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Sistem ini terbukti telah mampu meningkatkan performansi CDMA dalam komunikasi bergerak dan mampu menangani multipath fading dengan menggunakan teknik combining di sisi penerima. Dalam Tugas Akhir ini dilakukan analisis kinerja sistem MC-CDMA menggunakan algoritma MRC (Maximal Ratio Combining) pada kanal Rayleigh dan Rician. Hasil simulasi yang didapatkan berupa perbandingan kinerja sistem MC-CDMA menggunakan teknik MRC pada kanal Rayleigh dan Rician berupa grafik BER (Bit Error Rate) terhadap Eb/No dengan variable yang berbeda yaitu jumlah subcarrier, variasi pergerakan user, penggunaan mapper yang berbeda, penggunaan teknik combining yang berbeda, dan variasi jumlah user. Kata Kunci: MC-CDMA, MRC, Rayleigh, Rician, BER, Eb/No