Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Kemampuan Siswa dalam Menyusun Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas pada Teks Laporan Hasil Observasi dengan Media Kartu Observasi (Students' Ability to Arrange Main Ideas and Explanatory Ideas in the Text of Observational Report with Card Observation Media) Laili Ivana; Sugiarti Sugiarti; Gigit Mujianto; Arti Prihatini; Fida Pangesti
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.416 KB) | DOI: 10.26714/lensa.9.1.2019.61-76

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menyusun gagasan utama, gagasan penjelas, serta kepaduan antara gagasan utama dengan gagasan penjelas pada teks laporan hasil observasi dengan media kartu observasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di kelas X MIPA 2 SMAN 7 Malang. Data penelitian ini adalah gagasan utama dan gagasan penjelas yang dituliskan siswa pada kartu observasi. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Analisis data dilakukan terhadap karakteristik bahasa dan hubungan antara gagasan utama dan gagasan penjelas yang disusun siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para siswa mampu menyusun gagasan utama dan gagasan penjelas yang saling berhubungan. Gagasan utama telah mencakup informasi inti yang ingin disampaikan, sedangkan gagasan penjelas berisi informasi terperinci yang menjelaskan gagasan utama. Hal itu terbukti dengan persentase siswa yang melebihi KKM, yaitu 87.10% siswa pada kemampuan mengembangkan gagasan utama, 93.55% siswa pada kemampuan mengembangkan gagasan penjelas, dan 87.10% siswa pada kemampuan membentuk kepaduan antara gagasan utama dengan gagasan penjelas. Di sisi lain, terdapat empat siswa (12,90 %) yang skornya sama dengan KKM pada kemampuan mengembangkan gagasan utama. Terdapat dua siswa (6,45 %) yang skornya sama dengan KKM pada kemampuan mengembangkan gagasan penjelas. Pada kemampuan membentuk kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas, terdapat 12,90 % siswa yang sama dengan KKM.Kata Kunci: gagasan utama, gagasan penjelas, laporan hasil observasiABSTRACTThis study aims to describe the ability of students to compile main ideas, explanatory ideas, and coherence between the main ideas and explanatory ideas in the text of the observation report with the observation card media. This research is a descriptive study conducted in class X MIPA 2 SMAN 7 Malang. The data of this study are the main ideas and explanatory ideas written by students on the observation card. Data is collected by documentation techniques. Data analysis was carried out on the characteristics of the language and the relationship between the main ideas and explanatory ideas that students composed. The results of the study show that students are able to compile key ideas and explanatory ideas that are interconnected. The main idea includes the core information that you want to convey, while the explanatory idea contains detailed information that explains the main ideas. This is evidenced by the presence of 87.10% of students who score the same as minimum criteria on the ability to develop main ideas, 93.55% of students in the ability to develop explanatory ideas, and 87.10% of students in the ability to form coherence between the main ideas and explanatory ideas. On the other hand, there are four students (12.90%) whose score the same as minimum criteria on the ability to develop the main ideas. There are two students (6.45%) whose score the same as mimimum criteria on the ability to develop explanatory ideas. In the ability to form coherence between main ideas and explanatory ideas, there are 12.90% of students who are the same as mimimum criteria.
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA NASKAH DRAMA AYAHKU PULANG KARYA USMAR ISMAIL Yunita Trisnawati; Alfi Khoiru An Nisa; Fida Pangesti
Bahtera: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 21 No 1 (2022): Bahtera: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 21 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/bahtera.211.03

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan bentuk dari tindak tutur ekspresif yang ada pada setiap tokoh dalam pementasan drama. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah tuturan yang ada pada tokoh dalam pementasan drama yang berjudul Ayahku Pulang yang dituliskan oleh Usmar Ismail yang dipentaskan oleh Teater Tuang. Data yang digunakan adalah tuturan dari tokoh yang sesuai dengan teori tindak tutur ekspresif. Teknik pengumpulan data dilakukan adalah dengan melakukan transkripsi pada video pementasan drama yang kemudian dilakukan pengelompokkan sesusai dengan indikator yang telah disiapkan, yang kemudian data tersebut dianalisis dengan bentuk deksriptif. Hasil penelitian ditemukan bahwa tindak tutur ekspresif dalam pementasan drama ditemukan 10 jenis yaitu: (1) tindak tutur permintaan maaf, (2) tindak tutur mengancam, (3) tindak tutur menyalahkan, (4) tindak tutur kesedihan (5) tindak tutur menyetujui, (6) tindak tutur marah, (7) tindak tutur kesenangan, (8) tindak tutur malu, (9) tindak tutur terkejut, dan (10) tindak tutur heran. Dan Strategi tindak tutur ekspresif ditemukan 1) Strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi, 2) Strategi berterus terang dengan basa-basi kesantunan negatif, 3) Strategi berterus terang dengan basa-basi kesantunan positif.
PENERAPAN STRATEGI MIND MAPPING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWADALAM MENULIS ARTIKEL ILMIAH Musaffak, Fida Pangesti
Belajar Bahasa Vol 3, No 2 (2018): BELAJAR BAHASA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v3i2.1589

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah dengan penerapan strategi mind mapping. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan semua artikel ilmiah mahasiswa (satu kelas) sebagai sampel dari sekian banyak artikel ilmiah. Dari artikel ilmiah tersebut diperoleh data tentang kemampuan mahasiswa dalam menulis artikel ilmiah yang kemudian diolah dan dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis artikel ilmiah dengan menggunakan strategi mind mapping. Pertama, pada penulisan judul menunjukkan kemenarikan, kesesuaian judul dengan isi, kesesuaian ejaan, dan ketepatan pilihan kata, mencerminkan isi keseluruhan artikel, makna bersifat khusus. Kedua, pada penulisan pendahuluan menunjukkan kelengkapan isi, kesesuaian isi, gagasan runtut, kesesuaian ejaan dan tanda baca, kesesuaian pilihan kata, kesesuaian kalimat, dan kepaduan  paragraf. Ketiga pada penulisan pembahasan menunjukkan kelengkapan substansi permasalahan, kesesuaian antara urgensi masalah dengan isi, gagasan runtut, kesesuaian ejaan dan tanda baca, ketepatan pilihan kata, keefektifan kalimat, dan kepaduan paragraf. Keempat, pada penulisan kesimpulan menunjukkan kelengkapan substansi permasalahan, kesesuaian isi dengan intisari permasalahan, gagasan runtut, kesesuaian ejaan dan tanda baca, ketepatan pilihan kata, keefektifan kalimat, kohesi, dan koherensi. Kelima, pada penulisan daftar pustaka menunjukkan kesesuaian ejaan dan tanda baca  bahasa Indonesia, kesesuaian dengan penulisan daftar pustaka, dan kelengkapan unsur penulisan daftar pustaka.Kata kunci: artikel ilmiah, kemampuan menulis, strategi mind mapping
ARGUMENT BAR MOVEMENT IN RELATIVE CLAUSES PRODUCED BY BIPA STUDENTS: AN ANALYSIS OF NOAM CHOMSKY’S GENERATIVE TRANSFORMATION Arti Prihatini; Fauzan Fauzan; Fida Pangesti
LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 16, No 2 (2021): LiNGUA
Publisher : Laboratorium Informasi & Publikasi Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/ling.v16i2.11393

Abstract

This study was intended to describe (1) the characteristics of the argument bar movement in relative clauses, (2) the characteristics of the relative clause structure, and (3) the suitability of the relative clause structure produced by BIPA students. This research was a qualitative descriptive case study. This research data were relative clauses sourced from BIPA students' speeches at the beginner and intermediate levels at the University of Muhammadiyah Malang. The data collection method used was the listening method with tapping, recording, note-taking, and hidden fishing techniques. Data analysis was carried out by identifying the predication-argument relationship with theta theory, identifying the deep structure and surface structure, analyzing movement objectives, movement traces, and movement consequences by utilizing the subjacency condition theory. The results showed that the characteristics of the argument bar movement in the relative clauses generated by 92% of BIPA students were in the form of short movements and did not exceed one bounding node. Based on the Indonesian language rules, most of the relative clauses produced by BIPA students were appropriate (75%). It shows that BIPA students have fully understood the relative clause structure.
ANALISIS KETIDAKLANCARAN TUTURAN (SPEECH DISFLUENCIES) PADA PIDATO BERBASIS NASKAH DAN PIDATO EKSTEMPORAN PEMELAJAR BIPA Fida Pangesti; Arti Prihatini; NFN Fauzan
Widyaparwa Vol 50, No 1 (2022)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.849 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v50i1.739

Abstract

This study aims to describe the comparison of the following items: (1) the form and (2) the location of speech disfluencies in script-based speech and extemporaneous speech by BIPA students. This research is a qualitative descriptive study. The research data is in the form of speech impediments in the speeches of BIPA students who were captured using the listening method and then analyzed using the disappearing technique. The results of data analysis showed that the fluency of extemporaneous speech was significantly higher than that of script-based speech. The forms of speech impediment include (1) pause filler, (2) repetition, (3) lengthening, and (4) revision. In this case, there is no difference in the characteristics of speech impediments in the two speeches. The speech impediment occurs: (1) before the sentence, (2) the clause limit, (3) the constituent limit, and (4) within the constituent. In this case, extemporaneous speech is dominated by the location of speech impediments (1) and (2), while script-based speech is dominated by (3) and (4) which indicates that the obstacle in script-based speech lies in word recall, while the obstacle in extemporary speech lies in message formulation.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan (1) bentuk dan (2) letak ketidaklancaran tuturan (speech disfluencies) pada pidato berbasis naskah dan pidato ekstemporan pemelajar BIPA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa ketidaklancaran tuturan dalam pidato mahasiswa BIPA yang dijaring dengan metode simak kemudian dianalisis dengan teknik lesap. Hasil analisis data menunjukkan ketidaklancaran tuturan pidato ekstemporan secara signifikan lebih tinggi daripada pidato berbasis naskah. Bentuk ketidaklancaran tuturan meliputi (1) pengisi jeda, (2) pengulangan, (3) pemanjangan, dan (4) revisi. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan karakteristik bentuk ketidaklancaran tuturan dalam kedua pidato. Ketidaklancaran tuturan terjadi (1) sebelum kalimat, (2) batas klausa, (3) batas konstituen, dan (4) di dalam konstituen. Dalam hal ini, pidato ekstemporan didominasi letak ketidaklancaraan tuturan (1) dan (2), sedangkan pidato berbasis naskah didominasi (3) dan (4) yang mengindikasikan bahwa hambatan pada pidato berbasis naskah terletak pada recall kata, sementara hambatan  pada pidato ekstemporan terletak pada formulasi pesan.
Pendampingan Penyusunan E-LKPD Berbasis Kompetensi di SMPN 25 Malang Daroe Iswatiningsih; Fida Pangesti; Lila Puspitasari; Dluhayati Dluhayati
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 6 NOMOR 2 SEPTEMBER 2022 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.234 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v6i2.9485

Abstract

Pandemi Covid-19 membuat proses pembelajaran berubah dari pembelajaran luring menjadi pembelajaran daring. Dalam merespon perubahan tersebut, dibutuhkan inovasi dan pemanfaatan teknologi agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaraan tercapai, salah satunya dalam hal lembar kerja peserta didik. Sehubungan dengan itu, Ipteks bagi Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan penyusunan lembar kerja peserta didik elektorik (e-LKPD) berbasis kompetensi dengan menggunakan moda Google Form. Sasaran kegiatan ini adalah kepala sekolah dan seluruh guru SMPN 25 Kota Malang. Metode yang diterapkan adalah workshop dan pendampingan. Workshop disampaikan secara daring dengan materi yang berfokus pada LKPD, e-LKPD, dan pemanfaatan Google Form dalam penyusunan e-LKPD. Hasil kegiatan ini berupa keterampilan dalam menyusun e-LKPD oleh seluruh guru SMPN 25 Kota Malang. E-LKPD ini selanjutnya diterapkan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
'TIP OF THE TONGUE' IN THE UTTERANCES OF INDONESIAN FOREIGN SPEAKERS: CASE STUDY OF BIPA STUDENTS ('TIP OF THE TONGUE' DALAM UJARAN PENUTUR ASING BAHASA INDONESIA: STUDI KASUS MAHASISWA BIPA) Fida Pangesti; Arti Prihatini
Leksema: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 (2020)
Publisher : UIN Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/ljbs.v5i2.2200

Abstract

Tip of the tongue (ToT) is experienced by BIPA students when speaking Indonesian due to delayed lexical access. This study aims to describe two focuses, namely: (1) the characteristics of the target vocabulary and the ToT vocabulary and (2) the mental processes when the ToT occurs. The theory used in this research is lexical retrieval in morphosemantics. This research method is descriptive qualitative. Data collection was carried out by observation and interview techniques during the learning process of BIPA Muhammadiyah Malang University. The results showed that ToT occurred in nouns (42%), verbs (24%), adjectives (21%), conjunctions (8%), and numeralia (5%). Tip of the tongue is accompanied by a lot of silence as a fallacy effect that appears in the speech. Gestur becomes a description of the meaning features of the target vocabulary. The mental process of ToT occurs in several events, namely (1) the speaker has a picture of the object in his mind, (2) the activation of the semantic set when the active vocabulary has a relation with the meaning of the target vocabulary, (3) activation of the meaning field when the speaker describes it, (4) activation of the phonological set when the similar sound vocabulary appears in the mind, and (5) the appearance of the first language and / or intermediate language.
Optımalısası Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks Dalam Bahasa Indonesıa Melaluı Penerapan Project-Based Learnıng Dengan Medıa Audıovısual Triandyah Dwi Sasi Wardani; Fida Pangesti; Sudjalil
Jurnal Elementaria Edukasia Vol. 6 No. 4 (2023): Desember
Publisher : Elementary Teacher Education Program, Majalengka University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jee.v6i4.7275

Abstract

ABSTRACT This research is motivated by the implementation of the project-based learning model (PjBL) in the context of learning complex procedural texts at SMPN 2 Grati. This research aims to describe three main aspects, namely the application and impact of the PjBL model, the challenges faced, and students' responses to this learning model. This research used a qualitative descriptive approach with 35 class VIIA students as subjects. Data was collected through observation and interviews, documented in the form of documents and field notes. The process of data reduction, data presentation, and drawing conclusions was carried out to analyze the findings. The research results show that the PjBL model is implemented through six stages, including practicing basic questions, creating a project plan, preparing an implementation schedule, tracking student and project progress, testing results, and experience assessment. The main objective of the research reveals that the project-based learning model has a significant impact on collaboration and student learning outcomes, with the highest student average reaching 90 and the lowest 70. The proposed solution involves productive use of time, support from the homeroom teacher, and the use of informative media as an effort to overcome these difficulties. This research contributes to the practical understanding of the implementation of the PjBL model in the context of learning complex procedural texts at the secondary school level. The implications of these findings can be used as a guide for teachers and education stakeholders to increase the effectiveness and efficiency of learning in the classroom.
SENYAPAN DAN KILIR LIDAH BERDAMPINGAN DALAM PRODUKSI UJARAN Pangesti, Fida
Hasta Wiyata Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.478 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.002.01.02

Abstract

This study examines sequencial hesitation disfluencies and slip of the tongue in Bahasa Indonesia from psycholinguistic reviews. The aim is to find (1) the type of sequencial hesitation disfluencies and slip of the tongue and (2) the relation between hesitation disfluencies and slip of the tongue in a speech production. The data in this study were taken from spontaneous speeches in the speech titles Mata Najwa and Kick Andy with the reading method and then analyzed with a slime technique. This study produced two findings. First, the type of sequencial hesitation disfluencies and slip of the tongue, namely (a) Freudians Slip- Filled Pauses, (b) Freudian Slip-Silence Combinations, (c) Blend-Filled Pauses, (d) Anticipation — Filled Pauses, (e) Transposition Filled Pauses, and (f) Transposition-Silence Combinations. Second, Hesitation Disfluencies arises as a result of slip of the tongue because speakers need additional time to retrieve the required vocabulary.
Implementasi model pembelajaran discovery learning pada pembelajaran teks ulasan film Khairiah, Iffah; Budiman, Ajang; Pangesti, Fida
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 10, No 1 (2024): Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1202423938

Abstract

Model pembelajaran discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memperoleh pengalaman belajar yang kreatif, inovatif, dan optimal. Pengimplementasin model discovery dengan film sebagai media pembelajaran merupakan salah satu usaha guru dalam menghadirkan pembelajaran yang optimal. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran discovery learning. 2) mendeskripsikan hasil dari pembelajaran. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh adalah tahapan implementasi pembelajaran teks ulasan dengan model  discovery learning di kelas 8A, diawali dengan stimulation, identifikasi masalah (problem statement), pengumpulan data (Data Collection), pembuktian (Verification), kesimpulan (generalization). Sedangkan hasil pembelajaran diperoleh bahwa rata-rata siswa di kelas 8A telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM). Namun, dalam proses pengaplikasian model discovery learning di kelas 8A masih terdapat keurangan. Hal tersebut ditandai dari 7 siswa yang tidak memenuhi KKM. Maka dari itu penggunaan model pembelajaran discovery learning sebaiknya dikombinasikan dengan stretegi pembelajaran lain yang lebih inovatif sesuai dengan kondisi dan perkembangan zaman.