Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

MAKNA KRITIS DALAM ANALSIS WACANA KRITIS Wuryaningrum, Rusdhianti
FKIP e-PROCEEDING 2020: SEMINAR NASIONAL #5: BAHASA, SASTRA, DAN PEMBELAJARANNYA UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI EMAS 204
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Analisis wacana kritis—oleh pengkaji wacana—dimaknai tidak terlalu luas tetapi beragam. Tidak terlalu luas karena pada dasarnya sama-sama memakai kajian kritis untuk membongkar makna karena pandangan metode kritis sering dimaknai dengan pandangan atau hasil berpikir kritis, meskipun pada akhirnya tujuannya menghasilkan makna implikatur beyond the text yang sama. Oleh karena itu, perlu dibatasi makna kritis dalam analisis wacana kritis untuk merumuskan kesejatian analisis wacana. Artikel ini membahas makna kritis yang dimaksud oleh pakar-pakar yang telah di-review. Adapun pandangan untuk memahami makna kritis tersebut diperoleh dari konsep seven task building yang dikemukakan oleh Gee. Pandangan Gee adalah abstraksi dari pandangan Halliday. Ada dua komponen makna kritis yang diungkap oleh Halliday dan menentukan kesejatiannya, yaktiu konstruksi sosial dan pilihan semantik. Sebuah fenomena dinyatakan perlu “dikritisi” atau digarap dengan metode analisis wacana kritis adalah adanya kekuatan tersembunyi (hidden power) dan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Makna kritis dalam artikel ini akan meletakkan sebuah kajian apakah sebagai realisasi kerja membongkar wacana dari visi kritis ataukah sesuai dengan kidah metode analsisis wacana kritis. Kata kunci : analsis wacana kritis, makna kritis, konstruksi sosial, seven task building, analisis wacana
THE EFFECTIVENESS OF THE IMPLEMENTATION OF CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS INSURANCE ADVERTISING IN ARGUMENTATIVE WRITING LEARNING FOR UNIVERSITY STUDENTS Rusdhianti Wuryaningrum
RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 13, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.388 KB) | DOI: 10.26858/retorika.v13i1.11311

Abstract

This study aims to describe the application through the Fairclough Critical Discourse Analysis (CDA) model on insurance advertising and its effectiveness in argumentative writing learning. The research method is a mixing qualitative and quantitative. Qualitative methods are applied by using the Fairclough's CDA model that applies micro, meso, and macro dimensions. Quantitative methods are used to measure the effectiveness of Fairclough CDA modelon argumentative writing learning. The results showed the use of language, connectivity, and hegemony with future concerns caused by lifestyle and social demands, and calamity with phrases as a form of the claim that needs to be made a counterclaim. This strongly supports the argumentation content.  The Mann Whitney U test shows significance value of 0,000 is ≤0.005. Thus, it can be concluded that Fairclough CDA modelapplication of learning with CDA is effective for improving learning outcomes in argumentative writing.
Claim Category in Indonesian Coffee Discourse Argument Rusdhianti Wuryaningrum; Arju Muti'ah; Ahmad Syukron
JURNAL ARBITRER Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ar.9.1.17-26.2022

Abstract

The objective of this research is to describe the construction of claims in the strategies used in the coffee discourse. The claim in the argument can show cognition about coffee that is implanted by the producer. his research takes data from the online discourse of Indonesian coffee. The data of this research are statements that are contextually interpreted as claims and then examined from the Toulmin concept. By studying the types of claims, types of claims and its strategy to connect claims and ground, the researcher describes the arguments in the coffee discourse. From the results of the qualitative study, it is obtained that there are three types of claims, namely fact-based claims, judgment and value claims, and claim-based policies. From the three types of claims it can be concluded that there are. From the results and discussion it can be stated that there are subjective and objective claims formed in the coffee discourse. Objective claims are proven by geographical location, research, knowledge and environmental conservation in industrial agriculture (future knowledge). Subjective claims are shown by personality and support quality. Regarding history, as an aspect of judgment and value claims, it is subjective and objective. From these claims, it can be seen that the coffee discourse contains cognitions about coffee companies with historical authority, personality, and taste; future knowledge and research references; taste, packaging, and good process.
KONEKSI ESTETIK–EFEREN SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN MEMBACA SASTRA DI ERA DISRUPSI Rusdhianti Wuryaningrum
UNEJ e-Proceeding 2020: E-PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEKAN CHAIRIL ANWAR
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mendesripsikan pembelajaran membaca sastra dengan koneksi estetik-eferen di era disrubsi. Hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan untuk mengatasi persoalan internalisasi nilai-nilai sastra dan tuntutan pelibatan psikomotorik secara maksimal. Membaca dengan koneksi estetik-eferen memungkinkan (1) pembelajaran keterampilan bahasa secara terintegrasi, (2) melibatkan emosi, pengalaman, dan pengetahuan konsep untuk memahamkan nilai-nilai dan pengetahuan secara utuh, (3) asesmen kontekstual- autentik dalam berbagai metode pertanyaan dan bidang pertanyaan (probing dan prompting) yang memungkinkan jawaban bervariasi dan pengaitan emosi dan pengalaman. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menyertakan pengalamannya dan hasil diskusi teman (engaging), memerinci jalan cerita dan menjabarkannya (describing), memahami dalam koneksi eferen (conceiving), memaparkan isi cerita dan perasaannya serta pengalamannya (explainng), menghubungkan isi bacaan dengan pengetahuan dan pengalamanna (connecting), menafsirkan alasan atau tokoh melakukan perbuatan (interpreting), dan menilai sikap tokoh dan isi cerita (judging). Kata kunci: era disrubsi, pembelajaran sastra, membaca sastra, koneksi estetik-eferen
MEMBACA EFEREN-AESTETIK: UPAYA PEMINATAN PEMBELAJARAN BAHASA LINTAS KURIKULUM Rusdhianti Wuryaningrum
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pada era global, pembelajaran keterampilan berbahasa merupakan piranti penting untuk memahamkan beragam ilmu pengetahuan. Konteks pembelajaran lintas kurikulum merupakan salah satu upaya mencapai kompetensi pembelajaran secara harafiah. Dengan kesuksesan keterampilan berbahasa, kemampuan pebelajar dalam berbagai ranah dapat ditingkatkan secara maksimal. Kegiatan tersebut merupakan upaya menggali potensi keterampilan bahasa siswa dalam memahami materi pembelajaran melalui penangkapan maksud bacaan. Definisi membaca kini berkembang sebagai upaya penangkapan makna dari bahan bacaan dengan pelibatan unsur grafafonik, sintaktis, dan semantik; pelibatan pengetahuan dan pengalaman diri dan konteks kehidupan pembaca. Realisasinya terdapat dalam kegiatan Membaca Eferen-Aestetik (MEA) atau efferent-aesthetic reading. Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD), kegiatan MEA diterapkan pada berbagai bahan materi, salah satunya pada Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Pada kegiatan membaca tersebut terdapat pola-pola yang diterapkan sebagai upaya making connection in reading yang dilakukan dengan menghubungkan text-to-self, text-to-text, dan text-to-world. Kata-kata Kunci: membaca eferen-aestetik, wacana lingkungan hidup
ELEMEN DETAIL WACANA BERITA POSITIF TENTANG COVID-19 PADA MEDIA ON LINE Rusdhianti Wuryaningrum
FKIP e-PROCEEDING 2021: BAHASA, SASTRA, DAN PEMBELAJARANNYA DI ERA BERKELIMPAHAN
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Kini, peran utama bahasa dalam pemberitaan di media sosial sangat diperlukan sebagai alat kontrol sosial. Wacana berita negatif dan positif memiliki dampak yang sama secara sosial, yaitu mengubah atau mengarahkan kognisi. Melalui pengamatan terhadap elemen detail wacana berita positif, dapat diperoleh informasi secara akurat mengenai kondisi riil yang menggembirakan dan sikap pemerintah terhadap kondisi pandemi. Data kajian ini adalah wacana berita positif tentang covid 19 pada portal berita CNN Indonesia, CNBC Indonesia, dan Kompas.com. Melalui kajian elemen detail akan diperoleh unsur bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pemberitaan positif, termasuk di dalamnya kutipan dari pernyataan pejabat dan pakar tentang pandemi covid 19. Berdasarkan kajian terbatas pada elemen detail, diperoleh konstruksi yang digunakan dalam wacana berita positif tersebut, yaitu tuturan deklaratif, paparan kausalitas, penjelasan solusi, kata hiperbolik, dan gaya bahasa sinekdoke. Kata Kunci: Wacana Covid-19, Wacana Berita, Analisis Wacana Berita
MAKNA KRITIS DALAM ANALSIS WACANA KRITIS Rusdhianti Wuryaningrum
FKIP e-PROCEEDING 2020: SEMINAR NASIONAL #5: BAHASA, SASTRA, DAN PEMBELAJARANNYA UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI EMAS 204
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Analisis wacana kritis—oleh pengkaji wacana—dimaknai tidak terlalu luas tetapi beragam. Tidak terlalu luas karena pada dasarnya sama-sama memakai kajian kritis untuk membongkar makna karena pandangan metode kritis sering dimaknai dengan pandangan atau hasil berpikir kritis, meskipun pada akhirnya tujuannya menghasilkan makna implikatur beyond the text yang sama. Oleh karena itu, perlu dibatasi makna kritis dalam analisis wacana kritis untuk merumuskan kesejatian analisis wacana. Artikel ini membahas makna kritis yang dimaksud oleh pakar-pakar yang telah di-review. Adapun pandangan untuk memahami makna kritis tersebut diperoleh dari konsep seven task building yang dikemukakan oleh Gee. Pandangan Gee adalah abstraksi dari pandangan Halliday. Ada dua komponen makna kritis yang diungkap oleh Halliday dan menentukan kesejatiannya, yaktiu konstruksi sosial dan pilihan semantik. Sebuah fenomena dinyatakan perlu “dikritisi” atau digarap dengan metode analisis wacana kritis adalah adanya kekuatan tersembunyi (hidden power) dan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Makna kritis dalam artikel ini akan meletakkan sebuah kajian apakah sebagai realisasi kerja membongkar wacana dari visi kritis ataukah sesuai dengan kidah metode analsisis wacana kritis. Kata kunci : analsis wacana kritis, makna kritis, konstruksi sosial, seven task building, analisis wacana
ANALISIS KEBUTUHAN MATERI UNTUK PEMBELAJARAN BIPA DI UNIVERSITAS JEMBER Dewi Herlina; Himmatul Ulya Alfitriyani; Rusdhianti Wuryaningrum
FKIP e-PROCEEDING 2020: SEMINAR NASIONAL #5: BAHASA, SASTRA, DAN PEMBELAJARANNYA UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI EMAS 204
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan materi pembelajaran BIPA yang diajarkan di lingkungan Universitas Jember. Subjek penelitian ini ialah mahasiswa Universitas Jember yang berasal dari Thailand dan pernah mengikuti pelatihan BIPA di UPT Bahasa Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan model penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan dua teknik pengambilan data yakni wawancara dan dokumentasi. Hasil wawancara digunakan sebagai dasar analisis kebutuhan materi pembelajaran BIPA di Universitas Jember. Sementara hasil domentasi digunakan untuk analisis kesalahan berbahasa ragam tulis pebelajar BIPA. Berdasarkan hasil wawancara, materi pembelajaran BIPA di UPT Bahasa Universitas Jember hanya sampai pada ragam lisan. Kebutuhan pebelajar adalah materi ragam bahasa tulis khususnya penulisan karya ilmiah untuk keperluan akademik dalam perkuliahan. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyak temukan kesalahan berbahasa dalam penulisan karya ilmiah mahasiswa BIPA di Universitas Jember. Kata kunci: Pembelajaran BIPA, Analisis Kebutuhan, Materi BIPA
MEMBACA EFEREN-AESTETIK: UPAYA PEMINATAN PEMBELAJARAN BAHASA LINTAS KURIKULUM Rusdhianti Wuryaningrum; Suyono Suyono
FKIP e-PROCEEDING 2017: SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era global, pembelajaran keterampilan berbahasa merupakan piranti penting untuk memahamkan beragam ilmu pengetahuan. Konteks pembelajaran lintas kurikulum merupakan salah satu upaya mencapai kompetensi pembelajaran secara harafiah. Dengan kesuksesan keterampilan berbahasa, kemampuan pebelajar dalam berbagai ranah dapat ditingkatkan secara maksimal. Kegiatan tersebut merupakan upaya menggali potensi keterampilan bahasa siswa dalam memahami materi pembelajaran melalui penangkapan maksud bacaan. Definisi membaca kini berkembang sebagai upaya penangkapan makna dari bahan bacaan dengan pelibatan unsur grafafonik, sintaktis, dan semantik; pelibatan pengetahuan dan pengalaman diri dan konteks kehidupan pembaca. Realisasinya terdapat dalam kegiatan Membaca Eferen-Aestetik (MEA) atau efferent-aesthetic reading. Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD), kegiatan MEA diterapkan pada berbagai bahan materi, salah satunya pada Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Pada kegiatan membaca tersebut terdapat pola-pola yang diterapkan sebagai upaya making connection in reading yang  dilakukan dengan menghubungkan text-to-self, text-to-text, dan text-to-world.  Kata Kunci: membaca eferen-aestetik, wacana lingkungan hidup
Pemahaman Aspek Estetik dan Eferen Wacana Kopi serta Dampaknya terhadap Prosedur Eksplorasi Calon Guru Bahasa Indonesia di Universitas Jember Rusdhianti Wuryaningrum
Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni Vol 21, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/komposisi.v21i2.106967

Abstract

This study aims to describe the mastery of aesthetic and efferent aspects in understanding coffee discourse and its impact on the ability of exploratory procedures for prospective Indonesian language teacher students. The study was applied to 14 students who practice teaching or KK-PLP II at SMK Negeri 2 and SMK 4 Jember. The research method is applied qualitatively and quantitatively. The results of qualitative analysis show mastery of aesthetic aspects consisting of culture and experience of research subjects on planting to serving coffee and efferent aspects about factual, informational, and conceptual knowledge about planting to serving coffee. The results of quantitative analysis were obtained by 1) normality test data on the ability of aesthetic aspects, efferent, and the ability of exploratory procedures; (2) multiple linear regression test; (3) the significance of the regression coefficient test to show the significant impact of understanding aesthetic and efferent aspects on the ability of exploratory procedures. From the multiple linear regression test, it is known that the understanding of the aesthetic aspect (X1) is 0.001 or ,00.05 and the understanding of the efferent aspect is 0.012 or ≤0.05. Thus, understanding the aesthetic and efferent aspects significantly impacts the ability of exploratory procedures in the learning process.