Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PERANCANGAN DETAIL STRUKTUR LERENG DAN PERKERASAN JALAN PADA PROYEK PENAMBAHAN LAJUR RUAS KOPO – BUAH BATU TOL PURBALEUNYI Saniy, Aghnia Monica; Syahril, Syahril; R. S., Atmy Verani
Potensi : Jurnal Sipil Politeknik Vol 19, No 1 (2017): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Potensi : Jurnal Sipil Politeknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proyek Pelebaran Lajur Ruas Kopo – Buah Batu Jalur B Tol Purbaleunyi adalah proyek penambahan lajur yang bertujuan untuk menanggulangi kemacetan yang terjadi di ruas tersebut. Pelebaran dilakukan dimulai dari KM 136+050 sampai KM 143+100. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, lokasi timbunan di KM 139+925 dan KM 142+750 memiliki kondisi tanah yang memiliki angka keamanan < 1,5 yang menunjukkan bahwa lereng timbunan tersebut tidak aman sehingga perlu dibuat perkuatan yaitu dinding penahan tanah. Selain itu, dilakukan perancangan perkerasan yang sesuai dengan kondisi tanah lapangan, perhitungan rencana anggaran biaya (RAB), dan perancangan metoda pelaksanaan pekerjaan. Perancangan dinding penahan tanah dimulai dengan mencari dimensi dinding penahan tanah dan menghitung gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah. Setelah itu, dilakukan pengecekan terhadap stabilitas geser, guling, daya dukung dan penurunan. Untuk perancangan perkerasan dihitung dengan mempertimbangkan, kondisi tanah, lalu-lintas harian rata-rata (LHR), dan umur rencana menggunakan AASHTO 1993. Sementara untuk, RAB dihitung menggunakan AHSP Bina Marga 2013 dan metode pelaksanaan dibuat sesuai dengan kondisi lapangan. Berdasarkan hasil analisa, didapatkan dimensi dinding penahan tanah dengan lebar bawah 3 m, lebar atas 0,3 m, tinggi bagian bawah pondasi 0,5 m dan tinggi total dinding 4 m. Dinding penahan tanah perlu ditambahkan tiang pancang untuk meningkatkan daya dukung, dengan jumlah tiang di KM 139+425 sebanyak 20 tiang diameter 40 cm yang menghasilkan daya dukung grup tiang 1878,421 KN, pergerseran kepala tiang sebesar 1,065 cm, penurunan sebesar 1,29 cm, dan angka keamanan lereng 2,335. Untuk jumlah tiang di KM 142+750 sebanyak 10 tiang diameter 30 cm yang menghasilkan daya dukung grup tiang 2049,398 KN, pergerseran kepala tiang sebesar 1,009 cm, penurunan sebesar 2,398 cm, dan angka kemanan lereng 1,883. Untuk jenis perkerasan yang sesuai dengan kondisi tanah di lapangan adalah perkerasan kaku dengan tebal aggregat kelas A 30 cm, lean concrete 10 cm, dan tebal pelat beton 27 cm. Hasil rencana anggaran biaya seluruh pekerjaan adalah Rp 35.000.000.000 dengan metode pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan pada siang hari.
Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif dengan Menggunakan Vermikulit dan Lumpur Bledug Kuwu terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas S Syahril; Desy Kumalasari
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 18 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v18i1.499

Abstract

Infrastruktur jalan di Indonesia saat ini sering kali dijumpai kondisi perkerasan jalan yang sering rusak. Salah satu penyebab kerusakan adalah kegagalan daya dukung tanah dasar. Daya dukung yang rendah dan potensi pengembangan yang tinggi yang sering terjadi pada tanah ekspansif. Tanah ekspansif adalah tanah yang memiliki kembang susut yang besar. Bila suatu konstruksi dibangun diatas tanah ekspansif maka akan terjadi kerusakan antara lain retakan pada perkerasan jalan. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menstabilkan tanah dengan meningkatkan daya dukung tanah asli. Stabilisasi yang digunakan pada penelitian ini berupa penambahan vermikulit dan lumpur bledug kuwu. Sifat vermikulit yang dapat menyerap air dan lumpur Bledug Kuwu yang memiliki bahan penyusun kimia hampir sama dengan fly ash, serta mengandung CaO seperti kapur, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan vermikulit dan lumpur Bledug Kuwu terhadap nilai kuat tekan bebas pada tanah lempung ekspansif. Vermikulit yang digunakan sebesar 4% untuk seluruh benda uji, dan variasi dari persentase lumpur Bledug Kuwu sebesar 5%, 10%, 15%. Dari hasil yang didapatkan terjadi kenaikan kuat tekan bebas pada tanah yang telah distabilisasi. Campuran optimum dengan nilai kuat tekan bebas tertinggi dihasilkan dari varian 3 yaitu 4% vermikulit dan 15% lumpur Bledug Kuwu.
Kajian Pengaruh Penambahan Vermikulit Terhadap Beton Segar Syahril; Lintang D.A
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 23 No 1 (2021): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.696 KB) | DOI: 10.35313/potensi.v23i1.2434

Abstract

Beton adalah salah satu komponen utama yang terus berkembang mengikuti keadaan lingkungan dan perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan tersebut. Salah satu inovasi yang sedang terus dicari adalah penggunaan bahan yang dapat membuat beton dapat memiliki kekuatan yang lebih dalam mencegah kerusakan akibat dari perubahan suhu yang ekstrem, jika didasarkan pada hal tersebut maka vermikulit merupakan salah satu bahan yang memenuhi kriteria tersebut (didasarkan pada penelitian sebelumnya). Vermikulit memiliki kemampuan dalam mengekstraksi logam dalam air serta struktur serpihannya memiliki karakteristik sebagai bahan tahan api. Tujuan dari penambahan vermikulit pada campuran beton ini adalah untuk mengetahui pengaruh vermikulit ketika dijadikan sebagai bahan tambah dalam pembuatan beton (dengan jumlah yang relatif sangat kecil), karena yang selama ini vermikulit dijadikan sebagai substitusi semen dan agregat (dimana penambahan vermikulit ini digunakan dalam jumlah yang relatif besar pada setiap campurannya). Penambahan vermikulit pada campuran beton ini terdiri dari 4 variasi proporsi, yaitu 0%, 10%, 20%, dan 30%. Dari pengujian didapatkan semakin besar penambahan vermikulit pada campuran beton slump semakin menurun namun berat isinya akan semakin kecil. Adonan campuran beton yang ditambah dengan vermikulit lebih kering, selain itu hasil beton yang dibuat dengan penambahan vermikulit cenderung akan memiliki berat yang lebih ringan daripada beton pada umumnya.
The Effect of Vulcanic Ash and Tailing as Stabilization Materials in Soil Clay on CBR Value Achmad Abrar Haziri; Syahril
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 24 No 1 (2022): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.271 KB) | DOI: 10.35313/potensi.v24i1.2551

Abstract

Tanah adalah sub struktur untuk menopang struktur atas (misalnya konstruksi jalan, dll), seringkali menimbulkan masalah jika memiliki kualitas yang buruk pada sifat fisik tanah dan mekanik tanah. Dua masalah utama pada tanah lunak adalah penurunan yang berlebihan dan daya dukung yang rendah. Stabilisasi tanah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik dan daya dukung atau kuat geser tanah dasar jalan, sehingga proses ini dapat meningkatkan daya dukung tanah dasar untuk menopang struktur atas. Makalah ini akan membahas peningkatan daya dukung tanah lempung lunak dengan menggunakan bahan tambahan berupa endapan abu vulkanik (AGV) dan tailing (TL) sebagai bahan substitusi seperti semen. Variabel komposisi material adalah abu vulkanik (AGV) 8% dan dicampur dengan tailing (TL) 4%, 5%, 6% dan waktu pemeraman selama 3 hari, 7 hari dan 14 hari.
KAJIAN PERBAIKAN SUBGRADE DARI TANAH EKSPANSIF MENGGUNAKAN SPENT CATALYST RCC 15 DAN ABU BATOK KELAPA SAWIT Totok Hermawan; Syahril Syahril
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 18 No 2 (2016): Potensi : Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/potensi.v18i2.527

Abstract

Hasil pengujian pada lapisan Subgrade yang dilakukan di ruas jalan tol Cisumdawu khususnya pada STA 13+500 tergolong pada jenis tanah ekspansif. Kondisi Subgrade tersebut jika tidak segera diperbaiki maka dapat mengakibatkan berbagainya jenis kerusakan pada perkerasannya. Dalam penelitian perbaikan Subgrade yang dilakukan adalah menggunakan metode stabilisasi dengan Abu Batok Kelapa Sawit dan Spent Catalyst RCC 15. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana pengaruh penambahan Abu Batok Kelapa Sawit dan Spent Catalyst RCC 15 terhadap kembang susut dan daya dukung sebagai lapisan Subgrade konstruksi perkerasan ruas jalan tol Cisumdawu. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu (1) Terjadi  penurunan nilai untuk kadar air optimum, Plasticity Index, Swelling Potential dan Swelling Pressure. (2) Terjadi Kenaikan nilai untuk Berat Isi Kering, CBR Unsoaked, CBR Soaked, CBR Peram, Permeabilitas, Ca-dd dan K-dd. (3) Tercapainya campuran bahan stabilisasi yang dapat digunakan sebagai perbaikan Subgrade pada tanah ekspansif untuk standar minimal Subgrade lapisan perkerasan jalan. (4) Belum tercapainya nilai yang optimum pada campuran bahan stabilisasi yang digunakan terhadap perubahan nilai karakteristik Subgrade. (5) Hasil pengujian secara statistik yang dilakukan didapatkan suatu hubungan yang yang berarti secara statistic.
KAJIAN PERBAIKAN SUBGRADE DARI TANAH EKSPANSIF MENGGUNAKAN SPENT CATALYST RCC 15 DAN ABU BATOK KELAPA SAWIT Totok Hermawan; Syahril .
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 18 No 2 (2016): Potensi : Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/potensi.v18i2.537

Abstract

Hasil pengujian pada lapisan Subgrade yang dilakukan di ruas jalan tol Cisumdawu khususnya pada STA 13+500 tergolong pada jenis tanah ekspansif. Kondisi Subgrade tersebut jika tidak segera diperbaiki maka dapat mengakibatkan berbagainya jenis kerusakan pada perkerasannya. Dalam penelitian perbaikan Subgrade yang dilakukan adalah menggunakan metode stabilisasi dengan Abu Batok Kelapa Sawit dan Spent Catalyst RCC 15. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana pengaruh penambahan Abu Batok Kelapa Sawit dan Spent Catalyst RCC 15 terhadap kembang susut dan daya dukung sebagai lapisan Subgrade konstruksi perkerasan ruas jalan tol Cisumdawu. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu (1) Terjadi  penurunan nilai untuk kadar air optimum, Plasticity Index, Swelling Potential dan Swelling Pressure. (2) Terjadi Kenaikan nilai untuk Berat Isi Kering, CBR Unsoaked, CBR Soaked, CBR Peram, Permeabilitas, Ca-dd dan K-dd. (3) Tercapainya campuran bahan stabilisasi yang dapat digunakan sebagai perbaikan Subgrade pada tanah ekspansif untuk standar minimal Subgrade lapisan perkerasan jalan. (4) Belum tercapainya nilai yang optimum pada campuran bahan stabilisasi yang digunakan terhadap perubahan nilai karakteristik Subgrade. (5) Hasil pengujian secara statistik yang dilakukan didapatkan suatu hubungan yang yang berarti secara statistic.
PERBAIKAN TANAH PROBLEMATIK LEMPUNG LUNAK DENGAN METODE STABILISASI KIMIAWI DITINJAU DARI NILAI KADAR AIR DAN INDEKS PLASTISITAS S Syahril; Agus Suyono; Muchtar Muchtar; Hendry Hendry; Rio Prajudi; Raihan Riandi
Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil Vol 27, No 2 (2022): Wahana Teknik Sipil
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/wahanats.v27i2.4145

Abstract

Soft clay soils generally have unfavorable characteristics or properties, when used as a basis for a construction. The characteristics of soft clay soil are having high soil compressibility, low carrying capacity, low permeability value, being cohesive and having a high level of soil activity. One form of effort to improve the characteristics of the soil's bad properties is to carry out stabilization. Stabilization is an activity of mixing soil with certain materials, and is expected to react with the soil, so that the soil characteristics become better. The methodology applied in this study is chemical stabilization, with mineral materials in the form of marble ash waste with 4 different types of variants. Based on the test results, there was a decrease in the value of the water content and soil plasticity index (PI) of 44.94% in variant 3 (20% marble ash waste) compared to the original soil. It is estimated that there is a reaction from the marble ash on soft clay soil, namely in the form of absorption of excess water contained in the soil and voids contained in the soil filled with marble waste, so that the adhesion between particles becomes better.
Nilai Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lunak yang Distabilisasi Menggunakan Limbah Abu Sekam Padi dan Asam Fosfat Raihan Muhammad; S Syahril; Agus Suyono; Muchtar; Togar Sirait
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 24 No 2 (2022): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/potensi.v24i2.4450

Abstract

Permasalahan geoteknik yang ditimbulkan pada tanah lunak sering kali dihadapkan pada daya dukung yang sangat rendah dan tidak mampu menopang struktur yang akan dibangun di atasnya. Dan juga, masalah lain yang terjadi pada tanah lunak yaitu nilai penurunan tanah relatif tinggi. Berbagai metode perbaikan tanah telah dikembangkan agar dapat digunakan untuk meningkatkan kuat tekan tanah lunak dan mendukung pembangunan infrastruktur. Dalam penelitian ini guna memperbaiki karakteristik tanah maka digunakan Abu Sekam Padi (ASP) dan Asam Fosfat (AF). Penelitian ini menggunakan metode stabilisasi tanah dengan menambahkan 5 varian abu sekam padi yaitu (3%, 6%, 9%, 12%, dan 15%) sebagai variabel bebas dan persentase asam fosfat 10% sebagai variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS) test, kadar campuran optimum adalah abu sekam padi 12% dengan asam fosfat 10%. Didapatkan nilai kuat tekan maksimum pada varian 4 (12% ASP + 10% AF) sebesar 1,056 kg/cm2 meningkat dari nilai kuat tekan pada tanah lunak 0,386 kg/cm2. Namun, pada varian 5 (15% ASP + 10% AF) turun menjadi 0,820 kg/cm2. Berdasarkan hasil pengujian, bahan limbah abu sekam padi dan asam fosfat mampu memperkuat kondisi tanah dan dapat digunakan sebagai bahan stabilisasi.
Stabilization of Expansive Soil Using Marble Powder and Phosphoric Acid against Physical Properties and SEM-EDS Tests Ambrosio Martins Nuno; Syahril Syahril
JOURNAL OF SCIENCE AND APPLIED ENGINEERING Vol 6, No 2 (2023): JSAE
Publisher : Widyagama University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/jsae.v6i2.4794

Abstract

The Gedebage region faces a myriad of challenges, including road deformations, swelling of roads and bridges, and cracks in drainage foundations, buildings, and asphalt concrete. To address these issues, a comprehensive analysis of soil physical properties was conducted at the POLBAN soil mechanics laboratory, along with chemical tests at the POLMAN laboratory. The primary objective was to understand the physical properties and mineral composition of Gedebage soil and develop effective soil management strategies. Soil stabilization was employed as a method to enhance infrastructure resilience in Gedebage. Marble powder waste (MPW) was utilized in varying concentrations (2.5%, 4%, 5.5%, and 7%) along with 4% phosphoric acid (PA) to optimize the solution. MPW filled soil pores and improved cohesion, while PA reduced moisture content, enhanced particle bonding, increased load-bearing capacity, and minimized soil volume changes. Initial soil tests revealed a high plasticity index (PI) of 54.20%, indicating Gedebage, expansive clay soil nature with significant potential for expansion and plasticity. The AASHTO classified it as "A-7-6", and the USCS classified it as "CH." Stabilization experiments demonstrated that the most effective combination was the original soil + 7% MPW + 4% PA, resulting in a PI of 16.03% and an activity level (Ac) of 0.48. AASHTO classified this combination as "A-2-6," and the USCS as "CL." Furthermore, MPW oxygen, silica, and aluminum content exhibited potential for pozzolanic reactions, while PA reacted with soil mineral cations likes: Ca, Fe, Al dan Phosphor, forming a water-resistant layer. MPW and PA effectively improved the expansive clay soil's ability to withstand moisture-induced changes. This study serves as a foundation for further investigations into the mechanical properties of Gedebage soil, focusing on bearing capacity and stability, using MPW and PA in civil and infrastructure foundation applications.
The Effect of Additional Vermiculite on Compressive and Flexural Strength of Concrete Syahril Syahril; Mujiman Mujiman; Desutama Prayogo; Muhammad Raihan Riandi; Lintang Dian Artanti; Ambrosio Martins Nuno
JOURNAL OF SCIENCE AND APPLIED ENGINEERING Vol 6, No 2 (2023): JSAE
Publisher : Widyagama University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/jsae.v6i2.4914

Abstract

Concrete is one of the building materials that is used the most. The majority of the volume of concrete is made up of aggregates, which have a significant impact on the characteristics, mix proportions, and economics of concrete. The space created by the absence of fine aggregate can be filled with vermiculite. Vermiculite is a rich mineral that is widely recognized for its exfoliating properties and for expanding quickly when heated. Vermiculite typically has a temperature resistance of up to 1200°C. It is a system of low-density, non-structural building products. In addition to being lighter in weight and odorless, vermiculite offers increased workability, improved fire resistance, and improved resistance to cracking and shrinking also reduce cost of construction. In this research, vermiculite is employed at varying concentrations of 12%, 24%, and 36%. Vermiculite samples from PT.IPI Sunijaya, cement with the Dynamix brand, fine aggregate from the Galunggung area, and coarse aggregate from Cimalaka. The design of this research followed ACI 1991, with a design quality of 15 MPa. The maximum variant on compressive strength and flextural strength of concrete is using 36% of vermiculite because vermiculite has a high capacity for water absorption, adding it to concrete boosts both the compressive strength and flexural strength of the material. Vermiculite will therefore absorb excess water in the mixture and dry out the mortar while keeping the completed product's firmness owing to the granules. This is why it is added to and blended with concrete. Vermiculite particles can be used to patch cracks and holes in concrete.