Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sosialisasi Pemanfaatan Daun Sirih Hijau dari Pesanggrahan Batu Jawa Timur Sebagai Cairan Hand Sanitizer Alami Berdasarkan Hasil Uji Tanin dan Zat Antibakteri Kepada Masyarakat Setempat Frida U. Ermawati
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 Maret 2021
Publisher : LPPM IKIP Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/dedication.v5i1.440

Abstract

Tanaman sirih hijau (Piper bettle L.) tumbuh di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Pesanggrahan, Batu, Jawa Timur. Daun tanaman ini dikenal mengandung zat-zat antiseptik dan antibakteri/antivirus seperti minyak atsiri dan tanin. Selama pandemi Covid-19 sekarang ini, kandungan tersebut sangat potensial untuk membasmi bakteri dan virus Covid-19. Makalah ini melaporkan hasil kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di Pesanggrahan Batu tentang potensi penggunaan daun sirih hijau yang tumbuh di sana sebagai cairan hand sanitizer alami berdasarkan hasil uji kandungan tanin dan kemampuan menghambat pertumbuhan empat bakteri patogen, menggantikan virus Covid-19 yang tidak mungkin diperoleh. Tujuannya adalah agar masyarakat setempat bersedia memanfaatkan daun sirih tersebut sebagai cairan antibiotik alternatif untuk menjaga kebersihan tangan. Pertumbuhan keempat bakteri Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa juga mampu dihambat masing-masing hingga diameter 14,05, 18,27, 13,92 dan 11,27 mm, yaitu kemampuan hambat sedang menuju kuat.
Sosialisasi Cara Mengenali Kandungan Boraks Pada Kerupuk Secara Sederhana, Mudah dan Murah Bagi Warga RT 02 RW 02 Kel. Kedondong, Bagor Nganjuk Frida U. Ermawati; Dzulkiflih Dzulkiflih; Binar K. Prahani; Meta Yantidewi; Abu Zainuddin; Ismi R. Setiaji
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : LPPM IKIP Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/dedication.v5i2.534

Abstract

Sebagai salah satu bahan kimia yang membahayakan kesehatan, boraks telah dilarang oleh Pemerintah untuk digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Namun faktanya boraks masih sering digunakan oleh oknum produsen makanan, termasuk pada kerupuk agar kerupuk menjadi renyah. Guna melindungi kesehatan masyarakat dari paparan boraks tersebut, maka kegiatan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengenali kandungan boraks di dalam kerupuk secara sederhana perlu digalakkan, salah satunya kepada warga RT 02 RW 02 Kel. Kedondong Bagor Nganjuk mengingat bahwa bagi warga setempat, kerupuk sudah menjadi makanan sehari-hari. Pada kegiatan ini, 15 macam kerupuk yang dibeli dari Pasar Wage setempat diuji kandungan boraks menggunakan kertas kunyit. Kertas kunyit yang berwarna kuning karena mengandung curcuma akan berubah warna menjadi coklat kemerahan apabila dilarutkan ke dalam asam borat (zat di dalam boraks) yang terkandung di dalam kerupuk. Dari ke-15 kertas kunyit yang telah direndam di dalam 15 macam larutan kerupuk, 40 % diantaranya telah berubah warna menjadi coklat kemerahan yang menandakan bahwa kerupuk-kerupuk tersebut mengandung boraks. Temuan tersebut ternyata sesuai dengan hasil uji boraks yang dilakukan pada kerupuk-kerupuk yang sama di Laboratorium Farmasi Universitas Airlangga Surabaya dengan metode Asam Borat & Borat di dalam Makanan No. 970.33.
Instrumen Tes Diagnostik Konsepsi Lima Tingkat pada Materi Gerak Lurus: Pengembangan, Uji Validitas dan Reliabilitas serta Uji Coba Terbatas Indah Putri Maulidya Sari; Frida U. Ermawati
PendIPA Journal of Science Education Vol 5, No 2 (2021): MARCH - JUNE
Publisher : University of Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.5.2.152-162

Abstract

 Mata pelajaran Fisika masih sulit dipahami siswa SMA, termasuk pada materi Gerak Lurus. Sebagai contoh, siswa menganggap bahwa sebuah bolpoin yang dijatuhkan di atas lantai merupakan contoh gerak jatuh bebas. Menurut konsep Fisika, pada peristiwa gerak jatuh bebas, benda yang bergerak hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan benda berada dalam keadaan tidak setimbang. Sementara saat bolpoin dijatuhkan, gaya yang berpengaruh tidak hanya gaya gravitasi saja, tetapi juga gaya dari tangan siswa. Ketidaksesuaian antara anggapan siswa dengan konsep Fisika tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami apa yang disebut miskonsepsi. Miskonsepsi ini penting untuk diidentifikasi dengan tes diagnostik konsepsi agar segera dibenahi. Namun sayang, tes diagnostik konsepsi yang terstandar belum tersedia. Makalah ini dimaksudkan untuk melaporkan hasil pengembangan tes diagnostik konsepsi lima tingkat untuk materi Gerak Lurus, menguji validitas dan reliabilitas serta uji coba terbatas kepada sejumlah siswa. 13 butir soal yang valid dan reliabel diperoleh sehingga siap diuji cobakan. Uji validitas internal memperoleh 94% (valid). Validitas eksternal terdiri dari validitas isi dan konstruk. Validitas isi instrumen dinyatakan valid karena nilai false positive (FP) dan false negative (FN) = 3,27% dan 8,22%. Validitas empiris konstruk ditentukan berdasarkan Pearson product moment dan reliabilitas dengan Alpha Cronbarch dengan rtabel = 0,388 (taraf signifikansi 5%) diperoleh rxy=0,549 dan r11=0,747. Hasil uji coba terbatas menyarankan bahwa sebagian besar siswa mengalami lack of knowledge.
Sosialisasi Pemanfaatan Daun Sirih Hijau dari Pesanggrahan Batu Jawa Timur Sebagai Cairan Hand Sanitizer Alami Berdasarkan Hasil Uji Tanin dan Zat Antibakteri Kepada Masyarakat Setempat Frida U. Ermawati
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 Maret 2021
Publisher : LPPM Universitas PGRI Argopuro Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/dedication.v5i1.440

Abstract

Tanaman sirih hijau (Piper bettle L.) tumbuh di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Pesanggrahan, Batu, Jawa Timur. Daun tanaman ini dikenal mengandung zat-zat antiseptik dan antibakteri/antivirus seperti minyak atsiri dan tanin. Selama pandemi Covid-19 sekarang ini, kandungan tersebut sangat potensial untuk membasmi bakteri dan virus Covid-19. Makalah ini melaporkan hasil kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di Pesanggrahan Batu tentang potensi penggunaan daun sirih hijau yang tumbuh di sana sebagai cairan hand sanitizer alami berdasarkan hasil uji kandungan tanin dan kemampuan menghambat pertumbuhan empat bakteri patogen, menggantikan virus Covid-19 yang tidak mungkin diperoleh. Tujuannya adalah agar masyarakat setempat bersedia memanfaatkan daun sirih tersebut sebagai cairan antibiotik alternatif untuk menjaga kebersihan tangan. Pertumbuhan keempat bakteri Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa juga mampu dihambat masing-masing hingga diameter 14,05, 18,27, 13,92 dan 11,27 mm, yaitu kemampuan hambat sedang menuju kuat.
Sosialisasi Cara Mengenali Kandungan Boraks Pada Kerupuk Secara Sederhana, Mudah dan Murah Bagi Warga RT 02 RW 02 Kel. Kedondong, Bagor Nganjuk Frida U. Ermawati; Dzulkiflih Dzulkiflih; Binar K. Prahani; Meta Yantidewi; Abu Zainuddin; Ismi R. Setiaji
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Argopuro Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/dedication.v5i2.534

Abstract

Sebagai salah satu bahan kimia yang membahayakan kesehatan, boraks telah dilarang oleh Pemerintah untuk digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Namun faktanya boraks masih sering digunakan oleh oknum produsen makanan, termasuk pada kerupuk agar kerupuk menjadi renyah. Guna melindungi kesehatan masyarakat dari paparan boraks tersebut, maka kegiatan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengenali kandungan boraks di dalam kerupuk secara sederhana perlu digalakkan, salah satunya kepada warga RT 02 RW 02 Kel. Kedondong Bagor Nganjuk mengingat bahwa bagi warga setempat, kerupuk sudah menjadi makanan sehari-hari. Pada kegiatan ini, 15 macam kerupuk yang dibeli dari Pasar Wage setempat diuji kandungan boraks menggunakan kertas kunyit. Kertas kunyit yang berwarna kuning karena mengandung curcuma akan berubah warna menjadi coklat kemerahan apabila dilarutkan ke dalam asam borat (zat di dalam boraks) yang terkandung di dalam kerupuk. Dari ke-15 kertas kunyit yang telah direndam di dalam 15 macam larutan kerupuk, 40 % diantaranya telah berubah warna menjadi coklat kemerahan yang menandakan bahwa kerupuk-kerupuk tersebut mengandung boraks. Temuan tersebut ternyata sesuai dengan hasil uji boraks yang dilakukan pada kerupuk-kerupuk yang sama di Laboratorium Farmasi Universitas Airlangga Surabaya dengan metode Asam Borat & Borat di dalam Makanan No. 970.33.