Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENDUGAAN UMUR SIMPAN KACANG TANAH BERLEMAK RENDAH DENGAN MODEL ARRHENIUS DAN SORSPI ISOTHERMIS [Shelf Life Prediction of Partially Defatted Peanuts Using Arrhenius and Sorption Isotherm Models] Adil Basuki Ahza; Puguh Setiawan; Muhammad Arpah
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 9 No. 2 (1999): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partially defatted peanuts snack food was produced by reducing part of the oil content using hydraulic pressing, followed by reconstituting to again the normal shape and drying in a microwave oven. This research was conducted to select the optimum pressing process and to predict the shelf life of partially defatted peanuts by Arrhenius and sorption isotherm models. Average percentage of broken kernel was found to be 1.85±0.58%. The lowest fat contentwas 34.82±1.75% produced by 3000 psi pressure for 30 minutes. Prediction of the shelf life of partially defatted peanut by Arrhenius models resulted in a quality-loss constant (i.e rate constant K) of 0.0637 mmol/kg per day (peroxide value-parameter). Packaging in a 29.92 mm thick, 6.5 cm x 6 cm size LDPE for 10 gram solid weight of product at 30°C and 75% RH resulted in the shelf life of 489 days.  
PENGARUH SUHU PRODUKSI TERHADAP AKTIVITAS EKSTRAK KASAR BAKTERIOSIN DARI BERBAGAI GALUR Lactobacillus sp. DALAM MENGHAMBAT Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Abubakar (Abubakar); Muhammad Arpah
Buletin Peternakan Vol 39, No 3 (2015): BULETIN PETERNAKAN VOL. 39 (3) OKTOBER 2015
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v39i3.7987

Abstract

Pendugaan Umur Simpan Keripik Tempe Sagu Menggunakan Pengemas Plastik PP dengan Metode Arrhenius Afriyanti Afriyanti; Nugraha Edhi Suyatma; Muhammad Arpah
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v1i1.1353

Abstract

Keripik tempe sagu adalah salah satu bentuk alternatif modifikasi pengolahan tempe.  Produk ini mudah rusak oleh udara dan kelembaban lingkungan sehingga dibutuhkan pengemas yang cocok agar produk lebih tahan lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa lama umur simpan produk keripik tempe sagu yang selama ini diproduksi dengan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT), dengan menggunakan pengemas plastik polipropilen.  Keripik tempe sagu yang digunakan berasal dari produsen di Tawangsari Sukoharjo.  Desain penelitian yang digunakan adalah pendugaan umur simpan dengan penyimpanan pada tiga suhu yang berbeda yaitu 50C; 270C; dan 500C.  Produk dianalisis setiap 6 hari sekali selama satu bulan.  Analisis produk yang dilakukan adalah pengukuran kadar air dan kadar asam lemak bebas (FFA).  Hasil penelitian menunjukkan keripik tempe sagu yang disimpan dengan pengemas plastik PP memiliki umur simpan selama 91 hari atau sekitar 3 bulan.
Urgensi Regulasi Kedaluwarsa Pangan Nasional Mengikuti Mandatory International Regulations Berdasarkan Codex Alimentarius Commission Muhammad Arpah; Nugraha Edhi Suyatma; Anuraga Jayanegara
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 2 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.5.2.604-609

Abstract

Regulasi pelabelan kedaluwarsa pangan nasional sangat penting dibuat menjadi lebih dinamis dan tanggap terhadap perubahan regulasi perdagangan internasional. Sampai sekarang, regulasi nasional masih mewajibkan aturan penulisan menggunakan frasa yang seragam “Baik Digunakan Sebelum” disertai pencantuman tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa. Sejak tahun 2018, naskah regulasi Codex Alimentarius Commission (CAC), CXS – 1985 revisi 2018, mewajibkan dua jenis kategori frasa: yang pertama adalah kategori kedaluwarsa best before atau best before end, yang kedua adalah kategori use by atau expiration date. Kedua kategori waktu kedaluwarsa tersebut bersifat mandatory dan telah di terapkan di sebagian besar negara yang menjadi tujuan ekspor seperti negara anggota MEE dan negara-negara di Asia khususnya Jepang dan Korea Selatan. Pemerintah perlu segera mengadopsi aturan pelabelan waktu kedaluwarsa yang baru berdasarkan kedua kategori yang diuraikan dalam CAC- CXS – 1985 revisi 2018 tersebut. Terjemahan yang sebaiknya digunakan pada kategori yang baru use by atau expiration date adalah frasa “Tanggal Kedaluwarsa”.
Karakteristik Fisik Komposit Biopolimer Sebagai Alternatif Gelatin Aprianti, Gustira Endah; Edhi Suyatma, Nugraha; Arpah, Muhammad
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol. 18 No. 2 (2023): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v18i2.7362

Abstract

Gelatin memiliki peranan yang sangat penting bagi industri. Pembuatan gelatin menggunakan kulit dan tulang babi atau sapi yang bisa menimbulkan masalah bagi umat islam, hindu, yahudi dan vegetarian. Upaya yang dapat dilakukan mengatasi hal tersebut yaitu dengan mencari bahan baku lain sebagai alternatif gelatin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisik komposit biopolimer dan untuk mengetahui formula komposit biopolimer terbaik sebagai alternatif gelatin. Biopolimer yang digunakan adalah kappa karagenan, pati termodifikasi, CMC, dan isolat protein kedelai. Beberapa analisis yang dilakukan diantaranya pembentukan gel, efek pengental, pembentukan film, transparansi gel, sineresis, kelarutan dalam air dingin, dan kekutan gel. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Dunnett dengan taraf signifikansi 5%. Hasil yang tidak berbeda nyata dengan gelatin akan dipilih sebagai komposit biopolimer terbaik. Komposit biopolimer terbaik terdiri dari kappa karagenan, pati termodifikasi, dan isolat protein kedelai. Berdasarkan uji kekuatan gel, formula komposit biopolimer yang tidak berbeda nyata dengan gelatin adalah K3I4C0, K3P3I1 dan K3P4I0.
PERBANDINGAN MIGRASI MONOMER BISFENOL A (BPA) PADA PRODUK PANGAN KALENG TUNA DALAM MEDIUM MINYAK DAN MEDIUM AIR GARAM: KAJIAN META-ANALISIS Nadira Salsabila; Muhammad Arpah
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 7 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan medium minyak dan air garam pada tuna kaleng terhadap migrasi BPA, serta parameter yang mendorong terjadinya migrasi BPA. Penelitian ini dilakukan dengan metode meta-analisis dengan 6 tahapan, antaranya perumusan pertanyaan penelitian, penelitian pendahuluan dan validasi ide, penentuan kriteria inklusi dan eksklusi, pengumpulan sumber studi, ekstraksi data, dan analisis statistik. Hasil pencarian dan seleksi sumber studi, diperoleh sebanyak tiga belas artikel yang kemudian diekstraksi datanya dengan aplikasi OpenMEE untuk mengukur Standardized Mean Difference (SMD) menggunakan CI 95% dan metode analisis yang digunakan adalah continuous random effects. Ukuran efek dalam penelitian ini mengukur perbedaan antara migrasi BPA yang terdeteksi pada tuna kaleng medium air garam sebagai kelompok kontrol dan medium minyak sebagai kelompok eksperimen, dengan nilai estimasi Standardized Mean Difference dari seluruh studi yang digunakan adalah 0.233 [-0.960 s.d. 1.425] dan nilai p-value 0.702 yang nilainya lebih besar dari nilai alpha (α) yaitu 0.05. Diinterpretasikan migrasi BPA lebih tinggi terjadi pada tuna kaleng dengan medium minyak, walaupun secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam jumlah migrasi BPA. Di samping itu, dilakukan pengujian heterogenitas studi, analisis subkelompok, meta-regresi, dan bias publikasi untuk melengkapi hasil meta-analisis. Antar subkelompok asal produksi tuna kaleng dan metode deteksi BPA tidak ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap migrasi BPA yang terjadi pada tuna kaleng medium minyak maupun air garam. Kandungan lemak yang semakin tinggi pada produk tuna kaleng akan menyebabkan migrasi BPA yang semakin tinggi juga. Semakin rendah kandungan protein pada produk tuna kaleng, akan mengurngi migrasi BPA yang terjadi. Hasil seluruh studi yang digunakan dalam penelitian ini menyatakan menggunakan lapisan resin jenis epoksi, sehingga menjadi faktor utama terjadinya migrasi BPA pada produk tuna kaleng. Monomer BPA lebih besar terdeteksi pada kelompok eksperimen dengan nilai pH lebih rendah atau asam dibandingkan kontrol.
Perbandingan Migrasi Monomer Bisphenol A (BPA) dan Bisphenol F (BPF) pada Minuman Ringan Kemasan Kaleng: Kajian Meta-Analisis Hanifah, Aliya; Muhammad Arpah
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 8 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemasan pangan mempunyai peran signifikan dalam memastikan keamanan dan kualitas produk pangan. Korosi menjadi salah satu kelemahan kemasan kaleng sehingga perlu dilapisi enamel pada bagian dalamnya. Bahan pelapis yang umum digunakan adalah bisphenol A (BPA) dan bisphenol F (BPF). Beberapa penelitian telah melaporkan adanya migrasi BPA dan BPF pada minuman kemasan kaleng dengan hasil yang beragam. Kajian meta-analisis dilakukan untuk mengetahui perbandingan jumlah migrasi BPA dan BPF pada minuman ringan kemasan kaleng serta faktor yang memengaruhinya. Meta-analisis dilakukan dengan perumusan pertanyaan penelitian, penentuan kriteria inklusi dan eksklusi, pengumpulan sumber studi, ekstraksi data, analisis statistik, dan penulisan interpretasi hasil meta-analisis. Data meta-analisis pada 26 studi terpilih diperoleh tingkat migrasi BPA yang lebih tinggi dibandingkan migrasi BPF pada minuman ringan kemasan kaleng. Analisis lanjutan dilakukan pada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi migrasi meliputi kategori minuman, suhu penyimpanan, dan metode analisis yang digunakan. Kategori minuman pada jenis minuman karbonasi memberi pengaruh yang signifikan terhadap migrasi BPA. Sementara analisis pada variabel suhu penyimpanan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara setiap studi. Analisis dengan menggunakan metode solid phase extraction dilanjutkan dengan analisis GC-MS memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap BPA. Perhitungan fail-safe number (Nft) menunjukkan bias publikasi tergolong kecil dan model meta-analisis kuat.
Pengembangan Label Cerdas Kolorimetrik untuk Indikator Kesegaran Lobster Air Tawar dari Film PVA dan Chitosan dengan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Axiomawan, Firman Yudha; Suyatma, Nugraha Edhi; Arpah, Muhammad
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 35 No. 2 (2024): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia bekerjasama dengan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6066/jtip.2024.35.2.185

Abstract

Crayfish (Cherax quadricarinatus) is an economically valuable fishery product but its freshness and nutritional content decreases quickly during storage. To observe the freshness level of crayfish, a smart label was developed with the addition of color indicators made from red dragon fruit peel extracts (RDFPE). The purpose of this study was to apply RDFPE as an indicator of colorimetric smart labels in monitoring the freshness of crayfish. There were four levels of RDFPE, namely 0, 15, 20, and 25%. When different levels of pH were used, RDFPE colors changed. Optimization using Design Expert (V13) software indicated that the use of 15% (v/v) of RDFPE in PVA and chitosan film was the best treatment for preparing a colorimetric smart label. This smart film had a thickness of 101 mm, tensile strength of 4.4 MPa, elongation of 118%, and water vapor permeability of 4.3x10-10 g s-1 m-1 Pa-1. The pH, total volatile basic (TVB), and total plate count (TPC) values of crayfish rose along with storage time and they had a strong correlation with the ∆E value of the smart label. This study concluded that the addition of RDFPE could be used as a color indicator to fabricate colorimetric smart labels for monitoring the freshness of packaged crayfish.
Total Migrasi Monomer Bisfenol pada Pangan Kemasan: Kajian Meta-Analisis Arpah, Muhammad; Hikma, Nur; Salsabila, Nadira; Hanifah, Aliya; Ardiansyah, Ananda
Action Research Literate Vol. 8 No. 12 (2024): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v8i12.2522

Abstract

Bisfenol merupakan monomer kimia yang banyak diaplikasikan dalam berbagai jenis kemasan pangan. Bisfenol utamanya bisfenol A (BPA) dan bisfenol F (BPF) dapat bermigrasi dari kemasan kaleng minuman ringan dan ikan tuna serta kemasan botol plastik polikarbonat (PC) dan polietilena tereftalat (PET). Batas toleransi (TDI) BPA awal menurut European Food Safety Authority adalah 50 µg/kg berat badan per hari dan direvisi Kembali menjadi 0,2 ng/kg berat badan per hari di tahun 2023. Kajian meta-analisis ini bertujuan untuk membandingkan tingkat migrasi bisfenol pada minuman ringan kemasan kaleng, kaleng tuna dengan medium garam dan minyak serta air minum di botol PC dan PET. Migrasi BPA dan BPF di minuman ringan kemasan kaleng masing-masing mencapai 1310 ng/L dan 64 ng/L. Nilai migrasi BPA lebih tinggi dibandingkan dengan BPF pada jenis kemasan minuman kaleng. Adapun migrasi BPA pada kaleng tuna dengan medium garam dan minyak bernilai sama besar yaitu 197 ng/L. Level migrasi BPA pada botol air minum PC paling tinggi adalah 6452,80 ng/L sementara pada botol PET mencapai 269,87 ng/L. Meski demikian nilai rata-rata migrasi BPA lebih tinggi terjadi pada botol air minum jenis PET.
Pelatihan Pembuatan Dan Pengunaan Pupuk Organik Cair di Desa Sungai Sorik Kecamatan Kuantan Hilir Seberang Indragiri, Yoyon; Nursida; Arpah, Muhammad; Marlina; Sari, Intan
Lumbung Ngabdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : Pusat Kajian dan Pengembangan Publikasi Ilmiah Institut Agama Islam Hamzanwadi Nahdlatul Wathan Lombok Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51806/ngabdi.v3i2.32

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris dimana penduduk nya adalah sebagian besar berprofesi sebagai petani dalam sistem pertanian ini masih menggunakan pupuk kimia untuk mendukung pertumbuhan dan produksi dari tanaman budidaya secara berlebihan sehingga memberikan dampak yang kurang baik pada tanah dan lingkungan khususnya dalam bidang pertanian. Hal ini membuat petani menjadi dilema dalam menggunakan pupuk kimia secara berlebihan dan menjadi masalah yang cukup rumit, sehingga petani mencari jalan alternatif untuk menggantikan pupuk kimia dan beralih pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang ramah lingkungan dan berasal dari bahan- bahan organik, salah satu pupuk organik yang ramah lingkungan yaitu pupuk organik cair (POC). Salah satu tujuan diadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat kelompok tani serta penggunaan POC yang baik dan benar dalam tanaman pertanian agar supaya tidak ketergantungan pada pupuk kimia dan bahan organik dilingkungan bisa dimanfaatkan dengan optimal. Metode yang dijalankan dalam pengabdian kepada masyarakat ini meliputi penyampaian materi, metode bagaimana cara pembuatan POC dan metode tanya jawab dengan petani. Semua bahan yang digunakan dimasukan kedalam ember yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa seperti ember yang sudah diberi lubang dibagian bawah dan diberi kran, pada bagian atas diberi penutup agar supaya udara tidak masuk. Penyimpanan dilakukan dalam ruangan yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung atau ditempat yang teduh. Proses ini membutuhkan waktu lebih kurang 10-15 hari, dalam proses fermentasi biasanya di tandai dengan bercak-bercak putih dan mengeluarkan bau yang khas seperti tapai, apabila tanda-tanda ini sudah mulai kelihatan bearti proses fermentasi sudah berhasil dan POC sudah bisa untuk dipanen. Limbah padat yang ada di dalam karung bisa digunakan sebagai kompos. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa petani dan kelompok tani dalam kegiatan pembuatan POC dapat menambah pengetahuan dan keterampilan serta aplikasi ke tanaman pertanian pada umumnya yang ramah lingkungan.