Claim Missing Document
Check
Articles

MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2018 Nardi Sunardi
JIMF (Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma) Vol 2, No 3 (2019): JIMF (JURNAL ILMIAH MANAJEMEN FORKAMMA)
Publisher : universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/frkm.v2i3.3397

Abstract

Tujuan “penelitian ini untuk menguji pengaruh secara parsial maupun simultan antara mekanisme good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan leverage sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur”,“Populasi dalam penelitian ini adalah Industri Manufaktur di Indonesia 2012 sampai periode 2018 Sampel dalam penelitian ini adalah 14 Perusahaan Manufaktur di Indonesia sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Analisis regresi dilakukan dengan didasarkan pada hasil analisis data panel atau pool data”.“Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:. (1) Variabel Kepemilikan Institusional (KEI) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Leverage (DER), (2). Kepemilikan Manajerial (KEM)  berpengaruh positif tidak signifikan secara parsial terhadap Leverage (DER), (3). Komisaris Independen (KOI) berpengaruh negatif signifikan terhadap Leverage (DER), (4) Komite Audit (KOA) berpengaruh positif signifikan terhadap Leverage (DER),  (5). KEI, KEM, KOI, dan KOA secara simultan terhadap Leverage (DER),  dan mampu menjelaskan variabel Leverage sebesar 0.883391 atau 88,34 persen (6) Kepemilikan Institusional (KEI)) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) (7). Kepemilikan Manajerial (KEM) berpengaruh positif tidak signifikan Nilai Perusahaan (PBV) (8). Komisaris Independen (KOI) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) (9). Komite Audit (KOA) berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) (10) Leverage (DER) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) (11) KEM, KEI, KOI, KOA dan CR secara simultan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Perusahaan Manufaktur di Indonesia periode 2012-2018, dan mampu menjelaskan variabel Nilai Perusahaan sebesar 0.674311 atau 67,43 persen” .
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM DAN DAMPAKNYA PADA NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017) Nardi Sunardi; R. Dewangga Indra Permana
JIMF (Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma) Vol 2, No 2 (2019): JIMF (JURNAL ILMIAH MANAJEMEN FORKAMMA)
Publisher : universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/frkm.v2i2.3407

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh baik secara parsial ataupun secara simultan antara ROA, INF, dan SP terhadap nilai perusahaan (Q) pada perusahaan – perusahaan sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 sampai dengan periode tahun 2017.Sampel dalam penelitian ini adalah 8 perusahaan yang dipilih menggunakan teknik sampling jenuh dengan analisis regresi dilakukan didasarkan pada hasil analisis data panel.Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Secara Simultan, Return on Asset (ROA), Inflasi (INF) dan Stock Price (SP) dengan f-Statistic 1,871768 < f-tabel 2,87 berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Q). Sedangkan nilai Adjusted R-square 0,062845 dimana Q dipengaruhi oleh ROA, INF, dan SP sebesar 6,28% dan sisanya sebanyak 93,71% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Artinya, secara bersama-sama, Return on Asset (ROA), Inflasi (INF) dan Stock Price (SP) memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Q) sebesar 6,28%.
ANALISIS CAMEL DALAM MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK: (STUDI KASUS PADA SUBSEKTOR PERBANKAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2018-2022) Jefri Yanto Cahya Putra; Nardi Sunardi
Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 2 (2023): Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
Publisher : Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/neraca.v1i2.102

Abstract

Bank sebagai lembaga keuangan berperan penting dalam mengelola dana, kinerja keuangan bank yang baik akan menjadi muara kepercayaan masyarakat dalam menyerahkan sejumlah dana untuk dikelola. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaplikasian metode CAMEL melalui rasio CAR, KAP, NPM, ROA, BOPO, dan LDR, serta mengetahui hasil evaluasi penilaian metode CAMEL dalam rangka menilai kesehatan bank BUMN selama periode tahun 2018-2022 sesuai dengan ketentuan SE BI No.6/23/DPNP tahun 2004. Objek penelitian ini adalah bank-bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2018-2022. Sampel penelitian ini dibatasi dengan menggunakan metode purposive sampling yang berjumlah 4 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id ,www.bi.go.id, serta website masing-masing bank. Hasil penelitian menunjukan tingkat kesehatan subsektor perbankan BUMN sangat sehat jika dilihat dari rasio CAR, ROA & BOPO, dalam kondisi sehat jika dilihat dari rasio KAP, NPM, dan dalam kondisi cukup sehat dilihat dari rasio LDR. Hasil evaluasi CAMEL secara keseluruhan menunjukan tingkat kesehatan subsektor perbankan BUMN pada periode 2018-2022 berada dalam kondisi sehat.
Penilaian Kinerja Keuangan menggunakan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dengan Time Series Approach pada perusahaan Properti di Indonesia” Sindi Sindi; Dewi Anggeraeni; Anri Situmeang; Nardi Sunardi
Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 2 (2023): Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
Publisher : Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/neraca.v1i2.157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan pada Perusahaan Pertambangan SubSektor Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diukur menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan metode Market Value Added (MVA) serta untuk menganalisis perbandingan antara EVA dan MVA sebagai alat ukur penilaian kinerja keuangan. Perkembangan pesat sektor properti yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di sektor ini. Laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan suatu Perusahaan merupakan informasi yang dapat digunakan untuk membantu investor dan pelaku pasar modal lainnya untuk mengambil keputusan serta menilai keadaan atau kineja keuangan suatu Perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling dan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2018-2022 dari 5 (Lima) Perusahaan besar sektor Real Estate yang listing di Bursa Efek Indonesia, yaitu Agung Podomoro Land, Alam Sutera Realty, Bekasi Asri Pemula , Bumi Citra Permai
ANALISIS DU PONT SYSTEM DALAM PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN DI INDONESIA: (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2018-2022) Lukmanul Hakim; Nardi Sunardi
Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 3 (2023): Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
Publisher : Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/neraca.v1i3.217

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan keuangan perusahaan dengan menggunakan metode Du Pont System. Metode ini memungkinkan Anda mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dengan melihat Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE). Penelitian ini berkaitan dengan analisis evaluasi kinerja perusahaan industry Tekstil dan Garmen dengan menggunakan Du Pont System. Sistem ini mencakup indikator kinerja dan margin keuntungan penjualan untuk menentukan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini juga membahas solusi alternatif dan solusi terpilih terkait dengan kajian analisis evaluasi kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan Du Pont System. Hasil dari penelitian menunjukan PT. Polychem Indonesia Tbk memiliki nilai rata – rata sebesar - 2,697 % lebih rendah dari nilai rata – rata industri Tekstil dan Garmen sebesar 0,977 % sehingga dikatakan kinerja perusahaannya kurang baik. PT. Ever Shine Tbk memiliki nilai rata – rata sebesar 1,319 % lebih tinggi dari nilai rata – rata industri Tekstil dan Garmen sebesar 0,977 % sehingga dikatakan kinerja perusahaannya baik. PT. Pan Brothers Tbk memiliki nilai rata – rata sebesar 2,006 % lebih tinggi dari nilai rata – rata industri Tekstil dan Garmen sebesar 0,977 % sehingga dikatakan kinerja perusahaannya baik. PT. Indorama Synthetic Tbk memiliki nilai rata – rata sebesar 3,278 % lebih tinggi dari nilai rata – rata industri Tekstil dan Garmen sebesar 0,977 % sehingga dikatakan kinerja perusahaannya baik.
ANALISIS DU PONT SYSTEM UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN: (Studi Kasus Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode 2018-2022) Andri Susanto; Dwianto Surya Putra; Eis Suprihatin; Indrawan Indrawan; Nardi Sunardi
Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 3 (2023): Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
Publisher : Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/neraca.v1i3.226

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan Makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2018 sampai dengan 2022 dengan menggunakan metode Du Pont. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sumber data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan khususnya neraca dan laporan laba rugi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis Du Pont yang terdiri dari Return On Investment (ROI) yang mencakup rasio Net Profit Margin (NPM) dan Total Assets Turnover (TATO), serta Return On Equity (ROE) yang mencakup Return On Investment (ROI) dan Multiplier Equity Ratio. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT. Mayora Indah Tbk yang memiliki rata-rata kinerja keuangan baik dan lebih efisien selama periode 2018-2016. Dilihat dari kemampuan menghasilkan laba bersih dengan memanfaatkan aset yang dimiliki.
ANALISIS DU PONT SYSTEM DALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN: (STUDI PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2018-2022) Mia Kusmiati; Nardi Sunardi
Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 3 (2023): Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
Publisher : Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/neraca.v1i3.228

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan pada Perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2018-2022 apabila dihitung menggunakan analisis Du Pont System. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja keuangan perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2018-2022 dikatakan berkinerja baik dengan nilai rata-rata industri sebesar 2,07%, serta perusahaan yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu Express Transindo Utama Tbk sebesar 70,84%. Perusahaan-perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2018-2022 dengan nilai diatas rata-rata industri yaitu Express Transindo Utama Tbk (70,84%), Transkon Jaya Tbk (6,93%), Adi Sarana Armada Tbk (3,18%), Batavia Prosperindo Trans Tbk (3,06%), dan Blue Bird Tbk (2,43%). Perusahaan-perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2018-2022 dengan nilai di bawah rata-rata industri yaitu Steady Safe Tbk (-1,36%), WEHA Transportasi Indonesia Tbk (-2,50%), Eka Sari Lorena Transport Tbk (-10,47%), Jaya Trishindo Tbk (-11,59%), AirAsia Indonesia Tbk (-17,86), dan Garuda Indonesia (Persero) Tbk (-19,89%).
ANALISIS DU PONT SYSTEM DENGAN TIME SERIES APPROACH (TSA) DAN CROSS SECTIONAL APPROACH (CSA) DALAM PENILAIAN PERUSAHAAN : PT. INDONESIAN PARADISE PROPERTY TBK., PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT TBK., PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK., DAN PT. MNC LAND TBK PADA TAHUN 2018-2022 Ovan Heru Abiatmoko; Nardi Sunardi
Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 4 (2023): Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
Publisher : Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/neraca.v1i4.294

Abstract

This research aims to assess the financial performance of PT. Indonesian Paradise Property Tbk., PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk., PT. Jakarta Setiabudi International Tbk., and PT. MNC Land Tbk. for the period 2018-2022 using the Du Pont System approach with both Cross Sectional Approach (CSA) and Time Series Analysis (TSA). The findings of this study reveal that PT. Indonesian Paradise Property Tbk. has an average ratio of 39.81%, which is higher than the overall sample company average of 35.27%. In contrast, PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk. has an average ratio of 32.73%, which is lower than the overall sample company average of 35.27%. PT. Jakarta Setiabudi International Tbk. exhibits an average ratio of 36.92%, surpassing the overall sample company average of 35.27%. On the other hand, PT. MNC Land Tbk. has an average ratio of 33.51%, which is lower than the overall sample company average of 35.27%. The analysis of Return on Assets (ROA) and Return on Equity (ROE) using Time Series Analysis (TSA) over the research period shows fluctuating and decreasing trends. A similar pattern is observed in the analysis of ROA and ROE using Cross Sectional Approach (CSA), indicating less favorable results as they fall below the average ratio of all companies, which is 35.27%. Overall, these findings suggest that all four sampled companies can be characterized as having a LESS THAN SATISFACTORY performance.