Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Pengaruh Kontaminasi Mikroba terhadap Kualitas Obat Antituberkulosis Racikan di Bandung Kautsar, Angga P.; Kusuma, Sri A. F.; Kurniawati, Kartini; Ab. Razak, Syahidah Binti
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.635 KB)

Abstract

Berdasarkan profil tuberkulosis (TBC) Indonesia dari World Health Organization (WHO), total kasus baru penyakit TBC pada tahun 2011 adalah 313.601 kasus dan 8,9% melibatkan anak-anak di bawah 15 tahun. Tingkat kesembuhan TBC pada anak dipengaruhi terutama oleh kualitas pengobatan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang diberikan. Pertimbangan pemberian obat dalam bentuk racikan tersebut karena perhitungan dosis dapat disesuaikan dengan berat badan dan umur anak secara lebih tepat. Tujuanpenelitian ini adalah mengukur pengaruh kontaminasi mikroba terhadap kualitas OAT racikan guna meningkatkan efek terapi yang diharapkan dan mencegah kegagalan pengobatan TBC. Uji kontaminasi mikroba menggunakan Metode Angka Lempeng Total (ALT). Hasil uji menunjukkan kondisi kadar kontaminasi mikroba seluruhnya dalam kategori memenuhi syarat. Kualitas obat racik menunjukkan 82% masuk dalam kategori cukup baik, dan 18% masuk dalam kategori baik. Kata kunci: Tuberkulosis, proses peracikan, Metode Angka Lempeng TotalEffect of Microbes Contamination in Quality of Compounding Antitubeculosis Drugs in BandungBased on The Indonesia’s TBC profile from WHO, total of TBC new cases in year 2011 is 313.601 cases and 8.9% involve children under age of 15. TBC cure rate for pediatric patient was influenced primarily by the quality of antituberculosis medicine given. Consideration of drug delivery in the form of compoundedmedicine because the dose can be calculated and adjust base on weight and age of the pediatric patient. The qualities of compounded medicine need to be monitored in order to increase the expected therapeutic effect and to prevent TBC treatment failure. Survey has been carried out in the level of microbecontaminations test using Total Plate Count Method (TPC). From the TPC test, all of the microbe contaminations tests (100%) show qualified levels of contaminations. Both of the results, the qualitiesof compounded medicine shows 82% categorize as good and 18% as very good.Key words: Tuberculosis, compounding processes, Total Plate Count Method
Kepatuhan dan Efektivitas Terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kombinasi Dosis Tetap (KDT) dan Tunggal pada Penderita TB Paru Anak di Salah Satu Rumah Sakit di Kota Bandung Kautsar, Angga P.; Intani, Tina A.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.575 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.3.215

Abstract

Pengobatan TB anak menjadi perhatian karena sulitnya menegakkan diagnosis dan kesembuhan serta dengan penggunaan OAT yang tidak efektif dan tidak sesuai aturan mengakibatkan terjadinya resistensi. OAT KDT dan tunggal merupakan pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien anak dimana KDT diklaim memiliki keuntungan dibandingkan OAT tunggal, namun masih sedikit publikasi mengenai efektivitas penggunaan dua jenis obat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan OAT KDT dan tunggal terhadap kepatuhan dan efektivitas pengobatan pada penderita TB Paru anak di salah satu rumah sakit di kota Bandung periode Januari 2010–Desember 2013. Metode potong lintang digunakan dengan pengambilan data sekunder retrospektif dilakukan pada 213 penderita dengan analisis deskriptif dan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis OAT (KDT dan tunggal) terhadap kepatuhan (p=0,09) dan efektivitas pengobatan (p=0,32). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyedia pelayanan kesehatan dapat memberikan OAT KDT atau tunggal saja walaupun KDT lebih banyak memiliki keuntungan dibandingkan dengan tunggal.Kata kunci: KDT, OAT, TB, tunggalComplience and Effectiveness of Single Tuberculosis Drugs and Fixed Dose Combination (FDC) on Pediatric Patients in a Hospital in Bandung Treatment of TB in children is a concern because of the difficulty of determining the diagnosis and healing as well as with ineffective consumption and non-adherence result in drug-resistant TB. The FDC and single TB drugs are the option that can be administered in pediatric patients where FDC is claimed to have advantages over single, nevertheless a few publication on the effectiveness of the use of two drugs. The purpose of this study is to determine the relationship FDC and single TB drugs on compliance and effectiveness of treatment TB pulmonary in children in a hospital in Bandung period January 2010 until December 2013. The method used by the cross-sectional retrospective collection of secondary data conducted in 213 patients with descriptive analysis and Chi-Square. The results showed that no difference between the types of TB drugs for compliance and effectiveness of treatment. It can be concluded that health care providers can provide FDC or single although FDC well-known have more advantages over single.Keywords: FDC, TB drugs, TB, single
Perbandingan Metode Diagnosis Demam Tifoid Ghaida Putri Setiana; Angga Prawira Kautsar
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.609 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.11086

Abstract

Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Diagnosis demam tifoid cukup sulit karena gejala kliniknya tidak khas, sehingga diperlukan pemeriksaan laboratorium. Artikel ini bertujuan untuk membandingkan metode diagnosis demam tifoid serta mencari metode diagnosis yang mudah digunakan, prosesnya cepat, dan biayanya rendah. Uji widal merupakan pemeriksaan dengan uji aglutinasi, namun sensitivitas dan spesifitasnya rendah. Biakan darah yaitu isolasi kuman dari bagian tubuh, memiliki sensitivitas yang lebih baik dari uji widal. Tes tubex mendeteksi adanya antibodi anti-Salmonella typhi O9 pada serum dapat dilakukan dengan cepat. Teknik PCR digunakan untuk mengamplifikasi gen spesifik S. typhi menunjukkan hasil yang akurat dan cepat, namun sulit digunakan dan biayanya mahal. Sedangkan sistem pakar hanya tindakan awal dalam diagnosis demam tifoid dan hasilnya tidak akurat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan biakan darah dikombinasikan dengan tes tubex merupakan diagnosis demam tifoid yang efektif karena memiliki sensitivitas dan spesifitas yang baik, mudah digunakan, prosesnya cepat, dan biayanya terjangkau. Diagnosis tidak dapat dikatakan akurat hanya dengan satu pengujian, sehingga harus dibandingkan dengan pengujian yang lain.Kata kunci: demam tifoid, metode diagnosis, biakan darah, uji serologis, PCR, sistem pakar
Analisis Kepuasan Pelanggan Apotek "X" Bandung Indah Utami Putri; Angga Prawira Kautsar
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.655 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.18151

Abstract

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator yang banyak dipakai dalam mengukur kualitas layanan sebuah produk baik barang maupun jasa. Kualitas layanan juga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan secara langsung dan mempengaruhi loyalitas pelanggan secara tidak langsung melalui kepuasan. Kepuasan pelanggan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan apotek. Pelanggan yang puas berdampak terhadap minat pelanggan untuk kembali ke apotek yang sama dan juga sebagai alat promosi dan dapat berpengaruh sangat positif bagi kemajuan apotek. Analisis kepuasan pelanggan Apotek “X” dilakukan dengan survei berisi 25 pernyataan yang mengandung lima dimensi SERVQUAL yang dinilai dengan skala likert. Data hasil survei, diolah ke dalam Diagram Kartesius yang terbagi ke dalam empat kuadran tingkat penilaian pelanggan. Berdasarkan survei yang dilakukan di Apotek “X”, yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi adalah dimensi Assurance (jaminan), sedangkan yang terendah adalah dimensi Reability (kehandalan), serta dua atribut termasuk dalam prioritas tertinggi untuk dilakukan perbaikan adalah “Karyawan memberikan pilihan obat pada pelanggan swamedikasi (pengobatan sendiri)” dan “Apoteker memberikan solusi jika terjadi keluhan pada obat yang diberikan”.Kata kunci: Kepuasan Pelanggan, SERVQUAL, Skala Likert, Diagram Kartesius
STRATEGI BARU PENGGUNAAN PENINGKAT PENETRASI KIMIA DALAM SISTEM PENGHANTARAN OBAT TRANSDERMAL Resa Handayani; Angga Prawira Kautsar
Farmaka Vol 15, No 3 (2017): Suplemen Desember
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.16 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i3.15470

Abstract

AbstrakSistem penghantaran obat transdermal menjadi salah satu inovasi penelitian yang paling sukses dalam sistem penghantaran obat sistemik dibandingkan dengan rute oral. Kesuksesan obat transdermal bergantung pada kemampuan obat untuk menembus kulit dalam jumlah yang cukup untuk mencapai efek terapeutik yang diinginkan. Artikel ini membahas artikel penelitian dari internet dengan menggunakan mesin pencari secara online seperti Google, website jurnal internasional dan nasional, seperti NCBI, Researchgate, Portalgaruda dengan kata kunci seperti penetration enhancer, chemical enhancer for transdermal drug transport. Kriteria inklusi artikel penelitian yang dicari adalah mengandung pokok bahasan tentang peningkat penetrasi kimia dalam obat transdermal, terbit 20 tahun terakhir, jurnal internasional ataupun nasional yang terakreditasi. Hasil penelusuran dari 42 artikel penelitian dan artikel tinjuan diperoleh 37 artikel yang memenuhi kriteria. Hasil studi ini membuktikan bahwa penggunaan peningkat penetrasi kimia dalam sediaan transdermal seperti air, golongan sulfoksida, golongan azon, surfaktan, asam lemak dan ester, oksizolidonin, golongan pirolidon, minyak atsiri, terpen dan siklodekstrin dapat meningkatan fluks obat dan meningkatkan bioavailabilitas obat dalam darah. Penggunaan peningkat penetrasi kimia dapat diterapkan dalam sistem penghantaran obat transdermal untuk memperbaiki ketersediaan hayati obat dalam sirkulasi darah melalui membran kulit untuk mencapai efek terapeutik yang diinginkan.                                                                                                                            Kata kunci:  Transdermal, peningkat penetrasi kimia, biovailabilitas, fluks ABSTRACT Transdermal drug delivery systems become one of the most successful research innovations in systemic drug delivery systems compared with oral routes. The success of transdermal drugs depends on the ability of the drug to penetrate the skin in sufficient quantities to achieve the desired therapeutic effect. This article discusses research articles from the internet by using online search engines such as Google, international and national journals websites, such as NCBI, Researchgate, Portalgaruda with keywords such as penetration enhancer, chemical enhancers for transdermal drug transport. The inclusion criteria of the research articles that are searched discuss about the chemical penetration enhancer in transdermal drugs, published in the last 20 years, accredited international or national journals. The search results from 42 research articles and article reviews are got 37 articles that according the criteria. The results of this literature study have shown that the use of chemical penetration enhancers in transdermal preparations such as water, sulphoxide groups, azone groups, surfactants, fatty acids and esters, oxyzolidonin, pyrrolidone groups, essential oils, terpenes and cyclodextrins can increase drug flux and increase the bioavailability of drugs in the blood. Use of chemical penetration enhancers can be applied in transdermal drug delivery systems to improve the bioavailability of drugs in the blood circulation through the skin membrane to get the desired therapeutic effect. Keywords: Transdermal, chemical penetration enhancer, biovailability, flux
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DIRUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE LEAN MANAGEMENT IQLIMA SAFITRI; ANGGA PRAWIRA KAUTSAR
Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.381 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i2.12685

Abstract

Rumah sakit merupakan salah satu sarana atau tempat yang dijadikan sebagai pelayanan kesehatan masyrakat,dimana Rumah sakit dituntut untuk melayani pasien dengan baik dan benar sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang tinggi, minimal pelayanan tersebut sesuai standar yang ditetapkan oleh peraturan Kementrian Republik Indonesia. Kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dapat diamati melalui kinerja professional dari personil rumah sakit, efisiensi, efektivitas dan kepuasan pasien. Lean management merupakan salah satu metode yang digunakan dalam peningktana pelayanan kesehatan. Lean management ini  mengutamakan sinkronisasi antar elemen (kerjasama) yang dipimpin dan berstandar. Metode Lean management ini banyak diaplikasikan oleh beberapa organisasi pelayanan kesehatan dan menghasilkan dampak yang positif bagi beberapa organisasi pelayanan kesehatan.
REVIEW ARTIKEL: PLAN-DO-CHECK-ACT (PDCA) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Qisti Fauza; Angga Prawira Kautsar
Farmaka Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.512 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i3.17729

Abstract

Plan-Do-Check-Act (PDCA) merupakan sistem manajemen kualitas yang banyak diterapkan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai berdasarkan pelayanannya secara langsung dalam menangani pasien maupun sistem yang diterapkan. Pada review ini dijelaskan berbagai contoh penerapan siklus PDCA dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Manuskrip dicari dan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi berupa penerapan siklus PDCA dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kriteria eksklusi berupa manuskrip yang tidak memiliki teks lengkap, tidak dapat diakses, dan tidak menerapkan siklus PDCA. Penerapan siklus PDCA dinilai terhadap karakteristik utama dalam metode ini, diantaranya dokumentasi, perencanaan solusi, pengujian sementara berbasis prediksi dalam skala kecil, pemeriksaan keberhasilan pengujian solusi, dan pengulangan siklus. Hasil yang didapatkan yaitu siklus PDCA dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta menurunkan kesalahan pengobatan. Oleh karena itu,dapat disimpulkan bahwa siklus PDCA merupakan  intervensi yang efektif untuk dilakukan sehingga dapat diperoleh suatu perbaikan secara terus-menerus dalam suatu organisasiKata kunci: Kesalahan Pengobatan, Rumah Sakit, Kualitas Pelayanan Kesehatan, Siklus PDCA
Evaluasi Persediaan Obat Pasien JKN dengan Metode ABC di Salah Satu Puskesmas Wilayah Kota Bandung ARIF BUDIMAN; Angga Kautsar; Insan Sunan K; Riza Yuniar
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.777 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.8598

Abstract

Tujuan Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) ialah mencapai jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi Rakyat Indonesia salah satunya melalui Puskesmas. Puskesmas menjadi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama milik Pemerintah Daerah memiliki peran krusial sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan pusat dan pelayanan kesehatan diwilayahnya. Dalam Pelaksanaannya terdapat dana operasional Puskesmas berasal dari dana kapitasi JKN didalamnya termasuk dana pengadaan dan persediaan obat. Salah satu tugas kefarmasian ialah menjamin ketersediaan dan mengoptimalkan penggunaan obat. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui nilai persediaan dan biaya pemakaian obat pasien JKN di Puskesmas Wilayah Cibeunying Kota Bandung. Penelitian dilakukan menggunakan desain observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan teknik pengambilan data secara retrospektif. Analisis data dengan metode Analisis ABC Indeks Kritis untuk melihat nilai persediaan dan pemakaian obat. Data yang digunakan yaitu data primer dari kuesioner nilai kritis obat dan data sekunder diperoleh dari data pemakaian obat LPLPO Puskesmas Wilayah Cibeunying Kota Bandung. Hasil Analisis ABC Indeks Kritis Kelompok A sebanyak 10 (4,78%) item obat, Kelompok B sebanyak 95 (45,45%) item obat dan kelompok C sebanyak 104 (49,76%) item obat. Total biaya pemakaian obat sebesar Rp. 3.019.206.629,- dan penyakit terbanyak adalah Myalgia dengan biaya pemakaian obat sebesar Rp.36.290.261,- hingga Rp.303.011.685,-.
Perbandingan Berbagai Teknologi untuk Mencari dan Deteksi Kanker Payudara: Article Review Batari Aning Larasati; Angga Prawira Kautsar
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.793 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.10758

Abstract

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi dengan frekuensi kasus per tahun yang cukup tinggi di dunia, yaitu sekitar 231.840 kasus baru dan 40.290 kasus diantaranya menyebabkan kematian karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Tujuan penulisan riview artikel ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa telah tersedia berbagai macam teknologi yang berfungsi untuk screening dan deteksi dini kanker payudara, seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI), Digital Mommography, Computer Aided Detection (CAD), Ultrasonography, dan Pencitraan nuklir (Nuclear Theraphy). Adanya keterbatasan teknologi sebelumnya mendorong untuk dikembangkannya teknologi baru sehingga dapat meningkatkan pencarian (screening) dan deteksi kanker payudara dengan cara efektif dan hasil yang akurat.Kata Kunci: Kanker payudara, teknologi, screening, deteksi
REVIEW ARTIKEL: PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN MENGGUNAKAN METODE PDCA YENI ANDRIYANI SETIAWAN; ANGGA PRAWIRA KAUTSAR
Farmaka Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2889.76 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i3.17731

Abstract

Dalam suatu instansi kesehatan, mutu pelayanan kesehatan merupakan hal yang perlu diperhatikan karena masih terdapat kualitas pelayanan yang kurang baik. Peningkatan mutu pelayanan secara tidak langsung berhubungan dengan kepuasan pasien. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pelayanan yaitu dengan menerapkan metode Plan-Do-Check-Act (PDCA). PDCA merupakan  metode yang digunakan secara berkesinambungan dengan suatu konsep yang telah direncanakan secara matang dan bertahap. Review ini bertujuan agar pembaca dapat memahami bahwa penting untuk dilakukan perbaikan dalam pelayanan kesehatan sehingga akan diperoleh pelayanan yang terbaik dalam kedepannya. Desain metode yang digunakan pada review ini yaitu systematic review, dimana hasil data yang diperoleh merupakan kumpulan dari beberapa penelitian terkait. Dari hasil penelusuran, penerapan metode PDCA memperoleh hasil yang signifikan jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Dapat disimpulkan bahwa metode ini terbukti mampu meningkatan mutu pelayanan kesehatan dan memiliki hubungan terhadap peningkatan kepuasan pasien.Kata kunci: Pelayanan kesehatan, mutu pelayanan, kepuasan pasien, PDCA, rumah sakit.