Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pemanfaatan Kayu Sonokeling Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bars Xylophone Bakhrudin Latif
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 10, No 2 (2021): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v10i2.29014

Abstract

Xylophone adalah salah satu instrumen musik perkusi yang digunakan dalam proses belajar mengajar praktik di Jurusan Musik ISI Yogyakarta, instrumen musik ini biasa digunakan pada Mata Kuliah Instrumen Mayor/Solois, Mata Kuliah Ansambel maupun Mata Kuliah Orkes. Selain digunakan sebagai instrumen perkuliahan, Xylophone juga digunakan dalam kegiatan Drum Band dan Marching Band. Pada umumnya nada-nada Xylophone terdiri dari nada F3 sampai nada C7 dengan jumlah bars 44 buah. Penalaan nada atau penyelarasan bunyi Xylophone produksi pabrik adalah nada A4 pada frekwensi 442 Hz. Pembuatan bars yang dilakukan oleh produsen Xylophone komersil/merk pabrik, menggunakan bahan baku kayu Honduran Rosewood. Dengan mengetahui bahwa di Indonesia memiliki kayu jenis rosewood yang dikenal dengan nama kayu sonokeling atau Indian Rosewood, maka diperlukannya tindakan pemanfaatan kayu sonokeling sebagai alternatif kayu dalam pembuatan bars Xylophone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan kayu sonokeling jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan bars Xylophone, yaitu mengetahui cara penalaan atau penyelarasan nada bars Xylophone berbahan baku kayu sonokeling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti yang melakukan pembuatan bars Xylophone dan narasumber dari praktisi perkusi yang berdomisili di Yogyakarta. Analisis data memiliki empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang dari penelitian ini adalah menghasilkan produk bars Xylophone menggunakan bahan baku kayu sonokeling yang nadanya bisa dilaraskan sesuai dengan nada-nada Xylophone yaitu  nada F3 sampai dengan nada C7 seperti Xylophone produk komersil, juga menghasilkan produk bars Xylophone yang harganya lebih murah dari pada harga Xylophone produk komersil.
Interpretasi Musik Barok Pada Lagu The Trumpet Shall Shound Karya Handel Taryadi, Taryadi; Latif, Bakhrudin
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 23, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v23i1.6758

Abstract

The reason behind the research of Baroque era music interpretation analysis in The Trumpet Shall Sound by Handel is there are many trumpet players and music students who do not have deep understanding in interpreting the baroque era music correctly. The purpose of this research is to find out the music form and music structure from The Trumpet Shall Sound Song by Handel, also to find out the interpretation of trumpet music instrument in The Trumpet Shall Sound Song by Handel. The method used in this research is qualitative method research since there are no use of numbers as its data source. The research object is focused on the interpretation of the song itself by applying some theories i.e., music form, music structure, the rules of music interpretation of baroque era and the music expression of Baroque era. The data collection was done by observation, interview, and documentation. The analysis is from the interpretation which is analyzed through music interpretation rules of Baroque era which is expected to have an outcome by playing The Trumpet Shall Sound song by Handel with correct music interpretation of Baroque era.
Eksperimentasi Penggunaan Kayu Mangga sebagai Inovasi Alternatif Pengganti Kayu Maple dalam Pembuatan Violin Alam, Ghoni Maulana; Wirayudha, Asep Hidayat; Latif, Bakhrudin
Ekspresi Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ekp.v13i2.13450

Abstract

Penelitian ini merupakan upaya eksplorasi yang mendalam terhadap proses pembuatan biola menggunakan kayu mangga dengan desain model Stradivarius tahun 1703, serta analisis terperinci terhadap karakteristik akustik yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental untuk menguji kelayakan kayu mangga sebagai bahan dasar violin, menggantikan kayu maple, yang tidak tersedia secara luas di Indonesia. Model yang digunakan adalah Violin model Stradivarius tahun 1703. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu mangga dapat dianggap sebagai alternatif yang potensial untuk bahan pembuatan biola, meskipun terdapat perbedaan signifikan dibandingkan dengan biola yang menggunakan kayu maple. Uji frekuensi resonansi dan analisis kekerasan suara menunjukkan bahwa biola dari kayu mangga mampu menghasilkan suara yang mampu bersaing, namun masih memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan stabilitas harmonik dan respons frekuensi tinggi. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan saran bahwa dengan penyesuaian teknik konstruksi yang tepat, potensi kayu mangga sebagai bahan baku untuk pembuatan biola bisa dioptimalkan. Temuan ini tidak hanya memberikan wawasan baru dalam bidang pembuatan alat musik tradisional, tetapi juga mengilustrasikan pentingnya eksplorasi bahan baku alternatif dalam konteks modern yang mengutamakan keberlanjutan dan ketersediaan bahan.Kata kunci: Violin, kayu mangga, frekuensi, eksperimentasi AbstractExperimental Use of Mango Wood as an Alternative Innovation to Maple Wood in Violin Construction. This study presents an in-depth exploration of the process of constructing violins using mango wood, modeled on the 1703 Stradivarius design, along with a detailed analysis of the resulting acoustic characteristics. An experimental approach was adopted to assess the viability of mango wood as a primary material in violin production, substituting the traditionally used maple wood, which is not widely available in Indonesia. The model applied was a 1703 Stradivarius-style violin. Findings indicate that mango wood has potential as an alternative material for violin making, although notable differences were observed when compared to violins crafted with maple wood. Resonance frequency tests and sound hardness analyses revealed that mango wood violins can produce competitive sound quality, yet further refinements are necessary to enhance harmonic stability and high-frequency response. Overall, this study suggests that with appropriate construction technique adjustments, the potential of mango wood as a violin-making material could be maximized. These findings not only provide new insights into traditional musical instrument manufacturing but also underscore the importance of exploring alternative materials in a modern context that prioritizes sustainability and material availability.Keywords: violin, manggo wood, frequency, experimentation
Pemanfaatan Kayu Sonokeling Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bars Xylophone Latif, Bakhrudin
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 10 No. 2 (2021): Grenek: Jurnal Seni Musik (December)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v10i2.29014

Abstract

Xylophone adalah salah satu instrumen musik perkusi yang digunakan dalam proses belajar mengajar praktik di Jurusan Musik ISI Yogyakarta, instrumen musik ini biasa digunakan pada Mata Kuliah Instrumen Mayor/Solois, Mata Kuliah Ansambel maupun Mata Kuliah Orkes. Selain digunakan sebagai instrumen perkuliahan, Xylophone juga digunakan dalam kegiatan Drum Band dan Marching Band. Pada umumnya nada-nada Xylophone terdiri dari nada F3 sampai nada C7 dengan jumlah bars 44 buah. Penalaan nada atau penyelarasan bunyi Xylophone produksi pabrik adalah nada A4 pada frekwensi 442 Hz. Pembuatan bars yang dilakukan oleh produsen Xylophone komersil/merk pabrik, menggunakan bahan baku kayu Honduran Rosewood. Dengan mengetahui bahwa di Indonesia memiliki kayu jenis rosewood yang dikenal dengan nama kayu sonokeling atau Indian Rosewood, maka diperlukannya tindakan pemanfaatan kayu sonokeling sebagai alternatif kayu dalam pembuatan bars Xylophone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan kayu sonokeling jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan bars Xylophone, yaitu mengetahui cara penalaan atau penyelarasan nada bars Xylophone berbahan baku kayu sonokeling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti yang melakukan pembuatan bars Xylophone dan narasumber dari praktisi perkusi yang berdomisili di Yogyakarta. Analisis data memiliki empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang dari penelitian ini adalah menghasilkan produk bars Xylophone menggunakan bahan baku kayu sonokeling yang nadanya bisa dilaraskan sesuai dengan nada-nada Xylophone yaitu  nada F3 sampai dengan nada C7 seperti Xylophone produk komersil, juga menghasilkan produk bars Xylophone yang harganya lebih murah dari pada harga Xylophone produk komersil.
INTERTEKSTUALITAS TEKNIK BATTERY DAN DRUM SET PADA ‘MY FAVORITE THINGS’ VERSI DOMI & JD BECK Taufik, Ababil Thufail; Akbar, Mohamad Alfiah; Latif, Bakhrudin
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.16248

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi integrasi teknik permainan drum set dan section battery dalam sebuah pertunjukan musik yang utuh, dengan menggunakan karya “My Favorite Things” versi MonoNeon, DOMi, dan JD Beck sebagai objek interpretasi utama. Fokus penelitian ini adalah bagaimana teknik rudiment dari section battery yang berasal dari tradisi marching band diadaptasi dan diintegrasikan ke dalam permainan drum set melalui pendekatan intertekstualitas. Permainan drum set tersebut berkembang dalam format combo yang berakar pada tradisi musik jazz. Oleh karena itu, penelitian ini juga mengkaji bagaimana interaksi teknik antara dua tradisi yang berbeda tersebut membentuk suatu interpretasi musikal yang baru. Penelitian ini didasarkan pada teori intertekstualitas dan teori improvisasi, yang digunakan untuk memahami bagaimana dialog musikal antara dua pendekatan perkusi dapat menciptakan struktur ritmik yang inovatif dan ekspresif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi audio-visual, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik rudiment seperti single stroke, double stroke roll, 5-stroke roll, dan paradiddle-diddle dapat diadaptasi dalam permainan drum set melalui pendekatan improvisatif yang fleksibel. Proses kolaborasi dengan section battery menghasilkan bentuk permainan kolektif seperti call and response, split rudiment, serta unison ritmik, yang menciptakan lapisan musikal baru. Penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi teknik dari dua tradisi yang berbeda ini tidak hanya menghasilkan kompleksitas ritmik, tetapi juga memperkuat daya visual dalam pertunjukan, khususnya pada resital tugas akhir yang menempatkan section battery secara aktif di pertengahan karya.Kata kunci: intertekstualitas, drum set, section battery, improvisas, jazz fusionThis study aims to explore the integration of drum set and section battery techniques within a cohesive musical performance, using the rendition of “My Favorite Things” by MonoNeon, DOMi, and JD Beck as the main object of interpretation. The focus of this research is on how rudimental techniques from the section battery, rooted in the marching band tradition, are adapted and integrated into drum set performance through an intertextual approach. The drum set performance develops within the combo format, which is grounded in the tradition of jazz music. Therefore, this study also examines how the technical interaction between these two musical traditions creates a new form of musical interpretation. The research is grounded in the theories of intertextuality and improvisation, and it employs a descriptive qualitative method with a case study approach. Data were collected through interviews, observations, audio-visual documentation, and literature review. The findings show that rudimental techniques such as single stroke, double stroke roll, 5-stroke roll, and paradiddle-diddle can be adapted into drum set performance through a flexible improvisational approach. The collaborative process with the section battery resulted in collective playing forms such as call and response, split rudiment, and rhythmic unison, which created new musical layers. This study demonstrates that integrating techniques from twodifferent traditions not only results in rhythmic complexity but also enhances the visual and expressive dimensions of contemporary musical performance.Keywords: intertextuality, drum set, section battery improvisatation, jazz fusion
PENERAPAN RUDIMENT PADA TEKNIK GHOST NOTE DALAM LAGU HUNGRY GHOST KARYA DARI GRUP MEHLIANA ginting, zevanya diankosta; Akbar, Mohamad Alfiah; Latif, Bakhrudin
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10420

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami pengembangan rudiment pada teknik ghost note,penerapan rudiment pada teknik ghost note dalam lagu “Hungry Ghost” dan bentuk lagu “Hungry Ghost” karya grup Mehliana. Teknik ghost note pada drumset biasanya dimainkandengan dinamika lembut (piano) dan menggunakan teknik pukulan tap stroke pada snare drum. Beberapa rudiment penulis eksplorasi denganmengkombinasikan rudiment pada tangan kanan, kiri dan kaki kanan. LaguHungry Ghost disajikan dalam format trio menggunakan instrumen bass electric, keyboard, drumset. Lagu Hungry Ghost tidak memiliki melodiutama didalamnya, lagu ini hanya berisi putaran chord dan diisi denganimprovisasi keyboard. Penelitian ini menggunakan metode penelitiankualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kasus dalam penelitian iniadalah bagian rudiment pada teknik ghost note pada lagu Hungry Ghost. Hasil dari penelitian ini adalah, penerapan dan pengembangan rudimentmultiple bounce roll, flamacue single drap tap, flam accent, dan paradiddle pada teknik ghost note dalam lagu Hungry Ghost. Rudimentdan ghost note diterapkan dan dikembangkan tanpa mengurangi unsur dari lagu tersebut.
Hubungan Improvisasi Scat Singing Dengan Pengembangan Interpretasi Vokal Dalam Lagu Mbiring Manggis Girsang, Naima Serenia; Setiarini, Agnes Tika; Latif, Bakhrudin
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10320

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penerapan improvisasi vokal scat singing dalam lagu daerah Batak Karo Mbiring Manggis untuk mengembangkan interpretasi vokal dalam lagu tersebut. Pada umumnya scat singing jarang ditemui dalam aransemen musik tradisional khususnya lagu daerah Karo. Namun, pada zaman modern ini sudah banyak musisi muda yang menggabungkan dan mengolaborasikan lagu daerah dengan gaya musik jazz guna menciptakan gaya dan warna musik baru. Penulis berharap dalam hubungan scat singing dengan interpretasi vokal dalam penelitian ini dapat menciptakan alternatif gaya aransemen baru dalam musik daerah Karo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kasus dalam penelitian ini adalah bagian scat singing pada lagu Mbiring Manggis. Hasil dari penelitian ini, penerapan scat singing mendukung interpretasi yang mendalam sehingga pesan dari lagu mengenai kebahagiaan dan keceriaan tersampaikan dengan baik. Scat singing diterapkan dengan penyesuaian-penyesuaian, sehingga tidak merusak karakteristik utama dalam lagu Mbiring Manggis.
METRIC MODULATION UNTUK SOLO DRUMSET PADA LAGU SYNERGY KARYA ANIKA NILLES syahputra, ghifary akbar; Latif, Bakhrudin; Akbar, Mohamad Alfiah
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10445

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penerapan metric modulation untuk solo drumset pada lagu Synergy karya AnikaNilles. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kasus dalam penelitian ini adalah bagian metric modulation pada solo drumset. Pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan observasi, wawancara, analisis data, dan eksplorasi. Metric modulation dibagi menjadi empat jenis, yaitu pulse modulation, duration modulation, abrupt modulation, dan written accelerando modulation. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metric modulation dengan konsep pulse modulation dan duration modulation. Solo drumset pada musik jazz umumnya dilakukan dengan trade 4, trade 8, trade 16, dan solo bebas (free). Hasil dari penelitian ini adalah penerapan metric modulation pada solo drumset yang dilakukan dengan menggunakan dua jenis metric modulation yaitu pulse modulation dan duration modulation. Pulse modulation adalahmetric modulation dimana tempo tetap konstan sementara pulse berubah. Lalu Duration modulation adalah jenis metric modulation dimana tempo bervariasi, namun pulse tetap atau bisa berubah. Solo drumset yang dilakukan pada lagu Synergy adalah solo drumset bebas dengan menggunakan iringan dari instrumen pengiring yaitu keyboard, bass, dan gitar electric. Dalam penyajian lagu Synergy, penulis tidak melakukan perubahan bentuk lagu sama sekali Bentuk lagu Anika Nilles didapatkan dengan mentranskrip secara keseluruhan lagu tersebut, bentuk lagu Anika Nilles adalah bentuk dual dengan struktur Tema A - Tema B – Tema A – Tema B – Solo Bass – Solo drumset – Tema B(ending). 
PENGARUH KOMBINASI KARAKTER MALLET TERHADAP TIMBRE PADA REPERTOAR "RHYTHM SONG" UNTUK SOLO MARIMBA KARYA PAUL SMADBECK Saksono, Evelyne Sarah; Latif, Bakhrudin; Raharjo, Rahmat
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10349

Abstract

Rhythm Song merupakan karya solo marimba yang di tulis oleh seorang komposer asal New York yang bernama Paul Smadbeck. Karya ini mengusung konsep minimalis dengan tempo 194-198 bpm. Ada beberapa repertoar marimba yang oleh sang komposer ditulis mallet apa yang harus digunakan oleh sang pemain, namun tidak semua komposer menuliskan jenis atau karakter mallet seperti apa yang harus digunakan oleh sang pemain. Biasanya pemain diberi kebebasan untuk memilih sendiri karakter mallet apa yang akan ia gunakan pada karya tersebut sesuai dengan kebutuhan. Karena keresahan penulis mengenai jenis mallet seperti apa yang paling cocok bagi sang penulis maka dilakukanlah penelitian serta eksperimen pada karya ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Proses yang dilakukan penulis yaitu melalui pengumpulan data dan kepustakaan, diskografi, wawancara, analisis data, eksplorasi, eksperimen dan revisi latihan. Penerapan untuk mencari karakteristik mallet juga berdasarkan sumber yang penulis cari, baik itu dari video-video pemain marimba lainnya dalam memainkan karya ini, teman, atau partitur-partitur yang berkaitan dengan repertoar ini. Metode eksperimen yang dipakai oleh sang penulis yaitu melalui pengumpulan berbagai jenis mallet, baik itu merek, bahan dan juga tingkat keras lembutnya. Kemudian membaca serta memahami simbol-simbol yang ada pada repertoar seperti tempo dan dinamik, sehingga dapat ditarik kesimpulan mallet apa yang cocok untuk repertoar ini. Metode yang terakhir yaitu memahami berbagai macam jenis bahan-bahan pembuatan mallet, sehingga dapat dengan mudah memahami repertoar ini membutuhkan mallet yang seperti apa. Adapun kesimpulan yang didapat pada pembahasan ini adalah karakteristik mallet itu sendiri dapat menambah wawasan dan referensi bagi penulis maupun pemain perkusi yang lain khususnya mahasiswa ISI Yogyakarta.
Implementasi Gaya Vokal Broadway Pada Lagu "My Funny Valentine" Simbolon, Joel Parulian Budianto; Setiarini, Agnes Tika; Latif, Bakhrudin
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12044

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan gaya vokal broadway pada lagu My Funny Valentine. Pada umumnya gaya vokal broadway merupakan gaya vokal klasik yang bergenre jazz. Namun dalam penelitian ini, peneliti memilih karakteristik story telling dalam pengimplementasian lagu My Funny Valentine. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis dari sudut pandang ilmu bentuk musik dan komposisi. Hasil dari penelitian ini pengimplementasian lagu dengan gaya vokal broadway sering melibatkan penekanan pada ekspresi emosional dan story telling yang kuat dengan interpretasi yang mendalam terhadap lagu My Funny Valentine. Penulis menggunakan beberapa pedoman dalam mengumpulkan data, seperti penelusuran situs-situs internet terkait info pencipta, buku yang berhubungan dengan biografi dan lagu My Funny Valentine. Proses penerapan story telling dalam lagu My Funny Valentine diawali dengan pengetahuan yang meliputi intonasi yang tepat, pernafasan yang terkontrol, penekanan dan dinamika yang tepat, serta ekspresi emosional bagi penyanyi. Kemudian analisis bagian lagu yang ingin diceritakan dan melakukan pelatihan. Proses ini mendukung implementasi yang mendalam sehingga pesan dari lagu dan cerita yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.Kata kunci: gaya vokal, implementasi, BroadwayAbstractThe purpose of this research is to implement the broadway vocal style in the song My Funny Valentine. In general, the broadway vocal style is a classical vocal style with a jazz genre. However, in this research, the researcher chose story telling characteristics in implementing the song My Funny Valentine. Researchers used qualitative research methods with an analytical approach from the perspective of the science of musical form and composition. The results of this research are that implementing songs with a broadway vocal style often involves an emphasis on emotional expression and strong story telling with an in-depth interpretation of the song My Funny Valentine. The author used several guidelines in collecting data, such as searching internet sites related to creator information, books related to biographies, and the song My Funny Valentine. The process of implementing story telling in the song My Funny Valentine begins with knowledge that icludes the correct intonation, controlled breathing, accurate emphasis and dynamic, also emotional expression of a singer. Then analyzing the part of the song you want to tell and conducting training. This process supports in-depth implementation so that the message of the song and story that you want to convey can be conveyed well.keyword: vocal style, implementation, broadway