Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pola Sebaran Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Balikpapan Berdasarkan Jenis dan Karakteristiknya Ajeng Nugrahaning Dewanti; Mega Ulimaz; Ariyaningsih Ariyaningsih
JST (Jurnal Sains Terapan) Vol 4, No 2 (2018): JST (Jurnal Sains Terapan)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v4i2.512

Abstract

Balikpapan City has a population that continues to increase in 2010 to 2015. Population growth has resulted in population densification and rapid and uncontrolled settlements in parts of the city. Thus, the need for space to accommodate population growth will increase so that it is very vulnerable to changes in the use of green open space into settlements and built area. The Changes in land use functions will have a negative impact on environmental conditions if did not controlled. Thus, it is necessary to control land use in terms of green open space availability which begins with analyzing the distribution patterns, types and characteristics of each green open space. The purpose of this study was to analyze the distribution patterns of public green open spaces based on their types and characteristics. As for the analysis carried out to achieve this goal there are several stages. First, identification of the distribution of public green open space based on its type through field observation; second, an analysis of the distribution of public green open space related to the type is carried out through literature studies and field observations. Finally, analyze the characteristics of each public green open space using statistical descriptive method.Keywords:  public green open space, types, characteristic
Penyediaan Air Bersih Mandiri Permukiman Pesisir Kota Balikpapan berdasarkan Tingkatan Partisipasi Mega Ulimaz; Risa Andini
JST (Jurnal Sains Terapan) Vol 4, No 2 (2018): JST (Jurnal Sains Terapan)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v4i2.476

Abstract

Kelurahan Baru Tengah is a sub-district in Kecamatan Balikpapan Barat which is the coastal area. This sub- district is dominated by settlement activities. Based on the Spatial Plan of Balikpapan City Year 2012-2032, the target of providing the needs of clean water of Balikpapan Barat reach 100% in 2030. However, Kelurahan Baru Tengah is an area that until now the providing of clean water needs has not been evenly distributed. In addition, there has been no guidance of community participation in the provision of clean water in this area. This study aims to formulate the guidance of the water supply community-based participation by using Analytical Hierarchy Process. The result of the analysis that has been done is the communities in Kelurahan Baru Tengah can participate at the level of Delegated Power in the form of their idea. The results obtained from this research are expected to be a reference for the provision of clean water in Kelurahan Baru Tengah which involves local community participation.Keywords : clean water provision, community participation, coastal area, analytical hierarchy process.
ARAHAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PUBLIK BERDASARKAN KEBUTUHAN PENDUDUK KOTA BALIKPAPAN Soraya Lizya; Mega Ulimaz; Subchan Subchan
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v6i2.3155

Abstract

Kota Balikpapan mendapat predikat sebagai kota paling layak huni (the most liveable city) di Indonesia pada tahun 2014, salah satu kriteria yang diperhatikan dalam penilaian yaitu Ruang Terbuka Hijau (RTH). Namun pada tahun 2012 ketersediaan RTH publik di Kota Balikpapan baru mencapai 9,11% (RTRW Kota Balikpapan 2012-2032) dari ketersediaan minimal yaitu 20% (UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Ketersediaan RTH publik yang masih luasnya terbatas belum dapat memenuhi kebutuhan jumlah penduduk, sementara Kota Balikpapan terus berkembang setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan penyediaan RTH publik berdasarkan kebutuhan penduduk di Kota Balikpapan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan metode observasi dan telaah dokumen untuk mengetahui selisih kebutuhan dan ketersediaan RTH publik di Kota Balikpapan, dan menggunakan analisis regresi liniear berganda untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi penyediaan RTH publik di Kota Balikpapan. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi penyediaan RTH publik di Kota Balikpapan yaitu, pertumbuhan pertambahan luas fasilitas kesehatan dan ketersediaan areal hijau. Selisih antara kebutuhan dan ketersediaan RTH publik di Kota Balikpapan dapat dikurangi dengan arahan penyediaan dalam penelitian ini meliputi pembangunan RTH publik pada fasum-fasos minimal 20% KDH, pengembangan RTH publik berbentuk vertikal, pemerataan jumlah dan luas RTH publik, serta penetapan kawasan RTH publik.
PENGARUH ELEMEN BRANDING KOTA TERHADAP TINGKAT KEAMANAN DI BALIKPAPAN Mega Ulimaz
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v10i2.15977

Abstract

Perubahan struktur sosial ekonomi dari sektor primer migas menjadi sektor tersier menjadi tantangan besar di tengah kemerosotan pendapatan daerah di Kota Balikpapan. Di tengah proses transformasi tersebut, Kota Balikpapan juga berkomitmen mewujudkan Balikpapan Kota Cerdas (Smart City), di mana salah satu komponennya adalah branding kota. Perubahan transformasi ekonomi secara total akan berdampak pada perubahan kesejahteraan, peningkatan jumlah pengangguran, peningkatan angka kemiskinan, dan peningkatan kejadian kriminalitas sebagai tolak ukur tingkat keamanan. Sebelum melakukan upaya besar pengembangan teknologi untuk pengakuan Balikpapan smart city, perlu dilakukan permodelan tingkatan keamanan lingkungan permukiman berdasarkan salah satu komponen smart city, yaitu branding kota. Tujuan khusus penelitian ini adalah menghasilkan model pengaruh tingkatan kemanan lingkungan menuju kesiapan Balikpapan Smart City berdasarkan branding kota. Analisis yang digunakan adalah spatial multiple regression dengan aplikasi software GeoDa dan ArcGIS. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek branding kota memiliki pengaruh sebesar 53% pada tingkatan kejadian kriminalitas yang mempengaruhi tingkat keamanan di Kota Balikpapan. Variabel yang berpengaruh secara signifikan dan spasial adalah ketersediaan elemen citra kota, jumlah industri kreatif, dan jumlah fasilitas perekonomian perbankan. Semakin besar ketersediaan aspek branding kota tersebut dapat meningaktkan jumlah kejadian kriminalitas di Kota Balikpapan.
Strategi Pengembangan Pasar Waru di Kabupaten Panajam Paser Utara Berdasarkan Faktor-Faktor Kenyamanan Berbelanja Rizky Bobby Anggoro; Mega Ulimaz; Elin Diyah Syafitri
Ruang Vol 6, No 2 (2020): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.6.2.112-120

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian terkait infrastruktur perkotaan dengan fokus pengembangan pasar tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan pasar tradisional di Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan kenyamanan berbelanja konsumen. Pasar Waru merupakan pasar satu – satunya di Kecamatan Waru. Pasar Waru memiliki beberapa permasalahan yang dinilai dapat mempengaruhi kenyamanan konsumen untuk berbelanja, seperti permasalahan ruang gerak konsumen yang sempit, bau yang kurang sedap akibat dari kebersihan Pasar Waru yang rendah, dan kondisi beberapa koridor pasar yang terdapat genangan pada saat hujan. Penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT IFAS EFAS. Terdapat tujuh faktor internal yang mempengaruhi kenyamanan, yaitu keamanan pasar, pencahayaan pasar, kemudahan mobilitas konsumen, kebersihan pasar, kebersihan kios pedagang, keleluasaan  konsumen  bermobilitas,  dan  aroma  di  dalam  pasar. Selain itu juga terdapat enam   faktor  eksternal  yang mempengaruhi kenyamanan berbelanja di Pasar Waru, yaitu kemudahan mendapatkan harga murah, ketelitian pedagang, letak pasar terhadap tempat tinggal, kebisingan dari luar pasar, durasi operasional, dan gangguan curah hujan. Terdapat tiga strategi pengembangan untuk Pasar Waru, yaitu peningkatan kualitas bak sampah, pembangunan saluran pembuangan dan pengolahan limbah, serta renovasi bangunan pasar.
Penilaian Tingkat Layak Huni terhadap Aspek Sistem Jaringan Drainase Kecamatan Sungai Kunjang berdasarkan Persepsi Masyarakat Romi Alfianor; Mega Ulimaz; Achmad Ghozali
Ruang Vol 6, No 2 (2020): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.6.2.67-76

Abstract

Pada tahun 2017 Kota Samarinda diklasifikasikan oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) sebagai kota yang tidak layak huni. Standar rata-rata kota layak huni secara nasional memiliki nilai persentase sebesar 63,2 persen tingkat layak huni, sedangkan Kota Samarinda memiliki nilai lebih rendah dari nilai rata-rata nasional. Kota Samarinda hanya memiliki nilai persentase sebesar 56,9 persen tingkat layak huni sehingga diklasifikasikan sebagai kota yang tidak layak huni dari persepsi masyarakat. Salah satu penilaian kriteria layak huni yang memiliki nilai terendah adalah kondisi sistem jaringan drainase dengan persentase 45 persen tingkat layak huni. Sistem drainase yang ada saat ini belum berfungsi optimal terutama pada kapasitas saluran. Tidak tertampungnya limpasan air hujan pada saluran akan mengakibatkan genangan pada ruas jalan. Salah satunya terdapat pada Jalan Pangeran Antasari Kecamtan Sungai Kunjang. Pada saat musim pasang surut air Sungai Mahakam, ketinggian genangan mencapai sekitar 50-80 cm dengan lama genangan 6-10 jam.
SOCIALIZATION OF UNDERSTANDING THE RISKS OF B3 HOUSEHOLD PRODUCTS AND WASTE Mega Ulimaz; Muhammad Ma'arij Harfadli; Nadia Almira Jordan
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i1.2904

Abstract

Abstrak: Rencana pengembangan prasarana persampahan di Kecamatan Balikpapan Utara menurut RDTR Kota Balikpapan masih diarahkan pada peningkatan daya tampung sampah skala lingkungan dan tahap pengelolaan akhir. Di antara berbagai jenis sampah permukiman atau domestik, terdapat sampah dan limbah yang mengandung unsur B3 (bahan berbahaya dan beracun). Limbah padat B3 rumah tangga apabila tidak dikelola secara benar berpotensi menimbulkan dampak ya pencemaran lingkungan dan membahayakan kesehatan. Saat ini, masyarakat belum memahami tentang perbedaan sampah B3 dan belum memahami cara/teknik pengelolaan sampah B3 yang benar. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini antara lain peningkatan pemahaman masyarakat permukiman terhadap jenis sampah B3 dan pengelolaannya untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Diperoleh bahwa tingkat pemahaman Ibu-Ibu RT 54 Kelurahan Karang Joang terhadap 36 jenis produk B3 rumah tangga adalah sekitar 69% saja. Setelah melalui proses sosialisasi, tingkatan pemahaman masyarakat terhadap produk dan limbah B3 rumah tangga yang dihasilkan meningkat menjadi 88,4%. Diketahui pula tingkat resiko tertinggi terdapat pada proses pembuangan sisa produk B3.Abstract: The solid waste infrastructure planning in the North Balikpapan Subdistrict according to the RDTR of Balikpapan is still directed to increase the capacity of waste at the environmental level and the final level. If the household B3 solid waste not managed properly, it can cause environmental pollution and endanger health. The communities do not understand the difference between B3 waste and donot yet understand the proper B3 waste management technique. The objectives of community service include increasing the understanding of settlement communities towards B3 waste types and their management to reduce environmental pollution. It was found that the level of understanding of the RT 54 Karang Joang Women towards 36 types of household B3 products is only 69%. After going through the process of socialization, the level of communities understanding of the products and B3 waste generated by households increased to 88.4%. It is also known that the highest level of risk is found in the process of disposing of the remaining B3 products.
KAJIAN POTENSI RUMAH NELAYAN SEBAGAI PRIORITAS RUMAH KHUSUS DI KABUPATEN BANJAR Mega Ulimaz; Syahri R. Achmad; Ummu Rahayu
Jurnal Planoearth Vol 3, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.261 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v3i2.606

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat prioritas rumah nelayan sebagai rumah khusus di Kabupaten Banjar. Metode yang digunakan adalah deskriptif eksplorasi serta pembobotan dengan kriteria. Hasil analisa menunjukan rumah nelayan di Kecamatan Aluh-Aluh dapat diprioritaskan sebagai rumah khusus berdasarkan dukungan kebijakan tingkat nasional dan regional, kemampuan lahan yang sesuai, ketersediaan lahan yang masih luas, isu kebutuhan dukungan kegiatan maritim yang strategis, target pengguna yang jelas yaitu nelayan yang masih bergantung pada kegiatan penangkapan ikan, serta aksesibilitas yang baik. Rumah nelayan dapat dibuat sederhana dengan ruang untuk memenuhi aktivitas nelayan
Assessment of Settlement Quality Levels in Balikpapan Kota Subdistrict, Balikpapan, Indonesia Mega Ulimaz; Reynaldi Yudha Pratama; Ajeng Nugrahaning Dewanti; Elin Diyah Syafitri
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 19, No 1 (2022): March 2022
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1946.906 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v19i1.55-67

Abstract

Balikpapan is experiencing rapid urbanization and has an essential role in settlement development. One of the strategic issues of settlements in Balikpapan is the settlements that have decreased in quality in residential in urban areas with a mild level of slum. Based on the Balikpapan Spatial Plan, the spatial pattern in the Balikpapan Kota Subdistrict is dominated by the Settlement Area. It can be said that the components of settlements are the components that are planned to support settlement activities. Therefore, it is necessary to assess the quality of settlements in the Settlement Area in the Balikpapan Kota Subdistrict. The analysis was carried out by quantitative descriptive method (scoring method) with the unit of study for each settlement block or neighborhood. The analysis results of the quality of settlements in the Balikpapan Kota Subdistrict tend to have reasonable quality settlements. There were no areas that had poor settlement quality values. In the research area, from 131 neighborhoods, 19 neighborhoods still have a moderate quality of settlements. It is necessary to increase several components to improve the quality of settlements in each block so that all settlements become more liveable.
Analisis Faktor Penyebab Kumuh Permukiman Kumuh di Kelurahan Baru Ulu, Kota Balikpapan Risnayanti Arung; Mega Ulimaz
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 17, No 4 (2021): JPWK Volume 17 No. 4 December 2021
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v17i4.37953

Abstract

Slum settlements are one of the problems faced by almost all cities in Indonesia and even other developing countries. UU No. 1 of 2011(1) defines slum settlements as settlements that are unfit for habitation due to building irregularities, high building density levels, and the quality of buildings and facilities and infrastructure that do not meet the requirements. The problem that can be caused is creating inadequate settlements to support the survival of its inhabitants, resulting in a decrease in the welfare, quality and quality of life of the community (2). The Balikpapan city government issued a SK Walikota Balikpapan No. 188.45-667 / 2014(3) concerning the Determination of the Location of Slum Housing and Slum Settlements in the City of Balikpapan, there are a total of 282.20 Ha of slum areas spread across 6 urban villages in the city of Balikpapan. One of the areas stipulated in the decree is located in the Keluarahan Baru Ulu(4) , where this settlement is located close to the city center of Balikpapan. In addition, these slum settlements are located along the coast of Balikpapan Bay which has the potential to cause environmental degradation and disrupt the function of transportation facilities for crossing goods and people who are in direct contact with this slum area. As an effort to reduce slum in the settlements, it is necessary to know the causes of the appearance of slums from various potentially influential aspects. Therefore, this study aims to analyze the factors that cause slum in the slum area of Baru Ulu Village by using the content analysis method to analyze the causes of slum in the research location. Through research, it was found that there are 13 factors that affect slum in Baru Ulu based on stakeholder opinion.