Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Peningkatan kecerdasan kognitif anak usia dini melalui kegiatan meronce pada siswa kelompok bermain Suyoto Suyoto
Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE) Vol 7, No 1 (2021): Jurna Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)
Publisher : UM Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/jpse.v7i1.6792

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kecerdasan kognitif anak usia dini  melalui kegiatan meronce di kelompok bermain taman mulia. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek Peneliltian Tindakan Kelas di KB Taman Mulia adalah siswa kelompok usia 3-4 tahun dengan jumlah 12 anak. Variabel penelitan adalah kecerdasan kognitif anak usia dini  dan kegiatan meronce. Aspek motorik halus yang diteliti antara lain, keterampil dalam menggunkan jari-jemari tangan untuk melakukan aktivitas, terampil dalam menggerakkan jari-jemari tangan, terampil dalam mengerakan kedua tangan, pengendalian gerak, melakukan gerakan terkoordinasi terkontro, terampil dalam kecermatan dan ketepatan. Analisis data dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Hasil penelitian tindakan kelas pada anak kelompok usia 3-4 tahun di KB Taman Mulia dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya untuk meningkatkan kecerdasan kognitif yang difokuskan dalam pengenalan pola warna dan geometri dengan memanfaatkan kegiatan meronce dapat berhasil. Kegiatan perbaikan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran dari sebelum siklus, masing-masing pelaksanaan RKH pada siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan.  Dari pembahasan kedua siklus yaitu siklus I dan siklus II dapat dibuktikan peningkatan kemampuan kecerdasan kognitif dalam pengenalan warna dan pola geometri melalui kegiatan meronce pada data terakhir hasil belajar anakHal ini terbukti dengan data yang diperoleh yaitu ada peningkatan kecerdasan kognitif dengan kenaikan 49,9% dari data kondisi awal 33,4% menjadi 83,3% pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui meronce mampu meningkatkan kecerdasan kognitif anak.
Teori Konstruktivistik Pada Pembelajaran Luas Bangun Datar Suyoto Suyoto; Mita Hapsari Jannah
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2732.032 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v6i3.1168

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (a) bagaimana proses pembelajaran materi luas bangun datar berbasis teori belajar konstruktivistik; serta (b) keefektivan pembelajaran tersebut dalam meningkatkan prestasi belajar. Subjek penelitian ini adalah seluruh kelas V SD Negeri Purworejo. Teknik analisis data pada penelitian ini meliputi teknik deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif, dan kuantitatif uji-t. Setelah diadakan analisis pendahuluan didapatkan bahwa pembelajaran konstruktivistik ini dilakukan dengan multimedia Powerpoint, greenboard, dan pensil-kertas. Berdasarkan catatan lapangan dan observasi dua orang guru didapatkan bahwa pembelajaran telah terlaksana sesuai teori belajar konstruktivistik. Angket respon guru menghasilkan skor 39.5, serta uji-t menghasilkan thitung = 2.016 > 1.645 =  ttabel. Artinya pembelajaran berbasis teori belajar konstruktivistik efektif secara signifikan untuk meningkatkan prestasi belajar.  
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat Kelas VI Semester I SD Negeri Kembaran Nurul Chusna; Suyoto Suyoto; Riawan Yudi Purwoko
JURNAL JENDELA PENDIDIKAN Vol. 2 No. 02 (2022): Jurnal Jendela Pendidikan: Edisi Mei 2022
Publisher : CV. Jendela Edukasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57008/jjp.v2i02.165

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat menggunakan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas VI SD Negeri Kembaran, Kecamatan Loano,  Kabupaten Purworejo. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun penelitian dilakukan melalui 4 tahapan  yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VI SD Negeri Kembaran yang berjumlah 20 siswa. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitaif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes, observasi, dan angket. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep matematika siswa kelas VI SD Negeri Kembaran. Hal ini di buktikan dengan persentase peningkatan dari pra siklus ke siklus I sebesar 25% menjadi 50% dengan kategori sedang, dilanjutkan peningkatan dari siklus I ke siklus II dari 50% menjadi 83% dengan kategori tinggi. Hal ini juga didukung dengan ketuntasan belajar siswa, dimana pada studi awal ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 15%, siklus I meningkat menjadi 55%, dan siklus II mencapai 95%. Oleh karena itu, dapat d bahwa pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat kelas VI SD Negeri Kembaran.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENTUK WAYANG DI PAUD MENOREH MULYO SEMESTER II TAHUN AJARAN 2018 / 2019 Suyoto Suyoto; Suparni Suparni
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This study aims to improve language skills in the context of listening and speaking in Menoreh Mulyo PAUD through improved learning by teachers using wayang form media. The research subjects were Menoreh Mulyo PAUD students group A aged 4-5 years. The number of students is 11, consisting of two boys and nine girls. The research method used is classroom action research (PTK). The data collection technique is done by observing through observation sheets. Based on the results of observations and discussion of improvement activities in improving language skills in the context of listening and speaking at PAUD Menoreh Mulyo, Teganing 1, Hargotirto, Kokap, Kulon Progo, DIY in 2019 in the 3-4 year age group, it can be concluded that storytelling activities use media puppet form can improve language skills in terms of listening and speaking. This can be seen from the results of quantitative observations with a decrease in the underprivileged category of children from cycle I which reached 22.7% to 0% in cycle II, and excellent children's abilities in cycle I reached 36.4% in cycle II. experienced an increase or increase of 27.2% to 63.6%. This increase can be concluded qualitatively, namely, through the method of telling stories with wayang media, the indicator achievement is that children can listen to other people telling stories, tell simple experiences, tell stories with a good attitude, and dare to express opinions.Keywords: storytelling method, puppet-shaped media, language.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dalam konteks menyimak dan berbicara di PAUD Menoreh Mulyo melalui perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan media bentuk wayang. Subjek penelitian adalah anak didik PAUD Menoreh Mulyo kelompok A usia 4-5 tahun. Jumlah anak didik sebanyak 11 anak terdiri dari dua anak laki-laki dan sembilan anak perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalan penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan melalui lembar pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan kegiatan perbaikan dalam peningkatan kemampuan berbahasa dalam konteks menyimak dan berbicara di PAUD Menoreh Mulyo, Teganing 1, Hargotirto, Kokap, Kulon Progo, DIY tahun 2019 pada kelompok usia 3-4 tahun, dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan bercerita menggunakan media bentuk wayang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dalam hal menyimak dan berbicara. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan secara kuantitatif dengan adanya penurunan anak dengan kategori belum mampu dari siklus I yang mencapai 22,7% menjadi 0% pada siklus II, dan kemampuan anak yang sangat baik pada siklus I mencapai 36,4% pada siklus II mengalami kenaikan atau peningkatan sebesar 27,2% sehingga menjadi 63,6%. Peningkatan ini dapat disimpulkan secara kualitatif yaitu, melalui metode bercerita dengan media bentuk wayang pencapaian indikatornya adalah anak dapat mendengarkan orang lain bercerita, bercerita pengalaman sederhana, bercerita dengan sikap yang baik, dan berani mengungkapkan pendapat.Kata kunci: metode bercerita, media berbentuk wayang, berbahasa.
Model Pembelajaran Teams Games Turnaments Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Rendi Khusnudin; Suyoto Suyoto; Titi Anjarini
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 8 No. 4 (2022): October-December
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v8i4.2577

Abstract

Penelitian ini bertujuan 1) untuk medeskripsikan penerapan model Teams Games Turnaments (TGT), 2) untuk meninggkatkan keatifan siswa melalui model Teams Games Turnaments (TGT). Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek dalam penelitian siswa kelas IV SDN Karanggedang yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 6 perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Penerapan mode TGT (Teams Games Turnaments) dengan tahapan 1) penyajian kelas (Class Presentations), 2) Belajar dalam kelompok (Teams), 3) Permainan (Games), 4) Pertandingan atau lomba (Tournaments), 5) Penghargaan kelompok (Team Recognition).  Hasil observasi penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams Games Turnaments) ini sangat cocok diterapkan di Sekolah Dasar karena pada siklus I memperoleh rata-rata 74,95% dan pada siklus II mendapatkan rata-rata 89,5%. Sehingga kesimpulannya dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 14,6% dengan demikian masuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan siswa tentang keaktifan menggunakan model TGT (Teams Games Turnaments) pada siklus I mendapatkan rata-rata 62,7% dan pada siklus II mendapat rata-rata 82,2%. Sehingga dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 19,8%. Hal tersebut menujukan bahwa model TGT (Teams Games Turnaments) cocok digunakan dalam meningkatkan keaktifan siswa
Pengembangan E-Modul Interaktif dengan Pendekatan CTL Berbasis Kearifan Lokal Kelas V Tema 6 Panas dan Perpindahannya Ulfa Nurvitasari; Suyoto Suyoto; Nur Ngazizah
Journal on Teacher Education Vol. 4 No. 2 (2022): Journal on Teacher Education
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jote.v4i2.7703

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, desain penelitian menggunakan (R&D) dengan model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kledungkradenan tahun ajaran 2021/2022. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, angket, dan tes. Instrumen yang digunakan yaitu lembar validasi, lembar angket respon peserta didik, lembar keterlaksanaan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengetahui kelayakan E-Modul Interaktif dengan Pendekatan CTL berbasis Kearifan Lokal Kelas V Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Aspek kevalidan dilakukan dengan validasi dosen dan guru mendapatkan persentase 94,2%. Hasil keterlaksanaan pembelajaran oleh observer I dan observer II mendapatkan persentase 96%. Keefektifan e-modul dilihat dari ketuntasan hasil belajar diperoleh persentase sebesar 91,7% dengan kategori tuntas sehingga E-Modul Interaktif dengan Pendekatan CTL berbasis Kearifan Lokal Kelas V Tema 6 Panas dan Perpindahannya dinyatakan efektif untuk digunakan dalam sebuah pembelajaran.
Pengembangan E-Modul Berbasis Kontekstual dan Karakter Tema 7 Indahnya Keragaman Dinegeriku Kelas IV SDN Kepatihan Desfi Dwi Lestari; Suyoto Suyoto; Nur Ngazizah
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.7429

Abstract

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk (1) mengetahui prosedur Mengembangkan E-modul berbasis kontekstual dan karakter tema 7 indahnya keragaman dinegeriku kelas IV sekolah dasar. (2) Mengetahui Kelayakan E-modul berbasis kontekstual dan karakter tema 7 indahnya keragaman dinegeriku. Desain penelitian menggunakan Research and Development (R&D) dengan model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate). Desain yang digunakan uji coba terbatas dan uji coba lebih luas. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, angket, dan tes. Instrumen yang digunakan lembar validasi, lembar angket respon peserta didik, lembar keterlaksanaan pembelajaran. Subjek penelitian peserta didik kelas IV SD Negeri kepatihan. Penelitian ini menghasilkan: (1) dihasilkan E-modul berbasis Kontekstual dan Karakter. (2) Dasar layak digunakan berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Pada aspek kevalidan dilakukan dengan validasi dosen dan guru mendapatkan persentase 90,3% kategori sangat valid. Aspek kepraktisan respon peserta didik saat uji coba terbatas rata-rata persentase 84,7%, uji coba luas mendapat rata-rata persentase 87,9%. Dilihat dari hasil respon peserta didik dan hasil keterlaksanaan pembelajaran e-modul mendapatkan kriteria sangat praktis. Keefektifan e-modul dilihat dari ketuntasan hasil belajar pada uji coba terbatas dengan persentase sebesar 80% dan kategori tuntas serta uji coba lebih luas mendapatkan persentase sebesar 92,8% dengan kategori tuntas sehingga e- modul berbasis kontekstual dan karakter dinyatakan efektif untuk digunakan dalam sebuah pembelajaran.
Analysis of Educational Value in the Folklore of the Legend of the Crying Stone and the Learning Implementation Plan in Class V of Elementary School Retno Ely Kartika; Suyoto Suyoto; Muflikhul Khaq
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 2, No 1 (2023): June 2023
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v2i1.488

Abstract

This study aims to describe: (1) intrinsic elements; (2) educational value in folklore Legend of the Crying Stone; and (3) plans for implementing learning in class V SD. The data source for this research is the folklore of the Legend of the Crying Stone. This research procedure uses a qualitative approach in which the data reveals a problem, situation or event. The focus of this research is educational values including: religious, moral, and social values. The collection of research data was carried out using library techniques, reading techniques, and note-taking techniques. The research instrument is the author himself as a researcher. The data analysis technique was carried out using content analysis techniques. Presentation of the results of the analysis used informal presentation techniques. The results of the study can be concluded that: (1) the intrinsic elements of folklore are: (a) theme: rebellious child; (b) setting/setting: setting: on the hill, on the road, at home, and at the market, setting: in the morning, setting: sad and tense; (c) characters and characterizations: the main character Mak Dasah is patient and friendly while Darmi is lazy and arrogant, additional characters: Wak Sahid has a friendly nature; (d) groove: forward; (e) the mandate: never be disobedient to your parents and hurt them; (2) the value of education consists of: (a) the value of religious education includes: praying to God, and God's power; (b) the value of moral education includes: hard work and patience; (c) the value of social education, namely affection in the family; (3) the implementation plan of learning in class V SD based on basic competence 1.2 identify elements of stories about folklore that are heard using cooperative learning type of group investigation (group investigation). Students carry out the following activities: preliminary activities; core activities include: identifying topics, planning learning assignments, carrying out investigations, preparing final reports, and presenting report results; closing.
Media Animasi Motion Graphics Pada Materi Usaha Ekonomi Masyarakat Untuk Meningkatkan Aspek Kognitif Siswa Anwar Abdurrahman; Suyoto Suyoto; Titi Anjarini
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 2 (2023): April-June
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i2.5034

Abstract

peningkatkan aspek kognitif siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan media animasi motion graphics pada siswa kelas V SDN Semawung Kembaran Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian ini siswa kelas V SDN Semawung Kembaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu, keterlaksanaan media animasi motion graphics yang digunakan sudah sangat baik, ini terbukti dari data hasil lembar keterlaksanaan pembelajaran dari dua observer. Pada siklus I dengan persentase 96,7% dengan kriteria “sangat baik”. Sedangkan untuk siklus II diperoleh persentase 98,5% dengan kriteria “sangat baik” hasil tersebut didapat dari 3 aspek dalam keterlaksanaan pembelajaran yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Selain itu aspek kognitif siswa juga meningkat terbukti dari hasil belajar siswa yang meningkat setiap siklusnya. Berdasarkan persentase siswa yang memenuhi standar kompetensi pada pra siklus hasil belajar siswa sebesar 17. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I dengan persentase ketercapaian mencapai  50%. Lalu hasil belajar mengalami peningkatan pada siklus II mencapai 83%. Dengan demikian ketercapaian kompetensi yang dihasilkan dengan persentase 83% siswa berkategori lulus, melebihi indikator keberhasilan dengan pencapaian kompetensi kelas mencapai lebih dari 70%.
Analisis Deskriptif Pelaksanaan Program Adiwiyata di SDN Brenggong Latoifit Toharoh; Suyoto Suyoto; Muflikhul Khaq
Jurnal Kualita Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Kualita Pendidikan
Publisher : Perkumpulan Kualitama Edukatika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.84 KB)

Abstract

This study aims to describe the implementation of the Adiwiyata program at SDN Brenggong which contains 4 components in the Adiwiyata program as well as supervision in the implementation of the Adiwiyata program at SDN Brenggong. This type of research used in this research is qualitative research that is presented descriptively. The research subjects in this study were the principal, the Adiwiyata team, classroom teachers, school guards and students at SDN Brenggong. The data technique used was observation, interview and documentation. Data analysis techniques in this study include data, data reduction, data collection, and data collection. Test the validity of the data using the Miles and Huberman model with the use of reference materials, namely interview data supported by recorded interviews, while data from observations and documentation are supported by documents in the form of writing, pictures and photos so that the data can be trusted. The findings show that: (1) the implementation of environmentally sound policies has been carried out by changing the vision and mission regarding support for environmental management and the availability of the Adiwiyata program budget, the application applied is the 2013 curriculum integrated with an environmentally sound curriculum that is inserted in every lesson on the theme and contains self-development activities, namely environmental education that is included in extracurricular activities, participatory-based environmental activities carried out intensively within the school environment or outside the school environment by involving other agencies and management of environmentally friendly supporting facilities carried out intensively by school residents; and (2) constraints in implementing the Adiwiyata program are the condition of students who have not met the environmental sustainability requirements, the costs to support the Adiwiyata program and the time and time of the school members, especially teachers and employees. because they have to work well and have full facilities at school during this Covid-19 pandemic.