y S Darmanto
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH CARA KEMATIAN DAN TAHAPAN PENURUNAN KESEGARAN IKAN TERHADAP KUALITAS PASTA IKAN MAS (Cyprinus carpio) Herawati, Diah Putri; Darmanto, Y S; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.831 KB)

Abstract

Mempertahankan mutu ikan selain menurunkan suhu lingkungan juga menjaga agar ikan tidak mengalami stress sebelum mati atau mematikan ikan secepat mungkin setelah ditangkap. Upaya tersebut dapat memperpanjang masa rigor mortis ikan. Masalah ini penting dalam kualitas ikan sebagai bahan baku pembuatan pasta ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara kematian ikan yang berbeda terhadap kekuatan gel pasta ikan mas dan uji lipat, uji gigit, hedonik serta kadar air, pH, derajat putih dan kadar protein. Hasil penelitian pendahuluan di dapatkan pengambilan daging ikan dengan perlakuan dimatikan langsung tahap pre rigor pada jam 1 setelah ikan dimatikan, rigor pada jam ke-11 dan post rigor pada jam ke-17 setelah ikan dimatikan; ikan yang dibiarkan menggelepar sampai mati tahap pre rigor pada jam 1 setelah ikan mati, rigor pada jam ke-10 dan post rigor pada jam ke-14 setelah ikan mati. Konsentrasi tepung tapioka terpilih yaitu 10%. Hasil penelitian utama di dapatkan nilai gel strength berkisar 885, 02 – 1181,89 g.cm; nilai pH berkisar 6,68 – 6,91; nilai derajat putih berkisar 66,16% - 68,76%; nilai kadar protein berkisar 10,31% - 13,63% dan nilai kadar air berkisar 71,03% - 73,16%. Pasta ikan mas memiliki nilai uji lipat 2,17 – 4,63 dan uji gigit  4,27 – 8,16. Nilai uji hedonik yang terdiri dari kenampakan, aroma, rasa dan tekstur berkisar 5,37 – 7,03. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cara kematian ikan mas yang berbeda yaitu dimatikan langsung memberikan pengaruh nyata terhadap nilai gel strength, pH, derajat putih, kadar protein, kadar air serta uji lipat dan uji gigit dan hedonik dibandingkan dengan ikan mas yang mati menggelepar. The effort to maintain the fish quality can be done  reducing environmental temperature and also keeping the fish in order to avoid stress before dying on kill the fish as soon as possible after it is caught. The effort can extend the time of fish rigor mortis. This problem is important in the fish quality as a material in processing fish paste. The objective of this study are to know the effect of different ways to fish mortality gel strength and folding test, teeth cutting test, hedonic as well as moisture content, pH, and protein content of whiteness. The result of preliminary research are gotten by taking fish meat with direct kill treatment pre rigor at 1st hours and let lying down till die, rigor at 11th hours for direct kill treatment and 10th hours let lying down till die, and post rigor at 17th hours for direct kill treatment and 14th hours let lying down till die. The choosen the tapioca starch consentration is 10%. The result of main research are gel strength values range 885.02-1181.89 g.cm; pH values range 6.68-6.91; the whiteness range from 66.16% - 68.76%; protein content values range from 10.31% - 13.63% and the water content range from 71.03% - 3.16%. The carp paste has a folding test 2.17-4.63 and teeth cutting test 4.27 - 8.16. Hedonic values test which consist of appearance, odour, flavor and texture range from 5.37 - 7.03. Based on result of the research concluded that the effect of different ways to fish mortality carp is direct kill treatment significantly affect on the value of gel strength, pH, whiteness, protein content, moisture content, folding test, teeth cutting test, and hedonic compared with carp let lying down till die.
APLIKASI KARAGENAN TERHADAP KEKUATAN GEL PADA PRODUK KAMABOKO DARI IKAN YANG BERBEDA Sitompul, Ryan; Darmanto, Y S; Romadhon, Romadhon
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2017): Wisuda Periode Bulan Januari 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.232 KB)

Abstract

Kamaboko merupakan salah satu produk diversifikasi perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Banyak metode yang dilakukan untuk meningkatkan kekuatan gel pada kamaboko, salah satunya adalah dengan penambahan Karagenan. Tujuan dari penelitian ini adalah pengaruh penambahan karagenan terhadap karakteristik dari kamaboko ikan gabus, ikan belanak, dan ikan tenggiri. Metode yang digunakan bersifat experimental laboratories dengan rancangan acak lengkap faktorial 3x2 dengan perlakuan tiga jenis ikan (Belanak, Gabus, dan Tenggiri) dan konsentrasi karagenan (0% dan 1,5%). Penelitian ini dilakukan 3 kali ulangan pada tiap perlakuan. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisa ragam (ANOVA). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji beda nyata jujur, sedangkan untuk data organoleptik menggunakan uji Kruskall-Wallis dilanjutkan dengan uji Multiple comparison. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karagenan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap gell strength, derajat putih, kadar air, kadar protein, uji gigit, uji lipat dan hedonik kecuali kadar lemak. Karagenan memberikan pengaruh pada produk kamaboko. Kamaboko dari ikan tenggiri dengan penambahan karagenan 1,5% mempunyai kualitas terbaik dari ikan belanak dan ikan gabus dengan nilai gell strength 1370g.cm, derajat putih 47,33%, kadar air 68,31%, kadar lemak 3,45%, kadar protein 21,45%.
ANALISA KUALITAS GEL SURIMI DARI JENIS IKAN BERBEDA DENGAN PENAMBAHAN ASAM TANAT TEROKSIDASI Anggritasari, Bernadeta Vina; Darmanto, Y S; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penambahan asam tanat pada surimi diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas gel surimi. Salah satu paramater penentuan kualitas gel surimi adalah kekuatan gel. Tujuan penelitian adalah mengetahui total protein dan kadar air surimi dari bahan baku ikan yang berbeda untuk menentukan jumlah asam tanat 0,05% teroksidasi yang akan ditambahkan dan mengetahui efek penambahan 0,05% asam tanat teroksidasi dari total protein surimi untuk jenis ikan yang berbeda terhadap derajat putih, gel strength, pH,  uji lipat, dan uji gigit. Bahan penelitian menggunakan ikan belanak, selar kuning, kuwe dan bawal tawar yang diberi perlakuan penambahan asam tanat teroksidasi 0,05%. Efek penambahan asam tanat 0,05% dari total protein masing-masing surimi menunjukkan pengaruh nyata terhadap nilai kekuatan gel, nilai uji lipat dan uji gigit serta pada derajat putih dengan perlakuan terbaik adalah surimi ikan Belanak.
KARAKTERISTIK NASI ANALOG TEPUNG MOCAF DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa DAN TIGA JENIS KOLAGEN TULANG IKAN Spiraliga, Regina Religia; Darmanto, Y S; Amalia, Ulfah
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2017): Wisuda Periode Bulan Januari 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.391 KB)

Abstract

Nasi analog dengan penambahan tepung rumput laut untuk memperkaya serat telah benyak dilakukan dan mendapatkan hasil yang baik. Nasi analog rumput laut masih memiliki kekurangan, yaitu rendahnya kandungan protein sehingga belum mampu melebihi protein beras sosoh. Nasi analog formulasi tepung mocaf dengan penambahan tepung rumput laut dan kolagen tulang ikan diharapkan dapat menghasilkan nasi kaya serat, tinggi protein, dan rendah IG. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: pengaruh penambahan kolagen terhadap komposisi proksimat nasi analog formulasi tepung mocaf dan rumput laut, nilai Indeks Glikemik (IG) dan Beban Glikemik (BG) dari nasi analog kolagen terbaik, dan jenis kolagen tulang ikan terbaik berdasarkan hasil uji. Materi penelitian adalah tepung mocaf, tepung tepung rumput laut Gracilaria verrucosa, dan Kolagen tulang ikan Nila, Bandeng, dan Hiu, dengan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data nonparametrik dianalisis dengan Kruskal-Wallis, sedangkan data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nasi analog rumput laut dengan penambahan kolagen tulang ikan Bandeng 5% (GKB) memiliki nilai hedonik terbaik (2,653 ≤ μ ≤ 3,047); kadar abu tertinggi (1,535 ± 0,189 %); kadar protein tertinggi (1,792±0,044 %); kadar lemak terendah (1,043 ± 0,019 %); dan kadar serat pangan tertinggi (5,356 ± 0,111 %), dengan IG 53,564 ± 21,495 yang termasuk kategori rendah dan memiliki beban glikemik (BG) 13,927 yang termasuk kategori sedang.
PENGARUH PENAMBAHAN GELATIN BERBAGAI JENIS KULIT IKAN TERHADAP ISOTHERM SORPSI AIR PADA PROTEIN MYOFIBRIL IKAN KURISI (Nemipterus sp.) SELAMA PROSES DEHIDRASI Mubarak, Iqbal; Darmanto, Y S; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah kulit ikan air tawar (Patin), payau (Bandeng) dan laut (Remang) dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku gelatin. Sementara itu, peningkatan kualitas produk berbasis protein myofibril perlu dilakukan, hal ini dapat diteliti melalui analisa isotherm sorpsi air selama proses dehidrasi. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui kualitas gelatin yang dihasilkan dan pengaruh penambahan gelatin sebanyak 5% terhadap isotherm sorpsi air, water holding capacity (WHC), gel strength dan folding test myofibril ikan Kurisi. Nilai rendemen terbesar adalah gelatin kulit Remang (14,025±0,013%). Kadar air, pH, Gel strength dan viskositas tertinggi adalah gelatin kulit Bandeng, dengan nilai berturut-turut 9,853±0,023%; 7,77±0,023;  146,703±4,045  bloom, 20,42±0,175 cP. Hasil analisa isotherm sorpsi air untuk myofibril dengan  penambahan gelatin kulit Bandeng menunjukan perlakuan terbaik dengan nilai  M1, M2 dan S  berturut-turut sebesar 7,644 g/100g; 17,697 g/100g; 0,290 m2/mg. Penambahan gelatin kulit ikan yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai WHC, gel strength dan folding test myofibril ikan Kurisi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penambahan gelatin kulit Bandeng pada myofibril ikan Kurisi memiliki pengaruh paling baik terhadap isotherm sorpsi air, nilai WHC, gel strength dan folding test.
PENGARUH PENAMBAHAN STARTER Pediococcus spp. PADA PEMBUATAN KECAP IKAN TERHADAP JUMLAH SENYAWA KIMIA DAN KOLONI BAKTERI Wicaksana, Bima Risa Adil; Darmanto, Y S
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 4 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.658 KB)

Abstract

Trash fish were less widely used although they were quite highly potential. The commonly traditional processing smoking, salted boiled fish and fermentation. Fish processing by fermentation for example was fish sauce. One of the weaknesses of the fermentation process was the length of fermentation period. The acceleration of the fermentation process could be done by accelerating the hydrolysis process of fish protein, one of method is adding starter of lactic acid bacteria.The material used in this research was trash fish taken from TPI Tambakharjo, Semarang. Other materials used culture bacteria of Pediococcus halophilus CCRC 12576 and Pediococcus pentosaceus IFO 12230 taken from Study Centre Food and Nutrition of Gadjah Mada University, Yogyakarta.In this research there were two factors that is adding starter bacteria of Pediococcus spp and the period of fermentation. There were three treatments factor A consist of adding bacteria of P. halophilus 106, P. pentosaceus 106 and the combination (P. Halophilus + P. pentosaceus) 106 with salt addition 20% b/b. Factor B consist of tree treatment 10, 20 and 30 days and observed every ten days. Research using factorial experimental design3x3. The data was analyzed using analysis of variance (ANOVA) followed by HonestlySignificant Difference test(HSD).The results showed the addition of starter P. halophilus, P. pentosaceus and combition treatment with the long fermentation period of 30 days on the chemical parameters have significant effect on lowering the pH value, salt content reduction but have no significant effect on TVB increase and lowering of TPC but have significant effect on the increase LAB.The result of the final product sensory test of fish sauce in acceptance specification in the whole was liked.
PENGARUH ASAM TANAT, SUKROSA DAN SORBITOL TERHADAP KUALITAS SURIMI IKAN SWANGI (Priacanthus tayenus) SELAMA PENYIMPANAN SUHU -5oC Aminudin, Nur; Darmanto, Y S; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.478 KB)

Abstract

Surimi adalah daging lumat yang telah mengalami proses pencucian, pengepressan dan pembekuan. Surimi dengan perlakuan pencucian, setting suhu pemasakan dan penyimpanan pada suhu yang berbeda menghasilkan kualitas yang berbeda pula. Penambahan bahan tambahan makanan dapat meningkatkan nilai kekuatan gel. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui potensi asam tanat, sukrosa dan sorbitol terhadap kekuatan gel, kadar air, pH, hedonik, uji lipat dan uji gigit. Materi yang digunakan adalah ikan swangi (Priacanthus tayenus) dari TPI Batang, Jawa Tengah. Ikan diolah menjadi surimi dengan penambahan asam tanat 0,05%, sukrosa 4% dan sorbitol 4% dengan penyimpanan suhu -5oC selama 21 hari. Penelitian menggunakan rancangan percobaan RAK Petak-Petak Terbagi. Data dianalisis menggunakanan Analysis of Varians (ANOVA) dilanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ).Hasil penelitian didapatkan bahwa surimi dengan penambahan asam tanat 0,05% mendapat nilai kekuatan gel terbaik yaitu 552,50 ± 0,48 g.cm, lalu sukrosa 4% yaitu 484,12 ± 0,48 g.cm, sorbitol 4% yaitu 451,92 ± 0,39 g.cm dan kontrol yaitu 398,31 ± 0,36 g.cm. Selama proses penyimpanan suhu -5oC penambahan sukrosa 4% didapatkan nilai terbaik dan menurun pada penyimpanan 21 hari yaitu 323,22 ± 0,21 g.cm. Penurunan nilai kadar air terbesar pada penambahan sukrosa 4%, kenaikan nilai pH tertinggi pada kontrol, penerimaan hedonik terbaik pada penambahan sorbitol 4% dan hasil uji lipat dan uji gigit terbaik pada penambahan sukrosa 4%.
FORTIFIKASI BERBAGAI JENIS TEPUNG CANGKANG KERANG PADA PROSES PEMBUATAN ROTI TAWAR Abidin, Habibah; Darmanto, Y S; Romadhon, Romadhon
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2016): Wisuda Periode Bulan April 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.415 KB)

Abstract

Roti tawar merupakan salah satu jenis produk karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia selain nasi. Cangkang kerang mengandung kalsium cukup tinggi sehingga berpotensi menjadi sumber kalsium, yang diaplikasikan pada pembuat tepung cangkang kerang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang kerang terhadap karakteristik fisik produk roti tawar dan konsentrasi penambahan tepung cangkang kerang yang disukai. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang kerang simping (Amusium pleuronectes), kerang hijau (Perna viridis), dan kerang batik (Paphia undulata) serta bahan pembuat roti. Penelitian ini menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan jenis cangkang kerang berbeda yaitu cangkang kerang simping, kerang hijau, dan kerang batik dengan 3 kali pengulangan. Parameter pengujian adalah hedonik, kadar Ca, P, air, abu, tekstur dan SEM. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk data parametrik; sedangkan untuk data non-parametrik diuji dengan Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung cangkang kerang berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap roti tawar dengan spesifikasi fisik berupa aroma, tekstur dan warna serta spesifikasi kimia berupa kadar Ca, P, air dan abu. Roti tawar dengan penambahan tepung cangkang kerang simping merupakan produk yang paling disukai panelis dengan kriteria kadar Ca 2,11%; P 0,25%; air 29,5%; abu 7,07%; dan tekstur 3,13N. Berdasarkan hasil uji SEM tepung cangkang kerang yang memiliki kandungan Kalsium Oksida (CaO) tertinggi adalah tepung cangkang kerang hijau 29,35% dan tepung cangkang kerang batik memiliki bentuk butiran yang cenderung lebih halus.
APLIKASI GELATIN DARI BERBAGAI JENIS KULIT IKAN TERHADAP KUALITAS BAKSO IKAN KURISI (Nemipterus nematophorus) Zulkarnain, Muhammad; Darmanto, Y S; Swastawati, Fronthea
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelatin  merupakan  bahan tambahan makanan berupa protein murni yang berfungsi sebagai bahan pembentuk gel dan pengikat air. Pemanfaatan limbah kulit ikan untuk diolah menjadi gelatin dapat diaplikasikan pada berbagai produk termasuk bakso. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat fisika kimia gelatin dari berbagai jenis kulit yang berbeda serta pengaruh penambahannya terhadap kekuatan gel bakso ikan kurisi. Metode penelitian yang digunakan yaitu experimental laboratories. Penelitian tahap I menggunakan metode deskriptif sedangkan penelitian tahap II menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukan hasil kekuatan gel bakso ikan kurisi dengan penambahan gelatin kulit ikan bandeng memperoleh hasil tertinggi dengan nilai kekuatan gel (846,17± 0,52 g.cm). Gelatin yang dihasilkan dari berbagai jenis kulit ikan menunjukkan sifat fisiko-kimia yang berbeda-beda. Penambahan gelatin kulit ikan nila, remang dan bandeng dengan konsentrasi yang sama memberikan pengaruh yang sangat nyata (sig < 0,01) terhadap nilai kekuatan gel bakso ikan kurisi. Penambahan gelatin kulit ikan bandeng memberikan pengaruh paling tinggi terhadap kekuatan gel dibandingkan nila dan remang.
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI TEPUNG GELATIN DARI KULIT IKAN AIR TAWAR DAN LAUT TERHADAP ISOTHERMSORPSI AIR PADA PROTEIN MYOFIBRIL IKAN KURISI (Nemipterus sp.) Wijayanto, Reska; Darmanto, y S; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah hasil perikanan berupa kulit belum termanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan kulit ikan dapat dijadikan gelatin. Gelatin memiliki sifat mengikat air. Gelatin dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas protein myofibril dengan menggunakan analisa isothermsorpsi air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisiko-kimia gelatin dan kuallitas dari protein myofibril ikan kurisi. Materi yang digunakan berupa protein myofibril ikan kurisi dan tepung gelatin dari kulit ikan kakap, lemadang dan nila. Hasil analisis isothermsorpsi air protein myofibril ikan kurisi menunjukkan bahwa penambahan gelatin kulit ikan kakap memberikan hasil terbaik dengan nilai Monolayer water (M1) 8,155, Multilayer Water (M2) 18,785, Sorption surface area (S) 0,311 m2/mg. Kualitas protein myofibril terbaik ditunjukkan pada penambahan gelatin kulit ikan kakap dengan nilai WHC 45,66±0,81 % dan kekuatan gel 149.17±0.068 gf.cm.Kesimpulan yang diperoleh yaitu gelatin kulit ikan kakap memberikan pengaruh terbaik terhadap isotermsorpsi air protein myofibril ikan kurisi yang didukung dengan hasil tertinggi untuk nilai WHC dan kekuatan gel.