Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

DIALEKTIKA DAKWAH, POLITIK DAN GERAKAN KEAGAMAAN KONTEMPORER (Telaah Pemikiran Nasir al-Din al-Albani dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Salafy Kontemporer) Dermawan, Andy
Jurnal Dakwah Vol. 14 No. 2 (2013)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.2013.14201

Abstract

Tulisan ini menelaah tentang dialektika dakwah, politik dan gerakan keagamaan kontemporer khususnya aliran Salafy yang memiliki penganut di berbagai belahan dunia. Aliran Salafy, ternyata terbukti mendayagunakan pintu dakwah dan politik di dalam melancarkan visi dan misi Salafy guna membangun kekuatan jamaah yang militan.Meski Tokoh utamanya menyatakan tak berpolitik dalam misi dakwahnya, tetapi kajian ini dapat menemukan tali simpul bahwa dakwah dan politik bisa bersinergi. Menggunakan pendekatan historis-kritis, proses perkembangan intelek-tualitas tokoh bernama Nasir al-Din al-Albani yang berdakwah melalui kendaraan kelompok Salafy dapat ditelusuri dinamika dan pengaruh besarnya pada msyarakat muslim. Hasil kajian ini menunjukkan, secara fungsional dakwah dan politik dapat dijadikan suatu dasar gerakan dalam gerakan sosial ke-agamaan. Dapat dikatakan pula bahwa antara dakwah, politik dan gerakan keagamaan tidaklah mesti berjalan sendiri-sendiri, tetapi ketiganya saling memanfaatkan.
Adapting or resisting: The resonance of Pancasila's values among Indonesian students in Malaysia Dermawan, Andy; Al-Giffari, Haekal Adha; Fitria, Vita
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol. 21 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v21i2.71906

Abstract

Pancasila, the foundational philosophy of Indonesia, serves as a unifying force in a diverse nation characterized by myriad islands, ethnicities, races, and religions. In a world where globalization and migration are prevalent, understanding how national values are maintained by citizens living abroad becomes increasingly significant. This study focuses on Indonesian students at the International Islamic University Malaysia (IIUM), a group representing a microcosm of the Indonesian diaspora. It explores how these students nurture and strengthen their nationalism and internalize Pancasila values despite residing in a foreign country. Utilizing qualitative research methods, with semi-structured interviews as a primary approach to dive deeper into the experiences of these individuals, the study reveals intricate dynamics of cultural adaptation, identity preservation, and the reinforcement of national values. Three thematic insights emerge from the analysis: the role of Pancasila in promoting openness and understanding among diverse groups, the importance of diversity as a reflection of Indonesian society itself, and the complex sense of nationalism experienced by students living abroad. These findings shed light on the dynamic process of internalizing national values within the Indonesian diaspora and contribute to a broader understanding of how cultural identity and cohesion can be maintained across borders. The study highlights the importance of community, cultural practices, and the role of education in fostering a sense of belonging and nationalism among Indonesians abroad, providing valuable insights for policymakers, educators, and diaspora communities striving to preserve national identity in a globalized world.
BUILDING COMPANY IMAGE AND TRUST OF PROSPECTIVE HAJJ AND UMRAH PILGRIMS THROUGH PUBLIC RELATIONS STRATEGIES Firdos, Elbina; Dermawan, Andy; Aulia, Hanna Hilyati
Multazam : Jurnal Manajemen Haji dan Umrah Vol. 3 No. 2 (2023): Multazam : Jurnal Manajemen Haji dan Umrah
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/multazam.v3i2.8121

Abstract

Public relations strategy in an era of increasingly rapid business growth, especially in the field of Hajj and Umrah travel agencies, which creates new problems in the form of mushrooming fraud cases. These cases raise concerns for prospective pilgrims about choosing and trusting Hajj and Umrah travel agencies. In practice, PT Freshnel Kreasindo Perkasa Yogyakarta carries out strategies to continue to stand strong amidst business competition and the rise of fraud cases so that the company's image and consumer trust can continue to be built and maintained. This research aims to find out how public relations strategies are in building the company image and trust of prospective Hajj and Umrah pilgrims at PT Freshnel Kreasindo Perkasa Yogyakarta. The theory used in this research is the PENCILS strategy theory developed by Rosady Ruslan. The research method used is descriptive qualitative. The results of this research show that PT Freshnel Kreasindo Perkasa implements the PENCILS strategy in building the image and trust of prospective Hajj and Umrah pilgrims well, while the PENCILS strategy is in the form of publications, events, news, community involvement, information or image, lobbying and negotiating, and social responsibility
Keterlibatan perempuan dalam ketakmiran masjid: Studi kasus pada Masjid Darussalam Potorono Banguntapan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Dermawan, Andy; Fitria, Vita
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 25 No. 1 (2025): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v25i1.83614

Abstract

Penelitian tentang keterlibatan perempuan dalam ketakmiran atau kepemimpinan masjid merupakan suatu hal menarik untuk mendapatkan perhatian.  Secara faktual,  bahwa keterlibatan Perempuan selama ini sekadar membantu, atau bahkan pelengkap untuk suatu kegiatan ketakmiran atau kemasjidan. Bahkan jenis pekerjaan seperti konsumsi dan cuci piring dan lain sebagainya, di "brokerkan" kepada perempuan (baca: ibu-ibu jamaah masjid) untuk di selesaikan dengan baik. Semua pekerjaan itu dilakukan dengan suka cita tanpa ada "protes atau perlawanan" yang berarti. Nilai keikhlasan inilah yang seringkali disalahgunakan oleh pihak lain untuk terus --tanpa di sadari --menempatkan perempuan dalam situasi yang tidak menentu. Padahal literasi Islam jelas menyebutkan "setara di hadapan Tuhan". Kesetaraan inilah yang menjadi barang langka untuk dimunculkan kembali ke permukaan. Menggunakan pendekatan fenomenologis, penelitian ini berikhitar melihat dan menemukan bukti empirik keterlibatan perempuan dalam ketakmiran masjid yang mencakup tanggungjawab, hak dan norma. Adapun eksplorasi rincinya berkaitan tentang pengalaman, peran, kontribusi perempuan sebagai fakta tak terbantahkan dalam sebuah ketakmiran masjid. Melalui penelitian semacam ini, diharapkan mampu men-display keterlibatan perempuan secara empirik, sehingga manfaat yang dapat diperoleh bagi masyarakat terlebih jemaah masjid bahwa mengurus tempat ibadah merupakan tanggungjawab bersama di dalam memakmurkan masjid sebagai tempat ibadah umat Islam.    The study of women's involvement in mosque management and leadership is an intriguing subject that warrants greater attention. Women's participation has often been limited to supporting roles or merely complementing mosque activities. Tasks such as food preparation, dishwashing and other logistical duties are frequently delegated to women (often referred to as "ibu-ibu jamaah masjid") with the expectation that they will carry them out diligently and without objection. Others often misused this notion of sincerity and willingness, unconsciously placing women in uncertain and subordinate positions. However, Islamic teachings clearly emphasise the principle of equality before God. This fundamental value of equality has become increasingly rare in practice and needs to be brought back to the forefront. This study uses a phenomenological approach to observe and uncover empirical evidence regarding women's involvement in mosque management, focusing on their responsibilities, rights, and normative roles. The research explores women's experiences, roles, and contributions as undeniable facts within mosque administration. Through this study, it is hoped that women's participation can be empirically displayed, providing society particularly mosque congregants- with a better understanding that managing a place of worship is a collective responsibility in ensuring the prosperity of the mosque as a centre of Islamic worship.
AI vs. Human-Led Da’wah: A Comparative Rhetorical Analysis of Islamic Preaching in the Digital Age Giffari, Haekal Adha Al; Dermawan, Andy
DINIKA : Academic Journal of Islamic Studies Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/dinika.v10i1.11374

Abstract

The growing use of Artificial Intelligence (AI) in religious communication has introduced new dynamics in Islamic preaching (Da’wah) as it raises questions about its linguistic, persuasive, and theological qualities compared to traditional human-led discourse. This study investigates the rhetorical characteristics of AI-generated Islamic messages by comparing them with sermons delivered by recognized Muslim scholars. The aim is to understand how AI influences the structure, authority, and effectiveness of religious messaging in the digital era. Employing a comparative rhetorical analysis, this study examines a purposive sample of AI-generated Da’wah texts and human-delivered sermons addressing similar religious themes. The analysis is grounded in Arabic rhetorical theory, Aristotelian persuasion (ethos, pathos, logos), and digital media theory to assess differences in content delivery and audience engagement. Findings show that while both forms draw on Qur’anic verses and Hadith, human preachers establish authority through years of study and community trust, whereas AI relies solely on textual citation, often defaulting to dominant interpretations. Human-led Da’wah features storytelling, emotional appeal, and context-specific reasoning, fostering deeper audience connection. In contrast, AI discourse is more neutral, informational, and lacks adaptive nuance. This study concludes that although AI can support the spread of Islamic knowledge, it falls short in replicating the rhetorical richness and relational depth of human Da’wah. These findings offer practical insights for scholars, developers, and policymakers navigating the intersection of religion and technology.
Perilaku Politik Elite Muhammadiyah Pada PILKADA: Studi Kasus di Wilayah Kauman Temanggung Jawa Tengah Dermawan, Andy; Warsito, Tulus; Zainuddin, Mahli
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 53 No 1 (2019)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.v53i1.534

Abstract

Abstract: This article seeks to explore the influential factors behind the high number of votes for the regent candidate promoted by Muhammadiyah Religious Organization through the National Mandate Party (PAN) in the Kauman Region of Temanggung Regency. Based on the theory of rational choice, this study reveals that the the Muhammadiyah elites in Temanggung in the 2013 Regional Election tended to apply moderate-accommodative political behavior. Muhammadiyah elites were inclined to take the middle path and took adaptive measurements to respond the emerging dynamics in the political realms of the regions. The community (respondents) opted to vote for Anif Punto as the regent candidate based on rational factors considering various indicators, such as the promises of the candidates and parties, the candidates’ capabilities, the candidate’s self-confidence in his performance, and the candidate’s and the party’s vision, mission and programs. Meanwhile, as seen from the perspective of maqasid asy-syari'ah theory, the elites and the Muhammadiyah citizens at large tended to apply freedom of choice in their political behavior and politicalawareness without restricted by ideological barriers, parties or community organizations they are engaged in. They opted to vote for candidates who, in their opinion, could provide them with better future assurance and at the same time provide greater benefit to the community. Abstrak: Artikel ini mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya perolehan suara calon bupati yang diusung oleh Muhammadiyah melalui Partai Amanat Nasional (PAN) di wilayah Kauman Temanggung. Berdasar teori pilihan rasional, kajian ini menemukan fakta bahwa perilaku politik elite Muhammadiyah di Temanggung pada Pilkada 2013 adalah moderat-akomodatif. Elite Muhammadiyah memiliki kecenderungan mengambil jalan tengah dan beradaptasi dengan dinamika yang terjadi dalam realitas perpolitikan di daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat (responden) memilih Anif Punto sebagai calon bupati adalah faktor rasional, yaitu mempertimbangkan berbagai indikator, seperti janji-janji calon dan partai, kemampuan calon, keyakinan terhadap kinerja calon, visi, misi, dan program calon dan partai. Sementara itu, jika dilihat dari perspektif maqashid asy-syari’ah, perilaku politik elite dan kesadaran warga Muhammadiyah dalam menentukan pilihannya tidak terbelenggu oleh sekat ideologi, partai atau organisasi masyarakat yang dinaungi. Pilihan ditujukan kepada calon yang menurut mereka bisa memberikan perlindungan yang lebih baik dan sekaligus memberikan kemanfaatan yang lebih besar kepada masyarakat. 
PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN PAGUYUBAN PENGAJIAN SEGORO TERHADAP PERAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH Dermawan, Andy
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 14 No. 1 (2014): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v14i1.3326

Abstract

Abstrak: Perilaku keberagamaan masyarakat senantisa menarik untuk dikaji.Perilaku itu senantisa menggambarkan betapa dinamisnya perubahan sosial yangterjadi. Salah satunya contoh nyata dari hal itu adalah fenomena PaguyubanPengajian Segoro di Sukorejo, Kendal. Melalui kajian berbasis padakontektualisasi data manajemen berbasis sumber daya manusia, tulisan inibertujuan untuk memberikan model pada proses perilaku sosial. Hasil penelitianini menunjukkan bahwa perilaku sosial dan peran sosial di masyarakat ternyatamemiliki akar kultur dan struktur yang sama, meski dilakukan dan diterapkanpada lembaga atau organisasi yang berbeda, tetapi nilai-nilai seperti tolongmenolong, gotong royong dan musyawarah dalam masyarakat merupakan karakterdasarnya. Kalaupun terjadi perbedaan cara pandang, tidak sampai prinsipil,melainkan pada pola strategi pendekatannya.Kata Kunci: Paguyuban Pengajian Segoro, Perilaku Sosial, Peran Sosial
ETIKA SOSIAL DALAM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (Studi Kasus di Desa Kotesan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Jawa Tengah) Dermawan, Andy; Nadia, Zunly
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 15 No. 1 (2015): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v15i1.7641

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap lebih dalam fungsi etika sosial yang berlakudi dalam masyarakat Kotesan yang tidak hanya memegang teguh ajaran agama tetapi juga etikasosial di dalam bermasyarakat yang terwujud dalam kerukunan umat beragama di DesaKotesan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifdengan pendekatan sosio-antropologis, yakni mencermati fenomena sosial-budaya yangberkembang di Kotesan sekaligus dan mencaritahu bagaimana masyarakat tersebut memaknaifenomena itu. Setting penelitian adalah Desa Kotesan, Kecamatan Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah yang merupakan masyarakat multikultural dari aspek keyakinanagama. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan Focus GroupDiscussion (FGD). Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif berupa reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan etika sosialmasyarakat desa Kotesan mempunyai signifikansi besar dalam rangka merajut hubungan sosialdan pengelolaan konflik yang ada di dalam masyarakat. Etika sosial yang terbangun di desaKotesan disebabkan oleh adanya persamaan konsepsi tentang ajaran leluhur yang menuntuthidup rukun, aman dan damai serta sebagai simbol kesetiaan dan kepatuhan dalam memeliharadan menjaga warisan leluhur yang mereka takzimi. Secara faktual menunjukkan tidak adapemisahan yang signifikan antara warga muslim dan warga yang nonmuslim di desa Kotesan,dalam pengertian tidak ada daerah muslim, daerah Kristen dan daerah Budha. Meski berbedabedaagama, tetapi mereka merasa berasal dari satu nenek moyang yang sama, merasa masihsatu darah atau keturunan. Sikap toleransi menjadi kunci bagi masyarakat Kotesan yang hidupdalam suasana harmonis.Meski diakui, sikap toleransi ini juga menyebabkan perpindahanagama (konversi agama) menjadi hal yang biasa.Kata kunci: Agama, Sosio-budaya, Etika Sosial dan Multikulturalisme
MANAJEMEN DAKWAH MAJLIS TAFSIR AL-QUR`AN Dermawan, Andy
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 17 No. 2 (2017): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v17i1.18564

Abstract

Tulisan ini menelaah tentang manajemen dakwah yang dilakukan oleh MajlisTafsir Al-Qur`an Pusat di Surakarta. Dengan menggunakan pendekatan sosioantropologis,kajian ini menghasilkan temuan bahwa MTA telah melakukan proses danprosedur manajerial dalam melaksanakan kegiatan dakwah. Meski tidak tertulis secaraterencana, tetapi, praktik-praktik yang dilakukan mengindikasikan hal itu. Berikutnya,letak keberhasilan dakwah MTA justru pada pola asuh jamaah pasca perekrutan anggotadan pengukuhan cabang-cabangnya. Pimpinan MTA tergolong sumber daya manusiayang tekun, terampil, istiqamah, dan bertanggungjawab atas tindakan dakwahnya,sehingga kader-kader atau jamaah menjadi militant oleh karena pendampingan danpembinaan yang jelas, rinci dan berkelanjutan. Penting bagi organisasi sejenis, bahwapenerapan prinsip-prinsip manajemen dakwah yang dilakukan MTA menjadi contohmodel di dalam melakukan pemberdayaan masyarakat muslim di Indonesia. PREACHING MANAGEMENT IN MAJELIS TAFSIR AL QUR'ANThis paper examines the management of da'wah carried out by the Qur'anicInterpretation Center in Surakarta. Using a socio-anthropological approach, this studyproduced findings that MTA had carried out managerial processes and procedures incarrying out da'wah activities. Although not written in a planned manner, however, thepractices carried out indicate that. Next, the success points of MTA preaching areprecisely on the parenting style of the congregation after the recruitment of members andthe inauguration of its branches. MTA leaders are classified as human resources who arediligent, skilled, istiqamah, and responsible for their da'wah actions, so that cadresbecome militants because of clear, detailed and continuous mentoring and guidance. It isimportant for similar organizations, that the application of da'wah management principlescarried out by MTA is an example of a model in empowering Muslim communities inIndonesia.
Konsep dakwah perdamaian di era kontemporer Dermawan, Andy
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 18 No. 2 (2018): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v18i2.29237

Abstract

The term of da'wah, always refer to the call for truth, the call for kindness, and an invitation to the action of religious values to the interest of humanity. Preaching is not merely to invite and to call to the good and truth, but also need to pay attention to the social and cultural facts that are around. This study scientifically divides da'wah into two study areas, namely normative preaching, and historical preaching. The findings showed that normatively, religious texts /nash need to be approached historically to obtain their meaning. Thus, the presence of religion with its holy book is actually intended to humanize humanity by internalizing the values of religion (Islam) in their lives.Istilah dakwah, senantiasa merujuk kepada seruan kebenaran, panggilan kebaikan, dan ajakan kepada tindakan yang membawa nilai-nilai relijiusitas bagi kepentingan kemanusiaan. Berdakwah tidak cukup menyeru, mengajak dan memanggil kepada kebaikan dan kebenaran, tetapi juga perlu memperhatikan fakta sosial dan budaya yang ada di sekitar. Kajian ini secara keilmuan membagi dakwah menjadi dua wilayah kajian, yakni dakwah normatif dan dakwah historis. Kajian ini menghasilkan temuan, bahwa secara normatif, nash/teks keagamaan perlu didekati secara historis, agar mampu dimengerti maksud dari nash/teks keagamaan tersebut. Dengan demikian, maka kehadiran agama dengan kitab sucinya sesungguhnya lebih dimaksudkan agar manusia lebih termanusiakan dengan menginternalisasikan nilai-nilai agama (Islam) dalam kehidupanya.