Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Anemia in Human Immunodeficiency Virus Infection: Exploring the Interplay Between Antiretroviral Therapy, Opportunistic Infections, Iron Status, and Anemia Murtiani, Farida; Tanjungsari, Dian Wahyu; Shidiq, Achmad; Herlina, Herlina; Dinar Widiantari, Aninda; Nurhayati, Nurhayati; Wirasmi, Sundari; Despitasari, Mieska; Yulianto, Aris; Hendarwan, Harimat
Public Health of Indonesia Vol. 10 No. 4 (2024): October - December
Publisher : YCAB Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v10i4.848

Abstract

Background:Anemia is a prevalent hematological complication among individuals with Human Immunodeficiency Virus (HIV), contributing significantly to increased morbidity and mortality. This study investigates the intricate relationships between antiretroviral therapy (ART), opportunistic infections (OIs), iron metabolism, and anemia in HIV-positive patients in Indonesia. Objective:To elucidate the multifactorial associations among ART regimens, opportunistic infections, iron biochemical parameters, and anemia development in individuals living with HIV. Method:A cross-sectional epidemiological study was conducted at Sulianti Saroso Infectious Disease Hospital, Indonesia, from July to November 2023. The study involved 300 adult HIV-positive patients undergoing ART, with exclusion criteria encompassing pregnant or postpartum individuals, those with recent blood transfusions, and patients with chronic kidney diseases. Data collection included anemia status, ART regimen details, history of opportunistic infections, and iron metabolic profiles (serum iron, total iron-binding capacity [TIBC], and ferritin levels). These were obtained through systematic medical record reviews and laboratory diagnostics. Descriptive statistics, bivariate, and multivariate analyses were employed to explore predictive factors for anemia. Results:The study identified an anemia prevalence of 24.3%, with significantly higher rates among female patients (p = 0.004) and older age groups (p = 0.031). Multivariate regression analysis highlighted critical predictors of anemia: second-line ART (adjusted odds ratio [AOR]: 2.536, p = 0.028), serum iron concentrations (AOR: 0.984, p < 0.001), ferritin levels (AOR: 1.002, p = 0.023), and absolute lymphocyte count (AOR: 0.516, p = 0.003). Conclusion:The findings emphasize the necessity of longitudinal monitoring of hematologic and biochemical parameters to enhance anemia management in HIV-infected populations. The complex interplay between ART regimens, immune status, and iron metabolism underscores the importance of tailored, patient-centered clinical interventions.  Keywords:anemia; HIV; antiretroviral therapy; opportunistic infections; iron metabolism
NEWLY-GRADUATED INDONESIAN MEDICAL DOCTORS PERCEPTION TO INDONESIAN INTERNSHIP PROGRAM Suryatma, Anton; Despitasari, Mieska; Sulistioratih, Erni Endah; Herryanto, Dwi; Dianawatisari, Heni
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 12, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.12.3.2024.266-274

Abstract

This manuscrip present the perceptions from intern doctors regarding their abilities, confidence and experience. A mailing survey was conducted with the question of how respondents would perceive if they did not undergo the internship program. Analysis using simple bivariate logistic regression. The results there were 6830 responden, Average ability= 6.31 Confidence=6.27 dan Experience=5.95. 46.8% of respondents felt they had abilities, 47.5% felt confident and 54.6% had experience without having to participate in an internship program The variable that statistically significantly affects the perception of ability is gender (Man p <0.01 OR=0.679 95%CI=0.612-0.754), while for self-confidence also gender (Man p <0.01 OR=0.667 95%CI=0.601-0.741); Experience (Man p <0.01 OR=0.721 95%CI=0.650-0.799) Conclusion. Perception of newly graduated doctors almost same beetween the groups that feel capable, confident and have experience and the group without having to go through the internship process. Suggestions need to be done cost benefit studies to assess whether the internsip program is useful for all parties.
ASSESSING INDIVIDUAL PERCEPTION IN UTILIZATION OF NON-COMMUNICABLE DISEASES POST (NCDS POST) USING A HEALTH BELIEF MODEL (HBM) APPROACH Faatih, Mukhlissul; Siregar, Riswal Hanafi; Su'udi, Amir; Despitasari, Mieska; Wirasmi, Sundari; Anggraini, Anggita Bunga; Syachroni, Syachroni; Marsini, Rani; Latifa, Rivana
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 33 No. 3 (2023): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v33i3.1662

Abstract

Fasilitas Posbindu PTM telah menjadi komponen penting dalam kebijakan kesehatan. Penelitian mengungkapkan bahwa hal tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi peserta dengan pemanfaatan Posbindu PTM. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dan dilakukan di lima provinsi di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner pada bulan Agustus-Oktober 2021. Analisis dilakukan dengan uji statistik beda mean. Kami melibatkan 420 peserta dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar peserta rentan terhadap PTM (52,6%). Peserta menilai seseorang yang menderita PTM memberikan dampak yang serius (53.6%), mengelola dan memeriksa kesehatan di Posbindu PTM mempunyai manfaat dalam mencegah PTM (62.6%), seseorang yang menderita PTM menimbulkan dampak yang serius (71.4%), melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan secara rutin khususnya pencegahan PTM (69,0%), mempunyai kemampuan, pengendalian, dan mempunyai cara untuk mencegah PTM (65,2%). Hasil uji beda rata-rata menunjukkan bahwa rata-rata rangking seluruh penilaian persepsi HBM peserta yang aktif mengikuti kegiatan Posbindu PTM lebih tinggi dibandingkan peserta yang kurang aktif (p<0,05). Pemanfaatan aktif Posbindu PTM mempunyai hubungan dengan persepsi peserta khususnya terhadap tingkat keparahan suatu penyakit, kerentanan seseorang terhadap penyakit, manfaat mengetahui risiko kesehatan, hambatan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan, petunjuk tindakan, dan efikasi diri pasien terhadap penyakitnya.
Pengembangan Model Prediktif Akurat untuk Deteksi Dini Kanker Payudara: Analisis Algoritma Pohon Keputusan dan Optimasi Hiperparameter dengan SMOTE Lidiana, Exda Hanung; Mustikasari, Hanif; Despitasari, Mieska; Nurhayati, Nurhayati; Setiawan, Ismail
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 3 (2025): Juni 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i3.6663

Abstract

Kanker payudara merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan deteksi dini untuk meningkatkan harapan hidup pasien. Tantangan signifikan dalam pengembangan sistem diagnostik adalah data medis yang sering tidak seimbang, di mana kasus kanker seringkali merupakan kelas minoritas. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model prediktif akurat untuk deteksi dini kanker payudara, dengan menganalisis kinerja algoritma pohon keputusan dan mengoptimalkan berbagai parameter kuncinya, sembari mengatasi ketidakseimbangan data menggunakan teknik penambahan sampel minoritas sintetis. Eksperimen dilakukan pada dataset kanker payudara dengan memvariasikan status penggunaan teknik penambahan sampel, jumlah tetangga, jumlah pohon, kriteria pemisahan, kedalaman maksimum pohon, strategi pemangkasan, strategi pengambilan keputusan, serta eksekusi paralel. Kinerja model dievaluasi komprehensif menggunakan berbagai metrik seperti akurasi, nilai Kappa, dan kemampuan mendeteksi kelas minoritas. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan teknik penambahan sampel secara signifikan meningkatkan identifikasi kasus kanker. Konfigurasi optimal yang melibatkan kriteria pemisahan tertentu dan jumlah pohon yang lebih banyak menghasilkan kinerja diagnostik yang konsisten. Optimalisasi kedalaman pohon dan pemangkasan krusial dalam menghindari ketidaksesuaian model, dan eksekusi paralel mempercepat proses komputasi. Model yang dikembangkan mencapai akurasi 81.20% dan nilai Kappa 0.622. Penelitian ini menegaskan pentingnya optimasi parameter model dan penanganan data tidak seimbang untuk meningkatkan akurasi deteksi dini kanker payudara, mendukung pengembangan alat diagnostik yang lebih andal.
Job Satisfaction Model of Primary Health Care Midwives Based on Indonesian Workforce Research in the Health Sector Despitasari, Mieska; Bachtiar, Adang; Hendarwan, Harimat; Besral, Besral; Yuniar, Yuyun
Kesmas Vol. 18, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Promotive, preventive, curative, and rehabilitative efforts that are comprehensive, integrated, and sustainable are employed to enhance the health state of the global population. Within this context, however, the quality of primary health care depends on job satisfaction, which leads to the happiness of human resources in the health sector. Therefore, this study aimed to analyze and formulate a job satisfaction model among primary health care midwives in Indonesia. This study was an advanced secondary data analysis of a cross-sectional study conducted in 2017 by the National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health of the Republic of Indonesia. A total of 87,341 midwives from all 9,669 primary health cares in Indonesia participated in this study. Data were collected by distributing the Minnesota Satisfaction Questionnaire, elaborating on the satisfaction level and relevant contributing factors. The prefilled Likert scale questionnaire was analyzed using logistic regression. The findings suggested a model indicating that motivation, work area (region), history of salary delay, and training received were important for their job satisfaction, whereas the motivation aspect contributed the most. Therefore, the local and central governments must consider these factors in the human resource policymaking process.