PRATIWI DEVI GM
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kadar Kreatinin Serum Ayam Pedaging Betina yang Diinjeksi dengan Kombinasi Tylosin dan Gentamisin DEVI GM, PRATIWI; ARDANA, I.B.K; UTAMA, IWAN HARJONO
Indonesia Medicus Veterinus Vol.1 (1) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.216 KB)

Abstract

Ayam pedaging mempunyai peranan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan sebagai sumber protein hewani asal ternak. Pertumbuhan ayam pedaging dapat mengalami kegagalan. Salah satu penyebab kegagalan pertumbuhan adalah masalah penyakit infeksius maupun non infeksius. Penyakit infeksius salah satunya adalah: penyakit bakterial. Penyakit bakterial selain berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam pedaging juga berpengaruh terhadap kesehatan ternak. Salah satu upaya yang ditempuh untuk mencegah penyakit yang disebabkan bakteri dengan penggunaan antibiotik tylosin dan gentamisin, gentamisin merupakan antibiotik yang berpotensi nefrotoksik. Kreatinin merupakan produk hasil metabolisme kreatin dimana kadar kreatinin mencerminkan kecepatan eliminasi ginjal. Tylosin dan gentamisin di filtrasi glomerulus dan ekskresinya berbanding langsung dengan kadar kreatinin serum. Kenaikan kadar kreatinin serum menunjukkan penurunan laju filtrasi glomerulus. Apabila kadar kreatinin serum meningkat maka terjadi gangguan fungsi ginjal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh injeksi kombinasi tylosin dan gentamisin terhadap kadar kreatinin serum ayam pedaging.Penelitian ini menggunakan ayam pedaging betina sebanyak 24 ekor yang dikelompokkan menjadi 4, masing-masing kelompok telah dihomogenkan dan diberikan perlakuan yang berbeda. Perlakuan kontrol (P0) diberikan placebo berupa aquadest, perlakuan pertama (P1) di injeksi secara intramuskular dengan kombinasi 10 mg tylosin dan 10 mg gentamisin, perlakuan kedua (P2) di injeksi secara intaramuskular dengan kombinasi 20 mg tylosin dan 20 mg gentamisin dan perlakuan ketiga (P3) di injeksi secara intramuskular dengan kombinasi 30 mg tylosin dan 30 mg gentamisin. Selanjutnya pada hari ke-35 darah ayam pedaging betina percobaan semua kelompok perlakuan diambil untuk memperoleh serum yang akan digunakan dalam pemeriksaan kadar kreatinin serum dengan menggunakan alat Reflotron ® creatinine .Hasil menunjukkan bahwa injeksi intramuskular kombinasi tylosin dan gentamisin terhadap kadar kreatinin serum ayam pedaging betina tidak berpengaruh nyata antara kelompok perlakuan P0, P1, P2 dan P3.
Evaluasi Uji ELISA dengan Serum Lapangan sebagai Crude Antigen di Bali Pratiwi Devi GM; I.M. Damriyasa; N.S. Dharmawan
Veterinary Science and Medicine Journal Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.466 KB)

Abstract

The purpose of this study was to evaluate the ELISA test using field serum and to determine the incidence rate of cysticercosis of T. saginata in Bali. Serum’s sample obtained from Bali cattle that slaughtered at the abattoir and Bali cattle owned by the farmers. The result of sera examination showed that 237 (87.7%) were positive of antibodies of cysticercus of T. saginata. Furthermore, as many as 90 (33.33%) of the 270 Bali cattles, their feces were also taken for examination of worm eggs. The results of stool examination showed that 80 (88.9%) were infected with trematodes and 14 (15.5%) were infected with a mixture of trematodes and nematodes. By comparing the results of ELISA and stool examination using the sensitivity and specificity approach or Table 2 x 2, the results showed that there was a cross-reaction between Cysticercus of T. saginata and trematode. Further effort to purify the antigen of cysticercus of T. saginata is still needed to improve its sensitivity and specificity.