Claim Missing Document
Check
Articles

PENGUKURAN BESAR SUDUT KUKU SAPI BALI Marta, Anggi Windo; Widyastuti, Sri Kayati; Utama, Iwan Harjono
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (1) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.851 KB)

Abstract

Sapi bali termasuk dalam ordo Artiodactyla, yaitu golongan hewan berkuku genap. Untuk melaksanakan fungsi kuku sebagai penopang tubuh yang baik, sudut kuku yang normal terhadap bidang tumpu kurang lebih 45?. Besar sudut kuku sapi bali yang diukur dengan menggunakan rumus teminologi geometri trigonometri (sin). Besar sudut kuku yang dihitung berasal dari 50 sapi bali (terdiri dari 25 sapi jantan dan 25 sapi betina) yang dipotong di Rumah Potong Hewan Kota Denpasar. Hasil perhitungan sapi jantan sudut kuku kaki kanan depan lateral 45?-47?, sudut kuku kaki kanan depan medial 45?-47?, sudut kuku kaki kanan belakang lateral 53?-55?, sudut kuku kaki kanan belakang medial 53?-55?, sudut kuku kaki kiri depan lateral 47?-48?, sudut kuku kaki kiri depan medial 45?-47?, sudut kuku kaki kiri belakang lateral 53?-55?, sudut kuku kaki kiri belakang medial 50?-52? sedangkan hasil perhitungan sapi betina sudut kuku kaki kanan depan lateral 45?-47?, sudut kuku kaki kanan depan medial 45?-47?, sudut kuku kaki kanan belakang lateral 50?-52?, sudut kuku kaki kanan belakang medial 50?-51?, sudut kuku kaki kiri depan lateral 45?-47?, sudut kuku kaki kiri depan medial 45?-47?, sudut kuku kaki kiri belakang lateral 50?-52?, sudut kuku kaki kiri belakang medial 53?-55?. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa besar sudut kuku depan lebih kecil daripada besar sudut yang dihasilkan pada kaki belakang.
Bentuk Ujung Gigi Taring Pada Anjing Yang Diberi Pakan Dog Food Sida Pello, Brigitta Cynthia; Widyastuti, Sri Kayati; Utama, Iwan Harjono
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (2) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.166 KB)

Abstract

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Adapun fungsi dari gigi adalah memotong makanan (incisivus/gigi seri), untuk mengiris dan menyobek makanan (caninus/gigi taring), untuk menyobek dan membantu menggiling makanan (premolar/gigi geraham depan) serta untuk mengunyah dan menggiling makanan (molar/gigi geraham belakang). Penelitian bertujuan untuk mengetahui bentuk dari ujung gigi taring pada anjing yang selalu diberikan pakan berupa dog food. Objek dalam penelitian ini adalah 30 ekor anjing ras berumur 1 tahun7 bulan sampai 3 tahun yang dipelihara oleh masyarakat, berjenis kelamin jantan maupun betina, dan diberi pakan berupa dog food (kering) selama 1 sampai 2 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Sebanyak 19 pasang ujung gigi taring pada anjing yang diberi pakan dog food kering mengalami penumpulan, sisanya ada 11 pasang ujung gigi taring yang tetap tajam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa semakin lama pemberian pakan dog food mengakibatkan ketumpulan pada ujung gigi taring tersebut semakin meningkat.
Evaluasi Sitologis Darah Ikan Bandeng (Chanos chanos) Di Kecamatan Alas-Nusa Tenggara Barat Utama, Iwan Harjono; Siswanto, Siswanto; Karami, Citra
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (5) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.489 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengamati gambaran sitologis darah ikan bandeng di Kecamatan Alas Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan darah ikan bandeng yang secara klinis sehat diambil dari beberapa peternak serta memiliki ukuran dan berat yang relatif sama sebanyak 50 ikan. Pembuatan sediaan apusan darah dilakukan dengan metode standar yang sudah banyak dipublikasi, pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 1000 kali. Variabel yang diamati yaitu abnormalitas dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Hasil pengamatan dari 50 ikan tersebut memperlihatkan adanya kelainan pada eritrosit yaitu binucleus 2,5 %, notched nucleus 4,7 %, lobed nucleus 11,4 %, dannuclear extrusion 10,6 %. Sedangkan pada leukosit dan trombosit tidak tampak adanya kelainan.
Bentuk Kuku Sapi Bali yang Dipelihara pada Lahan Lunak Pratiwi, Fransiska Septanila; Widyastuti, Sri Kayati; Utama, Iwan Harjono
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (3) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.656 KB)

Abstract

ABSTRAK Sapi Bali termasuk dalam ordo Artiodactyla, yaitu golongan hewan ungulata berkuku genap. Sapi Bali yang sering berjalan pada tanah atau padang penggembalaan yang lunak, kukunya cenderung akan cepat tumbuh. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengamati bentuk kuku Sapi Bali yang dipelihara pada lahan lunak di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Contoh yang digunakan adalah 100 ekor Sapi Bali yang sudah dewasa berumur lebih dari 1,5 tahun dan dikandangkan selama 1-2 tahun. Hasil penelitian memperlihatkan 86% sapi berkuku panjang abnormal serta kelainan pada Coronary band dan Foot Rot tidak ditemukan. Kesimpulan dalam  penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk abnormal yang paling banyak ditemukan pada kuku Sapi Bali yang dipelihara pada lahan lunak di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung adalah kuku panjang.
Hubungan Erat Antara Warna Kuning Cairan Empedu Terhadap Kebengkakan dan Jaringan Ikat pada Hati Sapi Bali Ardia, Eva Candra; Utama, Iwan Harjono; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (5) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.179 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati hubungan kelainan makroskopik organ hati terhadap tampilan fisik empedu yang dihasilkannya (berupa warna dan kekeruhan). Sebanyak 50 sapi bali terdiri dari 25 jantan dan 25 betina, yang dipotong di Rumah Potong Hewan Pesanggaran sebagai sampel penelitian ini, dicermati gambaran makroskopik hatinya di bagian lateral dan medial. Hasil penelitian menunjukkan tampilan fisik warna empedu bervariasi dari hijau kebiruan, hijau transparan, kuning kecoklatan, hijau kekuningan, dan kuning. Hati yang abnormal diklasifikasikan dalam perdarahan, kebengkakan, jaringan ikat dan nekrosis, serta penebalan saluran empedu. Pemberian skor dimulai dari 0 sampai 3, yakni skor 0 tidak adanya kelainan, 1 kelainan di bawah 50%; 2 kelainan antara 50%-75%; 3 kelainan di atas 75%. Hasil uji Spearman memperlihatkan adanya korelasi yang nyata (P<0,05) antara warna empedu yang berwarna kuning dengan kebengkakan dan pertambahan jaringan ikat. Dapat disimpulkan bahwa kebengkakan dan pertambahan jaringan ikat menyebabkan warna kuning pada cairan empedu.
Prevalensi Dan Predileksi Plak Gigi Pada Kucing Di Kota Denpasar Pratama, Dimas Andi; Utama, Iwan Harjono; Putriningsih, Putu Ayu Sisyawati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (1) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.019 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.1.76

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan predileksi plak gigi pada kucing yang dipelihara di kota Denpasar. Penelitian observasional telah dilakukan terhadap 50 ekor kucing lokal maupun kucing ras di kota Denpasar. Kucing diamati di tempat yang gelap dan gigi diamati pencerahannya dengan Wood’ lamp untuk melacak keberadaan plak gigi. Hasil positif ditandai dengan adanya fluoresensi merah. Hasil penelitian ini, didapatkan 46 kucing positif memiliki plak gigi dengan prevalensi 92%. Predileksi plak gigi terdapat pada bagian gigi incisivus, caninus, molar dan pre molar, tetapi predileksi terbesar terdapat pada pre molar bagian maxillaris. Sehubungan dengan prevalensi tersebut, perlu dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada kucing, sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit gigi, mulut, serta plak yang berpotensi menimbulkan penyakit periodontal. Pemeriksaan kucing harus difokuskan pada gigi pre molar dan molar untuk kesehatan mulut.
Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) pada Pakan Tikus Putih Terhadap Aktivitas Enzim Alanin Aminotransferase dan Aspartate Aminotransferase Setiyowati, Asri; Utama, Iwan Harjono; Setiasih, Ni Luh Eka
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (3) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.306 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.3.271

Abstract

Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih betina, masing-masing kelompok terdiri atas lima ekor tikus putih betina P0 (hewan coba diberikan pakan tanpa penambahan tepung daun kelor), P1 (pakan di tambahkan tepung daun kelor 2,5 %) P2 (pakan di tambahkan tepung daun kelor 5 %), P3 (pakan di tambahkan tepung daun kelor 10 %), P4 (pakan di tambahkan tepung daun kelor 20%). Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung daun kelor pada pakan dapat menurunkan nilai aktivitas enzim Aspartate aminotransferase dan Alanin aminotransferase. Tepung daun kelor (Moringa oleifera) dosis 20% mampu menurunkan nilai aktivitas enzim Aspartate aminotransferase dan Alanin aminotransferase p<0,05%. Enzim Alanin aminotransferase sebagian besar terikat pada sitoplasma, sedangkan Aspartate aminotransferase terdapat dalam semua jaringan tubuh, terutama hati dan dalam jumlah lebih kecil di ginjal dan otot rangka, sebagian besar enzim Aspartate aminotransferase terikat pada organel sel, dan hanya sedikit terdapat di sitoplasma. Enzim Aspartate aminotransferase dan Alanin aminotransferase meningkat bila terjadi kerusakan sel hati. Biasanya peningkatan Alanin aminotransferase lebih tinggi daripada Aspartate aminotransferase pada kerusakan hati yang akut, mengingat Alanin aminotransferase merupakan enzim yang hanya terdapat pada sitoplasma sel hati. Peningkatan aktivitas enzim transaminase merupakan petunjuk yang paling peka dari nekrosis sel-sel hati, karena peningkatannya terjadi paling awal dan paling akhir kembali ke kondisi normal dibandingkan tes yang lain.
Prevalensi dan Distribusi Plak Gigi pada Gigi Anjing (Canis familiaris) di Daerah Denpasar – Bali Utama, Iwan Harjono; Widyastuti, Sri Kayati; Kartikasari, Citra Dewi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (5) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.965 KB)

Abstract

Penyakit periodontal muncul akibat adanya plak pada gigi yang mengandung bakteri dan dapat menumpuk bila tidak dibersihkan. Penumpukan plak gigi terus menerus dapat menyebabkan timbulnya karang gigi, radang pada gusi (ginggivitis), bau mulut, karies pada gigi, hingga menyebabkan tanggalnya gigi. Hal ini mengindikasikan pentingnya data mengenai prevalensi dan distribusi plak gigi pada anjing yang dapat menjadi pedoman untuk menunjang peningkatan kesadaran kesehatan gigi hewan. Penelitian ini menggunakan 50 ekor anjing yang dipelihara di daerah Denpasar, Bali yang dianalisa menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok umur, jenis anjing (ras dan non ras), serta jenis kelamin. Gigi anjing diamati pada tempat yang gelap dengan menggunakan Wood’s lamp untuk mengidentifikasi keberadaan plak gigi. Keberadaan plak gigi ditandai dengan adanya fluorecent merah yang mucul setelah gigi disinari dengan Wood’s lamp. Hasil memperlihatkan 42 anjing yang positif memiliki plak gigi, hasil menunjukan anjing yang berumur diatas 3 tahun memiliki prevalensi yang tinggi yakni sebesar 100% terhadap munculnya plak gigi dan pada anjing non ras didapat prevalensi yang juga tinggi sebesar 100% , namun jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap timbulnya plak gigi dengan hasil prevalensi yang hampir sama. Distribusi plak gigi terbesar terdapat pada gigi molar sebesar 84% dan berikutnya pada gigi premolar sebesar 82%. Sehubungan dengan prevalensi dan distribusi tersebut, perlu dilakukan sosialisasi bagi para pemilik hewan agar tidak mengabaikan kesehatan gigi dan mulut anjing.
Gambaran Ulas Darah Ikan Lele Di Denpasar Bali Preanger, Chanda; Utama, Iwan Harjono; Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (2) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.392 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak dan macam jenis abnormalitas serta morfologi leukosit dan eritrosit yang dijumpai pada sediaan hapusan darah ikan lele (Clarias spp.). Sampel berasal dari darah ikan lele (Clarias spp.) yang diperiksa di Laboratorium Interna Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Pengamatan terhadap leukosit dan eritrosit dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran lensa 1000x. Untuk melihat macam jenis dari leukosit dan eritrosit dilakukan penghitungan yang dimulai dari satu sisi bergerak menuju sisi yang lain, kemudian berpindah sejauh 2-3 lapang pandang ke kiri atau ke kanan sehingga didapatkan jumlah 100 sel. Pengamatan dilakukan di daerah paling tipis (Counting area) dengan metode battlement. Hasil pengamatan terhadap jenis leukosit pada sampel hapusan darah ikan lele yang diambil dari 50 ekor ikan lele di lima tempat yang ada di kota Denpasar menunjukan bahwa persentase limfosit yang diamati lebih tinggi dibandingkan dengan monosit, heterofil/neutrofil, basofil maupun eosinofil. Persentase limfosit berada pada kisaran 53,5-69,7 %, monosit 26.9-43.4 %, heterofil/neutrofil 2,2-9,0 %, basofil 0,1 % dan eosinofil tidak ditemukan.
Bentuk dan Kelainan Kuku Sapi Bali yang Dipelihara Dalam Kandang Berlantai Keras Alfanandyah, Zaidany; Widyastuti, Sri Kayati; Utama, Iwan Harjono
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (1) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.266 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati bentuk kuku sapi dan jenis-jenis kelainan yang ditemukan pada kuku sapi bali yang dipelihara pada kandang berlantai keras. Penelitian dilakukan pada sapi bali. Sebanyak 100 ekor sapi bali di Kecamatan Gianyar diamati kukunya secara acak. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, jenis kelainan kuku yang ditemukan pada sampel selanjutnya dikelompokkan dan ditabulasikan. Perhitungan persentase dilakukan berdasarkan lokasi terjadinya kelainan bentuk pada kuku yang ada pada sapi bali yang abnormal. Hasil menunjukkan bahwa dari 100 ekor sapi yang diamati terdapat 40 ekor sapi bali yg normal (6 jantan; 34 betina), dan 60 ekor sapi bali yang kuku kaki depan dan kaki belakangnya mengalami kuku panjang. Kuku panjang yang ditemukan pada sapi bali jantan ditemukan sebanyak 4% (> Lateral 3%; > Medial 1%) yang artinya, dari persentase kejadian kasus yang terjadi sebanyak 4% pada kuku bagian lateral sebanyak 3% dan pada kuku medial sebanyak 1% dan pada sapi bali betina ditemukan sebanyak 56% (> Lateral 24%; > Medial 32%) yang berarti dari 56% kejadian kasus, 24% terjadi pada kuku kaki bagian lateral dan 32% pada bagian medial.
Co-Authors Achoiro Wati Rasid Agnes Endang Tri H Ahmad Rohmadhon Holifatullah Aida Lousie Tenden Rompis Aisjah Girindra Anak Agung Gde Oka Dharmayudha Anak Agung Sagung Kendran Anggi Windo Marta, Anggi Windo Azmil Umur, Azmil Baiq Yunita Arisandi Bambang Pontjo Priosoeryanto Brigitta Cynthia Sida Pello, Brigitta Cynthia Candrayani, Putu Prema Chanda Preanger, Chanda Dewa Ayu Dwita Karmi Drevani Angelika Sachio DWI SURYANTO Ekklesia Prasetya El vira Elfani Sarah Faradina Endhie D. Setiawan ERMITA TINTING BUNTU Eva Candra Ardia, Eva Candra Evi Marieti Hutagalung Fachriyan Hasmi Pasaribu Fransiska Septanila Pratiwi, Fransiska Septanila Gatut Ashadi Gusti Agung Rama Wiratama Putra Heparandita, Ananda Agung Dextra I Gusti Agung I Gusti Agung Ayu Suartini I Gusti Ketut Suarjana I Gusti Made Krisna Erawan I Gusti Ngurah Badiwangsa I Ketut Berata I Made Kardena I Made Merdana I Nyoman Suarsana I Nyoman Suartha I Nyoman Sulabda I Wayan Puspa Ari Laxmi I Wayan Suardana I wayan Teguh Wibawan I Wayan Wirata Ida Bagus Komang Ardana Ida Bagus Oka Winaya Iga Prassetyo Adji, Iga Prassetyo Juli Yanti, Juli Karami, Citra Kartikasari, Citra Dewi Ketut Berata Ketut Suartini Luh Made Sudimartini MARIA BINTANG Michael Haryadi Wibowo N iMade Sutari Dewi Ni Luh Eka Setiasih Ni Luh Watiniasih Nindya Kusumawati Nuria Fitrianti Putri Perayadhista, Komang Tri Mywisti Permana, Rizky Pratama, Dimas Andi PRATIWI DEVI GM Pratiwi, Zulva Hanif Putra, Komang Darma Yudha Putri Virgania Putu Ayu Sisyawati Putriningsih Reggy Raisa Tangalayuk Reni, Ida Yuni Erdia Ridwan, Isabella Anjari S Siswanto Samsuri Samsuri Setiyowati, Asri Sherliyanti Maria Sene Sri Kayati Widyastuti Suharsono, Hamong Tjokorda Sari Nindhia Tyas Pandieka Yoga Widarta Dwi Kusuma Yanne Yanse Rumlaklak Zaidany Alfanandyah, Zaidany