Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis tingkat kesesuaian lahan dan finansial pembangunan tanaman energi kaliandra (Calliandra callothyrsus) di lokasi bekas tambang batubara PT Padangsubur Biomasa Kaltim Edi, Ahlang; Rujehan, Rujehan; Ibrahim, Ibrahim; Imang, Ndan; Kristiningrum, Rochadi
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i1.12070

Abstract

Metode analisis kesesuaian lahan, kelas kesesuaian lahan ditentukan oleh faktor fisik (karakteristik/kualitas lahan) pembatas terberat dalam menilai kelas kesesuaian lahan. Padangsubur Biomasa Kaltim, dari sisi iklim pada penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) terdapat pada kelembapan udara dengan nilai 74,00%. Hal ini menyebabkan kesesuian lahan berada pada status kesesuian lahan S2 (Cukup Sesuai). Dari sisi media perakaran untuk penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) dijumpai pada parameter kedalaman efektif. Adapun nilai kedalaman efektif <60 cm. kondisi ini menyebabkan kesesuian lahannya berada menjadi S2 (Cukup Sesuai). Dari sisi kondisi lahan untuk penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) tidak dijumpai faktor pembatas. Kondisi ini menyebabkan kesesuian lahannya berada menjadi S1 (Sangat Sesuai). Kelayakan finansial pembangunan tanaman energi kaliandra dengan pola tanam monokultur dihitung berdasarkan uraian biaya dan pendapatan menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B/C) dan Internal Rate of Return (IRR) dengan discount factor (df) sebesar 10%, hasil perhitungan NPV sebesar Rp.20.544.612 (NPV>0), hasil perhitungan B/C diperoleh nilai sebesar 2,22 (B/C >1). Sedangkan hasil perhitungan IRR-nya diperoleh hasil sebesar 37% (IRR>i). Berdasarkan kriteria penilaian NPV yaitu suatu usaha dinyatakan layak apabila nilai NPV positif, B/C di atas 1 dan nilai IRR lebih besar dari Opportunity Cost of Capital.
Analisis Pengaruh Harga Bahan Pokok Penting Terhadap Inflasi di Kota Samarinda (Studi Kasus: Toko Siap Jaga Harga dan Pasokan Pasar Segiri) Handayani, Tiara Dwina; Imang, Ndan; Mariyah, Mariyah
Agricore Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.62091

Abstract

AbstrakSektor pertanian berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), salah satunya subsektor tanaman pangan yang menghasilkan komoditas beras. Tingkat konsumsi komoditas beras memiliki jumlah yang cukup tinggi yang diikuti dengan beberapa bahan makanan tambahan lain seperti gula dan minyak goreng sehingga ketiganya tergolong ke dalam bahan pokok penting (bapokting). Pemerintah berupaya menstabilkan harga dan pasokan melalui inisiatif seperti Toko Siap Jaga Harga dan Pasokan (Sigap) di Pasar Segiri. Penelitian ini dilakukan pada Oktober-Desember 2024 di Kota Samarinda. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perkembangan harga bahan pokok penting dan inflasi dan menganalisis pengaruh harga bahan pokok penting terhadap inflasi. Data bulanan yang digunakan yaitu dari bulan April 2022-September 2024 diperoleh dari PIHPS Nasional dan BPS Kota Samarinda yang dianalisis menggunakan metode deskriptif dan regresi linear berganda. Harga beras menunjukkan Rp12,450/kg-Rp17,300/kg, harga gula menunjukkan Rp14,750/kg-Rp18,600/kg, dan minyak goreng menunjukkan Rp19,200/L-Rp30,500/L. Inflasi tertinggi di Samarinda mencapai 1,05%, sementara deflasi sebesar -0,2% yang dipengaruhi oleh efek dasar dari inflasi rendah pada tahun sebelumnya dan pelaksanaan operasi pasar. Secara keseluruhan, harga gula, minyak goreng, dan keberadaan Toko Sigap tidak signifikan memengaruhi inflasi di Kota Samarinda. Namun, secara parsial, harga minyak goreng memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi.Kata kunci: Beras, gula, harga, inflasi, minyak goreng.AbstractThe agricultural sector contributes to Gross Domestic Product (GDP), including the food crop subsector that produces rice. Level of consumption of rice is quite high, followed by several other additional foodstuffs such as sugar and cooking oil, so that all classified as essential goods (bapokting). The government aims to stabilize prices and supply through initiatives like the Ready-to-Guard Price and Supply Store (Sigap) at Segiri Market. The research aims to analyze the price developments of essential goods, inflation and the influence of important essential goods prices on inflation. The research was conducted from October to December 2024 in Samarinda City. Monthly data from April 2022 to September 2024 was obtained from the National Strategic Food Price Information Center and Statistics of Samarinda Municipality to be using descriptive methods and multiple linear regression. The prices for rice ranged from Rp12.450/kg to Rp17.300/kg, sugar from Rp14.750/kg to Rp18.600/kg, and cooking oil from Rp19.200/L to Rp30.500/L. The highest inflation in Samarinda reached 1.05%, while deflation was recorded at -0.2%, influenced by low inflation effects from the previous year and market operations. Overall, the prices of sugar and cooking oil and the presence of Toko Sigap, did not significantly affect inflation in Samarinda. However, cooking oil prices partially had a positive and significant impact on inflation.Keywords: Cooking oil, inflation, price, rice, sugar.
SOLUSI PANGAN BERKELANJUTAN ATAU ANCAMAN EKOLOGI? MENIMBANG PRAKTIK PERLADANGAN BERPINDAH Dhonanto, Donny; Darma, Surya; Mulyadi, Mulyadi; Imang, Ndan; Fahrunsyah, Fahrunsyah; Nurhasanah, Nurhasanah; Paranoan, Ria Rachel; Salsabila, Ghaisani; Nugroho, Bagus Adi
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 12 No. 2 (2025)
Publisher : Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtsl.2025.012.2.8

Abstract

Shifting cultivation is a traditional agricultural practice that has been carried out by Indigenous communities across tropical regions for thousands of years. Although this system is characterized by land rotation and slash-and-burn techniques, it has become a subject of debate in the context of sustainable food security and environmental threats. This study aimed to analyze the controversy surrounding shifting cultivation as a potential solution for sustainable food security, as well as its ecological and socio-economic impacts. The method employed in this research was a Systematic Literature Review (SLR). The findings indicated that shifting cultivation had dualistic impacts. On one hand, it could lead to deforestation and significant carbon emissions, particularly when fallow periods were less than ten years, resulting in the loss of up to 80% of forest carbon stocks. On the other hand, when practiced with long fallow cycles (15–30 years), shifting cultivation could support the regeneration of natural ecosystems and restore up to 50% of forest carbon reserves. Furthermore, shifting cultivation contributed to the food security of Indigenous peoples through crop diversification and the preservation of local ecological knowledge in biodiversity conservation. Shifting cultivation represented an adaptive strategy for Indigenous communities in managing natural resources. As a food production system, it held sustainability potential when aligned with natural cycles and grounded in traditional knowledge. Its environmental impact largely depended on the manner of implementation, damaging when mismanaged, but regenerative when properly applied. Therefore, context-specific and inclusive policies that recognize Indigenous land rights are essential to ensure the positive contribution of shifting cultivation to food security and environmental sustainability.
Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Anyaman Rotan di Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu Carolina, Veronica; Rujehan, Rujehan; Kristiningrum, Rochadi; Purwanti, Emi; Matius, Paulus; Imang, Ndan
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v9i2.15974

Abstract

Usaha kerajinan anyaman rotan yang ada di Kecamatan Long Apari memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan karena memberikan manfaat ekonomi dan menjadi bagian dari budaya Suku Dayak Aoheng itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi pengembangan usaha kerajinan anyaman rotan di Kecamatan Long Apari. Penelitian di laksanakan selama 3 bulan mulai dari Mei s.d Juli 2023 di Kecamatan Long Apari. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara, diskusi kelompok terfokus dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT. Total responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Berdasarkan analisa SWOT posisi usaha kerajinan anyaman rotan berada pada kuadran ketiga yang menunjukkan situasi usaha ini memiliki peluang yang besar, tetapi juga menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi pada situasi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat mempergunakan, mengoptimalkan ataupun merebut peluang yang lebih baik (support a turn around oriented strategy) antara lain meningkatkan kuantitas produksi dan menyediakan stok produk, mengikuti pelatihan dan pembinaan yang diadakan pemerintah dalam rangka peningkatan kapasitas SDM pengrajin rotan, membangun kerjasama dengan pemerintah dan stakeholder untuk menjadikan  produk rotan sebagai souvenir, menginisiasi pemerintah untuk membuat sentra kerajinan atau pos penjualan produk kerajinan rotan di Ibukota Kecamatan atau Kabupaten Mahakam Ulu
THE IMPACT OF MINING EXCAVATIONS (VOIDS) ON THE WATER QUALITY MANAGEMENT IN THE NORTH KALIMANTAN PROVINCE Ardian, Sandy; Aipassa, Marlon Ivanhoe; Oktaviani, Reva; Imang, Ndan; Devy, Shalaho Dina; Susilo, Heru Ivanhoe; Kristiningrum, Rochadi Kristiningrum; Sarwono, Edy Kristiningrum; Arifin, Dawamul Ivanhoe
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 7 NOMOR 1 TAHUN 2024 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v7i1.3304

Abstract

The presence of a coal mining business permit not only has an economic impact but can also cause environmental problems. The objectives of this research are (1) to analyze the impact of PT XXX's overflowing voids on water management and water quality, and (2) to carry out spatial analysis, mapping and estimation of coal reserves that cannot be extracted by PT YYY. The research method is a case study selected by purposive sampling at two companies in North Kalimantan Province using water quality test analysis with grab sampling and estimating the potential loss of coal reserves using the rule of gradual changes and rule of nearest point methods as well as aerial photography. The research results show that in general the water use meets Class 3, namely: Water that can be used for cultivating freshwater fish, animal husbandry, water for irrigating crops, and/or other uses that require the same water quality as that use. Apart from that, PT XXX has built an overflow water channel into the PT YYY area without management approval, thus having a negative impact on PT YYY's mining plans which are dominated by peat land. Map of PT YYY's lost coal potential of 714,688 MT with an affected area of 15.16 hectares with details of 6.4 ha being the void area included in PT YYY's IUP area, 1.86 ha being the road and buffer zone area and 6.9 ha is a potential lost area of PT YYY.
Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Dan Efisiensi Pemanfaatan Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Pepaya Callina (Carica papaya L.) di Kota Balikpapan Dewi, Indah Novita; Zaini, Achmad; Imang, Ndan
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid VII Nomor 2 Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v7i2.203

Abstract

Kota Balikpapan termasuk salah satu sentra penanaman buah pepaya, salah satunya yang sedang berkembang adalah pepaya Callina. Usahatani pepaya Callina di Kota Balikpapan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berfluktuasinya produksi dapat disebabkan dari faktor-faktor tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor produksi (input) dan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi produksisertatingkat efisiensi usahatani pepaya Callina. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Balikpapan dari bulan Agustus sampai dengan November 2017.Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Daerah penelitian dilakukan secara purposive samplingdan penentuan petani sampel secara proportional random sampling. Analisis data untuk mengetahui pengaruh faktor produksi dan sosial ekonomi dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan untuk mengetahui tingkat efisiensi menggunakan pendekatan efisiensi harga.Hasil penelitian menunjukkan faktor produksi (input) luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, dan pestisida secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi pepaya callina dengan Fhitung > Ftabel (26,404 > 2,57).Faktor sosial ekonomi seperti umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman berusahatani secara bersama-sama berpengaruh tidak nyata terhadap produksi pepaya callina dengan Fhitung < Ftabel (1,812 < 2,71), sedangkan efisiensi usahatani pepaya callina di Kota Balikpapan belum tercapai. Hal ini disebabkan pengalokasian faktor produksi (input) yang diberikan belum tepat.