Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMBANGUNAN DAERAH DALAM KEMISKINAN DAN KONVERGENSI/ DIVERGENSI WILAYAH Indra Andrianto; Doddy Aditya Iskandar
Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan Vol 4 No 1 (2020): Vol. 4 No. 1, November 2020
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.566 KB) | DOI: 10.32630/sukowati.v4i1.101

Abstract

A integrated and sustainable development is oriented towards improving people's welfare. However, disparity and poverty are still issues of development. Infrastructure and a sustainable inclusive economy are the priorities of national policies to reduce regional and socio-economic disparities by increasing connectivity between regions. The purpose of the study is to identify the conditions that are necessary and sufficient in regional development through government spending and infrastructure and economic programs on poverty as an indicator of regional disparity. This study uses a qualitative and quantitative "mix method" approach with the "Qualitative Comparative Analysis" method using case data from 20 sub-districts in Banjarnegara Regency in 2013-2017. Poor families as "outcome" variables with village fund allocation, budget and infrastructure programs, economic programs, and accessibility as casual variables. The results showed that most of the high poverty was in the northern region of Serayu River, while the southern region had higher accessibility. Within the district, based on the value of the consistency and coverage of the combination of variables, the infrastructure budget and economic program are necessary conditions and sufficient in the result of the reduction in the number of poor families. Other variables need but do not have an effect on reducing poverty. The conditions that need to be in place for the reduction of poor families in the southern region are the budget and infrastructure programs, while the northern region is the allocation of village funds and economic programs.
KEBERLANJUTAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PEDESAAN BERBASIS MASYARAKAT Andito Sidiq Swastomo; Doddy Aditya Iskandar
Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan Vol 4 No 2 (2021): Vol. 4 No. 2, Mei 2021
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32630/sukowati.v4i2.131

Abstract

PAMSIMAS is a government program to meet basic service needs that are not served by the public system in rural areas through the development of community-based drinking water supply systems. But in the post-construction development, it turns out that the SPAM Desa was built experiencing different developments. This study aims to determine the sustainability of community-based rural drinking water supply and the factors that influence this sustainability. This study uses a qualitative approach with a case study method in four villages in Purworejo Regency, namely the villages of Piji, Tridadi, Jelok, and Gintungan. The analysis was conducted using comparative analysis with research data derived from observations, interviews, and secondary data. The results showed that villages with sustainability in social, financial, environmental, institutional, and technical aspects have a very good level of sustainability while villages with sustainability in just one aspect have a low level of sustainability. The sustainability of SPAM Desa is influenced by social capital and human capital they have. Social capital factors that influence in the form of a strong network of social relationships, trust, and rules norms, while human capital factors that influence the form of motivation, commitment, work team effectiveness and leadership.  
20 years Collaborative Governance and Action Research: Evaluation Process of the Regional Spatial Planning of Mappi Regency, Papua Doddy Aditya Iskandar
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 7, No 2 (2021): June
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1259.369 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.46412

Abstract

This paper evaluates planners’ capacity to influence the plan-making process where it often involves actors and institutions with various interests. Relegating planners’ roles by providing mere technical inputs to those who seek advice would not alleviate spatial imbalance and unequal power structure embedded in the community. Planners should be reflexive and accountable, as it will lead them to aspire to a contested ideal rather than to simply optimize the current system in which they are in. Drawing from our experience in reviewing regional spatial plan of Kabupaten Mappi, providing an alternative approach to current development strategies would help balancing the local community’s power structure. Planners should master the politics of planning as it would help them influence the decision-making process.   
Pengaruh Kegiatan Industri terhadap Spasial dan Sosial Ekonomi di Desa Tumbang Marikoi, Kec. Damang Batu, Kab. Gunung Mas Tari Budayanti Usop; Doddy Aditya Iskandar
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 7 No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.215 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2020.v07.i01.p09

Abstract

Explorative development produces various impacts that endanger the environment and human life. The impact occurred disturbed the awareness of the world community to be more sensitive and wise in their environmental management. Tumbang Marikoi village is one of the villages in Damang Batu sub-district, Gunung Mas regency. The condition of the village is in the upstream Kahayan river basin. The development of modernization and industrialization has led to changes in land use; the conversion of forest, bush, and swampland to oil palm plantations, and exploitation of gold mining land. This circumstance leads to the socio-economic changes in livelihoods and education levels, while aspects of environmental pollution occur in the river, air, and soil water. The purpose of this study is to examine the aspects of resilience and space in ecological principles due to the transformation that result from unsustainable development, so that the need for revitalization of living space values in Tumbang Marikoi Village, Damang Batu sub-district, Gunung Mas regency. A phenomenological qualitative research approach was employed in this research. Data collection used interviews and observations in the field. The results showed that spatial transformation affected the cultural life arrangements of the Dayak people, the occurrence of vulnerability towards the changes of where previously the forest was an “economic niche”, management, and the life cycle in the forest as a concept of resilience. Can Dayak people find and develop their cultural identity? Keywords: rural spatial; Dayak; resilience; identity Abstrak Pembangunan yang eksploratif menghasilkan berbagai dampak yang membahayakan lingkungan, dan kehidupan manusia. Dampak yang terjadi mengusik kesadaran masyarakat dunia untuk lebih peka, arif, bijak dalam tata kelola lingkungannya. Desa Tumbang Marikoi salah satu desa yang berada di Kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas, kondisi desa berada di daerah aliran Sungai Kahayan hulu. Adanya perkembangan modernisasi dan industrialisasi memberikan perubahan pada penggunaan lahan, yaitu adanya konversi lahan hutan, semak, dan rawa menjadi perkebunan kelapa sawit, dan eksploitasi lahan tambang emas. Kemudian secara sosial ekonomi perubahan mata pencaharian dan tingkat pendidikan, sedangkan aspek pencemaran lingkungan terjadinya pencemaran air sungai, udara, dan tanah. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji aspek kebertahanan (resilience) dan ruang dalam prinsip ekologi akibat transformasi yang terjadi sebagai dampak dari pembangunan yang tidak berkelanjutan, sehingga perlunya revitalisasi nilai-nilai ruang hidup di Desa Tumbang Marikoi Kecamatan Damang Batu Kabupaten Gunung Mas. Pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara serta pengamatan di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: transformasi ruang berpengaruh terhadap tata kehidupan budaya masyarakat Dayak, terjadinya kerentanan terhadap perubahan dimana sebelumnya hutan adalah “ceruk ekonomi”, manajemen, dan siklus hidup di hutan sebagai konsep ketahanan. Mampukah masyarakat Dayak menemukan dan mengembangkan jati diri budayanya? Kata kunci: tata ruang desa; Dayak; kebertahanan; jati diri
INDIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN TRANSFER OF DEVELOPMENT RIGHTS (TDR) DI KAWASAN PECINAN KEMBANG JEPUN, SURABAYA DAN KETANDAN, YOGYAKARTA Gusti Aditya Rahadyan; Doddy Aditya Iskandar
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 2: Desember 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1315.672 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.2.180-191

Abstract

Kawasan Pecinan Kembang Jepun di Kota Surabaya dan Ketandan di Kota Yogyakarta merupakan bagian dari kawasan permukiman etnis Tionghoa dan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya. Akibatnya, timbul kesulitan bagaimana menyetarakan hak memiliki dan hak membangun bagi pemilik lahan di kawasan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kota Surabaya dan Yogyakarta telah merumuskan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang salah satunya melalui pengalihan hak membangun (transfer of development rights/TDR). Agar dapat berfungsi sebagai kebijakan yang optimal, maka perlu diidentifikasikan faktor-faktor penentu keberhasilan pelaksanaan kebijakan tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan alat analisis delphi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 17 (tujuh belas) indikasi faktor-faktor yang secara signifikan dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan TDR, yang terbagi pada beberapa aspek: pemerintah dan kebijakan, karakteristik program, kondisi pasar, kondisi sosial dan dukungan masyarakat.
Keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat Desa Piji dan Desa Gintungan Di Kabupaten Purworejo Andito Sidiq Swastomo; Doddy Aditya Iskandar
Jurnal Planoearth Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.18 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v5i1.1631

Abstract

Pencapaian target SDG's penyediaan akses air minum bagi seluruh masyarakat membutuhkan usaha dan kerja keras dari pemerintah. Beberapa program pembangunan infrastruktur air minum telah diluncurkan oleh pemerintah guna memenuhi kebutuhan layanan dasar bagi masyarakat khususnya pada wilayah perdesaan. Namun dalam perkembangan pasa konstruksi, SPAM Desa terbangun mengalami perkembangan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberlanjutan sistem penyediaan air minum pedesaan berbasis masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan sistem tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Desain penelitian yang digunakan adalah multikasus olistik dengan dua desa penelitian yaitu Desa Piji dan Desa Gintungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penyediaan air minum pedesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat mempunyai keberlanjutan yang berbeda-beda. Desa dengan keberlanjutan pada aspek sosial, keuangan, lingkungan dan kelembagaan mempunyai tingkat keberlanjutan yang sangat baik sedangkan desa dengan keberlanjutan hanya pada salah satu aspek saja mempunyai tingkat keberlanjutan yang rendah. Hal ini terlihat pada sistem penyediaan air minum di Desa Piji yang mengalami keberlanjutan sebaliknya pada Desa Gintungan tidak terjadi keberlanjutan. Keberlanjutan SPAM Desa sangat dipengaruhi oleh modal sosial dan modal manusia yang dimiliki. Pada kedua desa penelitian, faktor modal sosial yang mempengaruhi berupa jaringan hubungan sosial yang kuat, kepercayaan, dan norma aturan, sedangkan faktor modal manusia yang berpengaruh berupa motivasi, komitmen, efektivitas tim kerja dan kepemimpinan.Abstract: Achieving the SDG's target of providing access to water for all communities requires effort and hard work from the government. Several water supply infrastructure development programs have been launched by the government to meet basic service needs for the community, especially in rural areas. However, in the development phase of construction, the SPAM Desa was developed experiencing different developments. This study aims to determine the sustainability of the community-based rural water supply system and the factors that influence the sustainability of the system. This research uses a qualitative approach with a case study method. The research design used was an olistic multicase with two research villages namely Piji Village and Gintungan Village. The results showed that the rural water supply system with a community-based approach has a different sustainability. Villages with sustainability in social, financial, environmental and institutional aspects have a very good level of sustainability while villages with sustainability in only one aspect have a low level of sustainability. This can be seen in the water supply system in Piji Village which experiences sustainability whereas in Gintungan Village there is no sustainability. Sustainability of SPAM Desa is strongly influenced by social capital and human capital they have. In the two research villages, social capital influencing factors are in the form of a strong social relations network, trust and rule norms, while influential human capital factors are motivation, commitment, work team effectiveness and leadership.
Kebijakan Desentralisasi dan Ketimpangan Capaian Pembangunan Wilayah Di Indonesia Sekar Dewinda Santi; Doddy Aditya Iskandar
Jurnal Syntax Admiration Vol. 2 No. 3 (2021): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v2i3.198

Abstract

Ketimpangan merupakan salah satu permasalahan pembangunan yang masih ditemui di Indonesia. Salah satu cara pemerintah Indonesia mengatasi masalah ketimpangan adalah penerapan kebijakan desentralisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kebijakan pemerintah berupa desentralisasi fiskal terhadap ketimpangan pada capaian indikator pembangunan wilayah serta menganalisis efektivitas kebijakan desentralisasi fiskal dalam mengurangi ketimpangan pada capaian indikator pembangunan wilayah di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada dua wilayah yaitu Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat, dengan klasifikasi berdasarkan pada letak wilayah yaitu wilayah pesisir dan inland. Metode analisis difference-in-differences digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan desentralisasi fiskal memiliki pengaruh terhadap penurunan ketimpangan pada indikator capaian pembangunan wilayah di daerah pesisir dan inland pada masing-masing provinsi. Temuan lain yaitu setelah adanya kebijakan desentralisasi fiskal, ketimpangan indikator capaian hasil pembangunan mengalami konvergensi di kedua wilayah.
Faktor-faktor yang Mempengatuhi Peran Aktivitas Pariwisata di Taman Nasional Komodo terhadap Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kabupaten Manggarai Barat Yoseph Stefianus Hironimus; R. Rijanta; Doddy Aditya Iskandar
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 14, No 2 (2019)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v14i2.23280

Abstract

Kabupaten Manggarai Barat merupakan wilayah yang paling berdampak dari hadirnya Taman Nasional Komodo sebagai salah satu destinasi, dari 7(tujuh) keajaiban dunia. Wilayah ini menjadi satu-satunya pintu masuk bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi obyek wisata tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peran aktivitas pariwisata di Taman Nasional Komodo terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten Manggarai Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan model eksploratif. Pembahasan peran aktivitas pariwisata di Taman Nasional Komodo terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Manggarai Barat dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil wawancara yang dilakukan kepada setiap responden tentang pertanyaan penelitian. Pertumbuhan ekonomi dilihat dari peran pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Domestik Regional bruto dan Angka partisipasi angkatan kerja yang ada di Kabupaten Manggarai Barat. Kemudian, diidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses keterkaitan diantara kedua variabel melalui triangulasi data dari hasil wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi peran aktivitas pariwisata di Taman Nasional Komodo terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten Manggarai Barat terdiri dari : Pengembangan kawasan wisata, Kesiapan daerah, Kepemilikan modal, Sumber Daya, Karakteristik pariwisata, Fungsi kontrol pemerintah, dan Karakteristik masyarakat.Kata Kunci: Peran, Aktivitas Pariwisata, pertumbuhan ekonomi
Strategi bermukim Suku Bajo di Desa Mola, Kabupaten Wakatobi Laode Musyafir Eryano; Sudaryono Sudaryono; Doddy Aditya Iskandar
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i2.31960

Abstract

Desa Mola merupakan salah satu permukiman suku Bajo yang berada di Kepulauan Wakatobi yang memiliki kepadatan cukup tinggi dan berada di pesisir Mandati yang merupakan bagian dari kawasan perkotaan Wangi-Wangi. Perkembangannya permukiman suku Bajo di Desa Mola yang cukup pesat dikhawatirkan akan menciptakan konflik antara masyarakat yang ada di darat dengan suku bajo terkait pemanfaatan laut sebagai tempat bermukim yang di tuding menguntungkan pihak suku Bajo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa strategi bermukim suku Bajo di Desa Mola yang merupakan wilayah adat orang darat dan apakah strategi tersebut berpotensi menghasilkan konflik. Penelitian ini menggunakan metode induktif-kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dalam tahapannya melalui proses grandtour, wawancara mendalam di Desa Mola. Analisa data dilakukan dengan cara kualitatif untuk menjelaskan fenomena yang terjadi terkait ruang, kegiatan dan pelaku yang ada di Desa Mola. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi suku Bajo dalam bermukim yaitu melalui tata kelola lahan di laut  yang diatur oleh lembaga adat Sara Mandati sebagai perwakilan masyarakat yang ada di darat melalui pemberian izin dan rekomendasi terhadap kepemilikan lahan dan pembangunan di laut serta adanya pemberian sanksi terhadap pelanggaran dilakukan. Selain itu Pengelolaan terhadap pemanfataan laut sebagai tempat bermukim suku Bajo oleh Sara Mandati tidak berpotensi menghasilkan konflik karena adanya ikatan sejarah serta adanya hubungan kelembagaan.
JARAK LAYANAN, KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN KERAGAMAN CAPAIAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA Doddy Aditya Iskandar
REKA RUANG Vol 1 No 2 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i2.1037

Abstract

ABSTRAKArtikel ini membahas peran kebijakan pemerintah didalam melaksanakan otonomi daerah untuk mengurangi ketertinggalan dan ketimpangan antar wilayah. Jika pendekatan otonomi daerah dipandang mampu mengurangi jarak dan cakupan layanan pemerintah kepada masyarakat, seyogyanya seluruh daerah di Indonesia akan berkembang serta tidak lagi ada ketimpangan antar wilayah. Fokus kajian diarahkan kepada bagaimana kebijakan menghasilkan capaian hasil pembangunan daerah yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Dua kelompok amatan yang berisikan wilayah berstatus daerah tertinggal dan non-tertinggal dikembangkan untuk melihat variasi dan faktor penyebabnya. Hasil kajian mengindikasikan kebijakan yang selama ini ditempuh oleh pemerintah belum mampu menghilangkan derajat ketertinggalan dan ketimpangan antar wilayah di Indonesia.Kata kunci: otonomi daerah, ketimpangan antar wilayah, daerah tertinggal ABTRACTThis article evaluates the role of government policy in addressing regional disparity through the lens of local autonomy. If local autonomy is perceived as capable in reducing span of control and the coverage area of government service provision to the local community, the application of such a policy would lead to the reduction of regional disparity. Two groups with different development achievement were created and evaluated in order to identify why there were variations between the two and what factors contribute to such variations. The result indicates the existing government policy was incapable in alleviating lagging regions and regional disparity.  Keywords: local autonomy, regional disparity, lagging regions