Dede Suprayitno
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERUBAHAN POLA LIPUTAN REPORTER TV SELAMA PANDEMI COVID-19 Dede Suprayitno
J-IKA Vol 7, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1496.782 KB) | DOI: 10.31294/kom.v7i2.8402

Abstract

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah mengubah cara hidup masyarakat dunia. Pentingnya menjaga jarak dan ketatnya protokol kesehatan, membuat masyarakat masuk dalam era normal baru. Hal ini juga turut terimbas pada berbagai pekerjaan, termasuk diantaranya reporter televisi. Padahal dalam melaksanakan tugas, reporter memiliki mobilitas tinggi, sering berinteraksi dengan banyak orang dan mengumpulkan data dari banyak sumber baik fisik maupun non-fisik. Kondisi ini menuntut adanya perubahan pola liputan yang terjadi pada reporter TV. Bukan hanya itu, pola produksi berita pun turut berubah. Penggunaan teknologi digital semakin massif baik baik industri maupun masyarakat. Seperti dalam teori ekologi media, masyarakat juga berkembang sebagaimana teknologi juga ikut berkembang. Tujuan dari penelitian ini, guna menggambarkan perubahan produksi berita oleh reporter tv dan mengetahui alternatif apa saja yang dilakukan reporter tv untuk tetap memproduksi berita, di tengah ketatnya pembatasan jarak yang terjadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus bersifat deskriptif dengan mengambil contoh kasus praktik reporter di CNBC Indonesia TV. Hasil penelitian ini mendeskripsikan alternatif dan pengembangan teknik liputan oleh reporter TV, dimana penggunaan teknologi menjadi penunjang penting proses produksi. Kata Kunci : reporter tv, teori ekologi media, pola liputan, pandemi corona
KONSTRUKSI WACANA CITRA KEPEMIMPINAN JOKO WIDODO DALAM PENANGANAN COVID-19 PADA INFOGRAFIS CNBC INDONESIA DEDE SUPRAYITNO
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 16 No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.937 KB) | DOI: 10.20884/1.actadiurna.2020.12.2.3265

Abstract

AbstraK Sosok kepemimpinan Presiden Joko Widodo kian diuji selama menangani pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19). Jelas saja, virus corona telah menyebabkan krisis multidimensi. Bukan hanya menghantam sektor kesehatan, krisis ini juga menekan ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, diperlukan kepemimpinan yang kuat untuk memobilisasi kekuatan bertahan di masa sulit. Langkah yang dilakukan Presiden Joko Widodo menentukan nasib 270 juta penduduk Indonesia. Tak heran bila setiap langkah yang diambil terekam baik di media cetak maupun elektronik. Salah satunya, konstruksi citra presiden yang terekam melalui informasi grafis (infografis). Melalui platfrom infografis, data menjadi lebih mudah dicerna. Dengan perpaduan teks tertulis maupun gambar, informasi menjadi lebih menarik. Infografis juga mampu memberikan makna melalui serangkaian tanda yang dibentuk dalam desain. Penelitian ini bertujuan, menggali konstruksi citra kepemimpinan Presiden Joko Widodo menangani pandemi Covid-19, yang terbingkai dalam infografis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian analisis wacana kritis Norman Fairclough bersifat deskriptif. Yakni dengan mengambil contoh kasus praktik produksi infografis di media CNBC Indonesia. Data infografis diambil pada periode Maret hingga Juni 2020. Hasil penelitian ini mendeksripsikan bentuk konstruksi wacana citra Presiden Joko Widodo dalam teks infografis CNBC Indonesia. Presiden digambarkan sebagai sosok yang tanggap dalam penanganan pandemi Covid-19. Kata Kunci: Kepemimpinan, Joko Widodo, Covid-19, Infografis, CNBC Indonesia
KONSTRUKSI WACANA CITRA KEPEMIMPINAN JOKO WIDODO DALAM PENANGANAN COVID-19 PADA INFOGRAFIS CNBC INDONESIA DEDE SUPRAYITNO
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 16 No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.937 KB) | DOI: 10.20884/1.actadiurna.2020.12.2.3265

Abstract

AbstraK Sosok kepemimpinan Presiden Joko Widodo kian diuji selama menangani pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19). Jelas saja, virus corona telah menyebabkan krisis multidimensi. Bukan hanya menghantam sektor kesehatan, krisis ini juga menekan ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, diperlukan kepemimpinan yang kuat untuk memobilisasi kekuatan bertahan di masa sulit. Langkah yang dilakukan Presiden Joko Widodo menentukan nasib 270 juta penduduk Indonesia. Tak heran bila setiap langkah yang diambil terekam baik di media cetak maupun elektronik. Salah satunya, konstruksi citra presiden yang terekam melalui informasi grafis (infografis). Melalui platfrom infografis, data menjadi lebih mudah dicerna. Dengan perpaduan teks tertulis maupun gambar, informasi menjadi lebih menarik. Infografis juga mampu memberikan makna melalui serangkaian tanda yang dibentuk dalam desain. Penelitian ini bertujuan, menggali konstruksi citra kepemimpinan Presiden Joko Widodo menangani pandemi Covid-19, yang terbingkai dalam infografis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian analisis wacana kritis Norman Fairclough bersifat deskriptif. Yakni dengan mengambil contoh kasus praktik produksi infografis di media CNBC Indonesia. Data infografis diambil pada periode Maret hingga Juni 2020. Hasil penelitian ini mendeksripsikan bentuk konstruksi wacana citra Presiden Joko Widodo dalam teks infografis CNBC Indonesia. Presiden digambarkan sebagai sosok yang tanggap dalam penanganan pandemi Covid-19. Kata Kunci: Kepemimpinan, Joko Widodo, Covid-19, Infografis, CNBC Indonesia
Studi Pemulihan Citra Polri dengan Metode Analisis Isi Media dalam Teks Dialog Kapolri di Televisi Berita Dede Suprayitno; Vika Widiastuti
Avant Garde Vol 11, No 1 (2023): Avant Garde
Publisher : Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/ag.v11i1.2355

Abstract

Polri has experienced a crisis of public trust due to a number of cases. To recover, Polri distributed information to a number of news TVs. Data collection was carried out through observation and documentation from dialogues by the National Police Chief Gen. Listyo Sigit Prabowo on TvOne, Metro TV and Kompas TV. This research uses William Benoit's image restoration theory which is studied through the media content analysis method and deepened through Jurgen Habermas' critical hermeneutics study. The aim of this research is to find out what steps the Chief of Police takes in restoring the image of the institution. Especially through the construction of messages built through the media. The results of the study show that some of the cases that have surfaced have distanced Polri from its main duties as maintaining public security and order, enforcing the law, and providing protection, protection, and services to the community. The media content revealed in the three televisions shows the commitment of the National Police Chief to resolve the existing cases. The police realised that the Ferdy Sambo case had a big impact on the institution. Therefore, the public needed clarification and the National Police Chief answered the question. From the stages of image restoration, the National Police Chief shows a lot of reducing effectiveness or explanation of the good of the institution, conveys minimal damage and takes a favourable position and corrective action or the organisation takes corrective action to restore status. To ensure that Polri's image is restored, the National Police Chief must endeavour to keep Polri on the right track, enforce the law fairly and indiscriminately, and return to the noble values of the institution.
Modus Konten Self-Harm Demi Gift Points Pada Aplikasi TikTok di Indonesia Dede Suprayitno; Nuril Ashivah Misbah; Anindita Lintangdesi Afriani
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol 10, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/kom.v10i1.15702

Abstract

Kehadiran media sosial memberi perubahan pada cara orang berinteraksi. Salah satunya melalui fitur live streaming TikTok, memungkinkan orang dapat berinteraksi secara online. Bukan hanya itu, bagi TikTokers yang melakukan live streaming bisa mendapatkan apresiasi dari para penonton berupa koin yang dapat dikonversi dengan nominal uang. Tapi sayangnya, untuk mencapai hal tersebut para TikTokers sering membuat konten-konten yang kontroversial. Melalui teori presentasi diri (self-presentation theory), penulis menemukan adanya konten yang mengandung unsur melukai diri (self-harm) sebagai bentuk presentasi diri untuk mendapat perhatian. Hal tersebut nampak pada beberapa live streaming di TikTok Indonesia yang menampilkan perilaku seperti pemukulan benda keras di kepala sendiri. Perilaku self-harm itu dapat dikategorikan sebagai bentuk gangguan mental. Bukan hanya itu, live streaming juga ada yang menampilkan konten gangguan makan berupa memakan makanan ekstrim atau menjijikan. Hal itu bisa memicu perubahan dan gangguan makan pada penonton. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka deskriptif. Data primer dalam penelitian digali melalui observasi lapangan dengan pengamatan langsung pada aktivitas pengguna TikTok. Sementara itu, pengumpulan data sekunder menggunakan studi literatur yang terkait penggunaan aplikasi TikTok. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas self-harm dilakukan untuk menarik perhatian penonton. Melalui presentasi diri lewat self-harm mereka mencari gift-points dari penonton. Padahal manajemen TikTok mengklaim telah menerapkan panduan komunitas TikTok untuk menghindari munculnya konten-konten yang berpotensi negatif. Termasuk diantaranya konten self-harm dan gangguan makan.Kata Kunci : TikTok, Melukai Diri, Gangguan Makan, Konten
Pengaruh Media Online Reviews terhadap Keputusan Menonton Film Anindita Lintangdesi Afriani; Dede Suprayitno; Nuril Ashivah Misbah
Jurnal Penelitian Sosial Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2023): Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jpsik.v7i1.7573

Abstract

AbstrakFilm menjadi kebutuhan rekreasi yang paling diminati. Dalam proses menentukan film apa yang akan ditonton, seseorang akan mencari informasi melalui media, terutama media daring. Media daring dapat memberikan manfaat beragam, salah satunya adalah sebagai media untuk memberikan penilaian dan penjelasan atau ulasan tentang film yang disebut dengan movie review. Media daring yang diteliti dalam penelitian ini adalah situs web dan media sosial Twitter yang sering memberikan ulasan film. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh online review terhadap keputusan menonton film dan mengidentifikasi perbedaan media online review yang digunakan sebagai sumber pengambilan keputusan menonton film. Metode penelitian dilakukan secara kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara online terhadap 115 responden yang mengikuti akun Twitter movie review. Hasil penelitian adalah online review berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menonton. Selain itu, online review melalui situs web lebih dipercaya sebagai sumber informasi serta memiliki pengaruh yang kuat terhadap keputusan menonton individu. Kata kunci: Keputusan menonton, Online review, Situs web, Twitter AbstractMovies are the most popular recreational needs. In determining what movie to watch, someone will look for information through the media, especially online media. Online media can provide various benefits, one of which is as a medium for providing assessments and explanations or reviews about movies called movie reviews. The online media examined in this study are websites and Twitter social media that often provide movie reviews. This study aims to identify the effect of online reviews on movie viewing decisions and identify differences in online review media used as a source of movie viewing decisions. The research method was conducted quantitatively by distributing online questionnaires to 115 respondents who followed the Twitter movie review account. The result of the study is that online reviews have a positive and significant effect on viewing decisions. In addition, online reviews through websites are more trusted as a source of information and strongly influence individual viewing decisions. Keywords: Viewing decision, Online review, Website, Twitter
Kerjasama Selatan Selatan dan Triangular Sebagai Sarana Diplomasi Indonesia Secara Global Jerry Indrawan; Ganis Purnaningtyas; Dede Suprayitno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i1.5144

Abstract

Since the 1955 Asian-African Conference (AAC), Indonesia has been actively involved in South South Triangular Cooperation (SSTC) which serves as a catalyst for political movements in international cooperation because it helps exchange resources and knowledge according to the needs of developing countries. Indonesia has a dual role as a recipient and giver of assistance in SSTC. This study aims to answer issues related to the implementation of SSTC in the Indonesian context. The research method used is descriptive research with a qualitative approach and the data collected by literature study. The results showed that in terms of Indonesia's interests, SSTC helps achieve utilization in bilateral trade and becomes a forum for sharing experiences and encouraging other countries to apply democratic principles. Indonesia provides financial and non-financial support, but is more likely to be in non-financial form. Relevance in this era, the impact of SSTC will be a powerful instrument to reduce dependence on superpowers. SSTC is considered suitable and beneficial for sustainable development, both from an economic, socio-cultural, and political security perspective. Limited capital is the biggest obstacle for SSTC member countries, especially during the outbreak of the Covid-19 pandemic. Keywords: SSTC, Development, G-20 Forum, International Relations
Konstruksi Identitas dalam Film ‘My Name is Khan’ Nuril Ashivah Misbah; Anindita Lintangdesi Afriani; Dede Suprayitno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i1.5196

Abstract

Abstrak Konstruksi identitas dalam teks media kerap ditampilkan dalam konteks sarat relasi kuasa yang mendudukkan posisi antartokoh secara timpang. Identitas tersebut mewakili realita dan isu sosial kontemporer, sekaligus menunjukkan sifat identitas yang cair, selalu berubah, dan dinamis. Artikel ini mengkaji bagaimana konstruksi tokoh dalam film My Name is Khan yang mengisahkan kehidupan imigran Muslim pascaperistiwa 9/11 di Amerika Serikat. Studi ini menggunakan analisis tekstual dengan konsep identitas kultural, diaspora, dan politik representasi sebagai pisau analisisnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa konstruksi identitas dalam film My Name is Khan didominasi oleh identitas Muslim, yang dikonstruksi sebagai identitas yang rentan, powerless, selalu dikambinghitamkan, dan membawa banyak kerugian (disadvantageous). Kata Kunci: identitas, konstruksi, film, My Name is Khan, 9/11 Abstract The construction of identity in media texts is often presented in a context of power relations that position characters unequally. These identities represent contemporary social realities and issues, while showing the fluid, ever-changing and dynamic nature of identity. This article examines the construction of characters in the movie My Name is Khan, which tells the life of Muslim immigrants after 9/11 in the United States. This study uses textual analysis with the concepts of cultural identity, diaspora, and politics of representation as its analytical tools. The analysis shows that the construction of identity in My Name is Khan is dominated by Muslim identity, which is constructed as vulnerable, powerless, always scapegoated, and disadvantageous. Keywords: identity, construction, film, My Name is Khan, 9/11
Discourse in curriculum: A focus on film, television, and media studies Firdaus Noor; Nuril Ashivah Misbah; Dede Suprayitno; Putrawan Yuliandri
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 2 (2024): Inovasi Kurikulum, May 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i2.67536

Abstract

This article using discourse theory, popularized by Foucault, is used to examine the production and use of knowledge and practices relevant to the discourse that applies to the film, television, and media studies study program curriculum. This research uses the interpretive phenomenology method (Interpretative Phenomenological Analysis), and the classification and framing of data are carried out through focused group discussions. The purposeful sampling technique was chosen through a maximum variation sampling strategy involving eight research subjects to understand the various experiences of campuses that already have similar programs and are considered the most "oriented" stakeholders. The result is that the curriculum discourse produces four themes: scientific vision and mission, graduate profile, learning outcomes, and curriculum structure. In the experience model, participants express discourse themes with actual social reality. In the end, how discourse speaks is expected to be a critical dimension in forming the Film, Television, and Media Studies program curriculum.  AbstrakArtikel ini menggunakan teori Diskursus yang dipopulerkan oleh Foucault digunakan dengan tujuan untuk melihat produksi dan penggunaan pengetahuan dan praktiknya yang relevansinya dengan wacana yang berlaku untuk kurikulum prodi kajian film, televisi, dan media. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi interpretatif (Interpretative Phenomenological Analysis), klasifikasi dan pembingkaian data dilakukan melalui kegiatan diskusi terpumpun/Focus Group Discussion. Teknik purposeful sampling dipilih melalui strategi maximal variation sampling dengan melibatkan delapan subjek penelitian untuk memahami beragam pengalaman dari kampus-kampus yang sudah memiliki program serupa dan dianggap paling "berorientasi" sebagai pemangku kepentingan. Hasilnya bahwa diskursus kurikulum menghasilkan empat tema yaitu visi misi keilmuan, profil lulusan, capaian pembelajaran, dan struktur kurikulum. Model pengalaman, partisipan mengungkapkan tema wacana dengan realitas sosial yang sesungguhnya. Pada akhirnya cara diskursus berbicara diharapkan menjadi dimensi kunci dalam pembentukan kurikulum pada program studi Kajian Film, Televisi, dan Media.Kata Kunci: Diskursus kurikulum; fenomenologi interpretatif; foucault; kajian film, televisi, dan media