Meli Village is a village famous for its rattan production in Baebunta District, North Luwu Regency. This village, which is located in the highlands, has a population of 1,771 people, many of whom work as farmers. Unfortunately, Meli Village is facing the impact of flash floods, especially from the Radda River, which causes significant damage and social changes for its residents. The majority of Meli residents only have elementary, middle and high school education, making it difficult to recover from the economic impact of this natural disaster. Efforts to reduce damage need to implement strategies for their livelihoods. Livelihood strategies describe the efforts made by the community to achieve an adequate livelihood. The aim of this research is to analyze rattan farmers' strategies for the level of livelihood sustainability and survival of living capital for rattan farmers in Meli Village, Baebunta District, North Luwu Regency. The analysis method for each table uses descriptive statistics. The population in this research was carried out using a purposive sampling technique of 20 rattan farmers belonging to the Meli Forest Farmers Group, data was collected through observation and interviews. The results of the research show that the level of sustainability of rattan farmers' livelihood capital is obtained in the form of the highest capital, namely physical capital with a value of 2.6 and the lowest capital in the form of human capital with a value of 1.9. developing a rattan business, then applying these skills to increase income by reaching a wider market and minimizing expenses.Keywords: livelihood capital, rattan farmers, Meli VillageAbstrakDesa Meli merupakan desa yang terkenal dengan produksi rotannya di Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara. Desa yang terletak di dataran tinggi ini berpenduduk 1.771 jiwa dan banyak di antaranya berprofesi sebagai petani. Sayangnya, Desa Meli menghadapi dampak bencana banjir bandang terutama dari Sungai Radda yang menyebabkan kerusakan signifikan dan perubahan sosial bagi warganya. Mayoritas penduduk desa hanya mengenyam pendidikan SD, SMP, dan SMA sehingga sulit untuk bangkit kembali dari dampak ekonomi akibat bencana alam ini. Karenanya diperlukan strategi penghidupan sebagai usaha untuk mengurangi dampak kerusakan dan untuk mencapai penghidupan yang memadai. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis strategi petani rotan terhadap tingkat keberlanjutan mata pencaharian dan keberlangsungan modal hidup petani rotan di Desa Meli. Metode analisis untuk setiap tabel digunakan statistik deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan mendapatkan sampel sebanyak 20 orang petani rotan yang termasuk dalam Kelompok Tani Hutan Meli. Data dikumpul melalui observasi serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberlanjutan modal penghidupan petani rotan diperoleh berupa modal tertinggi yaitu modal fisik dengan nilai 2,6 dan modal terendah berupa modal manusia dengan nilai 1,9 dan rekomendasi strategi penghidupan petani rotan yaitu mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan pemanenan rotan, meningkatkan pengembangan usaha rotan, kemuidan mengaplikasikan keterampilan tersebut untuk meningkatkan penghasilan dengan menjangkau pasar yang lebih luas dan meminimalisir pengeluaran.Kata kunci: modal penghidupan, petani rotan, desa Meli