Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PENDAPATAN USAHA GULA AREN DI DESA GANTARANG KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN Sri wahyuni Haris; Makkarennu Makkarennu; Ridwan Ridwan
PERENNIAL Vol. 16 No. 1 (2020)
Publisher : Forestry Faculty of Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v16i1.9116

Abstract

Non-timber forest products (NTFPs) has a significant role both from the economic aspect as well as the ecological and socio-cultural aspects. Aren (Arrenga pinnata Merr) is one of NTFPs that has high economic value so that it is managed and cultivated by the community, especially for those who live around the forest. However, the management of the palm sugar business is still simple and limited to household businesses for the fulfillment of daily life. This study aims to calculate the income earned by sugar palm processing farmers, especially in one village in Sinjai Regency, South Sulawesi. The data collection method was carried out through direct observation and interviews with 30 respondents for sugar block products and 5 respondents for palm sugar. The data analysis using net income including analysis of total costs and analysis of total revenues on sugar block and palm sugar. The results showed that this palm sugar business contributed to the income of the community, especially palm sugar processing farmers with an average income of Rp.10,864,500 per year for sugar block and Rp.7,555,200 for palm sugar. Palm farmers in Gantarang Village who produce sugar block have a higher income than those producing palm sugar because farmers generally produce sugar block. This is partly due to the amount of production produced, costs incurred, revenues and skills possessed by palm sugar processors.
Penilaian Kinerja Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Awota di Provinsi Sulawesi Selatan Sadam S Husen; Supratman Supratman; Ridwan Ridwan
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 10 NOMOR 2, DESEMBER 2018
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.4 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v10i2.4941

Abstract

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Awota terbentuk setelah melalui tahapan berdasarkan pedoman pembangunan KPH, yaitu dari pencadangan awal hingga ditetapkan sebagai satu kawasan KPHP oleh Pemerintah Pusat. KPHP Awota telah menjalankan tugas dan fungsi untuk menyelenggaraan Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. Namun, keberhasilan pengelolaannya tidak terlepas dari berbagai dinamika dan persoalan, seperti masih terdapat konflik antara masyarakat dan pemerintah, belum selesainya proses rekonstruksi tata batas, dan belum  adanya jaminan keamanan terhadap investasi berbagai pihak di wilayah KPHP tersebut. Tujuan penelitian ini adalah  untuk menilai kinerja KPHP Awota dalam pelaksanaan pengelolaan hutan di tingkat tapak dengan menggunakan kriteria dan indikator dari Forest Watch Indonesia versi 1.0. Hasil penilaian kinerja menunjukkan bahwa nilai indeks kinerja pembangunan KPHP Awota pada tingkatan sedang dengan nilai 2,13 yang berarti bahwa KPHP Awota sudah cukup siap dalam mewujudkan fungsinya sebagai pengelola di tingkat tapak. Beberapa kriteria perlu menjadi perhatian, yaitu kemantapan kawasan, rencana kelola, mekanisme investasi, dan pelaksanaan pengelolaan dalam lingkup KPH sehingga harus diperkuat untuk menjamin operasionalisasi KPHP di tingkat tapak.
ANALISIS STRATEGI PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN PETANI ROTAN KELOMPOK TANI HUTAN MELI PADA AREAL HUTAN KEMASYARAKATAN (HKM) DI DESA MELI KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA Adrayanti Sabar; Ridwan Ridwan; Megi Toto
Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 13, No 2 (2023): TENGKAWANG : JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jt.v13i2.73888

Abstract

Meli Village is a village famous for its rattan production in Baebunta District, North Luwu Regency. This village, which is located in the highlands, has a population of 1,771 people, many of whom work as farmers. Unfortunately, Meli Village is facing the impact of flash floods, especially from the Radda River, which causes significant damage and social changes for its residents. The majority of Meli residents only have elementary, middle and high school education, making it difficult to recover from the economic impact of this natural disaster. Efforts to reduce damage need to implement strategies for their livelihoods. Livelihood strategies describe the efforts made by the community to achieve an adequate livelihood. The aim of this research is to analyze rattan farmers' strategies for the level of livelihood sustainability and survival of living capital for rattan farmers in Meli Village, Baebunta District, North Luwu Regency. The analysis method for each table uses descriptive statistics. The population in this research was carried out using a purposive sampling technique of 20 rattan farmers belonging to the Meli Forest Farmers Group, data was collected through observation and interviews. The results of the research show that the level of sustainability of rattan farmers' livelihood capital is obtained in the form of the highest capital, namely physical capital with a value of 2.6 and the lowest capital in the form of human capital with a value of 1.9. developing a rattan business, then applying these skills to increase income by reaching a wider market and minimizing expenses.Keywords: livelihood capital, rattan farmers, Meli VillageAbstrakDesa Meli merupakan desa yang terkenal dengan produksi rotannya di Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara. Desa yang terletak di dataran tinggi ini berpenduduk 1.771 jiwa dan banyak di antaranya berprofesi sebagai petani. Sayangnya, Desa Meli menghadapi dampak bencana banjir bandang terutama dari Sungai Radda yang menyebabkan kerusakan signifikan dan perubahan sosial bagi warganya. Mayoritas penduduk desa hanya mengenyam pendidikan SD, SMP, dan SMA sehingga sulit untuk bangkit kembali dari dampak ekonomi akibat bencana alam ini. Karenanya diperlukan strategi penghidupan sebagai usaha untuk mengurangi dampak kerusakan dan untuk mencapai penghidupan yang memadai. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis strategi petani rotan terhadap tingkat keberlanjutan mata pencaharian dan keberlangsungan modal hidup petani rotan di Desa Meli. Metode analisis untuk setiap tabel digunakan statistik deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan mendapatkan sampel sebanyak 20 orang petani rotan yang termasuk dalam Kelompok Tani Hutan Meli. Data dikumpul melalui observasi serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberlanjutan modal penghidupan petani rotan diperoleh berupa modal tertinggi yaitu modal fisik dengan nilai 2,6 dan modal terendah berupa modal manusia dengan nilai 1,9 dan rekomendasi strategi penghidupan petani rotan yaitu mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan pemanenan rotan, meningkatkan pengembangan usaha rotan, kemuidan mengaplikasikan keterampilan tersebut untuk meningkatkan penghasilan dengan menjangkau pasar yang lebih luas dan meminimalisir pengeluaran.Kata kunci: modal penghidupan, petani rotan, desa Meli
Strategi Penghidupan Petani Kopi Kelompok Tani Hutan Makabori Di Hutan Kemasyarakatan Paladingan Andini Abdullah; Ridwan Ridwan
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 5 No. 1 (2025): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v5i1.2456

Abstract

Masyarakat sekitar kawasan hutan umumnya menghadapi masalah kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah, sehingga petani kopi perlu menerapkan strategi penghidupan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Strategi penghidupan adalah upaya yang dilakukan petani untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluar dari masalah kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lima modal penghidupan yang dimiliki oleh petani kopi di Kelompok Tani Hutan Makabori, yaitu modal manusia, modal alam, modal sosial, modal fisik, dan modal finansial, serta menganalisis strategi penghidupan yang diterapkan oleh petani kopi di Desa Paladingan, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa. Penelitian ini melibatkan 20 orang petani kopi anggota kelompok tani hutan Makabori sebagai sampel, dengan data yang dikumpulkan melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal penghidupan tertinggi adalah modal fisik dengan nilai 49,7, sementara modal terendah adalah modal manusia dengan nilai 31,68. Rekomendasi strategi penghidupan bagi petani kopi mencakup pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan tanaman kopi, pengembangan usaha kopi, serta penerapan keterampilan tersebut guna meningkatkan pendapatan dengan memperluas jangkauan pasar dan mengurangi biaya produksi.