Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Midwifery (IJM)

Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Tes HIV Ida Sofiyanti; Fitria Primi Astuti
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 1 No. 1: March 2018
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.417 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v1i1.40

Abstract

Penularan HIV dari ibu ke anak semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah perempuan terinfeksi HIV, baik tertular oleh pasangan maupun karena perilaku yang berisiko. Integrasi tes HIV ke dalam pemeriksaan rutin kehamilan/ antenatal terpadu merupakan salah satu upaya agar cakupan tes HIV pada ibu hamil meningkat selain dapat mengurangi stigma terhadap HIV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan dengan perilaku tes HIV. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Desa Gebugan Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Jumlah subjek penelitian yang digunakan sebanyak 34 subjek dengan teknik pengambilan total sampling, analisis data bivariat menggunakan Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dan pendidikan dengan tes HIV dengan p value 0,15 dan 0,96, dan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku tes HIV dengan p value 0,03. Disarankan agar dilakukan mobile VCT ke desa agar target tes HIV pada kunjungan ibu hamil pertama dapat tercapai.
Hubungan Antara Jenis Kelamin dan Usia dengan Kejadian Enuresis pada Anak Prasekolah Isfaizah Isfaizah; Fitria Primi Astuti; Widayati Widayati
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 1 No. 2: September 2018
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.313 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v1i2.97

Abstract

Enuresis (mengompol) menjadi masalah kesehatan pada anak. Enuresis adalah keluarnya urin yang tidak disadari sampai anak 5 tahun. Enuresis memberikan pengaruh buruk baik secara psikologis maupun sosial yang mempengaruhi kehidupan anak dan orang tuanya. Anak dengan enuresis cenderung terbatas dalam aktivitas sosial, dijauhi keluarga dan teman, adanya perlakuan buruk dari orangtua/pengasuh seperti dimarahi, dihukum atau ditolak yang menyebabkan perasaan rendah diri pada anak dan perkembangan kepribadiannya.Prevalensi enuresis pada anak laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan (10.7% vs 5.4%). Prevalensi enuresis menurun seiring dengan bertambahnya usia yaitu 15% pada usia 5 tahun, 10% pada usia 7 tahun dan 5% pada usia 11-12 tahun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dan usia dengan kejadian enuresis pada anak prasekolah. Desain penelitian menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan case control 1:1. Populasi seluruh siswa/siswi usia prasekolah (PAUD dan TK) di wilayah Kelurahan Candirejo. Sampel sebanyak 32 siswa/siswi yang mengalami enuresis dan 32 siswa/siswi yang tidak mengalami enuresis. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tentang jumlah enuresis. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan chi square. Analisis univariat diperoleh rerata usia anak adalah 55.59 bulan,rerata frekuensi enuresis adalah 3.41kali/minggu. Kejadian enuresis pada anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan (63.3% vs 38.2%). Enuresis lebih sering terjadi pada anak usia≤55.5 bulan yaitu sebesar 62.9%.Ada hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian enuresis pada anak pra sekolah (p=0.045, OR=2.79, CI95%=1.011-7.698, p=0.024, OR=0.311, CI95%=0.111-0.869). Anak laki-laki lebih cenderung untuk mengalami enuresis dibandingkan dengan anak perempuan. Ajarkan toilet training sejak dini pada anak, khususnya pada anak laki-laki.
Pendidikan Kesehatan Tentang Generasi Berencana (GenRe) di SMK Kesdam IV/ Diponegoro Magelang Fitria Primi Astuti; Ida Sofiyanti; Eti Salafas
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 2 No. 1: March 2019
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.741 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v2i1.163

Abstract

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun, mengingat pengertian remaja adalah masa peralihan  sampai tercapainya masa dewasa, maka akan sulit menentukan batas umurnya, terjadi perubahan tanda-tanda kedewasaan. Masalah  kesehatan yang terjadi pada remaja berkaitan dengan perilaku yang berisiko, yaitu merokok, minum minuman beralkohol, penyalahgunaan narkoba, dan melakukan hubungan seksual pranikah. Menanggulangi masalah pada remaja Pemerintah lewat BKKBN memiliki program yaitu Generasi Berencana (GenRe) yang mempromosikan program program Keluarga Berencana sejak dini bagi kaum remaja. Generasi Berencana (GenRe)  pula remaja akan diberikan informasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi, keterampilan dan kecakapan hidup, pelayanan konseling dan rujukan KRR untuk mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia sejahtera. Sampel dalam Siswa Kelas XII di SMU Kesdam Magelang sebanyak 72 Responden. Penelitian dimulai Mengukur Pre test  memberikan Kuesioner Pengetahuan Genre diberikan pendidikan Kesehatan  tentang Genre dan Setelah Itu diukur lagi untuk post testnya dengan menggunakan  Kuesioner pengetahuan Post Test. Analisa Data  menggunkan uji Wilcoxon. Ada Peningkatan Pengetahuan  Pengetahuan remaja tentang Generasi Berencana (Genre) setelah diberikan pendidikan kesehatan
Penerapan Hypnobreastfeeding pada Ibu Menyusui Ida Sofiyanti; Fitria Primi Astuti; Hapsari Windayanti
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 2 No. 2: September 2019
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.994 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v2i2.267

Abstract

Angka Kematian Bayi masih tinggi di Indonesia. Menyusui eksklusif dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas pada bayi. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang mencukupi seluruh kebutuhan bayi secara fisik, psikologi, sosial dan spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan, faktor pertumbuhan serta anti alergi. Produksi ASI kurang merupakan keluhan paling sering diungkapkan oleh ibu menyusui dan penyebab kegagalan pemberian ASI eksklusif. Kegagalan yang dirasakan ibu dapat menyebabkan stres yang memengaruhi hipotalamus dan kelenjar hipofisis dalam mengekspresikan Adreno Corticotropic Hormone (ACTH). Hal ini memengaruhi hormon adrenalin dan kortisol. Ketika jumlahnya hormon kortisol tinggi, produksi ASI akan terhambat. Hypnobreastfeeding merupakan teknik relaksasi membantu kelancaran proses menyusui secara holistik yang memperhatikan mind, body and soul ibu menyusui.  Hypnobreastfeeding membuat ibu lebih rileks, tenang, dan nyaman selama menyusui sehingga muncul umpan balik positif yaitu peningkatan pelepasan oksitosin dan prolaktin oleh hipofisis. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar hormon prolaktin sebelum dan sesudah penerapan hypnobreastfeeding pada ibu menyusui. Penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental) dengan One Group Pre-test dan Post-test Design. Sampel dalam penelitian adalah 10 ibu menyusui. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kadar prolaktin sebelum dan sesudah hypnobreastfeeding. Berdasarkan hasil penelitian hypnobreastfeeding dapat menjadi intervensi untuk ibu menyusui agar berhasil dalam menyusui secara eksklusif.
Hypnobreastfeeding dan Motivasi Ibu Menyusui Fitria Primi Astuti; Hapsari Windayanti; Ida Sofiyanti
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 3 No. 1: March 2020
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.913 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v3i1.492

Abstract

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, inisiasi menyusu dini (IMD) meningkat dari 51,8 persen di tahun 2016 menjadi 57,8 persen di tahun 2017. Walaupun terjadi peningkatan itu masih jauh dari target IMD sebesar 90 persen. Angka pemberian ASI eksklusif juga mengalami peningkatan dari 29,5 persen pada tahun 2016 menjadi 35,7 persen pada tahun 2017. Jumlah cakupan itu masih snagat kecil jika mengingat pentingnya Air Susu Ibu (ASI) bagi kehidupan anak di masa periode keemasannya. Kecilnya angka tersebut dapat diatasi dengan adanya motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi ibu menyusui dalam pemberian ASI secara ekslusif. Pemberian pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk meningkatan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan tentang hypnobreassfeeding. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 ibu menyusui, metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode eksperimen semu (Quasi Experimental) dengan rancangan One Group Pre-test dan Post-test. Uji beda yang digunakan yaitu uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan motivasi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan  tentang hypnobreasfeeding.
Hypnobreastfeeding dan Kualitas Tidur pada Ibu Menyusui Hapsari Windayanti; Fitria Primi Astuti; Ida Sofiyanti
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 3 No. 2: September 2020
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.656 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v3i2.631

Abstract

Masa nifas adalah masa adaptasi ibu setelah hamil dan persalinan. Adaptasi ini menyebabkan perubahan yang dapat menjadi ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan yang dapat dialami diantaranya kecemasan dalam menyusui dan gangguan tidur. Tantangan ibu menyusui adalah ibu merasa ASI-nya tidak cukup untuk bayinya sehingga menjadi penghambat dalam menyusui. Menyusui dapat menyebabkan gangguan pada kebutuhan istirahat ibu selama periode postpartum. Masalah tersebut muncul disebabkan ibu sering terbangun dikarenakan bayi menangis, bayi tidur tidak nyenyak, dan proses menyusui. Pada saat postpartum, ibu membutuhkan istirahat ataupun tidur yang mencukupi. Cara untuk mengatasi gangguan/masalah istirahat pada ibu nifas dan menyusui dapat dengan terapi non farmakologi. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan modifikasi perilaku dan lingkungan yaitu memberikan sugesti melalui hipnoterapi. Hipnoterapi yang bisa diberikan untuk ibu di masa nifas dan menyusui yaitu hypnobreastfeeding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah  hypnobreastfeeding terhadap kualitas tidur pada ibu menyusui. Metode penelitian menggunakan eksperimen semu dengan rancangan One Group Pre-test dan Post-test, sebanyak 30 responden ibu menyusui. Pengukuran kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI. Normalitas data menggunakan Shaprowilk (sampel < 50) didapatkan p-Value (0,001) < 0,05, sehingga untuk analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil olah data dengan Uji Wilcoxon didapatkan nilai p value (0,006) kurang dari 0,05 yang berarti ada perbedaan kualitas tidur ibu menyusui sebelum dan sesudah diberikan hypnobreastfeeding. Hypnobreastfeeding merupakan pemberian sugesti. Proses tersebut dengan cara memberikan stimulasi ke otak untuk melepaskan neurotransmitter/senyawa kimiawi yang terdapat di otak, enchephalin dan endorphin berfungsi dapat meningkatkan perasaan bahagia sehingga mengubah penerimaan seseorang terhadap kondisi yang dialami saat ini.