Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KECAMATAN ULU OGAN Aprilia Lestari; Herwin Sagita Bela
SOSIALITA Vol 12, No 2 (2018): Oktober
Publisher : SOSIALITA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.348 KB)

Abstract

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan yang dapat menopang perekonomian suatu tempat. Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut perlu pengelolaan yang optimal dari berbagai pihak. Baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah setempat. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ulu Ogan, karena kecamatan Ulu Ogan merupakan sebuah kecamatan yang memiliki letak strategis sebagai tempat pengembangan pariwisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu khususnya pengembangan pariwisara melalui desa wisata. Potensi yang dapat dijadikan sebagai prospek pengembangan pariwisata terdiri dari potensi alam, potensi seni, potensi kuliner, termasuk potensi sumber daya manusia yang mampu menghasilkan berbagai karya seperti kerajinan. Metode yang digunakan untuk menjawab permasalah penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2016 sampai bulan desember 2016. Dari hasil penelitian, Kecamatan Ulu Ogan memiliki potensi alam yang sangat baik, potensi kuliner yang beraneka ragam, potensi seni yang begitu unik, serta memiliki potensi kerajinan yang khas. Namun, prospek pengembangan menjadi desa wisata masih begitu banyak kendala yang dihadapi. Diantaranya masalah aksesibilitas, dukungan masyarakat dan pemerintah desa dan pemerintah daerah, akomodasi dan telekomunikasi yang belum memadai, dan tenaga kerja yang belum mumpuni.
Analisis Penataan Desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu (Studi tentang Pembentukan dan Perubahan Status Desa) Aprilia Lestari; Herwin Sagita Bela
Jurnal Pemerintahan dan Politik Vol 5, No 1
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jpg.v5i1.1022

Abstract

AbstractThe establishment of villages and changes in village status not only talk about government administrative requirements, bu talso full of the interests of certain elites. The expansion of villages is made as an event to distribute power and authority by certain elites. Changing the status of the village to become sub district too. This condition cannot be separated from the village budget program provided by the government to develop villages and empower village communities.After the implementation of Law No. 6 of 2014 concerning villages followed by the Village budget Program, the structuring of villages in Ogan Komering Ulu District became the local government's concern. The village budget program has become a stimulus for certain elite wishes to try to established new villages / village expansion.However, the central government did not approve more so it did not submit proposals for villages expansion/ establish new village.This is because establish new villages / villages expansion is considered to affect the amount of budget received by the village, because the amount of village budget is based on the consideration of population and area.This condition triggered conflict between the village government and the élite who wanted to establish a new village.The conflict was the passivity of the community towards administer the village government. In addition, local governments also study deeply if there is a desire to establish new villages so that it is not used as an event for power sharing and in order to minimize the misuse of the goals of village division. For the change of village status to sub district, there has not been any significant progress from a number of villages that have changed their status in the past decade.Keywords : stucturing, formation, village changeAbstrakPembentukan desa dan perubahan status desa bukan hanya berbicara tentang persyaratan administrasi pemerintahan, tetapi juga sarat akan kepentingan elite tertentu. Pemekaran desa dijadikan sebagai ajang pembagian kekuasaan dan kewenangan oleh elite tertentu. Perubahan status desa menjadi kelurahan pun demikian. Kondisi ini tidak dapat dilepaskan dari program dana desa yang diberikan pemerintah guna membangun desa dan memberdayakan masyarakat desa. Pasca implementasi Undang-Undang Nomor 06 tahun 2014 tentang Desa yang diikuti dengan adanya program dana desa, penatan desa di kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi perhatian pemerintah daerah. Program dana desa telah menjadi stimulus bagi keinginan elite tertentu untuk berusaha membentuk desa baru/memekarkan desa. Akan tetapi, pemerintah desa induk, lebih banyak tidak menyetujui sehingga tidak mengajukan usulan pemekaran desa/pembentukan desa baru. Hal ini dikarenakan pembentukan desa baru/pemekaran desa dianggap akan mempengaruhi jumlah dana yang diterima desa saat ini, karena jumlah dana didasarkan pada pertimbangan jumlah penduduk dan luas wilayah. Kondisi ini memicu konflik antara pemerintah desa dengan  elite yang menginginkan pembentukan desa baru, konflik berupa adanya sikap ketidakpedulian dari masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa.  Selain itu, pemerintah daerah juga mempelajari secara mendalam jika ada keinginan untuk pembentukan desa baru agar pembentukan desa baru tidak dijadikan sebagai ajang bagi-bagi kekuasaan dan guna meminimalisir penyelewangan tujuan pemekaran desa. Untuk perubahan status desa menjadi kelurahan, belum terdapat kemajuan yang signifikan dari beberapa desa yang telah berubah status dalam satu dasawarsa terakhir.Kata kunci : penataan, pembentukan, perubahan desa
Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Aeeropa Di Desa Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Eva Susanti; Aprilia Lestari
Jurnal Pemerintahan dan Politik Vol 5, No 3
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jpg.v5i3.1133

Abstract

Village is a government that is given the right of autonomy which makes it as s a legal entity that has the right to regulate and manage the affairs of the local community. Therefore, the existence of villages both as a government agency and a legal entity unit are very important and strategic. One of the greatest economic strengths of villages for development, establishment, and community empowerment is the funds provided by the government for the management of Village-Owned Enterprises (BUMDes). This qualitative study used descriptive design. From the research results, it was obtained that the management of BUMDes Aerropa has not run well. Management has not yet achieved the objectives of BUMDes, Aeeropa has so far only been used as a complement to village organizers. This was influenced by many factors such as  the condition of resources, both human, financial, and natural resources that were less qualified,  the absence of the role of the community in the formation and development of Aeeropa as BUMDes and the lack of local government support, and also the absence of cooperation with third parties. Keywords : management, village, Village-Owned Enterprises (BUMDes)
IMPLEMENTASI DISKRESI KEBIJAKAN PENGGUNAAN DANA DESA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA PISANG JAYA KECAMATAN BUAY MADANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR Eva Susanti; Aprilia Lestari; Clarina Anggraini
JURNAL DINAMIKA Vol 3 No 1 (2023): JURNAL DINAMIKA
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54895/dinamika.v3i1.2130

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang berasal dari Wuhan, China menyebar sangat cepat hingga ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah berupaya memulihkan keadaan ekonomi dan penanganan covid-19, salah satunya melalui Dana Desa. Nomor 118/PMK.07/2022 tentang Perubahan Ketiga atas Penangan pandemi Covid-19 telahl ditetapkan Peraturanl Menteri Keuanganl Nomor l17/PMK.07/2021l tentang Pengelolaanl Transfer kel Daerah danl Dana Desal Tahun Anggaranl 2021 dalaml rangka Mendukungl Penangan Pandemi Coronavirus Diseasel (COVID-19) danl dampaknya. Diskresi kebijakan penggunaanl dana desa ini ditetapkan untuk mengurangi dampak ekonomi akibat adanya Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kepadal masyarakat miskinl atau tidakl mampu. Tujuanl penelitian inil untuk mengetahuil bagaimana Implementasi Diskresi Kebijakanl Penggunan Dana Desal Masa Pandemi Covid-19l di Desal Pisang Jaya Kecamatan Buay Madang Kabupatenl Ogan Komering Ulu Timur. Jenisl penelitian inil adalah penelitianl deskriptif lkualitatif, teknik lpengumpulan data melaluil observasi, dokumentasi, danl wawancara. Tenik analisis datal yaitu pengumpulan datal (reduksi), penyajian ldata, dan penarikanl kesimpulan, informan terdiri dari 4 orang.Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 1 Desember 2022 di Desa Pisang Jaya. Hasill penelitian ini dapatl disimpulkan bahwal Implementasi Diskresi Kebijakan Penggunaanl Dana Desal belum baik karena tidak adanya sosialisasi pemerintah desa kepada masyarakat, tidak ada fasilitas dan bentuk kegiatan dari pemerintah desa, tidak adanya SOP dalam mendukung berjalannya Implementasi Diskresi Kebijakanl Penggunaan Danal Desa Masa Pandemil Covid-19l di Desal Pisang Jaya Kecamatanl Buay Madangl Kabupaten Oganl Komering Ulul Timur.
ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA OLEH PEMERINTAH DESA GUNUNG BATU KECAMATAN PULAU BERINGIN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Virda Eliza; Aprilia Lestari; Herwin Sagita Bela
JURNAL DINAMIKA Vol 3 No 1 (2023): JURNAL DINAMIKA
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54895/dinamika.v3i1.2184

Abstract

ABSTRAK Desa memiliki peran strategis dalam upaya peningkatakan kesejateraan masyarakat oleh karena itu pemerintah desa merupakan bagian penunjang dalam mewujudkan otonomi desa. Potensi wisata alam yang dimiliki oleh Desa Gunung Batu berupa air terjun seperti air terjun yang ada di Desa Gunung Batu Yaitu Air Terjun Sembilan Tingkat, Air Terjun Tinggi, Air Terjun Nyembur yang memiliki khas tersendiri, dan potensi mata air yang jernih bagus untuk di kembangkan menjadi air mineral, obyek wisata yang ada di Desa Gunung Batu merupakan kawasan strategis sehingga sangat diperlukan pengelolaan dan pengembangan potensi tersebut. Teori yang digunakan dari Cooper: Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, Pelayanan Tambahan, metode penelitian kualitatif lapangan, melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian menujukan bahwa pengembangan potensi wisata oleh Pemerintah Desa Gunung Batu sangat mendukung untuk dikembangkan, fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan masih banyak yang belum tersedia, akses jalan menuju wisata masih sangat membutuhkan pembangunan, belum ada pengelola khusus untuk wisata Desa Gunung Batu, faktor penghambat dalam pengembangan potensi wisata Desa Gunung Batu yaitu tidak adanya biaya. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan potensi wisata oleh pemerintah Desa Gunung Batu dari segi Aktraksi sangat mendukung namun terbukti bahwa potensi wisata belum bisa dikembangkan karena masih banyak hal yang belum mencukupi. faktor penghambat dalam pengembangan potensi wisata yaitu tidak adanya biaya, penulis juga mengajukan saran: pengajuan proposal pendanaan ke pemerintah kabupaten atau pihak lainnya, pengembangan potensi wisata memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat, adanya respon dari pemerintah kabupaten maka banyak di kenal masyarakat luas.
INNOVATION OF LOCAL GOVERNMENT AND PRIVATE PARTNERSHIP PROGRAMS IN EMPOWERING COMMUNITIES AFFECTED BY COVID-19 IN BATURAJA TIMUR DISTRICT, OGAN KOMERING ULU REGENCY Aprilia Lestari; Eva Susanti
Moderat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol 9 No 1 (2023): February 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/moderat.v9i1.2864

Abstract

A pandemic situation like the one faced some time ago has caused part of the community's economy to decline. Therefore, the government and the private sector are always trying to explore various innovations in increasing the economic capacity of the community in the midst of a pandemic. The Baturaja People's Credit Bank (BPR Baturaja) together with the regional government of Ogan Komering Ulu Regency, in this case the Department of Trade and MSMEs, are partners in implementing community empowerment programs affected by the co-19 pandemic. The purpose of this study was to determine the partnership between the government and the private sector in carrying out innovative community empowerment programs, and to measure the success of the empowerment programs carried out. More specifically, this research is intended to determine the strengths and weaknesses of the program being implemented, so as to produce recommendations to strengthen the program. This study uses a qualitative research method, in order to examine in depth about public-private partnerships, which is not possible to study quantitatively. Based on research, the community empowerment program carried out by a government-private partnership in the Ogan Komering Ulu district was realized in the form of a program providing catfish seeds and a set of equipment for communities affected by Covid-19. In this empowerment program, the local government acts as a decision maker, target setter, facilitator in linking the community with the private sector, and as a supervisor in program implementation. Meanwhile, the private sector (BPR Baturaja) acts as a provider of capital and oversees the implementation of the program.