Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Dampak Sedimentasi dan Sifat Tanah terhadap Keberadaan Nematoda Entomopatogendalam Rizosfer Kelapa Sawit di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur Suyadi Suyadi; Andi Suryadi; Rosfiansyah Rosfiansyah; Sofian Sofian
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 3, No 2 (2021): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 3 Nomor 2 Februari 2021
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.3.2.2021.5243.127-136

Abstract

Nematoda Entomopatogen (NEP) umumnya hidup bebas di dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sedimentasi akibat kegiatan penambangan batubara serta sifat tanah terhadap keberadaan genera NEP pada rhizosfer kelapa sawit di Kabupaten Kutai Kartanegara. Keberadaan NEP yang diamati berdasarkan pengambilan sepuluh kelompok sampel tanah (KST) pada areal 1 yang terdampak sedimentasi sekitar 2 cm, dan areal 2 yang terdampak sedimentasi sekitar 7 cm, dengan susunan KTS sebagai berikut, yaitu 1) KST dari areal 1 dan areal 2 tanpa dampak sedimentasi sebagai kontrol (KST1, KST2, KST3, dan KST4), 2) KST dari areal terdampak sedimentasi dengan kedalaman sekitar 2 cm (KST5, KST6, dan KST7), dan 3) KST dari areal terdampak sedimentasi dengan kedalaman sekitar 7 cm (KST8, KST9, dan KST10). Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah populasi NEP, sifat tanah, dan keberadaan mikroba tanah. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan populasi NEP hinggapada level tidak terdeteksi di bawah lapisan sedimentasi 7 cm. Keberadaan NEP ditemukan pada lapisan sedimen kedua area, pada tanah kedalaman 0-30 cm di bawah lapisan sedimen 2 cm, dan pada tanah kedalaman 0-30 cm di kedua areal control. Ada dua genera NEP yang ditemukan di wilayah studi, yaitu:Steinernema sp. and Heterorhabditis sp.
Ekstrak Rimpang Alang-Alang (Imperata cylindrica L.) sebagai Herbisida Nabati untuk Mengendalikan Gulma Dennis Fredikson Wora L; Sofian Sofian; Alexander Mirza
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 1 (2021): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 1 Agustus 2021
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.1.2021.5793.%p

Abstract

Ekstrak Rimpang Alang-alang (Imperata cylindrical L) Sebagai Herbisida Nabati Untuk Mengendalikan Gulma. Tujuan penelitian untuk mengetahui ekstrak rimpang alang-alang (Imperata cylindrica L.) mampu mengendalikan gulma Ageratum conyzoides, gulma Eleusin indica, dan gulma Cyperus rotundus L dan Mengetahui konsentrasi yang sesuai untuk mengendalikan gulma Ageratum conyzoides, gulma Eleusin indica, dan gulma Cyperus rotundus L. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2019, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 perlakuan (kontrol, 20 ml, 25 ml, 30 ml dan 35ml) dan 6 ulangan. Proses pengaplikasian herbisida dilakukan setiap 3 hari sekali pada pukul 07:30 WITA dengan volume penyemprotan sebanyak 250 ml tiap polybag. Pengambilan data dilakukan setiap 3 hari sekali sampai mendapatkan 10 data pengamatan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan jika terdapat perbedaan yang nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Metode analsisnya dilanjutkan dengan menghitung persentase kematian gulma.Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kematian terendah terdapat pada perlakuan t1 (20ml) dan kematian tertinggi terdapat pada perlakuan t4 (35ml).Hal ini disebabkan karena tingginya konsentrasi herbisida yang digunakan untuk mengendaliakan gulma Ageratum conyzoides, gulma Eleusin indica, dan gulma Cyperus rotundus L.
POTENSI JAMUR ENDOFIT PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) MENGENDALIKAN JAMUR Allternaria porii (EII. Cif.): STUDI KASUS DESA BENDANG RAYA Ni'matuljannah Akhsan; Dewi Rahmawati Ningsih; Sofian Sofian
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 1 (2021): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 1 Agustus 2021
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.1.2021.5799.%p

Abstract

Bawang merah saat ini mulai dikembangkan di Kalimantan Timur. Penyakit bercak ungu (moler) adalah salah satu penyakit penting tanaman bawang merah, yang menimbulkan banyak kerugian disentra-sentra produksi bawang merah, disebabkan oleh Alternaria porri. Pengendalian penyakit moler masih ditekankan dengan penggunaan fungisida, dimana diketahui berdampak terhadap ekologi. Perlu dipertimbangkan alternatif pengendalian yaitu penggunaan agensia hayati. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jamur endofit yang berpotensi sebagai agen hayati yang mampu mengendalikan A. porri. Lokasi pengambilan sampel di Desa Bendang Raya Kecamatan Tenggarong. Jamur endofit diisolasi dari bagian tanaman bawang merah yang sehat. Diperoleh 5 isolat jamur endofit yaitu :Aspergilus flafus, Aspergillus niger, Trichoderma sp., Penicilium sp. dan Rhizopus. Berdasarkan uji antagonis, jamur yang berpotensi sebagai agen hayati A. porri dengan daya hambat 64.55% dan 42.42% adalah Trichoderma sp. dan Rhizopus sp., dengan mekanisme antagonis berupa kompetisi, parasitsme dan antibiotik.
Identifikasi Karakteristik Gejala Serangan Banana Bunchy Top Virus (BBTV) dan Intensitasnya pada Tanaman Pisang di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara Irwansyah Irwansyah; Sofian Sofian; Ni'matuljannah Akhsan
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 2, No 1 (2019): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 2 No 1 Agustus 2019
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.2.1.2019.2536.55-60

Abstract

Banana is one of the fruit commodities that are consumed by many people. Banana dwarf disease is an important disease in Indonesia.This study aims to identify the characteristics of BBTV attack symptoms on banana plants and the physical characteristics of banana plants which are attacked by different planting patterns, sanitation and weed control.This research was carried out in several sub-districts in Kutai Kartanegara District, namely Samboja sub-district, Muara Jawa sub-district, Loa Janan sub-district, Muara Badak sub-district, Loa Kulu sub-district. The method used is the survey method, which is direct observation in the field using a modified score based on the appearance of the sick morphology of the plant (Brooks, 1999).Data obtained from each plot was processed to determine the intensity of each-plot disease using the formula for calculating disease severity (Agrios, 1997). Disease intensity data are compared based on sampling land conditions. Based on the results of a survey conducted at several observation points spread across 5 sub-districts, it can be concluded that the symptom severity is higher in mixed-crop, uses sanitation and weed control compared to monoculture, without sanitation and weed control. The average score of the assessment is a score of 3 with characteristics: (1) the edges of the leaves turn yellow quite severe, (2) the narrowing of the leaves or twisting (3) the occurrence of distortion, dwarf and necrosis (4) found more than four infected banana stems in clump.
Respons Pertumbuhan dan Hasil Jagung Semi (Zea mays L.) Dengan 1 Penambahan Berbagai Dosis Pupuk Eceng Gondok dengan Aktivator 2 Trichoderma sp. penny pujowati; Muhammad Ridwan; rusdiansyah rusdiansyah; sofian sofian
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 2, No 1 (2019): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 2 No 1 Agustus 2019
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.2.1.2019.2469.8-14

Abstract

Pemanfaatan lahan di Kalimantan Timur sebagai lahan pertanian dihadapkan pada kendala tingkat kesuburannya, terutama 13 dalam mendukung pertumbuhan tanaman jagung semi. Upaya perbaikan tingkat kesuburan tanah dapat dilakukan dengan penambahan 14 bahan organik berupa pupuk eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) yang diolah dengan aktivator Trichoderma sp. 15 Trichoderma sp merupakan aktivator dan biodekomposer yang dapat mengubah eceng gondok menjadi kompos yang lebih bermutu, 16 sehingga tanaman jagung yang ditambahkan pupuk eceng gondok ini dapat menghasilkan produksi yang optimal. Tujuan penelitian 17 adalah mengetahui respons pertumbuhan dan hasil tanaman jagung semi terhadap penambahan berbagai dosis pupuk eceng gondok 18 dengan aktivator Tricoderma sp. dan dosis terbaik pupuk eceng gondok dengan aktivator Tricoderma sp. yang dapat menghasilkan 19 pertumbuhan dan hasil tanaman jagung semi terbaik. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan faktor perlakuan 20 dosis pupuk eceng gondok, yang terdiri atas 5 taraf, yaitu: 0; 3,5; 7; 10,5; dan 14 kg per-petak pupuk eceng gondok. Data dianalisis 21 dengan Uji F. Data yang menunjukkan perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Respons 22 tanaman jagung semi dengan perlakuan berbagai macam dosis pupuk eceng gondok dengan aktivator Trichoderma sp. 23 ditunjukkan melalui pengaruh nyata pada variabel tinggi tanaman umur 30 hari setelah tanam (HST) dan pada saat panen, diameter 24 batang umur 30 HST dan pada saat panen, berat tongkol tanpa kelobot, dan panjang tongkol tanpa kelobot. Dosis pupuk eceng gondok 25 dengan aktivator Trichoderma sp. sebesar 14 kg per-petak atau setara dengan 20 Mg per-hektar mampu menghasilkan berat tongkol 26 tanpa kelobot sebesar 17,95 g per-tanaman.
KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN KONTRIBUSI HUTAN MANGROVE TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA EYAT MAYANG KECAMATAN LEMBAR KABUPATEN LOMBOK BARAT Muhamad Husni Idris; Markum Markum; Sofian Sofian
Jurnal Belantara Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.625 KB) | DOI: 10.29303/jbl.v1i1.5

Abstract

Desa Eyat Mayang khususnya Dusun Eyat Mayang Selatan Kecamatan Lembar merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi mangrove. Hal ini tentunya dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan perekonomiannya, dengan cara memaksimalkan fungsi ekologi mangrove tersebut.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam spesies mangrove, serta ragam kegiatan masyarakat Desa Eyat Mayang Kecamatan Lembar untuk mendukung kelestarian Hutan Mangrove. Berdasarkan informasi pola pemanfaatan Mangrove maka dilakukan pengkajian pendapatan rumah tangga serta kontribusi pendapatan dari aktivitas di hutan mangrove masyarakat di Desa Eyat Mayang. Kecamatan Lembar Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan dasar pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan desa dan terdapat masyarakat petani mangrove. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi di lapangan dan wawancara langsung pada responden yang kemudian dianalisa secara desktiptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 10 ragam spesies mangrove yaitu Rhizopora Stylosa, Rhizopora Apiculata, Rhizopora  Mucronata, Lumnitzera Racemosa, Soneretia Alba, Xylocarpus Moluccensis, Xylocarpus Granatum, Bruguiera Gymnorrhiza, Sonneratia Caseolaris (Buah Pidada), Avicennia Marina (Api-api).  Ragam kegiatan masyarakat dapat digambarkan sebagai berikut pemanfaatan atau penangkapan biota laut di dalam dan di luar hutan mangrove, pembibitan dan penanaman mangrove, perlindungan dan pengamanan, dengan total pendapatan rumah tangga masyarakat dari luar hutan mangrove diperoleh total rata – rata sebesar Rp. 32.997.058,82/tahun/Keluarga, dan pendapatan dari dalam mangrove adalah sebesar Rp. 7.833.529,41/tahun/Keluarga. Berdasarkan hal tersebut diperoleh kontribusi pendapatan dari mangrove adalah sebesar 19.19%.
INDEKS PREVALENSI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT PADA IKAN BOTIA (Chromobotia macracanthus ) DI SUMATERA SELATAN Erik Ariyanto; Syaeful Anwar; sofian sofian
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v14i1.3370

Abstract

Ikan Botia (Chromobotia macracanthus) merupakan salah satu ikan hias air tawar asli dari provinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan yang paling banyak di ekspor keluar negeri. Serangan penyakit ikan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan usaha sebagai ekspotir ikan hias Botia.Salah satu jenis penyakit yang menyerang yaitu parasit. Parasit dapat didefinisikan sebagai organisme yang hidup pada organisme lain yang disebut inang dan mendapat keuntungan dari inang yang ditempatinya hidup, sedangkan inang menderita kerugian. Penelitian tentang indeks prevalensi dan intensitas ektoparasit pada ikan Botia di Sumatera Selatan, telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2018. Bertempat di penampungan ikan hias eksportir di provinsi Sumatera Selatan, sedangkan untuk pengamatan ektoparasit dilakukan di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Palembang. Tujuan penelitian mengidentifikasijenis ektoparasit, menentukan nilai prevalensi dan nilai intensitas  yang menyerang ikan Botia siap ekspor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif. Untuk penentuan pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling.sebanyak 3 stasiun yaituKelurahan 18 Ilir, Kelurahan Sukabangun dan Kelurahan Sukajadi  Banyuasin. Hasil pengamatan selama penelitian mengenai indeks prevalensi dan intensitas ektoparasit pada ikan Botia di Sumatera Selatan yang siap untuk di ekspor hanya ditemukan satu jenis ektoparasit yaitu Trichodina sp.Nilai prevalensi parasit pada ikan Botia di Stasiun I  18 Ilir adalah 100 %, staSiun II Sukabangun adalah 100 % dan Stasiun III Sukajadi adalah 100 %.  Sedangkan nilai intensitas serangan parasit pada masing-masing lokasi adalah stasiun I 18 Ilir 152,13 ind/ekor, stasiun I Sukabangun 33,1 ind/ekor dan stasiun III Sukajadi112 ind/ekor.Kata Kunci: Ektoparasit, Ikan Botia, Intensitas, Prevalensi.