Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Lilin sebagai Peluang Usaha di Dusun Pendem Nurul Ilmi; Olyvia Novawanda
Jurnal Sains Teknologi dalam Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Melihat kondisi suatu dusun yang penerangan listriknya sering bermasalah akibat pemadaman. Maka dari itu pelatihan pembuatan lilin ini memberikan solusi akan permasalahan tersebut. Dapat diketahui bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk membuat lilin begitu mudah didapatkan. Atau dapat dikatakan berada dekat dengan “Dusun Pendem”. Dengan adanya biaya bahan yang relatif terjangkau atau tidak membutuhkan modal yang besar. Dapat membuat dusun tersebut memiliki penerangan yang cukup saat pemadaman tiba. Berawal dari adanya pemadaman yang sering terjadi. Setidaknya tiga kali dalam satu minggu memunculkan sebuah ide untuk melakukan pelatihan. Dari pelatihan tersebut akan membantu sebuah dusun bahkan sebuah desa yang terdiri dari banyak dusun. Akan banyak yang terbantu dengan adanya lilin yang dibuat. Berbeda dengan lilin-lilin lainnya, lilin semerbak memiliki ciri khas wewangian yang berasal dari pewangi khusus lilin yang bisa didapatkan di toko lilin. Jarangnya lilin yang dijual didekat Dusun Pendem memunculkan sebuah ide yaitu untuk menjadikanya sebagai peluang usaha yang bermanfaat.
Pelatihan Sosial Media for Marketing di Dusun Pendem Yelly Febrina Zani; Nurul Ilmi
Jurnal Sains Teknologi dalam Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dusun pendem memiliki potensi hasil alam dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Adanya hasil alam seperti susu sapi dan jahe dapat dijadikan sebuah produk yang dapat dipasarkan keluar daerah. Sumber daya lainnya seperti adanya paraffin atau bahan dasar dari lilin yang ada di Dusun tersebut juga dapat diproduksi. Selain itu, pengaplikasian lampu LED untuk mainan anak-anak juga akan menambah potensi masyarakat. Beragam sumber daya tersebut dapat di pasarkan tanpa menggunakan biaya. Dengan adanya teknologi yang semakin melaju pesat, tidak menutup kemungkinan untuk memajukan dusun Pendem dengan mengenalkan produk-produknya. Sosial media merupakan trik untuk bisa mengenalkannya. Salah satu situs jejaring sosial yang paling terkenal dan banyak digunakan saat ini adalah Facebook. Facebook adalah situs jejaring sosial yang sedang populer saat ini. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh facebook dan jarang dimiliki oleh situs jejaring sosial lain adalah beragamnya aplikasi yang dapat memanjakan pengguna, baik yang dikembangkan oleh pihak internal maupun eksternal facebook. Sehingga media sosial facebook dapat dimanfaatkan untuk memasarkan segala jenis produk yang ada dan bisa menjadi pendapatan tambahan untuk dusun tersebut.
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Kelompok Nelayan Teluk Mata Ikan, Kota Batam Nurul Ilmi; Yopy Mardiansyah; Dely Indah Sari
Jurnal Sains Teknologi dalam Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): July 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Warga pesisir yang tinggal di kota Batam sebagian besar bergantung pada laut. Sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan sebagian lainnya bekerja sebagai pembudidaya ikan. Teluk Mata Ikan di Kecamatan Nongsa merupakan salah satu pulau nelayan di Kota Batam. Lokasinya yang berbatasan langsung dengan Singapura menjadikan pulau ini salah satu titik perbatasan Kota Batam dengan potensi air. Diketahui bahwa nelayan di Teluk Mata Ikan sering mengalami kecelakaan saat bekerja di laut. Terdapat banyak potensi resiko yang dapat terjadi seperti kapal bocor, terluka saat menarik jala, kelebihan muatan, dan tenggelam. Oleh karena itu, perlu diadakan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk memberikan pemahaman dan mendorong kesadaran para nelayan di Teluk Mata Ikan. Untuk tata tertib para nelayan bisa lebih memperhatikan keselamatannya. Selain memberikan pelatihan, kegiatan ini juga dibarengi dengan pemberian jaket pengaman untuk meminimalisir resiko tenggelam jika nelayan terpaksa terjatuh ke laut.
COMPARATIVE ANALYSIS OF WORK EFFICIENCY MEASUREMENTS IN THE WIRE HARNESS INDUSTRY Nurul Ilmi; Sadiq Ardo Wibowo
Journal of Industrial Engineering Management Vol 7, No 3 (2022): Journal of Industrial Engineering and Management Vol 7 No 3
Publisher : Center for Study and Journal Management FTI UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jiem.v7i3.1383

Abstract

PT XYZ is a company engaged in the wiring harness assembly industry that supplies products to automotive companies in Indonesia. The product of this company is a variant of the part number wiring harness, each of which has a different processing time and employee needs in the assembly process. In the production process for Part No 22-66779-00, PT XYZ divides the work line into three parts, namely the head assembly process (assembly of the product head), the body (assembly of the product body), and the end (assembly of the product tail). The work is conducted based on these parts by many manpower. The problem is that because social distancing is applied, work efficiency in each production line becomes less than optimal. Work productivity decreases and the finished product is past its delivery deadline. In this study, we analyze two scenarios of assembly work on wire harness products. The first scenario is to assemble the head, body, and end separately as PT XYZ has done in the field. While the second scenario is to assemble the heads separately and then carry out the assembly process with the assembly results from the body and end lines (mix body and end). It is resulting in a more efficient assembly process with a lack of time used. The transformation makes improved total time in all the activity processes faster in 2756.38 seconds. The productivity has an increase of 10% than using scenario 1.  
Evaluasi Pengendalian Risiko pada Pengujian Remotely Operated Vehicle (ROV) dengan Metode Hazard and Operability Study (HAZOP) Chandra Putra; Nurul Ilmi; Taufiq Rahman
Jurnal Teknik Industri Vol 1, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri, UNISSULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.686 KB) | DOI: 10.30659/jurti.1.2.81-93

Abstract

Remotely Operated Vehicle (ROV) merupakan teknologi bawah air untuk pekerjaan seperti investigasi, pengendalian dan pemeliharaan infrastruktur yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. Industri minyak dan gas lepas pantai menggunakan ROV untuk pengerjaan pengeboran dan layanan konstruksi bawah laut. Oceaneering Internasional Incorporated dengan fokus utama pada industri minyak dan gas dituntut untuk memastikan ROV yang dikirim ke bawah laut berfungsi dengan baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa. Pada pengujian ROV teridentifikasi pengujian ROV dengan tingkat risiko rendah hingga ekstrim. Penelitian ini menggunakan Metode HAZOP untuk mempelajari pengujian ROV dari aspek operasional kemudian melakukan identifikasi bahaya dan mengkategorikan bahaya berdasarkan hazard wheel. Melalui metode ini juga dapat menentukan tingkat risiko serta memberikan rekomendasi pengendalian risiko berbasis hirarki kontrol. Hasil penelitian ini diketahui persamaan kategori bahaya berbasis hazard wheel dengan pengujian saat ini dan data insiden hingga kecelakaan kerja selama 5 tahun terakhir dengan kategori bahaya gravity yang paling mendominasi. Berdasarkan penilaian risiko pada pengujian ROV, didapati pekerjaan dengan risiko sedang memiliki presentase 28 persen, risiko tinggi 25 persen, risiko rendah 25 persen dan ekstrim 22 persen. Rekomendasi pengendalian risiko agar dapat diterapkan untuk mengurangi potensi bahaya.
Penerapan Metode Six Sigma dalam Menganalisis dan Menanggulangi Defect Rate pada Pengelasan Tubular Febriansyah Febriansyah; Nurul Ilmi; Ansarullah Lawi
Jurnal Teknik Industri Vol 1, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri, UNISSULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.436 KB) | DOI: 10.30659/jurti.1.2.128-137

Abstract

PT XYZ merupakan perusahaan general contractor untuk manufacturing, refinery, industrial, marine, oil and gas, yang menjalankan proyek welding tubular. Target untuk mencapai sasaran mutu perusahaan menjadikan PT XYZ selalu berusaha untuk mencapai dan menghasilkan produk yang berkualitas, aman, dan dapat memenuhi persyaratan pelanggan dengan harga yang kompetitif. Diketahui PT XYZ memiliki tingkat repair rate yang sangat tinggi berdasarkan record data per welder yang dilakukan pada pengujian ultrasonic test (UT). Hal ini sangat merugikan perusahan karena tingginya biaya dan waktu yang diperlukan untuk repair. Usaha untuk menurunkan defect rate hingga mencapai zero defect, dilakukan dengan menerapkan metode Six Sigma dalam sistem welding produksi. Tingkat proporsi defect yang terjadi dalam pengelasan tubular ini adalah sebesar 21% pada periode pengelasan selama 6 (enam) minggu.  Pada penelitian ini dilakukan 5 (lima) tahapan analisis six sigma yaitu DMAIC atau define, measure, analyze, improve dan control. Hasilnya diketahui penyebab terjadinya tingginya defect, hasil analisis, dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam menanggulangi defect serta mengetahui nilai rata-rata sigma sebesar 3.30 setelah dilakukannya analisis.
Good Manufacturing Practices (GMP) Implementation Training for Improving the Quality and Safety of UKM Santan XX in Batam City Nurul Ilmi; Sadiq Ardo Wibowo; Yopy Mardiansyah; Dinda Okta Dwiyanti; Taufiq Rahman; Ronny Andri; Firstnanda Rachellia Pramiesty
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 7 No 2 (2023): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v7i2.760

Abstract

Toko Santan XX located in Nongsa District, Batam City processes coconut into coconut milk that is ready to consume by consumers. Processing is still conducted manually and a makeshift coconut grinding machine. It is not enough to support the high demand for coconut milk because Toko Santan XX has many customers in the region. In assessing the quality and safety of food management processes, Good Manufacturing Practices (GMP) studies can be used. Therefore, based on the situation analysis that has been carried out, this community service intends to provide Good Manufacturing Practices (GMP) training to Toko Santan XX. Good Manufacturing Practices (GMP) contain minimum requirements and general processing that must be met in food processing, from raw materials to final products. The purpose of the assessment is to make Toko Santan XX can create higher quality products and more efficient management. The GMP assessment was carried out using 14 assessment aspects, the average percentage was 59.45. This means that it is enough for Toko Santan XX to implement GMP at its place of business, but it still needs to be improved. Recommendations for improvements that need to be made include making SOPs based on the order of coconut milk production so that work is more organized, improving the layout of coconut milk processing tools and machines to increase productivity, and avoiding unnecessary movements. In addition, there needs to be an awareness of HSE at Toko Santan XX.
Pelatihan Manajemen Kualitas Pada UKM Sabila Handcraft Sadiq Ardo Wibowo; Nurul Ilmi; Dinda Okta Dwiyanti R.G; Citra Indah Asmarawati, S.T., M.T.
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 6, No 3 (2023): Juli 2023
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v6i3.2280

Abstract

Abstract: Competition in today's business world is getting tighter, thus causing increasing competition among business actors in today's very open market era. Whether it's a company that produces the final product or service. The pandemic has forced many people to increase their creativity so that the businesses they create can survive and become a support for the economy. Activities and efforts undertaken must be able to have a high selling value and have the creativity to attract the attention of consumers. Sabila Handcraft is a handcraft UKM that sells handcrafted products. It is known that there are still many obstacles that occur in the production process, including rejected products that must be repaired such as wrong designs and wrong cuts, rejects when distributing goods to consumers caused by negligence in the delivery process (items stacked, products not working), as well as PO (Purchase Order) which is quite long takes almost 1 week from the order made. These rejects were caused by errors from operators who were not careful in designing and lack of quality management training for workers at UKM Sabila Handcraft. Through this training, it is hoped that it will have a positive impact, especially improving performance in the Sabila Handcraft UKM so that it can increase the output of the products produced and increase customer satisfaction.Keywords: quality; hancraft; UKM  Abstrak: Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin ketat, sehingga menyebabkan semakin meningkatnya persaingan para pelaku usaha di era pasar yang sangat terbuka saat ini. Baik itu perusahaan yang menghasilkan hasil akhir produk ataupun jasa. Pandemi membuat banyak orang untuk meningkatkan kreativitas agar usaha yang dibuat tetap bisa bertahan dan menjadi penyokong ekonomi. Kegiatan dan usaha yang dilakukan harus bisa memiliki nilai jual yang tinggi dan memiliki kreativitas untuk menarik perhatian konsumen. Sabila Handcraft adalah salah satu UKM handcraft yang menjual produk-produk kreasi pekerjaan tangan. Diketahui masih banyak kendala yang terjadi pada proses produksinya, diantara produk reject yang harus diperbaiki seperti salah desain dan salah potong, reject pada saat pendistribusian barang ke konsumen yang disebabkan karena kelalaian dalam proses pengiriman (barang ditumpuk, produk tidak berfungsi), serta PO (Purchase Order) yang cukup lama membutuhkan waktu hampir 1 minggu dari pemesanan yang dilakukan. Berbagai reject ini disebabkan karena kesalahan dari operator yang kurang teliti dalam mendesain serta kurang adanya pelatihan tentang manajemen kualitas kepada para pekerja di UKM Sabila Handcraft. Untuk itu perlu pelatihan mengenai manajemen kualitas pada UKM Sabila Handcraft untuk mengelola dan memastikan kualitas produk, layanan, atau proses bisnis secara efektif. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif khususnya memperbaiki kinerja di UKM Sabila Handcraft sehingga dapat meningkatkan output dari produk yang dihasilkan serta meningkatkan kepuasan pelanggan.Kata kunci: kualitas; handcrft; UKM
ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PLAT AUTO BLASTING MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS PADA PT AAA Yuansyah Oktavio; Reski Septiana; Nurul Ilmi; Citra Indah Asmarawati
JURNAL LOGISTICA Vol. 1 No. 2 (2023): Vol.1 No. 2 Juni 2023
Publisher : LPPM-ITEBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perusahaan Engineering Procurement Construction (EPC) yang bergerak dalam bidang konstruksi bangunan berbahan dasar baja untuk keperluan migas banyak menggunakan plat yang rawan terkontaminasi karat. Proses blasting dilakukan untuk mencegah kerapuhan dan keroposnya plat karena karat. Namun, tak jarang masih ditemukan plat yang memerlukan rework setelah blasting. Dari rata-rata 30 plat/hari yang digunakan PT AAA, 10 sampai 15 plat kualitasnya belum memenuhi persyaratan dan memerlukan rework. Analisa kualitas menggunakan seven tools dilakukan untuk mendapatkan penyebab dari masalah tersebut. Seven tools dipilih karena dapat melihat fluktuasi kualitas plat dan juga faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas. Analisa proses blasting dari awal hingga akhir diawali menggunakan flowchart, kemudian kuantitas dan data plat yang masih terkontaminasi dilihat dari check sheet, sedangkan akar masalah pada proses autoblasting dianalisis menggunakan fishbone diagram. Histogram dan Paretto diagram digunakan untuk mengetahui faktor utama yang mempengaruhi kualitas plat dalam hal tingkat kadar garam dan banyak karat, yaitu manusia, mesin, dan lingkungan autoblasting. Kedepannya disarankan melakukan pengecekan berkala pada mesin dan pekerja di area auto blasting untuk menjaga kualitas plat dalam pada proses blasting.
Analisis Pengendalian Kualitas pada Proses Assembly Dengan Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT XXX Batam Nurul Ilmi; Amelia Anggi Syafitri; Sadiq Ardo Wibowo
Journal of Industrial Innovation and Safety Engineering (JINSENG) Vol 1 No 2 (2023): JINSENG Volume 1 Nomor 2 Juli 2023 (On Progress)
Publisher : Jurusan Teknologi Industri dan Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35718/jinseng.v1i2.871

Abstract

PT XXX Batam adalah suatu perusahaan jasa yang bergerak pada bidang wire harness dan assembly elektronik. Dalam kegiatan produksinya, ditemukan masalah yang berhubungan dengan kualitas produk. Proses perakitan dalam aktivitasnya selalu mengalami kecacatan produk yang sulit untuk diidentifikasi. Metode Statistical Process Control digunakan untuk menganalisa serta mengidentifikasi dari permasalahan yang diteliti. Metode ini sangat membantu dalam mendapatkan informasi, dapat diketahui jika hasil dari identifikasi dari sebuah masalah sangat berpengaruh terhadap proses produksi, maka dapat segera melakukan perbaikan dengan melihat data yang ada sebagai bahan pengukuran untuk kedepannya. Teknik pengendalian kualitas ini dibantu dengan 7 alat yaitu check sheet, pareto charts, histogram, cause and effect diagrams, scatter diagrams, flow diagram, dan control chart. Dari hasil analisis yang didapat dari peta kendali menunjukkan bahwa proses berada dalam keadaan terkendali. Hasil yang telah didapatkan melalui diagram pareto, dapat diketahui bahwa tindakan yang harus lebih banyak perbaikannya yaitu pada hontai patah (28%) dan hontai tergores (27%).