Sutarto Edhisono
Civil Engineering Department, Faculty Of Engineering, Diponegoro University

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PERENCANAAN SUDETAN SUNGAI KUALA TENDEKI PADA JALAN TOL MANADO – BITUNG Laksmana Angga Parsada; Toebagus Galih Ruwanda Pramana; Sutarto Edhisono; Dyah ari Wulandari
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.82 KB)

Abstract

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara bekerja sama untuk membuat Jalan Tol Manado – Bitung. Jalan Tol Manado – Bitung dibangun untuk menyediakan jalan alternatif dari ruas jalan existing yang masih menjadi satu-satunya jalur penghubung kedua kota tersebut dan akan menjadi jalan akses utama ke kawasan ekonomi khusus (KEK) Bitung dan pelabuhan hubungan internasional Bitung.Trase jalan tol tersebut melewati alur sungai yang berkelok-kelok dan untuk mengamankan badan jalan agar tidak tergerus aliran sungai maka diperlukan sudetan. Sebagai akibatnya alur sudetan menjadi curam, sehingga diperlukan ambang  untuk menjaga kelandaian dan perkuatan dasar sungai dan tebing. Pada perencanaan sudetan dilakukan beberapa analisis di antaranya, analisis hidrologi, analisis hidrolika sungai, dan analisis erosi dan sedimentasi.Kata Kunci: Sudetan, Ambang, Erosi, Sedimentasi.
DESAIN EMBUNG PADA DAERAH CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) DAN NON ALUVIAL DI KECAMATAN MIJEN – KOTA SEMARANG evendi evendi; elia sangapta; robert j.kodoatie; Sutarto Edhisono
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKNgadirgo adalah salah satu desa di Kecamatan Mijen Kota Semarang yang memiliki karakteristik hidrogeologis berupa Cekungan Air Tanah (CAT) Semarang – Demak daerah imbuhan. Kedalaman muka air tanah pada akuifer tidak tertekan adalah ±30 m dibawah permukaan. Pada daerah CAT air mengalir didalam tanah baik pada tanah dangkal hingga ke lapisan dibawahnya. Tanah dasar pada daerah tersebut adalah non aluvial, yaitu keras dan kedap air karena terbentuk dari desintegrasi formasi batuan. Ketersediaan air sungai yang terdapat pada daerah cekungan air tanah lebih banyak dari pada daerah bukan cekungan air tanah karena air hujan akan meresap kedalam tanah menjadi aliran dasar. Untuk memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi maka diperlukan embung, sehingga bisa menampung air pada musim hujan untuk digunakan pada musim kemarau. Ketersediaan air dihitung menggunakan metode F. J Mock yang telah dimodifikasi. Embung diperlukan di sungai Blorong dengan Luas DAS 5,014 km2 untuk mengairi daerah irigasi seluas 109 Ha. Embung ini merupakan urugan tanah yang didesain dengan debit banjir rencana periode ulang 25 tahun menggunakan metode HSS Gama 1 dengan kapasitas sebesar 29,48 m3/detik. Volume tampungan sebesar 5.498.487,961 m3 diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi. Material timbunan embung menggunakan tanah dari daerah sekitar lokasi. Pembangunan embung ini sangat bermanfaat bagi kelestarian dan keberlangsungan sumber daya air. Embung direncanakan akan dibangun setinggi 15 m dengan lebar puncak 6 m dengan estimasi biaya Rp 8.335.336.463,00 (Delapan Miliar Tiga Ratus Tiga Puluh Lima Juta Tiga Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Empat Ratus Enam Puluh Tiga Rupiah).
ANALISIS SISTEM DRAINASE JALAN TOL BALIKPAPAN – SAMARINDA KM 22 + 025 – 52 + 100 Yanuar Adhiya Pratama; Usamah Hidayatullah; Sutarto Edhisono; Dwi Kurniani
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.264 KB)

Abstract

Jalan Tol Balikpapan – Samarinda merupakan salah satu pekerjaan infrastruktur berdasar kepada keputusan Pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Untuk menunjang kinerja jalan tol, maka diperlukan analisis sistem drainase jalan tol, agar tidak terjadi genangan dan kerusakan struktur jalan.Analisis sistem drainase dimulai dengan analisis hidrologi menggunakan metode hitung rata – rata aljabar. Data hujan didapatkan dari Stasiun Hujan Sepinggan (01o 15’ 44,9” LS , 116o 53’ 41” BT) dan dari Stasiun Hujan Temindung (00o 26’ 46” LS, 117o 9’ 36” BT). Data hujan yang digunakan adalah data hujan maksimum tahunan selama 15 tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2015. Data hujan tersebut diolah menjadi intensitas hujan kala ulang menggunakan persamaan Mononobe. Selanjutnya hasil hitung intensitas hujan kala ulang tersebut digunakan untuk analisis debit menggunakan alat bantu aplikasi  EPA SWMM Versi 5.1 sehingga didapatkan nilai debit banjir rencana (Q50) untuk gorong – gorong dan debit banjir rencana (Q25) untuk saluran samping, dan saluran median.Analisis debit banjir rencana tersebut dilakukan dengan pemodelan skema aliran sistem drainase jalan tol dilakukan menggunakan alat bantu aplikasi  EPA SWMM Versi 5.1. Guna perencanaan hidrolik saluran, digunakan persamaan passing capacity. Saluran yang digunakan pada perencanaan sistem drainase Jalan Tol Balikpapan – Samarinda segmen 2 ini adalah saluran beton pra cetak dengan jenis saluran U-Ditch tipe U400D untuk saluran samping dan median, dan saluran Box Culvert dengan tipe BC 2 x 2 x 1 untuk saluran gorong – gorong.
PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI LANGSUR, KABUPATEN SUKOHARJO dian triatmojo; Bagus susanto; Pranoto S.A; Sutarto Edhisono
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Sukoharjo merupakan kota yang sedang berkembang, di kota tersebut dilewati sungai terpanjang di Jawa yaitu Sungai Bengawan Solo yang memiliki beberapa DAS yang akan menuju sungai tersebut. Sungai Langsur  yang terletak di Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu sungai yang berada dalam Wilayah Kerja BBWS Bengawan Solo. Salah satu permasalahan yang terjadi di Sungai Langsur adalah pada musim penghujan Sungai Langsur sering meluap sehingga menggenangi permukiman dan lahan pertanian. Hal itu berdampak pada seringnya terjadi gagal panen karena sawah yang terendam air. Pada bulan Maret 2015, Sungai Langsur meluap menggenangi areal  pertanian seluas 10 Ha di Desa Klaseman, Desa Traseman, Desa Karnosari dan Desa Sayegan Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.Pengendalian Sungai Langsur yang topografinya landai berupa pelebaran sungai disertai tanggul dan pembuatan kolam. Serta guna mengatasi air yang meluap saat banjir maka dipasang pompa di hilir sungai menjadi alternatif penanganan masalah banjir untuk wilayah tersebut. Perhitungan debit banjir rencana 25 tahun menggunakan HSS Gamma 1. Kolam pompa direncanakan memiliki luas 700 m2 dengan kedalaman kolam 6 meter dan debit banjir rencana untuk perencanaan kolam adalah 41,5 m3/s, kemudian dianalisis kebutuhan pompa dan diperoleh jumlah pompa sebanyak 9 buah, 8 buah dengan kapasitas sebesar 2,5 m3/s, 1 buah dengan kapasitas sebesar 2 m3/s. Lebar sungai dibagi menjadi 3 kondisi yaitu lebar hulu dari STA 244 – STA 161 adalah 8 m, lebar tengah dari STA 160 – STA 81 adalah 11 m dan lebar hilir dari STA 81 – STA 0 adalah 15 m . Kolam pompa dibangun di bagian hilir Sungai Langsur. Pelebaran Sungai Langsur serta pembuatan kolam dan rumah pompa pada hilir Sungai Langsur Kabupaten Sukoharjo memerlukan biaya sebesar Rp. 23.787.893.000
PERENCANAAN CHECK DAM SUNGAI GLUGU KABUPATEN GROBOGAN, JAWA TENGAH Abhibawa Tegar Kusuma; Deny Wijayanti; Pranoto Sapto Atmojo; Sutarto Edhisono
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.329 KB)

Abstract

Glugu River is a tributary of the Lusi River under the authority of the Central River Region Pemali - Juana, precisely located in the administrative area of the Grobogan Regency. Location of Glugu River located upstream, gave effect to the degradation of the river channel, so as to stabilize the river flow necessary to design coservation structure on Glugu River, that is check dam.The data used for design check dam are the primary data (geotechnical, geometry Glugu River, and water when the flood elevation data) and secondary data (topographic maps and rainfall data). These data are used as a basis for planning the main dam, sub dam, apron, complement structure, stability control of structure, and as reference for determining the budget plan. From the calculation, the height of main dam is 5.00 m, the width spillway of main dam and sub dam are 41.00 m, the width crest of main dam is 2.50 m and the width crest of sub dam is 1.50 m, the upstream slope of the main dam and sub dam are 1 : 0.9, the downstream slope of the main dam and sub dam are 1 : 0.2, the width wing of main dam is 2.50 m and the width wing of sub dam is 1.50 m, the height of sub dam is 1.80 m, the length of apron is 17.87 m, the side of square -shaped drip holes are 0.5 m as 16 pieces. Check dam can accomodate 17112.29 m3of sediment and will be full for 1.27 years.The total cost to build the check dam of Glugu River is IDR 2,418,643,000.00 include VAT 10% and 210 days work construction.
PERENCANAAN PELABUHAN SAMUDERA JEPARA Kintan Dwi Sedilana; Muklas Bayu Aji; Sutarto Edhisono; Sugiyanto Sugiyanto
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPelabuhan merupakan prasarana untuk mendukung sarana angkutan barang yang lebih efisien dibanding melalui angkutan darat dan udara. Pergerakan barang pada pelabuhan terus mengalami peningkatan, salah satunya pada Pelabuhan Tanjung Emas yang mengalami peningkatan aktivitas sebesar 3,5% sehingga diperlukan prasarana yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pembangunan Pelabuhan Samudera Jepara bermaksud untuk menunjang kegiatan ekspor dan impor barang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Perencanaan Pelabuhan Samudera Jepara berupa perencanaan alur pelayaran, kolam pelabuhan, breakwater, serta struktur dermaga beserta kelengkapannya. Metode yang digunakan dalam perencanaan Pelabuhan Samudera Jepara yaitu windrose untuk analisis data angin, penentuan tinggi gelombang dengan menggunakan metode SMB (Sverdrup Munck Bretschneider), pasang surut selama satu tahun dianalisis dengan metode admiralty dan metode Mayerhof untuk menentukan daya dukung tanah. Pasang surut tertinggi terjadi pada bulan Desember 2017 dengan perbedaan muka air terendah dan muka air tertinggi sebesar 98,8 cm. Frekuensi kedatangan kapal tertinggi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang merupakan kapal pengangkut curah padat. Kapal pengangkut curah padat pada Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang memiliki frekuensi kedatangan tertinggi adalah tipe Panamax (50.000-80.000 DWT) dengan frekuensi 2.400 kapal per tahun. Beban terbesar yang berpengaruh pada struktur dermaga adalah beban hidup sebesar 25 kN/m2. Dalam perencanaan struktur dermaga ini, struktur dianalisis dengan menggunakan program SAP 2000 (Structural Analysis Program 2000) dengan metode matriks yang menghasilkan gaya dalam pada struktur, seperti BMD (Bending Moment Diagram), SFD (Shear Force Diagram), dan gaya axial. Alur pelayaran Pelabuhan Samudera Jepara menghadap ke arah Timur Laut dengan kedalaman minimal -11,3 m dengan lebar 245 m. Kedalaman kolam pelabuhan minimal -8,25 m dengan diameter 675 m. Breakwater bertipe sisi miring dengan kemiringan 1:1,5 dengan lapis lindung batu alam bersudut kasar. Dermaga berupa dermaga tipe jetty dengan panjang 520 m dan lebar 24 m yang dihubungan dengan trestle sepanjang 604 m dan lebar 24 m. Elevasi lantai dermaga 3,50 m di atas muka air laut terendah (LLWL). Pondasi menggunakan spun pile berdiameter 80 cm. Pile cap dengan dimensi 100 cm x 100 cm x 80 cm, balok 40 cm x 60 cm dan pelat lantai dengan tebal 30 cm menggunakan beton bertulang dengan mutu beton 35 MPa.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG Aditya Perwira Aji; Brahmandita Paramarta; Sutarto Edhisono; Dwi Kurniani
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.602 KB)

Abstract

As one of the strategic port of Tanjung Emas Port in Semarang Indonesia can not be separated from a variety of problems. From the analysis, in 2012 the capacity of the Port of Tanjung gold almost exceeded the maximum limit. In the container dock and public piers ideal has exceeded its ideal capacity. Protection of the pier from the brunt of a wave also not enough. Wave height reaches 71 cm in the dock being critical limit allowed is 50 cm. Another issue that still has not been able to overcome the level of land subsidence in the port area is very rapid at 14, 63 cm / year, so many areas in  lower elevation of the sea level . Because of that, rob at high tide occurs in some port areas. To overcome these shortcomings and to develop. From the analysis planned, towards the development of the Port of Tanjung Emas include lengthening container dock along 300 mx 25 m, the expansion of container yard area of 15 hectares, the elongation of breakwater along 150 m and the polder planning system as a protection against tidal.
PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH Kindy Akhmad Tito; Zainal Arifin; Sutarto Edhisono; Hari Nugroho
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSalah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pertanian sekitar DAS Genuk adalah dengan merencanakan pembangunan Embung Kedung di Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang. Langkah awal yang dilakukan dalam mendesain embung adalah analisis hidrologi yaitu analisis debit andalan, analisis kebutuhan air, dan debit banjir. Embung tersebut diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di Kecamatan Pancur, dengan luas daerah layanan sebesar 90 ha. Debit banjir rencana Embung Kedung didasarkan pada perhitungan dan pengolahan data curah hujan. Metode yang digunakan diantaranya adalah Metode HSS Gama 1, Haspers, Der Weduwen, dan Rasional. Hasil perhitungan debit yang dipilih adalah HSS Gama 1 dengan Q50 sebesar 60,244 m3/detik. Embung Kedung dibuat menggunakan tipe bendungan material urugan Gravel Clay (GC) dengan inti lempung. Tinggi tubuh bendungan 20 meter dengan umur rencana 50 tahun, kemiringan 1 : 3 di bagian hulu dan 1 : 2,5 di bagian hilir. Embung direncanakan memiliki volume tampungan sebesar 239.000 m3. Untuk bangunan pelimpah  (spillway), dipilih tipe overflow dengan lebar 10 m dan tipe kolam olak yang dipakai adalah USBR Tipe III dengan dimensi kolam 8 x 11 m. Biaya pembangunan diestimasikan sebesar Rp. 20.733.200.000,00 (Dua Puluh Milyar Tujuh Ratus Tiga Puluh Tiga Juta Dua Ratus Ribu Rupiah) dengan lama waktu pelaksanaan 72 minggu.
PERENCANAAN CHECK DAM KALI GUNG KABUPATEN TEGAL Anwar Eko Yulianto; Yunus Jonatan; Sutarto Edhisono; Abdul Kadir
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.331 KB)

Abstract

Gung watershed is part of the watershed which located in Tegal regency with an area of 45.65 km2 where Gung River as its main river . Gung river conditions at this time had a reduction in the flow of flood discharge due to reduced cross-sectional area of the river (river capacities) due to sedimentation . The main cause of the high rate of sedimentation is the destruction of water catchment areas and land management less attention to the principles of conservation land . Therefore it is very necessary management effective river drainage area with emphasis on the conservation and protection of the land (in particular critical area) and water, especially in the upstream of the river. One of the countermeasures for erosion and sedimentation problems in this river is by building sediment control structure or so-called check dam . From the calculations have been done, check dam was designed to have the following features: spillway crest of the main dam at El. +431.500 m, 4 m dam height and 3.2 m foundation depth, bottom width obtained by 20 m, flood design discharge with 50 years return period was 502.368 m3/sec, height of wing crests was 6.469 m at El.+437.969 m with 1.0 m freeboard, construction of the main dam was stone masonry; spillway crest of the sub dam at El.+429.000 m with 1.5 m height and 2.5 m foundation depth, height of wing crests was 6.567 m at El.+435.567 m with 1.0 m freeboard, construction of the sub dam was stone masonry. The apron elevation was El.+427.500 m with 1.8 m thickness. The apron protection was concrete in quality K 175 with 1.5 m thickness (bottom layer) and quality K 225 with 0.3 m thickness (upper layer/blanket).
ANALISIS LOKASI EMBUNG BERDASARKAN KRITERIA SPI BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS WILAYAH KERJA BALAI PSDA SERANG LUSI JUANA) Anggi Puspita Dewi; Sri Sangkawati; Sutarto Edhisono
Rang Teknik Journal Vol 5, No 2 (2022): Vol. 5 No. 2 Juni 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.542 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v5i2.3212

Abstract

Kekeringan yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah pada tahun 2015 mengganggu perannya sebagai penyangga pangan nasional. Pembangunan embung sebagai penanganan kekeringan jangka panjang pada pelaksanaannya terkendala masalah lahan, sehingga pelaksanaan konstruksi lebih diutamakan tanah negara. Perlu dianalisis apakah pembangunan embung di Wilayah Sungai Serang Lusi Juana telah sesuai dengan lokasi kekeringan. Analisis indeks kekeringan dilakukan dengan metode SPI pada 15 pos curah hujan dengan periode tahun 2002-2018. Pemetaan sebaran kekeringan dan lokasi rawan kekeringan dilakukan dengan teknologi Sistem Informasi Geografis menggunakan pendekatan interpolasi spasial. Penilaian kesesuaian embung baik eksisting maupun rencana embung terhadap lokasi rawan kekeringan dan kebutuhan air menunjukkan bahwa dari 26 total embung terdapat  satu lokasi embung yang masuk dalam prioritas-1, tiga lokasi embung masuk prioritas-2, empat belas embung masuk prioritas-3, lima lokasi embung masuk prioritas-4 dan tiga lokasi embung masuk prioritas-5. Program pembangunan embung perlu penyesuaian urutan penanganan, dengan mempertimbangkan kesesuaian terhadap lokasi rawan kekeringan dan kebutuhan air sebagai tambahan kriteria.