Anita Rahmawati
STIKes Patria Husada Blitar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Meningkatkan Kesiapan Siswa TK Yaa Bunayya Lodoyo Untuk Menerapkan “New Normal Life” Pada Pandemi Covid 19 Ning Arti Wulandari; Anita Rahmawati; Yeni Kartika Sari
Community Development Journal Vol 4 No 2 (2020): Community Development Journal
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.821 KB) | DOI: 10.33086/cdj.v4i2.1789

Abstract

The covid-19 pandemic that occurred in the world, including Indonesia, encouraged the government to urge people to adopt new normal habits as a measure to prevent the transmission of covid 19. The community, especially parents and students of Yaa Bunayya Lodoyo Kindergarten, still do not have optimal knowledge and behavior to prevent Covid-19 transmission. This community service aims to improve the readiness of TK Yaa Bunayya Lodoyo students to implement "new normal life" by increasing the knowledge of parents and students in preventing Covid 19 transmission. the second stage of education with video media provided to students. This activity was attended by 27 parents / guardians and 51 TK Yaa Bunayya Lodoyo students. The data were collected using a questionnaire and the data were analyzed using the paired t-test statistical test. Service results show that parents' knowledge and student behavior have increased significantly.
PENGARUH METODE EDUKASI CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DALAM DETEKSI DINI DEMAM BERDARAH DENGUE: Education Method of Lectures and Discussionstoward Health Cadre Ability in Early Detection of Dengue Hemorrhagic Fever Anita Rahmawati; Siti Markamah
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.134 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.63

Abstract

Abstrak : Keluhan demam sering terjadi pada banyak penyakit mulai kondisi ringan hingga penyakit yang membutuhkan perawatan segera seperti Deman berdarah dengue (DBD) namun masyarakat sering kurang menyadari sehingga berakibat fatal akhirnya menyebabkan kematian.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode edukasi ceramah dan diskusi terhadap pengetahuan kader kesehatan dalam deteksi dini DBD. Desain penelitian menggunakan pretest postest without control group. Total populasi diambil menjadi sampel yaitu 30 kader kesehatan di desa Suruhwadang kecamatan Kademangan kabupaten Blitar. Pengetahuan kader kesehatan meliputi pemahaman pengertian, mengenali tanda gejala, penyebab, penatalaksanaan, pencegahan, siklus/fase DBD dan tanda sindrom syok dengue yang diukur dengan kuesioner. Analisis data dengan Wilcoxon sign rank test. 53 % kader kesehatan mempunyai pengetahuan baik saat pretest menjadi 83% saat posttest. Analisa data menunjukkan ada perbedaan pengetahuan kader kesehatan antara pretest dan postest (p=0,001). Perpaduan metode edukasi ceramah dan diskusi menjadi metode yang tepat karena peserta edukasi tidak hanya pasif mendengarkan edukator tetapi dapat menjadi lebih aktif untuk menyampaikan pendapat, membuat kesimpulan atau memecahkan masalah sesuai materi yang dipelajari. Diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dalam deteksi dini DBD untuk mencegah akibat fatal dari penyakit ini. Abstract : Fever was a chief complain that frequently occur in some diseases ranging from mild diseases upto that require immediate care such as Dengue Haemorrhagic Fever (DHF), but people were still often didn't yet aware so that there was fatal consequences eventually leading to the death. The purpose of this study was to determine influence of lecture and discussion methods on ability of health cadres in early detection of DHF. Pretest-posttest without control group design was used in this study.Total population was taken from 30 health cadres at Suruhwadang village, Kademangan district, Blitar district. The ability of health cadres include understanding and recognizing of DHF such as definition, sign and symptom, cause, management, prevention, dengue cycle and the sign of dengue syok syndrome measured by a questionnaire. Data was analyzed by Wilcoxon sign rank test. There were about 53% health cadres that have good ability at pretest became 83% at posttest. Data analysis showed that there was a distinction in the ability of health cadres between pretest and posttest (p = 0.001). Combination of lecture and discussion methodswere the right methods because participants were not only passively listening to educators but could became more active in expressing opinion, making conclusion or solving problem according to the material was being studied. It is be expected that health workers can improve the ability of health cadres in early detection of DHF so thatcan prevent fatal consequences of this disease.
Tipe Eksklusifitas Pemberian ASI Berdasarkan Paritas Dan Usia Ibu Menyusui Anita Rahmawati; Noviana Wahyuningati
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 8 No 2 (2020): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jck.v8i2.140

Abstract

Cara pemberian ASI sampai bayi 6 bulan membentuk tipe eksklusifitas pemberian ASI yang cenderung berbeda pada kelompok ibu dengan paritas dan rentang usia tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia dan paritas ibu menyusui dengan tipe eksklusifitas pemberian ASI. Desain penelitian crossectional dengan sampel 35 ibu menyusui diambil dengan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi ibu dengan bayi tidak ada cacat bawaan, ibu dengan bayi tidak mempunyai riwayat sakit yang mengganggu pemberian ASI, pendidikan minimal SMP, dan ibu datang ke Posyandu saat penelitian dilaksanakan. Pengambilan data dilakukan saat kegiatan posyandu balita dengan kuesioner. Hasil analisa dengan spearman’s rho menunjukkan ada hubungan dengan kekuatan sedang antara usia ibu dengan tipe eksklusifitas pemberian ASI (p=0,027; rs=0,374) tetapi tidak ada hubungan dengan paritas (p=0,084). Uji korelasi berganda menunjukkan usia dan paritas secara simultan berhubungan dengan tipe eksklusifitas pemberian ASI (F=0,031). Ibu dengan usia 20-27 tahun lebih cenderung memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu berusia lebih tua terutama >35 tahun. Ibu menyusui dengan usia > 35 tahun membutuhkan perhatian lebih dalam pemberian edukasi tentang ASI terutama dalam menggunakan media edukasi yang tepat dan menyediakan fasilitas konseling untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri menyusui.