Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Studi Pengaruh Jenis Katalis, Waktu Reaksi dan Penurunan Bilangan IODINE pada Pembuatan Cocoa Butter Substitute dengan Proses Hidrogenasi Minyak Kelapa Hernowo Widodo; Lisa Adhani; Elvi Kustiyah; Ilham Santoso
Jurnal Jaring SainTek Vol. 1 No. 1 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/jaring-saintek.v1i1.183

Abstract

Vegetable fat can be used as a base for making chocolate butter substitutes in making chocolate coatings. The product is also called hard butter can be obtained using coconut oil. The fats used as a substitute for cocoa butter are coconut oil, palm oil and palm kernel oil that have been obtained by hydrogenation, the hydrogenation process is used to reduce iodine numbers to obtain oil in the form of plastic solids and to increase the consistency of oils and fats to reduce color and smell and to improve stability. In this study the hydrogenation reaction of coconut oil experienced an increase in speed when the commercial catalyst composition of Pricat 9910 was added with a 0.75 gram nickel catalyst and 0.75 grams of silica which was characterized by a drastic decrease in iodine number from 12.12 to 1.94 gr I2 / 100 gr example in the reaction time of 8 hours, It contained in hydrogenated coconut oil did not change or damage when the catalyst composition used in the hydrogenation process is increased.
Ekstraksi Protein dari Rhodophyta dan Chlorophyta Dari Perairan Pulau Pari Sebagai Alternatif Antioksidant Elvi Kustiyah; Bungaran Saingin; Hernowo Widodo; Viriya Piti
Jurnal Jaring SainTek Vol. 1 No. 1 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/jaring-saintek.v1i1.186

Abstract

Indonesia has millions island and big part of Indonesia is sea that is rich in marine biological resources and has the potential to be developed and optimized. One of the abundant marine resources in Indonesia is algae. Algae are plant-like protists. Algae have several important compounds, including protein, carbohydrates, fats, minerals and other useful elements. Proteins contained in algae have the potential to be used as antioxidants. In this study, the levels of protein in red and green algae were tested by using the lowry method and testing the antioxidant activity of red and green algae extracts using the Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) method. Algae extraction was done by maceration, which is soaking the sample in low temperature with phosphate buffer saline (PBS) pH 7. From the extraction results it can be concluded that the red algae (Rhodophyta) has the highest protein content of 5.115 ± 0.126% and the lowest protein content in green algae (Chloropytha) as big as 1.686 ± 0.430%. And from the results of the antioxidant activity test showed that all positive algae showed antioxidant activity but the green algae (Chlorophyta) had the highest antioxidant activity of 71.5946 ± 0.01612% with IC50 value 1.6114.
STUDI PEMBUATAN BAHAN ALTERNATIF PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI UBI JALAR DENGAN PLASTICIZER GLISEROL DENGAN METODE MELT INTERCALATION Samsul Aripin; Bungaran Saing; Elvi Kustiyah
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 2 (2017): JTM Edisi Spesial 2017
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jtm.v6i2.1185

Abstract

Masalah lingkungan dari pembuangan limbah plastik turunan minyak bumi telah menjadi isu penting karena sifatnya yang sulit diuraikan. Oleh karena itu, upaya telah dilakukan untuk mempercepat tingkat degradasi material polimer dengan mengganti beberapa atau seluruh polimer sintetis dengan polimer alami. Pati merupakan salah satu polimer alami yang dapat digunakan untuk produksi material biodegradable karena sifatnya yang mudah terdegradasi, melimpah, dan terjangkau namun memiliki kekurangan seperti kuatnya perilaku hidrofilik dan sifat mekanis yang lebih buruk. Untuk meningkatkan kekuatan mekanis pada pati, sejumlah kecil pegisi (filler) berupa bahan penguat biasanya ditambahkan ke dalam matriks polimer. Oleh karena itu, bioplastik disiapkan dengan pencampuran pati ubi jalar sebagai matriks, gliserol sebagai pemlastis, dan kitosan sebagai pengisi (filler) melalui metode melt intercalation. Variasi konsentrasi gliserol dan kitosan mempengaruhi sifat mekanis dan biodegradabilitas bioplastik. Ketika gliserol divariasikan dari 0,5% menjadi 1,5% kekuatan tarik menurun  dari 19,23 MPa menjadi  8,83 Mpa, sedangkan niali elongasi meningkat dari 0% menjadi 39,16%. Sebaliknya pada saat variasi konsentrasi Kitosan dari 1% menjadi 2% kekuatan tarik meningkat dari 4,90 MPa menjadi 5,60 MPa, dan pada saat konsentrasi kitosan 3% nilai kuat tarik menurun menjadi 4,22 MPa, sedangkan nilai elongasi mengalami penurunan yaitu 32,62%, 16,60% dan 8,35%. Biodegradabilitas bioplastik dengan variasi plasticizer gliserol mencapai 2,50 % dalam waktu 8 hari. Sedangkan bioplastik pada variasi konsentrasi kitosan mempunyai biodegradabilitas 1,63% dalam waktu 8 hari.
PERBANDINGAN KOMPOS PRODUK PEMANFAATAN LIMBAH MAGGOT BLACK SOLDIER FLY (BSF) DENGAN KOMPOS SAMPAH ORGANIK Haudi Hasaya; Dovina Navanti; Luthfian Rizki Ramadhan; Ibnu Susanto; Wahyu Kartika; Sophia Shanti Meilani; Elvi Kustiyah; Warniningsih
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 24 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v24i1.257

Abstract

Sampah organik merupakan jenis sampah paling dominan ditemui di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) di Indonesia. Salah satu upaya minimasi jumlah sampah yang masuk ke TPA adalah dengan mengolah sampah organik, contohnya dengan pemanfaatan sampah dalam budidaya black soldier fly (BSF) menjadi produk pakan ternak. Namun proses budidaya ini masih menghasilkan residu berupa limbah budidaya maggot (kasgot). Residu kasgot ini juga dapat dimanfaatkan menjadi campuran kompos padat, dalam upaya meningkatkan kualitas kompos. Dalam penelitian ini, dilakukan perbandingan 2 variasi kompos, yaitu dilakukan variasi 1 (50% limbah budidaya maggot : 50% sampah organik) dan variasi 2 (100% sampah organik) untuk melihat perbedaan kualitas kompos, baik secara fisik, kimia (kandungan N, P, K, dan Kadar Air), serta neraca massa dari 2 proses pengomposan berbeda. Pengomposan dilakukan simultan selama 30 hari, dan setiap hari dilakukan pengamatan fisik, pengukuran suhu dan pH pada 2 variasi kompos. Di akhir pengomposan, variasi 1 menunjukkan hasil uji kandungan N = 3,95%, P = 1,30%, K = 2,52%, Kadar air = 34,60%; sedangkan variasi 2 menunjukkan hasil uji kandungan N = 2,22%, P = 1,06%, K = 1,08%, Kadar Air = 29,96%. Untuk kedua variasi kompos parameter kandungan N, P, K, dan Kadar Air memenuhi Standar Nasional Indonesia 19-7030-2004 untuk Kompos dari Sampah Organik Domestik. Kualitas kompos variasi 1 cenderung lebih baik daripada variasi 2, dengan tekstur lebih halus dan lebih cepat menjadi kompos, serta mengandung nilai N, P, K lebih besar. Reduksi sampah organik dari pengomposan variasi 1 mencapai 63,33% dan variasi 2 mencapai 42%, sehingga berpotensi mengurangi sampah organik dibuang ke TPA.