Silvia Dewi Styaningrum
Prodi Gizi Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Games Kartu Milenial Sehat sebagai media edukasi pencegahan anemia pada remaja putri di sekolah berbasis asrama Silvia Dewi Styaningrum; Metty Metty
Ilmu Gizi Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v4i2.236

Abstract

Latar Belakang: Pengetahuan remaja putri tentang anemia menjadi masalah yang harus segera diselesaikan mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh anemia berdampak pada lintas generasi. Upaya edukasi menjadi kunci karena remaja yang memiliki pemahaman yang baik tentang anemia diharapkan dapat menurunkan risiko kejadian anemia. Edukasi pada remaja membutuhkan metode yang menarik dan mengesankan agar efektif. Games edukasi topik kesehatan dengan media kartu telah banyak digunakan. Penelitian ini bermaksud mengukur pengaruh Games Kartu Milenial Sehat (KMS) sebagai media edukasi anemia bagi remaja putri. Tujuan: Mengetahui pengaruh penggunaan media edukasi Games Kartu Milenial Sehat (KMS) terhadap pengetahuan remaja putri tentang pencegahan anemia di sekolah berbasis asrama. Metode: Penelitian pre eksperimental dengan rancangan one grup pretest posttest. Sebanyak 41 dari 120 siswi terpilih dengan cara stratified random sampling. Sampel penelitian mengisi kuesioner pengetahuan tentang anemia, sebelum dan sesudah edukasi menggunakan Kartu Milenial Sehat (KMS). Materi yang disampaikan tentang anemia yaitu definisi, gejala, akibat, pencegahan, dan suplementasi. Kuesioner terdiri dari 14 pernyataan yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Uji hipotesis menggunakan Uji Wilcoxon Signed-Rank Test. Hasil: Median skor sebelum edukasi adalah 78,6 (minimum=50; maksimum=100) dan setelah edukasi adalah 92,9 (minimum=50; maksimum=100). Uji hipotesis menunjukkan hasil ada beda skor pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi (p=0,00). Kesimpulan: Edukasi menggunakan media Games Kartu Milenial Sehat (KMS) berpengaruh pada peningkatan pengetahuan remaja putri tentang pencegahan anemia (sebelum dan setelah edukasi).
PENGARUH PEMBERIAN TABURIA TERHADAP KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN BALITA UMUR 25 – 59 Bulan DI LOLANTANG, KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROPINSI SULAWESI TENGAH Silvia Dewi Styaningrum; Yuanita Carolyn; Priyanto Madya Satmaka
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.855 KB) | DOI: 10.35842/mr.v13i1.125

Abstract

 Latar Belakang: Defisiensi zat gizi makro berdampak pada penurunan status gizi balita. Taburia berisi Mikronutrien Powder (MNP) atau Bubuk Tabur Gizi (BTG) yang dikembangkan untuk mengatasi masalah defisiensi zat gizi mikro yang diharapkan dapat mendongkrak konsumsi zat gizi makro dan meningkatkan status gizi balita.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian taburia terhadap konsumsi energi dan protein balita gizi kurang dan gizi baik umur 25-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lolantang Kabupaten Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi Tengah.Metode Penelitian: Penelitian eksperimen, rancangan pra eksperimen one group pre test postest yang dilakukan pada Mei 2014. Sampel adalah balita gizi kurang dan gizi baik umur 25 – 59 bulan masing-masing sebanyak 46 balita (matching usia dan jenis kelamin). Pemberian taburia dua hari sekali selama sebulan dengan pendampingan. Recall konsumsi 1x24 jam dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Analisis data menggunakan uji t (α = 0,05).Hasil: Konsumsi energi pada kelompok balita gizi kurang, sebelum dan sesudah perlakuan rata-rata meningkat 112,6 kkal dan pada kelompok gizi baik sebesar 54,8 kkal. Paired t test pada masing-masing kelompok menunjukkan peningkatan konsumsi energi secara bermakna (p=0,000). Konsumsi protein pada kelompok balita gizi kurang, sebelum dan sesudah perlakuan rata-rata meningkat 8,8 gram dan pada kelompok gizi baik sebesar 3,2 gram. Paired t test pada masing-masing kelompok menunjukkan peningkatan konsumsi protein secara bermakna (p<0,05). Independent t-test menunjukkan perbedaan bermakna pada konsumsi energi kedua kelompok (p=0,003), demikian pula dengan konsumsi protein (p=0,000). Kelompok balita gizi kurang menunjukkan peningkatan konsumsi energi dan protein yang lebih baik dibandingkan kelompok gizi baik (p<0,05).Kesimpulan:Ada pengaruh pemberian taburia terhadap konsumsi energi dan protein balita gizi kurang dan gizi baik umur 25-59 bulan (p<0,05). 
Pendidikan Kesehatan Tentang Akupresur Sebagai Upaya Pemeliharaan dan Peningkatan Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 Nonik Ayu Wantini; Lenna Maydianasari; Silvia Dewi Styaningrum
Jurnal Kesehatan Global Vol 6, No 1 (2023): Edisi Januari
Publisher : Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatah Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jkg.v6i1.5469

Abstract

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat Pandemi Covid-19 berdampak terhadap pelaksanaan layanan kesehatan di masyarakat termasuk Posyandu. Sementara, upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan anggota masyarakat menjadi prioritas pada masa ini. Oleh karena itu masyarakat perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan akupresur di dalam mengatasi masalah kesehatan ringan ataupun meningkatkan imunitas tubuh secara mandiri. Hasil studi pendahuluan di Dusun Setan, mayoritas (61,9%) masyarakat belum pernah mendengar tentang akupresur. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan tentang akupresur. Metode penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan one group pre test-post test. Adapun sampel berjumlah 21 orang anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dipilih dengan quota sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukkan nilai median sebelum pendidikan kesehatan (25), sesudah pendidikan kesehatan (80), 100% responden mengalami peningkatan pengetahuan setelah penkes, p-value = 0,000 (H0 ditolak, Ha diterima). Kesimpulannya adalah ada perbedaan antara pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan tentang akupresur pada masa pandemi Covid-19 di Dusun Setan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY.
Effect Inulin Addition on The Proximate Content of Low Glycemix Index Growol Cookies Puspita Mardika Sari; Desty Ervira Puspaningtyas; Silvia Dewi Styaningrum; Anita Nidyarini; Tirza Frelly Anita
Ilmu Gizi Indonesia Vol 7, No 1 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v7i1.446

Abstract

Background: Growol is traditional fermented cassava which potentially developed as snack for diabetic patient. Previous study found that modification of growol cookies with addition of inulin were decreased glycemic index and glycemic load. However, information nutrition content of this modification were not known yet. Purpose: This study examined the effect of addition inulin on proximate content of growol cookies. Method: Observational laboratory of three formulas consists of addition with 5 gram inulin (A); 10 gram inulin (B); and control/ without inulin (C). Nutrition content of growol cookies were analyzed by using proximate analysis, consists of water and ash (thermogravimetri); protein (Kjeldahl); fat (Soxhlet); and carbohydrate (by difference). Data were analyzed using SPSS software with ANOVA followed LSD for ash, protein, and carbohydrate, while fat and water content were using Kruskal Wallis. Results: There were significant differences of proximat content between control group (growol cookies) and its modification (growol cookies with inulin addition) (p<0,001). Modification of growol cookies with inulin addition significantly decrease calorie (p<0,001) and fat (p=0,001) content, as well as increase protein content (p<0,001). Conslusion: Addition of inulin affected on decreased of calorie and fat content, also increased of water, ash, protein and carbohydrate content. Development and evaluation in scale up production were needed to fullfill the requirement for SNI standart of cookies. 
Analisis warna, tekstur, organoleptik serta kesukaan pada kukis growol dengan variasi penambahan inulin Silvia Dewi Styaningrum; Puspita Mardika Sari; Desty Ervira Puspaningtyas; Anita Nidyarini; Tirza Frelly Anita
Ilmu Gizi Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v6i2.406

Abstract

Latar Belakang: Growol (makanan tradisional dari fermentasi singkong) berpotensi untuk dikembangkan sebagai makanan sumber serat pangan dan prebiotik, salah satunya dalam bentuk cookies. Penambahan inulin pada cookies growol terbukti berkontribusi dalam mencapai kriteria makanan dengan indeks glikemik rendah, sehingga berpotensi sebagai alternatif makanan selingan bagi pasien diabetes. Namun demikian, tekstur inulin yang higroskopis juga berpotensi merubah sifat organoleptik cookies growol, terutama dari segi warna dan tekstur. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian karakteristik fisik dan daya terima cookies growol dengan modifikasi penambahan inulin. Tujuan: Untuk mengetahui warna, tekstur dan karakteristik sensori serta tingkat kesukaan konsumen terhadap produk cookies growol dengan modifikasi penambahan inulin. Metode: Penelitian ini meliputi pembuatan cookies; pengujian karakteristik fisik (warna dengan Chromameter dan tekstur dengan Texture Analyzer); uji organoleptik dan uji kesukaan menggunakan kuesioner dengan 30 panelis semi terlatih. Analisis data menggunakan SPSS dengan uji Anova dilanjutkan dengan Post Hoc menggunakan uji Tukey. Hasil: Pada uji karakteristik fisik tekstur, penambahan inulin 5 g dan 10 g berpengaruh terhadap kerenyahan (p=0,040), namun tidak berpengaruh terhadap semua atribut pada karakteristik fisik warna cookies. Pada uji organoleptik, berpengaruh pada warna (p=0,000) dan tekstur (p=0,006). Pada uji kesukaan, berpengaruh pada aroma (p=0,032), rasa (p=0,032) dan semua aspek cookies (p=0,001). Kesimpulan: Penambahan inulin sebesar 5 g dan 10 g pada cookies growol, memberikan pengaruh pada karakteristik fisik tekstur khususnya kerenyahan (uji fisik), pada karakteristik sensori warna cenderung kuning serta tekstur cenderung lembut dan kering (uji organoleptik), dan disukai panelis pada atribut aroma, rasa dan semua aspek cookies (uji kesukaan).
Skor aktivitas prebiotik tepung growol terhadap Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus acidophilus dibanding Escherichia coli Getha Puji Lestari; Desty Ervira Puspaningtyas; Puspita Mardika Sari; Silvia Dewi Styaningrum; Adi Sucipto
Ilmu Gizi Indonesia Vol 7, No 2 (2024): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v7i2.508

Abstract

Latar Belakang: Growol adalah makanan tradisional Kulon Progo, Yogyakarta. Fermentasi singkong menjadi growol terbukti dapat menurunkan kadar gula total, gula reduksi, dan sukrosa, serta meningkatkan kadar serat pangan yang berpotensi sebagai sumber prebiotik. Potensi prebiotik tepung growol sudah dilakukan pada Lactobacillus sp. Potensi prebiotik tepung growol perlu dilakukan pada bakteri probiotik lain. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai potensi prebiotik tepung growol yang mendukung pertumbuhan dan aktivitas bakteri probiotik, seperti Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus acidophilus, dibandingkan dengan bakteri Escherichia coli. Metode: Bahan yang digunakan adalah tepung growol sebagai substrat kontrol bahan baku, inulin sebagai kontrol prebiotik dan glukosa sebagai kontrol substrat. Pengujian dilakukan secara in vitro pada Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus acidophilus, dan Escherechia coli. Analisis in vitro dilakukan dengan metode Huebner dengan mengukur pertumbuhan bakteri pada masing-masing substrat pada jam ke–0 dan jam 24–48. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk membandingkan skor aktivitas prebiotik antara tepung growol dengan inulin. Hasil: Skor aktivitas prebiotik tepung growol pada Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus acidophilus dibanding Escherichia coli adalah 0,19; 0,06; dan -0,07 secara berurutan. Skor aktivitas prebiotik inulin pada Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus acidophilus dibanding Escherichia coli adalah 0,64; 0,28; dan 0,33 secara berurutan. Kesimpulan: Tepung growol berpotensi sebagai sumber prebiotik yang dapat meningkatkan pertumbuhan aktivitas bakteri probiotik khususnya Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, meskipun hasilnya tidak lebih baik dari inulin.
Optimizing healthy snacks for diabetics: Study of fiber and starch digestibility of glucomannan-modified Growol cookies Desty Ervira Puspaningtyas; Puspita Mardika Sari; Silvia Dewi Styaningrum; Adi Sucipto; Dwita Mukti Rahmawati; Getha Puji Lestari
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 9, No 1 (2024): March
Publisher : Department of Nutrition at the Health Polytechnic of Aceh, Ministry of Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v9i1.1514

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is an emergency health problem in the 21st century. High dietary fiber and resistant starch foods with low starch digestibility are solutions for DM. The addition of glucomannan to food can optimize the levels of dietary fiber, resistant starch, and starch digestibility. This study aimed to examine the optimization of dietary fiber, resistant starch, and starch digestibility in Growol cookies supplemented with glucomannan. Laboratory observations were conducted at the Universitas Respati Yogyakarta and Chemmix Pratama Yogyakarta Laboratory between July and September 2023. Cookies consisted of cookies A (negative control), B (positive control), C (modified 10-gram inulin), D (modified glucomannan 3%), and E (modified glucomannan 7%). Dietary fiber and resistant starch analyses were performed using the multi-enzyme method. Starch digestibility was determined by comparing the starch content obtained using the enzymatic method with that obtained using the acid hydrolysis method. Statistical analyses were performed using ANOVA and Kruskal-Wallis tests. There were differences in dietary fiber and resistant starch among the variants (p<0,001) with the highest being cookies E. There was no difference in starch digestibility between the variants (p=0,104) with the lowest being cookies E. In conclusion, glucomannan addition can optimize dietary fiber and resistant starch levels, as well as the starch digestibility of Growol cookies as a healthy snack for diabetics.
Pengaruh penambahan glukomanan dari umbi porang terhadap kandungan gizi cookies growol sebagai pangan fungsional untuk obesitas Puspita Mardika Sari; Desty Ervira Puspaningtyas; Silvia Dewi Styaningrum; Adi Sucipto; Dhea Putri Ananda; Renata Deby Sintia
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2024): April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v5i2.1626

Abstract

Background: Growol (Yogyakarta's traditional fermented cassava) is the potential to be developed as a functional food. Growol cookies was high in dietary fiber content, and low of glychemix index as well as glychemix load score. However, the development of a Growol cookie formula for obesity has never been carried out. The addition of glucomannan from porang tuber was expected as alternative snack for obesity.Objectives: This research aimed to evaluated the effect of inulin and porang glucomannan addition into growol cookies formula with parameter of proximate content (calories, water, ash, protein, fat, carbohydrate) and fiber.Methods: This research was done at Chemix Pratama Laboratory from April to May 2023. It was an observational laboratory study type with simple random design, consists of three (3) formula of growol cookies with formula A (control), B(inulin addition), C (glucomanan porang addition). Proximate analysis consists of thermogravimetri method for water and ash, Kjeldahl for protein, Soxhlet for fat, by difference for carbohydrate, calculative convertion for calories, and gravimetri method for fibe,. Data distribution were analyzed with Shapiro wilk, one way ANOVA continued with LSD for water, ash, protein, fat, carbohydrate and calories datas. Wilcoxon method was using for fiber datas with significant level in 95%.Results: There were not significant differences of calories (p=0,186), water (p= 0,129), fiber (p=0,172) content among three groups. There were significant differences of ash (p<0,001), protein (p=0,030), fat (p=0,012), carbohydrate (0,045) content among groups.Conclusion: Addition of inulin and porang glucomannan were not affected on calories, water, and fiber of growol cookies. However, porang glucomannan addition significantly affected the lowering of ash, fat, protein and carbohydrate content. . Serving size recommendation was 3-4 pieces (± 30 grams). Further study was needed to determine the effectiveness of Growol cookies on obesity management.KeywordsFermented cassava, proximate, obesity