Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakteristik Kekuatan Tarik dan Morfologi Material Komposit Berpenguat Serat Pohon Pisang Saba Dengan Perlakuan Kimia Sujita Darmo; Achmad Zainuri
Jurnal Mekanik Terapan Vol 2 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32722/jmt.v2i1.3773

Abstract

Abstrak Material komposit berpenguat serat (fibrous composite) terus diteliti dan dikembangkan dengan tujuan jangka panjang menjadi bahan alternatif pengganti bahan logam. Dengan alasan sifat dari material komposit berpenguat serat, kekuatan tarik yang tinggi, dan berat jenis yang lebih ringan dibandingkan dengan logam. Secara umum susunan komposit terdiri dari serat penguat dan matrik sebagai bahan pengikatnya. Potensi serat alam sebagai bahan penguat komposit masih terus dikembangkan dan diselidiki. Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik kekuatan tarik komposit berpenguat serat pohon pisang saba (SPS) dengan perlakuan alkali NaOH dan KOH. Bahan yang digunakan adalah SPS dengan matrik resin polyester, dengan fraksi volume SPS 5%, 10% dan 20% dengan perlakuan alkali 5% NaOH dan 5% KOH dengan perendaman selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam. Spesimen dan prosedur pengujian tarik mengacu pada standar ASTM D3039. Hasil penelitian ini menunjukkan kekuatan tarik tertinggi sebesar 34,96 MPa pada perlakuan alkali 5% KOH, waktu perendaman 8 jam dengan fraksi volume SPS 10% Kata-kata kunci: Komposit berpenguat serat, serat pohon pisang saba, NaOH, KOH, fraksi volume, kekuatan tarik Abstract Fibrous composite materials continue to be researched and developed with the long-term goal of becoming an alternative to metal substitutes. Due to the nature of the fiber reinforced composite material, its high tensile strength, and low density compared to metal. In general, the composition of the composite consists of reinforcing fibers and a matrix as the binding material. The potential of natural fibers as a reinforcing composite material is still being developed and investigated. The research that has been done aims to determine the characteristics of the tensile strength of the composite strengthened with Musa acuminata stem fibers (MASF) with alkaline NaOH and KOH treatment. The reinforcing material used is MASF and the matrix is polyester resin, with a MASF volume fraction of 5%, 10% and 20% with an alkaline treatment of 5% NaOH and 5% KOH with immersion for 2 hours, 4 hours, 6 hours and 8 hours. Tensile testing specimens and procedures refer to ASTM D3039 standard. The results of this study showed the highest tensile strength of 34.96 MPa in the alkaline treatment of 5% KOH, soaking time of 8 hours with a volume fraction of MASF 10% Keywords: Fibrous composite materials, Musa acuminata stem fibers, NaOH, KOH, volume fraction
Aplikasi Alat Tanam Padi di Dusun Ketapang Kecamatan Lingsar Sujita Sujita; Nasmi Herlina Sari; Achmad Zainuri; Sinarep Sinarep; I Made Suartika
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 4, No 1 (2022): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2264.944 KB)

Abstract

Kemajuan pembangunan pertanian di Propinsi Nusa Tenggara Barat terlihat sangat pesat. Daerah dengan sebutan Bumi Gogo Rancah (GORA) kini menjadi lumbung pangan nasional. Propinsi ini merupakan penyumbang produksi pangan baik padi, jagung, kedelai, bawang merang, cabai, sapi, serta menyusul tebu. Untuk wilayah  Kabupaten Lombk Barat,  yang merupakan sumber penghasil padi terbesar adalah Dusun Ketapang, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, tepatnya pada kelompok tani (Poktan) Pade Angkat. Kendala utama budidaya padi adalah penanaman secara manual, yang menyebabkan waktu penanaman benih padi lama menyebabkan biaya  budidaya padi meningkat signifikan. Penggunaan alat tanam padi sebagai pemecahan masalah, mampu meningkatkan efisiensi waktu sekitar 84,30% sehingga dapat  menghemat tenaga kerja sebesar 92,5%, sekaligus mengurangi biaya tanam sekitar 33,3%
Aplikasi Alat Penetas Telur Kontrol Suhu dan Kelembaban di Desa Batu Tulis Kecamatan Jonggat Lombok Tengah Sujita Sujita; Nasmi Herlina Sari; Sinarep Sinarep; Achmad Zainuri; Nur Kaliwantoro
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol. 4 No. 2 (2022): Oktober, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1257.485 KB) | DOI: 10.29303/jkp.v4i2.136

Abstract

Desa Batu Tulis Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah dikenal  sebagai petani dan peternak itik gamel. Ciri khas telur itik gamel warna telur putih dan besar. Telur asin asal Desa Batu Tulis merupakan produk unggulan, oleh-oleh khas Lombok yang paling banyak dicari oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Karena rasa dan tekstur kuning telur itik yang khas dan bentuk yang besar. Kendala yang  dialami oleh peternak itik di Desa Batu Tulis adalah ketersediaan DOD berkurang, karena saat penetasan telur itik sering mengalami permasalahan. Telur itik hanya dapat  disimpan selama 3 – 6 hari di dalam suhu kamar (25–27°C). Apabila telur disimpan lebih dari waktu tersebut, telur akan fertil lalu mati. Salah satu cara mengatasi kendala tersebut dengan cara penyuluhan, sekaligus menerapkan alat tetas telur itik dengan kontrol suhu dan kelembaban (Thermostat-Hygrostat)  dengan sensor suhu dan kelembaban  DHT11. Hasil dari kegiatan jumlah telur yang bisa ditetaskan mencapai 80% (160 DOD), yang tidak bisa  menetas 20 % (40 butir). Walaupun demikian penggunaan alat penetuas telur bisa mengatasi masalah, kurangnya ketersediaan DOD dan meningkatkan harga jual telur itik.
Aplikasi Alat Pencetak Bata Sistem Hammer Gravitasi di Dusun Johar Pelita Kecamatan Gunungsari Sujita Darmo; Ida Bagus Alit; Rudy Sutanto; Achmad Zainuri
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 3, No 2 (2021): Oktober, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1361.234 KB)

Abstract

Industri pembuatan  batu bata mempunyai peran yang strategis dalam rangka mendukung pembangunan di propinsi  Nusa Tenggara Barat.  Konstruksi bangunan perumahan secara umum adalah pondasi dari batu kali dan tembok dari bata merah. Proses yang menghambat produksi bata , adalah proses pencetakkannya dilakukan masih secara tradisional. Pencetakannya dilakukan dengan posisi badan membungkuk atau jongkok sehingga cepat membuat orang lelah. Sehingga produktivitas nya rendah. Selain itu proses secara manual ini, menghasilkan bata dengan kualitas rendah. Penekanan hanya dilakukan dengan jari-jari, tekanan kurang menyebabkan bata kurang padat, sehingga saat dibakar akan kropos/berongga, mudah patah, dimensi berubah. Penggunaan alat pencetak bata sistem hammer gravitasi sebagai pemecahan masalah mampu meningkatkan  kapasitas produksi bata tiga kali lipat dari semula, dan meningkatkan kualitas bata merah (kurang dari 5%  bata yang pecah).